You are on page 1of 85

LAPORAN AKHIR

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


SKEMA IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM )

SOSIALISASI DETEKSI DINI DAN MENGATASI PENYAKIT


HEPATITIS B BAGI MASYARAKAT KELURAHAN DUKUH KUPANG,
KECAMATAN DUKUH PAKIS, SURABAYA

( Tahun ke-1 dari Rencana 1 Tahun )

Oleh :

Prof. Dr. Suhartati, dr., M.S. (NIDN: 0017014701)


Ema Qurnianingsih, dr., MS (NIDN: 0014127907)
Lina Lukitasari, dr., M.Si (NIDN: 000948008)
Ira Humairah, dr., M.Si (NIDN: 0005028304)
Reza Arta B N, dr., M.Si (NIDN: 0011068305)
St. Khaerunnisa, M.Si (NUPN: 9907147708)
Citrawati Dyah K W, dr., M.Si (NIK: 139151933)

UNIVERSITAS AIRLANGGA
Oktober 2016
HALAMAN PENGESAHAN

ii
RINGKASAN

Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B

menurut klasifikasi WHO (2015). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

yang dilakukan pada tahun 2007, dikatakan satu dari sepuluh penduduk Indonesia

terkena infeksi Virus Hepatitis B (VHB). Infeksi VHB kronis menduduki urutan

kedua penyebab kematian pada golongan semua umur dari kelompok penyakit

menular di Indonesia (Depkes RI, 2010). Infeksi VHB berbahaya karena dapat

menyebabkan komplikasi kronis seperti sirosis hati dan kanker hati yang berujung

pada kematian (WHO, 2015).

Infeksi VHB masih menjadi masalah di masyarakat karena keterbatasan

pengetahuan masyarakat, kurang tersedianya akses pemeriksaan dan pengobatan

hepatitis B. Infeksi VHB juga sulit untuk disembuhkan dan sebagian besar baru

diketahui ketika penderita sudah dalam kondisi parah.

Penderita hepatitis B setiap tahunnya jumlahnya terus meningkat, terutama

di daerah dengan resiko tinggi termasuk kawasan eks lokalisasi di Surabaya. Virus

Hepatitis B ditransmisikan melalui parenteral maupun cairan kelamin, karena itu

penderita hepatitis B banyak ditemukan pada orang yang sering melakukan seks

bebas ataupun narkoba suntik. Program deteksi dini hepatitis B di negara maju

merupakan komponen utama penanggulangannya, tetapi sampai kini deteksi dini

belum merupakan strategi utama di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sosialisasi dan deteksi dini merupakan pintu masuk untuk membantu setiap orang

mendapatkan akses semua pelayanan, baik informasi, edukasi, atau terapi.

Permasalahan yang dihadapi mitra dalam pengmas ini adalah masih

rendahnya tingkat pengetahuan ibu PKK tentang hepatitis B. Pengetahuan yang

iii
kurang diketahui adalah (1) Faktor resiko hepatitis B, (2) Diagnosis infeksi VHB,

(3) Pengobatan hepatitis B, (4) Bahaya hepatitis B, dan (5) Pencegahan hepatitis

B.

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga sebagai fakultas yang

memiliki tri darma pengabdian kepada masyarakat mempunyai kemampuan untuk

ikut serta dalam pencegahan penyakit tropis sebagai program unggulan

universitas, termasuk di antaranya hepatitis B. Dengan demikian, kemandirian

dalam melaksanakan upaya penanggulangan hepatitis B di Indonesia sangat

diperlukan, sehingga dirasakan perlu untuk membantu pemerintah dengan

melakukan peran aktif Fakultas (Universitas), sebagai tenaga dosen dan tenaga

professional di bidang kesehatan, mengatasi masalah hepatitis B dengan

melakukan sosialisasi deteksi dini hepatitis B kepada masyarakat.

Untuk mencapat tujuan diatas maka Departemen Biokimia Kedokteran FK

Unair melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan untuk

meningkatan pengetahuan dan pemahaman terhadap penyakit hepatitis B,

pemeriksaan laboratorium HbsAg dan SGPT/ALT untuk deteksi infeksi VHB

serta konseling bagi peserta yang positif terdeteksi terinfeksi VHB. Penyuluhan

dalam bentuk ceramah dilakukan 2 hari dengan narasumber yang mumpuni yaitu

Prof. dr. Retno Handajani, MS., Ph.D , dimoderatori dr. Sudarno, M.Kes dan dr.

Edhi Rianto, MS. Kegiatan ini sangat antusias diikuti oleh peserta yang

ditunjukkan dengan banyaknya tanya jawab yang terjadi. Selain itu, dilakukan

pula pretest dan post test untuk mengetahui pemahaman awal dan setelah

dilakukan sosialisasi pada peserta pengabdian kepada masyarakat. Berdasarkan

iv
dari rekapitulasi pretest dan post test peserta, didapatkan adanya peningkatan

pengetahuan peserta terhadap hepatitis B.

Kegiatan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi hepatitis B dengan

HbsAg dan SGPT/ALT dilakukan dengan kerjasama Departemen Biokimia

Kedokteran FK Unair, Mahasiswa semester angkatan 2011/2012, dan

Laboratorium klinik e-Telkom Medika Surabaya. Jumlah peserta yang mendaftar

untuk pemeriksaan laboratorium sebanyak 58 peserta dari 72 peserta yang

mengikuti penyuluhan. Hasil pemeriksaan didapatkan 3 peserta positif terinfeksi

VHB yang ditunjukkan dengan HbsAg positif serta 1 peserta di antaranya

mengalami peningkatan SGPT/ALT. Dilakukan konseling dan pendampingan

bagi peserta dengan HbsAg positif. Konseling dan pendampingan dilayani oleh

dosen Departemen Biokimia Kedokteran FK Unair yang juga mempunyai profesi

sebagai dokter. Model pendampingan dilakukan dengan memberikan waktu

kepada peserta yang terinfeksi hepatitis B dengan konsultasi pribadi yang bersifat

rahasia dan pelaporan ke puskesmas untuk tindak lanjutnya.

