Professional Documents
Culture Documents
Makalah Analysis of Long-Lived Assets
Makalah Analysis of Long-Lived Assets
Disusun oleh:
Kelompok 3
Chyntia Novarianrti
Selviana Hutabalian
KELAS
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
KOTA BANDUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah kelompok ini dengan tepat waktu.
Adapun isi dari makalah ini mengenai “Analysis of Long-Lived Assets”. Tak lupa
juga penulis ucapakan terimakasih kepada Dosen dan orang-orang yang telah
berpartisipasi atas terselesaikannya makalah ini.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini kedepannya dapat
disempurnakan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kesimpulan ......................................................................................................12
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB 2
PEMBAHASAN
Jenis atau bentuk long-lived assets yang paling umum adalah aset tetap
berwujud (tangible fixed assets) seperti bagunan, pabrik dan peralatan (propert,
plant and equipment) dan aset tidak berwujud (intangible assets) seperti paten,
merk dagang, copyrights goodwill dan sumber daya alam (natural resources).
2
kapitalisasi, alokasi, dan penurunan nilai (capitalization, allocation, and
impairment).
Aset harus berasal dari transaksi atau kejadian di masa lalu. Kriteria ini
menghasilkan perlakuan yang tidak konsisten antara aset tak berwujud yang
dibeli dengan diciptakan internal, seperti goodwill yang dibeli yang dapat
dikapitalisasi, tetapi goodwill yang diciptakan internal yang nilainya jauh
lebih besar tidak dapat di kapitalisasi.
Aset harus menghasilkan kemungkinan manfaat masa depan yang dapat di
identifikasi dan layak. Kriteria ini menghasilkan pembebanan pengeluaran
penelitian dan pengembangan dengan segera, meskipun penelitian dan
pengembangan merupakan salah satu dari aset yang paling berharga bagi
perusahaan tekonologi tinggi.
Aset memberikan pemiliknya pengendalian khusus atas manfaat masa depan.
Kriteria ini tidak memungkinkan kapitalisasi teknologi atau modal manusia
karena menurut hukum, kepemilikan tidak dapat dipaksakan.
3
Salah satu area yang sangat bermasalah untuk profesi akuntansi adalah
kapitalisasi biaya pengembangan perangkat lunak ( software ). Biaya
pengembangan perangkat lunak dibedakan untuk pemakaian internal dan untuk
dijual atau disewakan. Biaya pengembangan perangkat lunak yang dikembangkan
untuk pemakaian internal harus dikapitalisasi dan diamortiasasi sepanjang masa
manfaat yang diharapkan. Faktor penting dalam menentukan masa manfaat
software adalah perkiraan keusangan. Software yang dikembangkan untuk dijual
atau disewakan kepada pihak lain dikapitalisasi dan diamortisasi hanya jika
software tersebut telah mencapai telah studi kelayakan teknologi ( technological
feasbility ). Sebelum tahap pengembangan tersebut, software dianggap penelitian
dan pengembangan dan karenya dibebankan langsung.
4
untuk dapat mengaitkan lebih baik alokasi cost di masa yang akan datang dengan
manfaat masa depan.
5
Biaya historis
Prinsip konservatisme
Akuntansi yang diinvestasikan pada asset tersubut
Tidak ada pengakuan kebutuhan pemakai yang jelas dalam penilaia asset ini.
Sebaliknya, pembuatan laporan keuangan seringkali berpendapat bahwa neraca
tidak ditunjukan untuk mencerminkan nilai pasar. Biaya historis sangat tidak
relevan dalam penilaian pengganti (replacement value ) dan dalam menentukan
kebutuhan asset operasional di masa yang akan datang . Biaya historis juga tidak
terlalu bermanfaat untuk mengukur biaya kesempatan (opportunity cost) atas
pelepasan asset atau dalam menilai kegunaan alternative dana. Pada tingkat tertentu
biaya historis asset tetap dan sumber daya alam mencerminkan kapasitas perusahaan
untuk menghasilkan barang dan jasa . Seringkali dianggap bahwa nilai asset berasal
dari kemampuan asset untuk menghasilkan tingkat pengembalian dan karenanya
,nilai tersebut tergantung dari dampak asset terhadap laporan laba rugi.Nilai asset
juga terkait dengan kapasitas produktifitas (neraca ) dan keahlian manajemen.
Bahkan salah satu tugas manajemen adalah mengelola asset operasional secara
efektif dan efesien.
Peningkatan nilai asset tetap menjadi sebesar nilai pasar tidak diperkenankan
dalam akuntans. Namun, konservatisme mengijinkan adanya penurunan nilai atau
penghapusan karena adanya penurunan nilai yang permanen. Penurunan nilai ini
menghilangkan beban yang terkait dengan aktivitas operasional pada periode di
masa yang akan datang.Meskipun realitas bisnis menimbulkan ketidakpastian
,termasuk kesalahan estimasi akuntansi, analis harus melakukan penelitian
mendalam atas long-lived asset ini.Aturan akuntansi untuk penurunan nilai ini
“mewajibkan perusahaan secara berkala menelaah kejadian atau perubahan kondisi
yang memungkinkan penurunan nilai”.Meskipun demikian perusahaan tetap dapat
menangguhkan pengakuan penurunan nilai setelah manajemen mengetahuinya.
