You are on page 1of 3

Atut dijatuhkan vonis hukuman 5,5 tahun penjara dan denda Rp250 juta subsidier tiga bulan kurungan

oleh
hakim di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis (20/7).

"Menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana korupsi bersama-sama,"
ujar Ketua Majelis Hakim Mas'ud saat membacakan amar putusan.
Lihat juga:
Ratu Atut Menangis Baca Nota Pembelaan di Pengadilan

Vonis yang dijatuhkan majelis hakim ini lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yakni delapan tahun
penjara.

Majelis hakim menilai Atut terbukti melakukan korupsi terkait pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten.
Dalam pertimbangan hakim, perbuatan Atut dianggap tidak mendukung upaya pemerintah dalam pemberantasan
tindak pidana korupsi.

Sementara hal yang meringankan hukuman adalah sikapnya yang dianggap sopan, mengakui perbuatannya, dan
telah mengembalikan uang hasil korupsi senilai Rp3,8 miliar.
Lihat juga:
Jaksa Sebut Rano Karno Terima Rp700 Juta dari Korupsi Atut

Atut dijerat dengan pasal 3 juncto pasal 18 UU 20/2001 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55
ayat 1 ke-1 juncto pasal 64 ayat 1 KUHP. Atas putusan tersebut, Atut menanggapi, "Saya menerima vonis yang
disampaikan."

Dalam perkara ini, Atut didakwa menerima suap dan melakukan pemerasan terkait pengadaan alkes tersebut.
Selain Atut, sejumlah pejabat di Dinas Kesehatan Banten juga disebut menerima hasil korupsi.

Sejak menjadi gubernur Banten, Atut disebut selalu meminta komitmen pada para pejabat di lingkungan
Pemprov Banten agar loyal pada arahannya. Atut juga didakwa memeras dengan cara memaksa seseorang
memberi sesuatu, membayar, atau menerima pembayaran dengan potongan pada sejumlah pejabat Dinkes Bante
Mantan Gubernur Provinsi Banten Ratu Atut Chosiyah divonis 5 tahun 6 bulan
penjara dan denda Rp 250 juta subsider 3 bulan. Ratu Atut terbukti melakukan tindak
pidana korupsi proses pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten.

"Ratu Atut Chosiyah terbukti secara sah dan bersalah melakukan tindak pidana
korupsi," kata ketua majelis hakim, Masud, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,
Kamis, 20 Juli 2017.

–– ADVERTISEMENT ––

mendapat vonis yang lebih ringan dibanding tuntutan jaksa, yaitu 8 tahun bui. Vonis
ringan tersebut karena kontribusi dan pengakuan yang dilakukan oleh Ratu Atut dalam
kasus ini.

"Hal yang meringankan terdakwa adalah sopan selama proses persidangan, terdakwa
mengakui perbuatannya, dan telah kembalikan uang negara sebesar Rp 3,895 miliar,"
kata Masud.

Adapun hal yang memberatkan terdakwa adalah tidak mendukung program


pemerintah dalam memberantas tindak pidana korupsi serta memperkaya diri sendiri
sebesar Rp 3,895 miliar dan merugikan negara Rp 79 miliar.

terbukti melakukan tindak pidana korupsi terhadap APBD 2012 dan ABPD-P 2012
atas pengadaan alat kesehatan di Provinsi Banten. Adik Ratu, Tubagus Chaeri
Wardana, divonis 1 tahun penjara juga atas perkara tindak pidana korupsi pengadaan
alat kesehatan.
Ada bukti yang menyatakan bahwa Ratu Atut meminta sejumlah orang untuk
menandatangani surat loyalitas dengan imbalan jabatan atau uang. Salah satunya
adalah mantan Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Banten

You might also like