Target luaran yang diharapkan setelah dilakukan pengmas ini

adalah diharapkan masyarakat Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh

Pakis, Surabaya dapat meningkatkan pemahaman tentang cara deteksi dini,

pencegahan, dan pemahaman tentang penatalaksanaan hepatitis B sehingga dapat

membentuk mengembangkan sekelompok masyarakat yang mandiri secara

ekonomis, membantu menciptakan ketentraman, kenyamanan dalam kehidupan

bermasyarakat yang sehat.

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu wa ta’ala, dengan kekuasaan-

Nya Dia memberi hikmah kepada siapapun yang dikehendaki. Syukur

Alhamdulillah, atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat

menyelesaikan Laporan Akhir Program Pengabdian Masyarakat dengan judul

Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit Hepatitis B Bagi

Masyarakat Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya

Laporan akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan kelengkapan evaluasi dari

pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga tahun

anggaran 2016.

Pengabdian Masyarakat ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan

peran serta dari berbagai pihak, perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih

yang sebesar – besarnya kepada: Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr.

Mohammad Nasih, SE., Mt., Ak., CMA, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga, Prof. Dr. Soetojo, dr., Sp.U (K), Ketua LP4M Universitas Airlangga,

Prof. Dr. Jusuf Irianto, M.Com, atas kesempatan yang diberikan kepada kami

untuk memperoleh dana Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga.

Terimakasih juga kami sampaikan kepada seluruf staf dosen biokimia FK

Unair yang telah ikut serta menjadi tim program pengabdian masyarakat ini dan

berbagai pihak banyak membantu dan meluangkan waktu dalam pengabdian

masyarakat ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Dengan segenap kerendahan hati, penyusun menyadari bahwa dalam

penulisan Laporan Akhir Program Pengabdian Masyarakat Universitas Airlangga

ini masih banyak kekurangan, sehingga penyusun mohon maaf sebesar-besarnya

vi
atas segala kekurangan. Akhir kata, semoga laporan ini memberikan manfaat bagi

siapapun yang membacanya.

Surabaya, Oktober 2016

Tim Penyusun

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii

RINGKASAN ................................................................................................... iii

PRAKATA ........................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................x

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 1

BAB 2 TARGET DAN LUARAN ..................................................................... 6

BAB 3 METODE KEGIATAN ......................................................................... 7

BAB 4 KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI .............................................. 9

BAB 5 HASIL YANG DICAPAI .................................................................... 10

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 23

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24

viii
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 4.1 Keahlian dan tugas tim pengabdian masyarakat 9

Tabel 5.1 Hasil pretest dan post test 18

Tabel 5.2 Profil peserta berdasarkan usia 20

Tabel 5.3 Profil peserta berdasarkan jenis kelamin 21

Tabel 5.4 Hasil kuesioner peserta penyuluhan 21

Tabel 5.5 Hasil pemeriksaan HbsAg dan SGPT/ALT 22

ix
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Senam pagi warga Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan 13

Dukuh Pakis, Surabaya

Gambar 2 Penyuluhan mengenai pengenalan penyakit hepatitis B 14

yang dilakukan oleh Prof. Retno Handajani, dr., MS.,

Ph.D dan dimoderatori oleh dr. Sudarno, M.Kes

Gambar 3 Pemeriksaan laboratorium HbsAg dan SGPT/ALT serta 15

pengisian kuesioner peserta penyuluhan

Gambar 4 Penyuluhan hari kedua mengenai diagnosis dan 16

interpretasi hasil pemeriksaan hepatitis B yang dilakukan

oleh Prof. Retno Handajani, dr., MS., Ph.D dan

dimoderatori oleh dr. Edhi Rianto, MS

Gambar 5 Penyerahan hasil laboratorium peserta penyuluhan 17

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kerja dan Susunan Acara

Lampiran 2 Personalia Kegiatan IbM

Lampiran 3 Surat Kerjasama Mitra

Lampiran 4 Pembagian Tugas Panitia

Lampiran 5 Cover Buku Pengmas

Lampiran 6 Dokumentasi Rapat

Lampiran 7 Daftar Hadir Peserta Pengmas Hari Pertama

Lampiran 8 Daftar Hadir Peserta Pengmas Hari Kedua

Lampiran 9 Daftar Hadir Panitia dan Mahasiswa di Pelaksanaan Pengmas Hari

Pertama

Lampiran 10 Daftar Hadir Panitia di Pelaksanaan Pengmas Hari Kedua

Lampiran 11 Dokumentasi Pengmas Hari Pertama

Lampiran 12 Dokumentasi Pengmas Hari Kedua

Lampiran 13 Pretest dan Post test

Lampiran 14 Kuesioner

Lampiran 15 Sertifikat Kegiatan

Lampiran 16 Surat Tugas

Lampiran 17 Analisis Situasi

xi
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

berkembang, termasuk di Indonesia. Hingga saat ini, jenis virus hepatitis yang

diketahui adalah virus hepatitis A, B, C, D, E, dan G, dimana Virus Hepatitis B

(VHB) termasuk di antara yang paling banyak disorot karena angka kejadiannya

cukup banyak dan berpengaruh terhadap morbiditas, mortalitas, serta ekonomi

masyarakat (Depkes RI, 2013). Menurut WHO dalam A Strategy for Global

Action (2012), VHB telah menginfeksi 2 milyar orang didunia dan lebih dari 350

juta orang di antaranya merupakan pengidap infeksi VHB kronis. Setiap tahunnya,

terdapat 780.000 orang meninggal akibat infeksi virus tersebut. Infeksi virus

hepatitis B berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi kronis seperti sirosis

hati dan kanker hati (WHO, 2015).

Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi hepatitis B,

terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 melalui

studi dan uji saring darah donor Palang Merah Indonesia (PMI), diperkirakan di

antara 100 orang Indonesia, 10 orang di antaranya telah terinfeksi VHB.

Berdasarkan data tersebut, diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang

terinfeksi VHB, dimana 14 juta di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis, dan

dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi menderita kanker hati. Besaran

masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah

1
kesehatan masyarakat, produktivitas, usia harapan hidup, dan menimbulkan

berbagai dampak sosial ekonomi lain.

Infeksi VHB ini masih menjadi masalah di masyarakat, karena

keterbatasan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit ini, kurang tersedianya

akses pemeriksaan untuk masyarakat golongan menengah ke bawah, ataupun

kurangnya akses terhadap pengobatan hepatitis B. Pengobatan hepatitis B kronis

juga menjadi permasalahan karena obat anti virus yang ada saat ini belum mampu

menghilangkan virus tersebut sepenuhnya. Tujuan pengobatan hepatitis B kronis

lebih kepada memperpanjang usia harapan hidup dan mencegah komplikasi ke

arah yang lebih berat.

Virus Hepatitis B ditularkan melalui darah atau cairan tubuh, baik secara

vertikal maupun horizontal. Penularan secara vertikal terjadi dalam kandungan

yang berasal dari ibu dengan HbsAg positif. Penularan secara horizontal terjadi

melalui transfusi darah, penggunaan jarum suntik bergantian, tattoo, pisau cukur,

atau hubungan seks yang tidak aman. Hepatitis B merupakan sebuah fenomena

gunung es, dimana penderita yang tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan

lebih sedikit dari jumlah penderita sesungguhnya. Hal ini dikarenakan hepatitis B

merupakan penyakit kronis yang pada umumnya tidak menimbulkan gejala

selama bertahun-tahun hingga timbul komplikasi atau penderita berada dalam

kondisi terminal. Walaupun penderita tersebut terlihat seperti orang sehat pada

umumnya, transmisi virus ke orang lain dapat terus berjalan.

Mengingat masih minimnya pengetahuan masyarakat akan bahaya infeksi

VHB dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri sebelum

sampai pada kondisi terminal, perlu dilakukan sosialisasi dan deteksi dini hepatitis

2
B untuk meningkatkan pengetahuan dan menurunkan angka kejadian hepatitis di

Indonesia, terutama di daerah yang beresiko tinggi. Kedokteran Tropik

merupakan salah satu unggulan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

(FKUA), sehingga civitas akademik FKUA selayaknya memberikan ilmu dan

kemampuan yang dimiliki kepada masyarakat sebagai bentuk tridarma perguruan

tinggi berupa pengabdian kepada masyarakat.

1.2 Analisis Situasi

Wilayah Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya

merupakan daerah yang dekat dengan eks lokalisasi Pekerja Seks Komersial

(PSK) terbesar di Surabaya, yaitu Dolly. Wilayah ini terdiri dari 8 Rukun Warga

(RW). Walaupun lokalisasi tersebut telah dibubarkan, praktik seks komersial

terselubung masih tetap terjadi dan pemantauan akan dampak kesehatannya

semakin sulit diketahui. Sebagaimana uraian yang telah dikemukakan di atas,

hubungan seks yang tidak aman merupakan salah satu faktor resiko terjadinya

hepatitis B. Selain pria yang berhubungan langsung dengan PSK, orang di

sekitarnya terutama keluarga juga beresiko tertular hepatitis B. Angka kejadian

hepatitis B di daerah tersebut juga belum diketahui datanya, sehingga besarnya

resiko tertular juga belum diketahui. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi dan

deteksi dini hepatitis B pada kelompok di bawah ini:

 Ibu PKK dan Ketua RT mempunyai potensi ikut dalam pencegahan,

deteksi dini, dan pengobatan hepatitis B

 Kurangnya pengetahuan tentang deteksi dini, pencegahan dan cara

pengobatan hepatitis B

3
1.3 Permasalahan Mitra

Mengingat rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat

mengenai hepatitis B serta tidak adanya data mengenai angka kejadian hepatitis B

di daerah tersebut maka perlu identifikasi dan perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara melakukan deteksi dini hepatitis B?

2. Apa saja risiko dan bagaimana cara mencegah hepatitis B?

3. Berapa angka kejadian infeksi VHB pada warga RW 2 Kelurahan Dukuh

Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya?

1.4 Solusi Yang Ditawarkan

Bentuk kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai realisasi tujuan di

atas adalah sebagai berikut:

1. Pemeriksaan HbsAg serum untuk mengetahui adanya infeksi VHB.

2. Pemeriksaan fungsi hati (SGPT/ALT) untuk mengetahui fungsi hati yang

terganggu apabila terkena infeksi virus hepatitis.

3. Penyuluhan dan konsultasi mengenai penyakit hepatitis B dalam rangka

deteksi dini dan pencegahan penyakit hepatitis B serta komplikasi hepatitis B.

4. Memberdayakan potensi masyarakat terutama ibu PKK dan tokoh masyarakat

(Ketua RW, Lurah) untuk berpartisipasi mengatasi masalah tersebut.

1.5 Tujuan Kegiatan

1. Pemahaman mengenai cara deteksi dini penyakit hepatitis B.

2. Pemahaman mengenai cara penularan dan pencegahan hepatitis B.

3. Pemahaman mengenai komplikasi hepatitis B serta pencegahannya.

4
4. Mengetahui angka kejadian hepatitis B di daerah tersebut.

