Professional Documents
Culture Documents
Tugas Coas1
Tugas Coas1
RESUME
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Arief Budiman
G1G013046
2018
1
A. Antibiotik
1. Gambaran Umum
Suatu zat dapat berguna sebagai antibiotik jika zat tersebut mampu
Hanya efektif terhadap bakteri gram negatif atau bakteri gram positif saja.
dan streptomycin.
Efektif terhadap bakteri gram negatif dan bakteri gram positif. Contohnya
a. Bakteriostatik
b. Bakteriosidal
2. Klasifikasi Antibiotik
memelihara bentuk sel, dan mencegah lisis karena tekanan osmosis. Jika
dinding sel rusak atau tidak terbentuk maka sel akan lisis atau tidak dapat
membelah.
1) β-laktam
efektif. Jika cincin β-laktam rusak atau terbuka maka aktivitasnya akan
semi sintesis. Absorpsi penisilin ada yang kurang baik jika diberikan
secara oral karena ada yang dapat rusak oleh asam lambung.
Golongan ini relatif aman dan hanya berbahaya bagi orang yang
b) Sefalosforin
spektrum lebih luas, tahan terhadap asam lambung, dan relatif tidak
2) Polipeptida
Sintesis protein bakteri terjadi pada ribosom yang terdiri dari 30S dan 50S.
Antibakteri golongan ini bekerja pada ribosom 30S atau 50S atau
1) Aminoglikosida
sempit sehingga golongan ini hanya digunakan untuk infeksi berat yang
4
streptomisin.
2) Kloramfenikol
3) Tetrasiklin
minoksiklin.
4) Makrolid
5) Klindamisin
dan linkomisin.
Golongan ini relatif baru yang ada awalnya digunakan untuk antiinfeksi
saluran kemih. Selain itu juga efektif terhadap sigella, salmonela, E. coli,
atau campylobacter.
6
B. Analgetik
1. Gambaran Umum
Analgetik atau obat penghalang nyeri merupakan zat yang dapat mengurangi
2. Klasifikasi Analgetik
Menurut Tjay dan Rahardja (2007), secara umum analgetik dibagi dalam dua
golongan, yaitu analgetik analgetik narkotik atau analgetik opioid dan non-
a. Analgetik opioid
tingkat kerja yang terletak di Sistem Saraf Pusat dan dapat mengurangi
kimianya, yaitu.
rumus molekul opioid, tetapi memiliki efek yang sama dengan opioid.
7
b. Analgetik non-opioid
tolmetin. Obat ini biasa dipakai untuk rematik, gout dan osteoartritis.
mefenamat.
sedasi dan depresi napas akibat morfin akan diperberat oleh fenotiazin
tertentu dan selain itu ada efek hipotensi fenotiazin (Syarif, 2008).
dalam otak dan ginjal serta diinduksi pada daerah inflamasi. Secara
C. Antiviral
1. Gambaran Umum
(DNA/RNA) yang dikelilingi oleh lapisan protein. Infeksi virus dapat ditangani
oleh virus dan berusaha menghilangkan virus dari dalam tubuh. Antibodi adalah
1) Amantadin
2) Zanamivir
B sehingga virus sulit terlepas dari sel yang terinfeksi. Obat ini dapat
11
(Neal, 2006).
3) Imunoglobulin
1) Asiklovir
dan sintesis DNA virus. Asiklovir dapat diberikan secara oral atau
2) Gansiklovir
3) Zidovudin
4) Inhibitor protease
esensial oleh suatu protase yang spesifik virus HIV (Neal, 2006).
2. Penggolongan antivirus
Obat antivirus terdapat dalam dua bagian besar yaitu anti non-retrovirus
a. Anti non-retrovirus
Obat anti virus yang aktif terhadap virus herpes umumnya merupakan
2010).
b. Anti retrovirus
dan efavirenz.
4) Protease Inhibitor
2013).
14
D. Anti jamur
1. Gambaran Umum
organisme mikroskopis tanaman yang terdiri dari sel, seperti cendawan dan ragi,
Kulit pada keadaan normal memiliki daya tahan yang baik terhadap kuman
dan jamur karena adanya lapisan pelindung dan terdapatnya flora bakteri yang
dan fungi dapat dengan mudah mengakibatkan infeksi. Terutama pada kulit yang
batas-batas yang jelas dan menimbulkan rasa gatal-gatal lokal maupun sistemik
dan topikal.
