Professional Documents
Culture Documents
Beresiko
Stabil
Malnutrisi Pengkajian Gizi :Memakai
pendekatan ABCDEF*
Diagnosis Gizi
Pengkajian Ulang :
Melakukan Kunjungan ulang
(tergantung perkembangan dari
masalah gizi dan atau sesuai
perjanjian) Intervensi Gizi :
Edukasi dan konseling Gizi
(Termasuk komunikasi dengan Tim
kesehatan)
Monitoring dan
Evaluasi
1
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Informasi yang digunakan dalam skrining gizi antara lain diagnosis medis, beberapa
informasi yang didapat dari catatan medis, hasil wawancara dan hasil pengukuran
antropometri. Contoh kartu perangkat skrining gizi adalah sebagai berikut
SKRINING GIZI
Apakah anda dalam keadaan hamil atau menyusui ? Ya Tidak Apabila jawaban “ya”
lakukan pengkajian
Apakah anda dalam satu bulan terakhir ini mengalami Ya Tidak gizi lebih lanjut dan
diare, mual, muntah, sariawan, penurunan atau tidak nafsu lakukan asuhan gizi
makan ?
Apakah anda sudah mendapatkan terapi ARV ? Ya Tidak
Apakah anda mengalami Diabetes Melitus, Hipertensi Ya Tidak
Apakah anda sudah mendapat edukasi dan konseling gizi ? Ya Tidak Apabila jawaban
“tidak” lakukan
pengkajian dan berikan
edukasi / konseling
gizi
Modifikasi perangkat skrining pada Guide to Screening for Food and Nutrition Services Among Adolescents and Adults
Living with HIV. Fanta 2010
Gambar Kartu Perangkat Skrining
Assessmen Gizi
Dalam asuhan gizi pada ODHA pengkajian memegang peran yang sangat penting karena
merupakan dasar penentuan masalah sehingga dapat dilakukan perencanaan asuhan gizi yang
tepat. Pengkajian gizi pada ODHA dapat membantu mengidentifikasi outcome sampai risiko
kematian akibat kekurangan gizi. Pengkajian gizi pada ODHA dapat dirangkum atau
dibuatkan pola sebagai berikut
Pengkajian gizi harus dilakukan kepada ODHA untuk mengetahui secara spesifik masalah
gizinya. Indikator penilaian yang terkait dengan gizi ODHA dapat dilihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel Pengkajian gizi yang minimal dilakukan pada ODHA
3
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Tabel Penilaian berat IMT Berdasarkan Standar WHO untuk semua regional
IMT Kategori
< 17,0 Kurus (Kekurangan berat badan tingkat berat)
17,0 – 18,4 Kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan)
18,5 – 25,0 Normal
25,1 – 27,0 Gemuk (kelebihan berat badan tingkat ringan)
> 27,0 Obes (kelebihan berat badan tingkat berat)
Sumber: Depkes, Keluarga Sadar Gizi, 2009
Khusus untuk regional Asia Pasifik, atas dasar berbagai pertimbangan ilmiah, terdapat
penilaian IMT yang agak berbeda dari WHO.
Untuk anak, klasifikasi status gizi adalah berdasarkan Standar Deviasi Z-score.
Secara umum, rumus perhitungan Z-score adalah:
4
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
5
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Tempat pita
dilingkarkan
Pengukuran LLA digunakan untuk menilai status gizi pada wanita hamil dan 6 bulan
pasca melahirkan. LLA dapat menunjukan cadangan gizi dalam otot dan lemak yang
tidak dipengaruhi oleh proses kehamilan serta tidak tergantung pada tinggi badan. LLA
juga dapat digunakan untuk menilai status gizi apabila tidak dapat diukur berat badan
dan tinggi badannya misalnya pada ODHA yang tidak bisa berdiri tegak atau ODHA
yang bedrest. Kriteria status gizi berdasarkan LLA adalah):
6
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Tabel Klasifikasi status gizi wanita hamil 6 bulan pasca melahirkan berdasarkan LLA
LLA Klasifikasi
< 19 cm Malnutrisi berat
≤ 19 cm sd > 22 cm Malnutrisi sedang
≥ 22 cm sd < 23 cm Malnutrisi ringan
Sumber : Algorithm in Managing Malnutrition in Adult, 2009
7
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
b. Selain itu juga, infeksi oportunistik harus dikaji dalam pengkajian klinis karena
memiliki dampak terhadap metabolisme, menghasilkan komplikasi saluran cerna dan
interaksi obat dan makanan. Misalnya diare dan konstipasi, kandidiasis oral sampai
esofagus, mual dan muntah, sakit gigi, sulit mengunyah dan menelan serta
berkurangnya kemandirian untuk makan sendiri.
c. Faktor risiko lain, seperti kebiasaan merokok, minum alkohol, penggunaan obat, usia,
jenis kelamin, obesitas, kurang gizi dan riwayat pengobatan.
d. Obat – obatan yang digunakan, terutama yang memiliki interaksi dengan zat gizi.