5. Menindaklanjuti temuan kasus hepatitis B di daerah tersebut serta

menyediakan konseling dan pendampingan.

6. Menyediakan dukungan psikologi dan menghapus stigma negatif penderita

hepatitis B.

1.6 Manfaat Kegiatan

1. Peningkatan pemahaman mengenai deteksi dini, pencegahan, dan cara

penularan hepatitis B kepada masyarakat sekitar sehingga dapat

meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

2. Mendukung program pemerintah dalam mengendalikan penyakit hepatitis B

di masyarakat.

1.7 Kerangka Kegiatan Pemecahan Masalah

Cara pemecahan masalah Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini

meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Penyuluhan tentang deteksi dini dan pencegahan hepatitis B.

2. Penyuluhan tentang penatalaksanaan dan terapi hepatitis B.

3. Pemeriksaan kasus hepatitis B dengan tes HbsAg serum dan pemeriksaan

fungsi hati (SGPT/ALT).

4. Menindaklanjuti temuan kasus hepatitis B dengan menyediakan konsultasi

dan pelaporan ke puskesmas.

5
BAB 2
TARGET DAN LUARAN

2.1 Target Pengabdian Kepada Masyarakat

Target program IPTEK berbasis masyarakat ini adalah Masyarakat

Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya, terutama para

ketua RT dan Ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh Kupang sebanyak kira-kira 50

peserta.

2.2 Luaran yang Diharapkan

1. Dengan adanya pengetahuan mengenai penyakit hepatitis B, diharapkan

Masyarakat Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya

dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman penyakit hepatitis B.

2. Diharapkan Masyarakat Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis,

Surabaya dapat membentuk dan mengembangkan kelompok masyarakat yang

sehat, sejahtera, serta mandiri secara ekonomis sesuai dengan target

Millenium Development Goals.

2.2 Luaran Kegiatan

Evaluasi Akhir Program Pengabdian Kepada Masyarakat dilakukan

dengan melakukan uji pretest dan post test setelah mendapatkan pengetahuan

penyakit hepatitis B yang meliputi deteksi dini, pencegahan, dan pemberantasan

hepatitis B.

6
BAB 3
METODE KEGIATAN

3.1 Penyuluhan, Konseling dan Pendampingan

Program pengabdian masyarakat ini menggunakan metode penyuluhan

dan konseling untuk masyarakat awam dan disesuaikan dengan kondisi

masyarakat di wilayah sasaran. Target program IPTEK berbasis masyarakat ini

adalah Masyarakat Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis,

Surabaya, terutama para ketua RT dan Ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh Kupang

sebanyak 55 peserta. Penyuluhan dilakukan pada hari pertama dan penyuluhan,

konseling dan pendampingan dilakukan pada hari kedua. Penyuluhan diisi oleh

narasumber yang mumpuni di bidang infeksi hepatitis B dan konseling serta

pendampingan dilakukan oleh staf dosen Departemen Biokimia kedokteran FK

Unair yang juga berprofesi sebagai dokter.

Tema penyuluhan sebagai berikut:

1. Pemahaman tentang apakah infeksi hepatitis B

2. Pemahaman tentang cara deteksi dini hepatitis B

3. Pemahaman tentang cara pencegahan hepatitis B

4. Pemahaman tentang cara mencegah terjadinya komplikasi hepatitis B

5. Pemahaman tentang cara penanganan dan terapi hepatitis B

Konseling dan pendampingan dilakukan dengan cara memberikan pelayanan

konseling dan pendampingan kepada peserta yang terdeteksi infeksi hepatitis B.

7
3.2 Pemeriksaan HbsAg dan SGPT/ALT

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil darah peserta sebanyak 3

ml, kemudian diambil serumnya. Pengambilan dan pemeriksaan ini dilakukan

oleh tenaga terampil dari laboratorium klinik e-Telkom Medika, Surabaya. Hasil

pemeriksaan akan diberikan secara individu kepada peserta dan akan rekapitulasi

hasilnya untuk pelaporan serta akan dijaga kerahasiaannya.

3.3 Evaluasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat

Evaluasi keberhasilan Program Pengabdian Kepada Masyarakat

dilakukan setelah menjalankan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan di

Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya. Rancangan

evaluasi dilaksanakan sebagai berikut:

1. Menguji hasil pretest maupun post test pengetahuan, deteksi dini,

pemberantasan, penatalaksanaan mengenai penyakit hepatitis B.

2. Didapatnya sejumlah kasus hepatitis B di wilayah tersebut untuk kemudian

dilakukan konseling dan pendampingan.

8
BAB 4
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

Universitas Airlangga, khususnya Fakultas Kedokteran telah ditetapkan

sebagai pusat unggulan penelitian di bidang kedokteran tropis dan

kegawatdaruratan. Universitas Airlangga juga didukung oleh Institute of Tropical

Disease dan Rumah Sakit Khusus Infeksi di bidang penyakit menular, termasuk

hepatitis B. Tim pelaksana kegiatan program IbM terdiri dari 7 orang dengan

keahlian/pengalaman sebagai berikut:

