You are on page 1of 5

LABORATORIUM MEKANIKA TANAH

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

UJI BATAS-BATAS ATTERBERG

I. LINGKUP
Percobaan ini mencangkup penentuan batas-batas Atterberg yang meliputi Batas Susut,
Batas Plastis, dan Batas Cair.
II. DEFINISI
1. Batas Susut, (Shrinkage Limit), Ws adalah batas dimana tanah dengan kadar air
tersebut tidak menyusut lagi (tidak berubah volume).
2. Batas Plastis (Plastic Limit), WP adalah kadar air tertentu dimana tanah yang
digulung, setelah mencapai 1/8 inchi mulai retak.
3. Batas Cair (Liquid Limit), WL adalah kadar air minimum dimana perilaku tanah
berubah dari kondisi plastis ke cair, dimana tanah mempunyai kuat geser minimum
(diperkirakan 2 ± 0,2 kPa). Batas cair dapat dinyatakan sebagia kadar air yang
terkandung dimana alur yang dibuat pada contoh tanah menutup pada blow 25 pada
percobaan Casagrande.
III. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA APLIKASI
Menentukan angka-angka konsistensi Atterberg Limit:
1. Batas Susut / Shrinkage Limit (Ws)
2. Batas Plastis / Plastic Limit (WP)
3. Batas Cair / Liquid Limit (WL)
Tujuan uji ini adalah untuk klasifikasi tanah butir halus.

IV. PERALATAN
Batas Susut
Alat-alat yang digunakan:
1. Silinder ring
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 g
3. Oven
4. Container kaca dan air raksa (Hg)
5. Pelat kaca yang dilengkapi 3 buah jarum dan cawan kaca
6. Pisau

ATTEBERG LIMIT | 1
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Batas Plastis
Alat-alat yang digunakan:
1. Pelat kaca
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 g.
3. Container
4. Mangkok porselin
5. Stikmaat/jangka sorong
6. Oven

Batas Cair
Alat-alat yang digunakan:
1. Pelat kaca dan solet
2. Timbangan dengan ketelitian 0,01 g
3. Container sebanyak 5 buah
4. Alat Casagrande dengan pisau pemotongnya
5. Cawan porselin
6. Oven
7. Aquades
8. Spatula

V. PERSIAPAN UJI
Tanah yang akan diuji harus disaring dengan ayakan No. 40.

VI. PROSEDUR UJI


Batas Susut
1. Tanah yang dipergunakan adalah tanah yang disturbed.
2. Silinder ring diisi dengan contoh tanah, ratakan kedua permukaannya, tinggi dan
diameter ring diukur lebih dahulu.
3. Contoh tanah dimasukkan dalam oven pada temperatur 105° - 110°C selama 24
jam.
4. Container kaca diisi dengan air raksa, permukaannya dalam container diratakan
dengan pelat kaca, hal ini disebabkan karena permukaan air raksa cembung.
ATTEBERG LIMIT | 2
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

5. Menimbang pelat kaca dan container kacanya.


6. Meletakkan container yang diratakan dengan pelat kaca.
7. Menimbang berat cawan kaca + Hg yang tumpah.

Batas Plastis
1. Memasukkan contoh tanah dalam mangkok, diremas-remas sampai lembut,
ditambahlan aquades sedikit dan diaduk sampai homogen.
2. Meletakkan contoh tanah adukan itu di atas pelat kaca dan digulung-gulung
sampai diameternya kira-kira 1/8 inch (3 mm). Akan dijumpai 3 keadaan:
a. Gulungan terlalu basah sehingga dengan diameter 1/8 inch tanah belum retak.
b. Gulungan terlalu kering sehingga waktu diameter belum mencapai 1/8 inch,
gulungan tanah sudah mulai retak.
c. Gulungan dengan kadar air tepat, yaitu gulungan mulai retak sewaktu
mencapai diameter 1/8 inch.
3. Menimbang container sebanyak 3 buah.
4. Gulungan tanah yang berkadar air tepat itu dimasukkan ke dalam container, tiap
container berisi 5 buah gulungan dengan berat masing-masing ± 5 gr. Ketiga
container yang berisi gulungan tanah tersebut dimasukkan dalam oven ± 24 jam
pada temperatur 105° - 110°C.
5. Harga rata-rata kadar air dari percobaan di atas adalah batas plastisnya.

Batas Cair
1. Contoh tanah diambil secukupnya, ditaruh dalam cawan porselin dan ditumbuk
dengan penumbuk karet, diberi aquades dan diaduk sampai homogen.
2. Tanah tersebut dipindahkan ke atas pelat kaca dan diaduk sampai homogen
dengan pisau dempul, bagian yang kasar dibuang.
3. Mengambil sebagian dari contoh tanah dan dimasukkan dalam alat Casagrande,
ratakan permukaannya dengan pisau. Contoh tanah dalam mangkok Casagrande
dipotong dengan grooving tool dengan posisi tegak lurus, sehingga di dapat jalur
tengah.
4. Alat Casagrande diputar dengan kecepatan konstan 2 putaran/detik. Mangkok
akan terangkat dan jatuh dengan ketinggian 10 mm (sudah diatur).
ATTEBERG LIMIT | 3
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

5. Percobaan dihentikan jika bagian yang terpotong sudah merapat ± ½ inch, dan
dicatat banyaknya ketukan. Biasanya harus berkisar 10-100 ketukan.
6. Tanah pada bagian yang merapat diambil dan dimasukkan ke dalam oven,
ditempatkan dalam container yang ditimbang beratnya. Sebelum dimasukkan
dalam oven tanah + container ditimbang.
7. Percobaan di atas dilakukan 5 kali.
8. Setelah dioven selama 24 jam pada temperatur 105° - 110°C, tanah kering
ditimbang.
9. Setelah kadar air didapat, dibuat grafik hubungan antara kadar air dengan jumlah
ketukan dalam kertas skala semi-log. Grafik ini secara teoritis merupakan garis
lurus, tetapi dalam praktik sukar didapat. Maka diperlukan peralatan.
10. Kadar air dimana jumlah ketukan 25 kali disebut batas cair.
VII. LAMPIRAN
Plasticity Index (IP)
Selisih antara batas cair dan batas plastis, daerah di antaranya disebut daerah
keadaan plastis.
IP = WL – WP
Flow Index (If)

Perbandingan antara selisih kadar air pada keadaan tertentu dengan selisih antara
jumlah pukulan pada kadar air tersebut. Flow index menyatakan kemiringan kurva
percobaan batas cair.
Δw
If = Δ log N

Toughness Index (It)


Perbandingan antara plasticity index dengan flow index.
IP
It = If

Liquidity Index (IL)


Perbandingan antara selisih kadar air asli dengan index plastisitasnya IP, ini penting
dalam menunjukkan keadaan tanah di tempat aslinya. Jika IL = 0, maka tanah
tersebut keras; IL = I, tanah lunak. Biasanya berkisar antara 0-1.
W−WP
IL = WL−WP

ATTEBERG LIMIT | 4
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
JL. PAWIYATAN LUHUR IV/1 BENDAN DUWUR
TELP. (024) 8441555 SEMARANG

Concistency Index (Ic)


Perbandingan antara selisih batas cair dengan kadar air aslinya dengan index
plastisitasnya,
Ic = I - It

ATTEBERG LIMIT | 5

You might also like