1) Golongan Azole
2) Golongan Alilamin
3) Golongan Polien
nistatin 500.000 unit setiap 6 jam. Suspensi nistatin oral terdiri dari
100.000 unit/ml yang diberikan 4 kali sehari dengan dosis pada bayi
1) Golongan Azole
2) Golongan Alilamin
3) Golongan Polien
E. GIC
1. Gambaran Umum
Glass Ionomer Cement (GIC) merupakan salah satu jenis bahan yang
biasanya digunakan dalam kedokteran gigi sebagai bahan tumpatan dan semen
perekat. Bahan ini berdasarkan pada reaksi bubuk kaca silikat dan asam
polialkenoat yang merupakan tambahan dari golongan dental semen berbasis air
dan terdiri dari silicate cement, zinc phospate cement dan zinc polycarboxylate
Komposisi GIC terdiri dari powder dan liquid. Bahan pembentuk powder
antar lain alumina yang berfungsi untuk meningkatkan kekeraasan dan kekuatan
waktu kerja dan melekat pada struktur gigi tanpa perlakuan khusus, tartaric acid 5-
time, oksida logam berfungsi untuk mempercepat setting time (Anusavice dkk.,
2013).
2. Tipe-tipe GIC
GIC tipe 1 biasa digunakan untuk merekatkan crown, inlay, dan bridge.
GIC tipe 1 memiliki sifat fluor relase, translusen, dan waktu setting time
yang cepat.
b. Tipe 2 Restorasi
GIC tipe 2 yang biasa digunakan untuk menumpat kavitas. GIC tipe 2
memiliki 2 jenis yakni, GIC tipe 2.1 dan 2.2. GIC tipe 2.1 lebih baik
digunakan pada tumpatan gigi anterior sedangkan GIC tipe 2.2 digunakan
untuk gigi posterior karena sifatnya yang lebih kuat, tahan terhadap
kehlangan air.
GIC tipe 3 biasa digunakan sebagai lining untuk melindungi kamar pulpa
GIC tipe 4 biasa digunakan untuk pengaplikasian fissure sealent pada anak
kecil.
h. Tipe 8 ART
3. Keunggulan GIC
Menurut Bakar (2012), keunggulan dari bahan restorasi GIC antara lain:
b. Bersifat adhesi.
c. Tidak iritatif.
h. Perlekatan bahan ini secara fisika dan kimiawi terhadap jaringan dentin
dan email.
e. Restorasi lesi karies kelas III, diutamakan yang pembukaannya dari lingual
bentuk gel atau cair. Etsa biasa digunakan pada permukaan kavitas di enamel atau
di dentin. Kegunaan etsa untuk membuka enamel rods, membuka tubuli dentin,
pada enamel selama 20 detik sedangkan pada dentin selama 15 detik (Dostalova
Pengaplikasian etsa tidak boleh terlalu kering karena enamel atau dentin
terlalu basah akan menghambat perlekatan ikatan bonding dengan kolagen dentin
sehingga komposit tidak akan menempel dengan baik. Pengeringan etsa yang baik
adalah hingga keadaan moist tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering
(Narayanan, 2010).
Menurut Garg dan Grag (2008), pemberian bonding terdapat dua jenis
antara lain:
a. Bonding enamel
b. Bonding dentin
Resin komposit adalah salah satu bahan tumpatan sewarna dengan gigi
yang memiliki nilai estetis yang tinggi dibandingkan dengan bahan tumpatan
warna gigi lainnya. Resin komposit merupakan polimer yang mengeras melalui
proses polimerisasi. Resin komposit terdiri dari gabungan dua atau lebih bahan
yang berbeda dengan sifat-sifat yang unggul sehingga akan menghasilkan sifat
yang lebih baik dari pada bahan itu sendiri (Anusavice dkk., 2013). Resin
komposit terdiri atas 4 komponen utama yaitu partikel bahan pengisi anorganik
1. Chlorphenolkamfermentol (ChKM)
ChKM memiliki antibakteri spektrum luas dan masa aktif selama 1 hari.
3. Chresophen
overhanging.
4. Eugenol
sementara.
23
5. Formokresol
Formokresol merupakan desinfektan yang kuat dan efektif terhadap
H. BAHAN CETAK
1. Gambaran Umum
geligi dan jaringan rongga mulut (Imawati, 2009). Bahan cetak merupakan
bahan yang digunakan untuk membuat tiruan negatif dari rongga mulut,
sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya. Model gigi tersebut
digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun sebagai model kerja.
membuat tiruan dari jaringan intraoral dan ekstraoral harus memenuhi kriteria
sebagai berikut. Pertama, bahan tersebut harus cukup air untuk beradaptasi
dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak
yang menghantar bahan cetak ke mulut. Kedua, selama di mulut bahan tersebut
harus berubah (mengeras) menjadi bahan padat menyerupai karet dalam waktu
tertentu, idealnya waktu pengerasan total harus kurang dari tujuh menit.