1. Kepakaran merancang kegiatan oleh Ketua Tim Pelaksana IbM

2. Peningkatan pengetahuan tentang hepatitis B oleh Anggota Pelaksana I

3. Pemeriksaan skrining dan deteksi dini hepatitis B oleh Anggota Pelaksana II

4. Pelatihan pendampingan dan konseling hepatitis B oleh Anggota Pelaksana III

5. Manajemen pemberantasan hepatitis B oleh Anggota Pelaksana IV,V dan VI

Tabel 4.1 Keahlian dan tugas tim pengabdian masyarakat


No NAMA STATUS KEAHLIAN TUGAS
1 Prof. Dr. Suhartati, dr., MS Ketua Tim Biokimia Kedokteran Merancang kegiatan
Pelaksana & Pemanfaatan IbM, perijinan,
Herbal persiapan, dan
monitoring evaluasi
2 Ema Qurnianingsih, dr., MS Anggota Biokimia Kedokteran Pelatihan peningkatan
Pelaksana I & Penyakit Infeksi pengetahuan hepatitis B
3 Lina Lukitasari, dr., M.kes Anggota Biokimia Kedokteran Pemeriksaan skrining
Pelaksana II & PBL dan deteksi dini
hepatitis B
4 Ira Humairah, dr., M.Si Anggota Biokimia Kedokteran Pelatihan
Pelaksana III & Manajemen pendampingan dan
Penyakit konseling hepatitis B
5 Reza Arta B.N., dr., M.Si Anggota Biokimia Kedokteran Peningkatan
Pelaksana IV & Hewan Coba kemampuan
penanggulangan
penyakit hepatitis B
6 St. Khaerunnisa, M.Si Anggota Biokimia Kedokteran Pendampingan tim
Pelaksana V & Rekayasa Protein pelaksana
7 Citrawati Dyah K.W., dr. Anggota Biokimia Kedokteran Pendampingan tim
Pelaksana VI & Biologi Molekuler pelaksana
Hepatitis

9
BAB 5
HASIL YANG DICAPAI

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Sosialisasi Deteksi

Dini dan Mengatasi Penyakit Hepatitis B Bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh

Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis, Surabaya” yang diselenggarakan oleh

Departemen Biokimia Kedokteran Fak. Kedokteran Univ. Airlangga terdiri dari

dua tahap yaitu (1) Tahap Persiapan, tanggal 1 April 2016 s/d tanggal 20 Mei

2016 dan (2) Tahap Pelaksanaan, tanggal 14 Mei 2016 dan 21 Mei 2016.

5.1 Tahap Persiapan Kegiatan

Pada tahap ini dilakukan persiapan mencakup beberapa kegiatan di

bawah ini:

5.1.1 Perijinan dan kerjasama

Pada awal kegiatan telah dilakukan koordinasi dengan pihak mitra

sekaligus sebagai sasaran program pengabdian kepada masyarakat. Sasaran

program ini adalah warga Dukuh Kupang, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan

Sawahan, Kota Surabaya. Jumlah sasaran dalam kegiatan ini adalah 50 peserta

yang bersedia hadir dalam pengmas selama 2 hari dan bersedia dilakukan

pemeriksaan laboratorium HbsAg dan SGPT/ALT. Proses penyelenggaraan

kegiatan dijadwalkan pada hari Sabtu karena sebagian besar merupakan pekerja di

sektor formal/ informal.

10
5.1.2 Rapat koordinasi internal

Pengmas Departemen Biokimia Kedokteran FK Unair mempersiapkan

seluruh staf pendidikan dan kepegawaian serta mahasiswa untuk mendukung

program kerja pengmas. Kegiatan ini melibatkan 23 orang terdiri dari 16 orang

staf pendidikan dan 7 tenaga kependidikan. Rapat koordinasi awal dilakukan

untuk pembentukan panitia dan pembagian tugas. Rapat koordinasi selanjutnya

tentang pembuatan buku, persiapan pelaksanaan dan evaluasi.

5.1.3 Pembuatan buku

Pelaksanaan pengmas ini membutuhkan materi yang kami kemas dalam

bentuk buku tentang infeksi hepatitis B bagi orang awam, yang kami beri judul

“Mari Kita Cegah Hepatitis B. Kenali Gejalanya, Pahami Penyebabnya, &

Deteksi Dini Keberadaanya”. Proses pembuatan materi, lay out dan pencetakan

buku telah dilaksanakan 100% oleh Staf Dosen Departemen Biokimia Kedokteran

FK Unair.

5.2 Tahap Pelaksanaan Kegiatan

5.2.1 Hari pertama

Pelaksanaan pengmas hari pertama pada hari Sabtu, 14 Mei 2016

bertempat di Gedung Balai RW Dukuh Kupang, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan

Sawahan, Kota Surabaya. Sekitar 30 peserta terdiri dari ibu dan bapak yang hadir

untuk mengikuti senam pagi yang rutin diselenggarakan setiap hari Sabtu dan

dipandu oleh 3 instruktur senam dari Kelurahan Dukuh Kupang, Surabaya. Semua

peserta sangat antusias untuk mengikuti gerakan senam tersebut. Senam dimulai

11
pukul 06.00 – 07.00 WIB. Selain peserta yang aktif mengikuti senam rutin, kami

juga mengundang warga sekitar yang tidak mengikuti senam rutin untuk hadir

dalam acara pengmas. Total peserta yang mengikuti penyuluhan di hari pertama

sebanyak 72 peserta, dimana kebanyakan adalah Ibu-ibu PKK setempat.

Kegiatan yang dilakukan di hari pertama adalah senam pagi, pretest,

penyuluhan, diskusi, post test, pengisian kuesioner, pemeriksaan laboratorium

HbsAg dan SGPT/ALT (Lampiran 1). Fokus materi penyuluhan pada hari

pertama adalah pengenalan tentang hepatitis B. Materi yang disampaikan

mencakup: (1) Gambaran umum hepatitis B, (2) Penularan hepatitis B, (3)

Pencegahan hepatitis B, (4) Komplikasi hepatitis B, dan (5) Pemeriksaan hepatitis

B.