6
dengan nilai wajarnya, yaitu nilai pasar atau nilai sekarang dari taksiran arus kas
bersih masa depan.
2.5. Penyusutan
Masa manfaat
Masa manfaat (useful life) asset sangat beragam.asumsi terkait masa manfaat
asset didasarkan pada kondisi ekonomi, pemahaman teknis,pengalaman dan
informasi mengenai fisik dan sifat produktif asset. Kerusakan fisik
merupakan faktor penting yang membatasi masa manfaat dan hampir semua
asset mengalaminya.
Metode alokasi
7
Setelah masa manfaat asset ditentukan, beban penyusutan periodic
bergantung pada metode alokasi. Penyusutan yang bervariasi sangat
tergantung pada metode yang dipilih.
1. Garis lurus
2. Dan dipercepat
8
Khusus (special)
Metode penyusutan khusus dijumpai pada industri tertentu seperti baja dan
alat berat metode ini mengaitkan beban penyusutan dengan aktivitas atau
intensitas pengguna asset.misalnya ,jika sebuah mesin memiliki masa
manfaat 10.000 jam penggunaan,beban penyusutan akan berusaha sesuai
dengan jam penggunaanya mesin bukan periode waktu.
Deplesi (depletion)
Merupakan alokasi biaya sumber daya alam berdasarkan tingkat pengolahan
atau produksi . perbedaan antara penyusutan dan deplesi adalah bahwa
penyusutan biasanya merupakan alokasi biaya asset produktif sepanjang
waktu ,sedang,mineral,sedangkan deplesi merupakan alokasi biaya
berdasarkan unit yang diekspolitasi dari sumber daya alam seperti batu bara
,minyak,mineral,atau kayu.deplesi bergantung pada produksi
semakin banyak produksi akan menghasilkan beban deplesi yang semakin
tinggi
Perbedaan penting antara asset berwujud dan asset tidak berwujud yaitu
9
Jika perusahaan menggunakan bahan baku dan tenaga kerja untuk
menciptakan asset berwujud, perusaahaan akan mengkapitalisasi biaya ini
dan menyusutkannya sempanjang masa manfaat.
Sebaliknya jika perusahaan menghabiskna uang untuk mengiklankan suatu
produk atau melatih agen penjualanya atau menciptakan asset tak berwujud
secara internal, maka perusahaan tidak dapat mengkapitalisasi biaya ini
meskipun mungkin terdapat manfaat masa depan.
10
Analisis asset tak berwujud selain goodwill juga harus waspada terhadap
“perlakuan amortisasi oleh manajemen karena amortisasi yang lebih kecil
meningkatkan laba yang dilaporkan. Dalam menganalisis asset tak berwujud ,
analis harus siap untuk membuat estimasi sendiri mengenai penilaian asset.
Goodwill tergolong sulit untuk di analisi karena saat ini goodwill tidak lagi
diamortisasi tetapi di uji setiap tahun untuk menentukan impairment loss. Analisis
juga harus berhati-hati kepada komposisi penilaian dan disposisi
goodwill.penghapusan goodwill dilakukan manajemen pada periode saat hal
tersebut memiliki dampak pasar terendah yaitu pada periode saat hal tersebut
memiliki dampak pasar terendah yaitu pada periode kerugian atau penurunan
laba.
BAB 3
PENUTUP
11
Kesimpulan
Aset tetap Perseroan terdiri atas tanah, bangunan dan peralatan produksi.
Aset tetap tersebut dikelompokkan menjadi dua, aset yang dimiliki langsung oleh
Perseroan dan aset sewa pembiayaan, Harga perolehan peralatan terdiri dari harga
beli tunai, biaya pengangkutan dan biaya asuransi selama dalam pengangkutan
yang dibayar oleh pembeli. Termasuk pula didalamnya pengeluaran untuk
perangkitan, pemasangan, dan pengujian peralatan yang dibeli.
Aktiva Tetap merupakan aset suatu perusahaan yang berwujud, yang
digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam jangka waktu lebih dari
satu periode. Di dalam menilai kembali suatu aktiva tetap, nilai buku dan umur
aktiva tetap harus disesuaikan.
Aktiva tetap yang mau dijual harus diperhitungkan laba atau rugi nya yang
berdasarkan perbandingan antara nilai buku aktiva tetap dengan harga jualnya.
DAFTAR PUSTAKA
12
Sastradipraja, Usman, S.E., M.M., Ak. 2010. Analisis dan Penggunaan Laporan
Keuangan. Bandung: Universitas Widyatama.
Subramanyam, K.R. dan John J. Wild. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba empat.
13
DAFTAR ABSENSI TUGAS
Tanggal
No Nama NPM TTD Keterangan
Diskusi
19 September
4 Novita Herwyka 0115101192 Hadir
2017