Misalnya terapi ARV, TB dan lainnya mencakup jenisnya, durasi penggunaan obat
8
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
dan riwayat dari terapi itu sendiri dimana data ini dapat membantu dalam
merencanakan pemberian intervensi gizi. Beberapa efek jangka panjang penggunaan
ARV antar lain dislipidemia, resistensi insulin dan intoleransi glukosa serta anemia.
Diagnosa Gizi
Diagnosis gizi dituliskan dengan pola PES (Problem, etiology dan sign/symptoms). Etiologi
yang spesifik akan menentukan intervensi gizi dengan luaran (outcome) yang sesuai.
Diagnosis gizi Pada Asuhan Gizi bagi ODHA pada umumnya adalah:
9
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Intervensi Gizi
Sasaran intervensi gizi sesuai dengan kondisi klien, keluarga maupun bentuk pelayanan yang
akan diberikan. Intervensi gizi pada ODHA diberikan sesuai dengan masalah yang ditemukan
dan diagnosis gizi. Intervensi gizi dibagi menjadi:
Energi
Perhitungan kebutuhan energi adalah suatu perhitungan jumlah energi yang dibutuhkan
seseorang dalam berbagai aktifitas selama 24 jam untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal. Ada beberapa cara untuk menetapkan perkiraan kebutuhan energi seseorang dan
cara yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan klien berdasarkan penyakit yang
diderita. Hal penting yang perlu dilakukan adalah memonitor dan mengevaluasi apakah
konsumsinya sudah seimbang.
Perhitungan kebutuhan energi sesuai dengan kondisi ODHA. Resting Energi Expenditure
(REE) meningkat pada ODHA dan peningkatan ini dapat menjadi penyebab penurunan
berat badan. Faktor yang berhubungan dengan peningkatan kebutuhan adalah faktor
penyakit, infeksi oportunistik, ko-morbiditas, inflamasi dan efek samping obat.
Perubahan fungsi endokrin dan kurangnya asupan energi berhubungan dengan kejadian
wasting. Respon dari terapi ARV berpengaruh terhadap kebutuhan energi, apabila respon
terapi ARV baik maka akan menurunkan REE sehingga dapat meningkatkan berat badan
sedangkan apabila respon terapi tidak baik dapat menyebabkan wasting atau minimal
tidak terjadi peningkatan berat badan.
Untuk dewasa dengan masalah lainnya, misalnya Diabetes Melitus, Obesitas, Gangguan
fungsi organ, obesitas, dan lainnya maka kebutuhan akan mengikuti kondisi tersebut.
10
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Kondisi Penambahan
Asymptomatic +10% + 180 Kkal (Trimester 1)
+10% + 300 Kkal (Trimester 2&3)
Symptomatic + 20 – 30% + 180 Kkal (Trimester 1)
(sesuai dengan infeksi +20 – 30% + 300 Kkal (Trimester 2&3)
oportunistiknya)
Kondisi Penambahan
Protein
Kebutuhan protein berdasarkan proporsi energi adalah 12-15% dan tingkat
kecukupan yang dianjurkan berdasarkan BB ideal per hari adalah 0,8 – 1,0 g/kg
BB.
Kebutuhan energi minimal untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen adalah
1,4-1,5 g/kg BB.
Demam, sepsis, operasi, trauma, dan luka dapat meningkatkan katabolisme
protein, sehingga meningkatkan kebutuhan protein sampai 1,5-2,0 g/kg BB.
Sebagian besar pasien yang dirawat membutuhkan 1,0-1,5 g protein/kg BB atau
meningkat sekitar 10% dari kenutuhan normal.
Pada wanita hamil protein ditambahkan sebanyak 17 gram/hari dan menyusui
ditambahkan 17 gram/hari pada usia menyusui.