Gambar 1. Senam pagi warga Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh


Pakis, Surabaya

5.2.1.1 Penyuluhan

Sebelum penyuluhan, peserta diberikan pretest dengan tujuan untuk

mengetahui pengetahuan awal peserta tentang hepatitis B. Penyuluhan dipimpin

oleh moderator yang mempunyai kompetensi dalam ilmu kedokteran yaitu Ketua

12
Departemen Biokimia Kedokteran FK Unair, dr. Sudarno, M.Kes. Moderator

kemudian memimpin penyuluhan dan diskusi mengenai pengenalan penyakit

hepatitis B. Penyuluhan dan menjawab pertanyaan peserta dilakukan oleh

narasumber Prof. Retno Handajani, dr., M.S., Ph.D, dimana beliau sangat

kompeten dalam bidang infeksi virus hepatitis dan HIV/AIDS, hal ini dapat dilihat

dalam jumlah penelitian yang beliau lakukan (dapat dilihat pada google scholar).

Beliau juga memiliki pengalaman berkutat di Divisi Hepatitis Institute of Tropical

Disease (ITD) Unair. Pada kegiatan diskusi, ada 6 penanya yang sangat antusias

bertanya tentang infeksi hepatitis B. Penyuluhan dan diskusi diakhiri dengan

pengerjaan post test.

Gambar 2. Penyuluhan mengenai pengenalan penyakit hepatitis B yang dilakukan


oleh Prof. Retno Handajani, dr., MS., Ph.D dan dimoderatori oleh dr. Sudarno,
M.Kes

13
5.2.1.2 Pemeriksaan HbsAg dan SGPT/ALT

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil darah peserta sebanyak 3

ml, kemudian diambil serumnya. Pengambilan dan pemeriksaan ini dilakukan

oleh tenaga terampil dari laboratorium klinik e-Telkom Medika, Surabaya. Pada

saat pengambilan sampel, mahasiswa S1 Pendidikan Dokter FK Unair angkatan

2011/2012 membantu dalam acara penyuluhan dan pengisian kuesioner.

Kuesioner ini ditujukan utnuk mengetahui profil dari peserta yang diambil

darahnya. Hasil pemeriksaan akan diberikan secara individu kepada peserta dan

akan direkapitulasi untuk pelaporan serta akan dijaga kerahasiaannya.

Gambar 3. Pemeriksaan laboratorium HbsAg dan SGPT/ALT serta pengisian


kuesioner peserta penyuluhan

14
5.2.2 Hari kedua

5.2.2.1 Penyuluhan

Pada hari kedua pengmas, penyuluhan dipimpin oleh moderator yang

mempunyai kompetensi dalam ilmu kedokteran yaitu Staf Dosen Departemen

Biokimia Kedokteran FK Unair, dr. Edhi Rianto, M.S. Moderator kemudian

memimpin penyuluhan dan diskusi mengenai diagnosis dan interpretasi hasil

pemeriksaan hepatitis B. Penyuluhan dan menjawab pertanyaan peserta dilakukan

oleh narasumber yang sama para hari pertama yaitu Prof. Retno Handajani, dr.,

M.S., Ph.D, dengan harapan adanya kesinambungan dengan materi penyuluhan

pertama. Pada kegiatan diskusi, banyak pertanyaan yang sangat antusias dari

peserta tentang infeksi hepatitis B.

Gambar 4. Penyuluhan hari kedua mengenai diagnosis dan interpretasi hasil


pemeriksaan hepatitis B yang dilakukan oleh Prof. Retno Handajani, dr., MS.,
Ph.D dan dimoderatori oleh dr. Edhi Rianto, MS

5.2.2.2 Pemberian hasil pemeriksaan HbsAg dan SGPT/ALT

Pemberian hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan setelah penyuluhan

selesai supaya peserta fokus terhadap materi. Selain itu, dikhawatirkan, apabila

15
hasil laboratorium diberikan sebelum penyuluhan maka peserta yang didapatkan

positif menderita hepatitis B menjadi tidak fokus. Oleh karena itu, pembagian

hasil laboratorium bagi peserta yang terdeteksi menderita hepatitis B dilakukan

secara pribadi dan rahasia.

Gambar 5. Penyerahan hasil laboratorium peserta penyuluhan

5.2.2.3 Konseling dan pendampingan

Pada tahapan ini, peserta diberikan kesempatan untuk mengkonsultasikan

hasil pemeriksaan laboratoriumnya bagi peserta yang menunjukkan hasil HbsAg

yang positif dan/atau SGPT/ALT yang meningkat 1-2 kali dari nilai normal.

Konseling dan pendampingan dilayani oleh dosen Departemen Biokimia

Kedokteran FK Unair yang juga mempunyai profesi sebagai dokter. Model

pendampingan dilakukan dengan memberikan waktu kepada peserta yang

terinfeksi hepatitis B dengan konsultasi pribadi yang bersifat rahasia dan

pelaporan ke puskesmas untuk tindak lanjutnya.

16
5.3 Evaluasi

5.3.1 Pre dan Post test

Peserta terdaftar dalam daftar hadir untuk mengikuti acara penyuluhan

pada hari I, Sabtu, 14 Mei adalah 72 peserta. Sebelum dan sesudah seminar,

peserta diberi tes terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan

dan efektifitas penyuluhan yang diberikan. Kegiatan pretest dilakukan untuk

mengetahui pengetahuan dan pemahaman awal peserta dan post test diberikan

dengan soal yang sama untuk mengatahui keberhasilan pemberian edukasi melalui

penyuluhan yaitu pengetahuan umum tentang infeksi hepatitis B dan pengetahuan

tentang deteksi infeksi hepatitis B.

Hasil rekapitulasi pretest dan post test didapatkan dari 51 peserta yang

lengkap terkumpul. Hal ini dikarenakan terdapat peserta yang mengundurkan diri

terlebih dahulu sebelum diadakan post test. Berdasarkan hasil rekapitulasi pretest

dan post test didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dan pemahaman peserta

tentang infeksi hepatitis B (tabel 1).

