Professional Documents
Culture Documents
Dalam mempertahankan posisi perusahaan terhadap pesaing, perusahaan perlu mengenal berbagai
pesaing, baik dari pendatang baru (new entrants) maupun pesaing yang sudah mapan (established
competitor). Perusahaan dapat menggunakan strategi bertahan, atau disebut strategi defensive
yang bertujuan mengurangi kemungkinan diserang, membelokkan serangan ke arah yang tidak
membahayakan, atau mengurangi intensitasnya.
Strategi bersaing yang paling berhasil merupakan perpaduan antara komponen ofensif dan
komponen defensif. Strategi defensif pada dasarnya mempengaruhi proses pengambilan keputusan
pesaing sehingga dari sudut pandang penantang setiap serangan kepada perusahaan tidak akan
menguntungkan bagi mereka. Hal ini dilakukan dengan mengurangi perangsang bagi pesaing untk
menyerang perusahaan, atau, membangun hambatan masuk (entry barrier) atau hambatan
mobilitas (mobility barrier) sehingga serangan akan sulit dilakukan.
Penutup
Investasi defensif dalam beberapa industri menghasilkan return yang tinggi. Namun, perusahaan
perlu menekankan optimasi, bukan maksimasi investasi defensif. Investasi defensif ini kadang kala
tidak sesuai atau hanya sesuai sebagai tindakan sementara dalam menunda serangan. Hal ini
terutama bila posisi perusahaan sudah tidak dapat dipertahankan lagi. Dalam kondisi ini, strategi
defensif terbaik adalah menarik modal dan segera meninggalkan industri tersebut (hit and run).
Hal ini berarti perusahaan akan mengeruk keuntungan yang tinggi. Adakalanya bagian dari strategi
semacam ini memberanikan para pesaing untuk memasuki industri agar laju pertumbuhan pasar
meningkat sehingga laba yang diperoleh akan tinggi.
Berbagai strategi telah dibahas dalam bab ini. Namun terdapat berbagai jebakan dalam strategi
defensif ini. Bahkan pemimpin industri yang mapan seringkali dapat terkalahkan karena salah
membuat keputusan strategi defensif. Dua jebakan terbesar adalah sebagai berikut.
1. Mementingkan keuntungan jangka pendek.
Pandangan sempit ini bertentangan dengan kenyataan bahwa pertahanan membutuhkan investasi.
Manfaat dari strategi defensif yang berhasil memang sulit diukur karena pertahanan yang berhasil
tidak terlihat secara kasat mata – seperti tidak terjadi apa-apa.
2. Cepat puas diri.
Perusahaan sering tidak menjelajahi lingkungannya untuk menemukan penantang potensial atau
tidak mempertimbangkan kemungkinan munculnya tantangan. Akibanya banyak perusahaan tidak
mampu melakukan tindakan defensif yang mudah dan murah.