11
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Lemak
Kebutuhan lemak berdasarkan proporsi energi dari lemak yaitu berkisar 20-25%
dari total energi dengan rasio lemak tidak jenuh : lemak jenuh (2 : 1).
Kebutuhan lemak dalam keadaan sakit bergantung jenis penyakit, yaitu lemak
sedang atau lemak rendah.
Di samping itu, pada penyakit tertentu, misalnya dislipidemia, membutuhkan
modifikasi jenis lemak.
Kebutuhan Lemak sedang 15-20% dari kebutuhan energi total, kebutuhan lemak
rendah < 10 % dari kebutuhan energi total dalam keadaan tertentu seperti :
o Kadar trigliserida > 400 mg/dL, pemberian lemak sangat minimal.
o Pada kondisi hiperlipidemia komposisi lemak sebaiknya: Lemak jenuh
maksimal 7% dari total lemak/hari, Kolesterol < 200 mg
Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat berdasarkan proporsi energi dari karbohidrat adalah 60-
75% dari total energi, atau sisa total energi setelah dikurangi energi yang berasal
dari protein dan lemak. Selain jumlah, kebutuhan karbohidrat dalam keadaan
sakit sering dinyatakan dalam bentuk karbohidrat yang dianjurkan. Misalnya
penyakit diabetes mellitus, dislipidemia, dan konstipasi.
Cairan
Seorang dewasa biasanya membutuhkan cairan antara 1,5 – 2 l/ hari, Berdasarkan
kepada berat badan yaitu : Dewasa muda 35 – 40 ml / kg BB yang diinginkan / hari dan
manula 25 – 30 ml / kg BB yang diinginkan / hari. Pada kondisi penyakit tertentu yang
membutuhkan pembatasan cairan maka perhitungan cairan berdasarkan penghitungan
balans cairan yaitu :
Serat
Serat sangat penting untuk kesehatan pencernaan, tetapi pada kondisi diare harus
diperhatikan jenis seratnya. Kebutuhan serat sehari adalah 25 gram, pada kondisi diare
serat diberikan rendah yaitu < 10 gram dan dipilih jenis serat yang larut air.
12
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Penyimpanan Makanan
1. Gunakan alat pemantau suhu untuk meyakinkan suhu yang baik untuk
penyimpanan sesuai dengan jenis bahan makanan
2. Daging, ikan, atau ayam disimpan dipaling bawah agar tidak ada cairan menetes
(bukan disimpan di freezer)
3. Daging, ikan, atau ayam yang sudah dikeluarkan dari freezer tidak boleh
dimasukan lagi ke freezer (ambil sesuai jumlah yang akan diolah)
4. Makanan matang yang akan dikonsumsi lagi harus dihangatkan dengan suhu
165°C (diatas kompor selama 10-15 menit setelah mendidih).
5. Makanan yang disimpan 3 hari atau lebih sudah tidak boleh dikonsumsi lagi.
Makan di Luar
1. Pilih produk daging, ayam, ikan dan telur yang benar-benar matang
2. Apabila tidak yakin akan makanan yang akan dikonsumsi, tanyakan dengan jelas
kepada petugas rumah makan
3. Hindari lalapan/sayuran mentah
4. Hindari makanan prasmanan
5. Pilih makanan yang terlihat matang/panas/dengan air mendidih
6. Pilih air yang berkemasan
7. Hindari minuman yang ditambahkan es batu
Air Minum
1. Pastikan air minum dari sumber yang aman
2. Masak air sampai mendidih dan biarkan mendidih 1 menit
3. Didihkan air walaupun air mineral
4. Tidak mengkonsumsi air minum umum
13
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Aktifitas fisik
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah intervensi yang telah
kita berikan sudah dapat mengatasi masalah gizi yang terjadi pada ODHA sesuai
dengan individunya. Misalnya apabila pada ODHA dengan masalah asupan gizi yang
kurang dan hal tersebut dilihat dari berat badan maka monitoring yang dilakukan pada
perkembangan berat badannya dan mengevaluasi berat badan dan asupannya.
14
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
1
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
2
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
3
Handout Clinical Mentoring Manajemen Gizi ODHA
Diagnosis Medis :
PENGKAJIAN GIZI
Antropometri
BB : kg TB : cm IMT : kg/m²
Klinik/Fisik
Riwayat Gizi
Pola Makan :
Asupan gizi :
Riwayat Personal
DIAGNOSA GIZI/MASALAH
INTERVENSI GIZI