Tabel 5.1. Hasil pretest dan post test


Pertanyaan Jumlah peserta yang Jumlah peserta yang
menjawab benar saat menjawab benar saat Post
Pretest test (n = 51)
(n = 51)
Apakah penyakit hepatitis B 45 (88,23%) 45 (88,23%)
itu?
Bagaimanakah cara penularan 38 (74,5%) 49 (96%)
penyakit hepatitis B?
Siapakah yang berisiko tinggi 33 (64,7%) 46 (90,2%)
untuk tertular dengan penyakit
hepatitis B?
Apakah kondisi yang dapat 4 (7,84%) 12 (23,52%)
menyebabkan tertular penyakit
hepatitis B?
Bagaimanakah cara penularan 21 (41,18%) 41 (80,39%)
penyakit hepatitis B?
Berapakah usia seseorang akan 14 (27,45%) 27 (52,94%)

17
mempunyai risiko tertinggi
untuk tertular penyakit
hepatitis B?
Bagaimanakah cara 36 (70,59%) 41 (80,39%)
pengobatan penyakit hepatitis
B?
Bagaimanakah pencegahan 43 (84,31%) 43 (84,31%)
penyakit hepatitis B?
Usia berapakah dosis pertama 15 (29,41%) 25 (49%)
imunisasi hepatitis B
diberikan di Indonesia?
Apakah komplikasi dari 44 (86,27%) 48 (94,12%)
penyakit hepatitis B yang
lama?
RATA_RATA 57,45% 73,92%

Melalui pretest didapatkan bahwa sebagian besar peserta mendapatkan

nilai rendah pada bagian penularan, faktor resiko, dan imunisasi hepatitis B.

Hanya 4 orang (7,84%) dari peserta yang mengetahui tentang kondisi yang

berperan dalam penularan hepatitis B, 14 orang (27,45%) peserta yang

mengetahui tentang usia beresiko tertular hepatitis B, dan 15 orang (29,41%)

peserta yang mengetahui tentang imunisasi hepatitis B. Pengetahuan tentang

penularan hepatitis B dan imunisasi penting untuk mencegah terjadinya transmisi

dan infeksi VHB. Setelah dilakukan pengarahan dan pemberian materi kepada

peserta didapatkan peningkatan pengetahuan dimana 12 orang (23,32%) sudah

dapat menjawab dengan benar tentang mengetahui tentang kondisi yang berperan

dalam penularan hepatitis B, 27 orang (52,94%) peserta yang mengetahui tentang

usia beresiko tertular hepatitis B, dan 25 orang (49%) peserta yang mengetahui

tentang imunisasi hepatitis B. Dari keseluruhan hasil pretest dan post test,

didapatkan peningkatan jumlah peserta yang menjawab benar pada post test

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan peserta

18
sebelum dan sesudah penyuluhan tentang hepatitis B (dari 57,45% menjadi

73,92%).

5.3.2 Hasil pemeriksaan HbsAg dan SGPT/ALT

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil darah peserta sebanyak 3

ml, kemudian diambil serumnya. Pengambilan dan pemeriksaan ini dilakukan

oleh tenaga terampil dari laboratorium klinik e-Telkom Medika, Surabaya. Pada

saat pengambilan sampel, mahasiswa S1 Pendidikan Dokter FK Unair angkatan

2011/2012 membantu dalam acara penyuluhan dan pengisian kuesioner.

Kuesioner ini ditujukan utnuk mengetahui profil dari peserta yang diambil

darahnya. Hasil pemeriksaan diberikan secara individu kepada peserta dalam

amplop tertutup dan akan rekapitulasi hasilnya untuk pelaporan serta akan dijaga

kerahasiaannya.

Tabel 5.2. Profil peserta berdasarkan usia peserta

No Umur Jumlah Persentase


1 < 30 tahun 0 0%
2 31-40 tahun 1 1,72 %
3 41-50tahun 13 22,41 %
4 51-60 tahun 14 24,14 %
5 61-70 tahun 20 34,48 %
6 >70 tahun 10 17,24 %
Total 58 orang 100 %

Sebagian besar dari peserta pelatihan ini berumur antara 61-70 tahun. Usia

ini merupakan usia yang rentan terhadap terjadinya Chronic Liver Disease akibat

infeksi VHB. Sehingga jika dilihat dari profil peserta berdasarkan usia maka

kegiatan ini sesuai dengan sasaran.

19
Tabel 5.3. Profil peserta berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Persentase


1 Laki-laki 16 27,59 %
2 Perempuan 42 72,41 %
Total 58 orang 100 %

Dari jenis kelamin, 27,59% peserta memiliki jenis kelamin laki-laki dan

72,41% peserta memiliki jenis kelamin perempuan sehingga pemerataan peserta

berdasarkan jenis kelamin terpenuhi. Dominasi peserta perempuan disebabkan

oleh bentuk kerjasama dengan kelurahan yang untuk saat ini diprioritaskan kepada

peningkatan kemampuan dan daya tahan kesehatan kelurahan berbasis PKK.

Melalui program-program yang diadakan oleh PKK, diharapkan sosialisasi

mengenai hepatitis B di masyarakat dapat lebih digalakkan. Perempuan juga

memegang peranan penting untuk mengatur rumah tangga. Selain itu perempuan

yang sebagian besar ibu rumah tangga lebih waspada terhadap perubahan/ tanda

awal gejala hepatitis B yang berada di lingkungan tempat tinggal mereka.