Akhirnya cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika
dikeluarkan dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor
negatif dari rongga mulut, sehingga selanjutnya dapat dibuat model gigi darinya.
Model gigi tersebut digunakan oleh dokter gigi sebagai model studi maupun
sebagai model kerja. Untuk menghasilkan cetakan yang akurat, bahan yang
25
digunakan untuk membuat tiruan dari jaringan oral dan ekstraoral harus
a. Bahan tersebut harus cukup cair untuk beradaptasi dengan jaringan mulut
serta cukup kental untuk tetap berada dalam sendok cetak yang
c. Cetakan yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan
dari mulut dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan cor dapat
Bahan cetak elastis dapat secara akurat memproduksi baik struktur keras
tanpa gigi, kebanyakan dibuat untuk model cor untuk gigi tiruan sebagian
cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal (Anusavice dkk.,
1) Hidrokoloid
a) Irreversibel
alginat. Bahan ini disebut irreversibel, sebab bahan ini tidak dapat
baik.
b) Reversibel
menjadi gel, contohnya adalah agar. Agar merupakan salah satu jenis
dan disterilisasi.
b. Elastomer
Elastomer merupakan jenis bahan cetak elastis lain diluar bahan cetak
hidrokoloid. Suatu bahan cetak elastomer terdiri atas molekul atau polimer
besar yang diikat oleh sejumlah kecil ikatan. Ikatan tersebut mengikat
rantai polimer yang melingkar pada titik tertentu untuk membentuk jalinan
tiga dimensi yang sering disebut sebagai gel. Pada keadaan ideal,
28
sampai batas tertentu yang dapat kembali ke keadaan semula, yaitu rantai
Bahan cetak non elastis memiliki sifat keras dan tidak dapat dikeluarkan
Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum
lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastis ini memiliki keunggulan
cetak zinc oxide eugenol dan plaster of paris disebut bahan cetak
perlekatan cetakan (Anusavice dkk., 2013). Bahan cetak non elastis dibagi
compound.
29
I. Nervus
1. Nervus Maksilaris
membran mukosa, labium oris superior, sinus maksila, sisi lateral cavum nasi,
a. Cabang pertama
b. Cabang kedua
ke dalam fissura orbitalis inferior. Saraf ini menginervasi semua akar gigi
molar ketiga, kedua, dan kedua akar gigi molar pertama atas.
c. Cabang ketiga
lateral sinus maksila. Nervus ini menginervasi gigi premolar pertama dan
d. Cabang keempat
Nervus ini kemudian menginervasi gigi geligi insisivus sentral, lateral, dan
kaninus, membran mukosa labial, periosteum dan alveolus pada salah satu
sisi.
2. Nervus Mandibularis
ganglion gasseri. Saraf keluar dari kranium melalui foramen ovale dan
a. Cabang pertama
b. Cabang kedua
lingual apeks gigi molar ketiga bawah. Pada titik ini nervus masuk ke
31
c. Cabang ketiga
Anusavice, K.J., Shen, C., Rawls, H.R., 2013, Phillips' Science of Dental Materials,
Ashley, E.S.D., Lewis, R., Lewis J.S., Martin, C., Andes, D., 2006, Pharmacology
Bakar, A., 2013, Kedokteran Gigi Klinis, Quantum Sinergis Media, Yogyakarta.
Becker, D.E., 2010, Pain management: part 1: managing acute and postoperative
Craig, R,G., 2004, Restorative Dental Materials, 11th ed, Mosby: London, UK.
Dostalova, T., Seydlova, M., 2010, Dentistry and Oral Disease for Medical Student,
GRADA, Praha.
Garg, N., Grag, A., 2008, Review of Endodontics and Operative Denstistry,
Katzung, B.G., 1997, Farmakologi Dasar dan Klinik, ed IV, EGC, Jakarta.
Kee, J.L., Hayes, E.R., 1996, Farmakologi: pendekatan proses keperawatan, EGC,
Jakarta.
Rang, H,P., Dale, M.M., Ritter, J.M., Moore, P.K., 2003, Pharmacology 5th Ed,
Surabaya.
Syarif, A., 2008, Farmakologi dan Terapi, Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.
Tjay, T.H., Rahardja, K., 2007, Obat-obat Penting: Khasiat, Penggunaan, dan