Tabel 5.4. Hasil kuesioner peserta pengambilan darah


Pertanyaan kuesioner Ya/Pernah (n = 58) Tidak (n = 58)
Riwayat pemeriksaan HbsAg 5 53
sebelumnya
Riwayat hepatitis akut 4 54
Keluarga dekat pernah terkena hepatitis 7 51
Riwayat transfusi darah 5 53
Riwayat imunisasi hepatitis B 6 52

Dari 58 peserta yang diperiksa HbsAg dan SGPT/ALT, 5 peserta pernah

melakukan pemeriksaan HbsAg sebelumnya (2-20 tahun yang lalu) dan hasilnya

negatif. Sebanyak 4 peserta pernah memiliki riwayat hepatitis akut dalam kurun

waktu >20 tahun yang lalu tetapi tidak tahu jenis virusnya. Dari 50 jumlah peserta

tersebut, 7 peserta memiliki anggota keluarga dekat (suami/istri/orang tua/

20
anak/saudara kandung) yang pernah terkena hepatitis, dimana 5 peserta memiliki

keluarga dekat pernah menderita hepatitis B dan 2 sisanya tidak tahu jenis virus

hepatitisnya. Sebanyak 5 peerta memiliki riwayat transfusi darah sebagai salah

satu faktor resiko hepatitis B. Dari 58 peserta, hanya 6 peerta yang pernah

mendapatkan imunisasi hepatitis B, dimana dari jumlah tersebut hanya 1 orang

yang sudah mendapat booster imunisasi hepatitis saat dewasa dan ada 1 peserta

yang baru mendapat imunisasi hepatitis B pertama saat usia dewasa (39 tahun).

Dari data tersebut didapatkan beberapa hal yang dapat menjadi faktor resiko

hepatitis B bagi peserta penyuluhan.

Tabel 5.5. Hasil pemeriksaan HbsAg dan SGPT/ALT


HbsAg SGPT/ALT
Positif (reaktif) Negatif Normal (<41 Meningkat
(non reaktif) IU/L) (>41 IU/L)
3 (5,17%) 55 (94,82%) 57 1

Dari 58 peserta yang diambil darahnya, 3 peserta (5,17%) memiliki HbsAg

yang positif/reaktif dengan titer 522,5-8104 IU/L. Data ini lebih sedikit daripada

prevalensi HbsAg positif di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2007, yaitu

sebesar 9,4%. Data dari WHO (2015) juga menunjukkan bahwa Indonesia

termasuk negara dengan prevalensi hepatitis B kronis yang tinggi (>8%). Hal ini

dapat disebabkan oleh persebaran hepatitis B di setiap daerah di Indonesia yang

tidak merata. Dari ketiga peserta dengan HbsAg positif tersebut, 1 peserta

memiliki anak dengan HbsAg positif dan 1 peserta lain memiliki suami dengan

HbsAg positif. Hal ini dapat menunjukkan kemungkinan transmisi VHB pada

para peserta tersebut. Dari ketiga peserta tersebut, 1 peserta memiliki peningkatan

SGPT/ALT di atas normal (>41 IU/L) sehingga perlu diwaspadai adanya

inflamasi pada hepar penderita tersebut. Pada peserta yang terinfeksi hepatitis B,

21
dilakukan pendekatan dengan konsultasi pribadi yang bersifat rahasia dan

dilakukan pula pelaporan ke puskesmas sebagai bentuk tindak lanjut.

22
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Penyuluhan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hepatitis B

2. Penyuluhan ini berintegrasi dengan pemeriksaan laboratorium HbsAg dan

SGPT untuk mendeteksi ada infeksi virus hepatitis B untuk mendapatkan

hasil yang maksimal.

3. Didapatkan peserta dengan HbsAg positif sebanyak 5,17% (3/58).

4. Secara umum, didapatkan peningkatan pengetahuan peserta pengabdian

kepada masyarakat tentang infeksi hepatitis B.

6.2 Saran

1. Penyuluhan dan deteksi dini kesehatan dapat meningkatkan ketahanan

lingkungan terhadap infeksi hepatitis B dengan dukungan di masyarakat,

seperti KATAR, ibu PKK serta perkumpulan masyarakat yang ada untuk

berpartisipasi dalam masalah tersebut.

2. Perlu dilakukan program serupa di daerah lain terutama di daerah beresiko

tinggi terinfeksi VHB untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan

menurunkan angka kejadian hepatitis B di Indonesia.

23
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Saatnya Peduli Hepatitis :


Ketahui, Cegah dan Obati. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/article/view/2401/saatnya-peduli-hepatitis--
ketahui-cegah-dan-obati.html. Diakses pada: 3 April 2015
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Wamenkes: Perlu Upaya
Kolaborasi Untuk Masalah Hepatitis dan HIV/AIDS. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/article/view/201406300001/wamenkes-perlu-
upaya-kolaborasi-untuk-masalah-hepatitis-dan-hiv-aids.html. Diakses
pada: 3 April 2015
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit & Penyehatan Lingkungan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pengendalian
Hepatitis Virus. Diunduh dari:
http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman%20Hepatitis%20OK.
pdf. Diakses pada: 8 April 2015
Ott JJ, Stevens GA, Groeger J, Wiersma ST. 2012. Global epidemiology of
hepatitis B virus infection: New estimates of age-specific HbsAg
seroprevalence and endemicity. Vaccine; 30 (12): 2212–2219
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014.
Situasi dan Analisis Hepatitis. Diunduh dari:
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hepatitis.pdf. Diakses pada: 21 Februari 2015
Sunbul M. 2014. Hepatitis B virus genotypes: Global distribution and clinical
importance. World J Gastroenterol; 20(18): 5427–5434
World Health Organization. 2015. Hepatitis B Factsheet. Diunduh dari:
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs204/en/. Diakses pada: 13 Maret
2015

24
LAMPIRAN 1
JADWAL KERJA DAN SUSUNAN ACARA

25
Jadwal kerja
No Kegiatan Bulan
2 3 4 5 6 7 8
1 Persiapan dan perijinan X X
2 Analisis permasalahan X X
3 Konsolidasi pemecahan masalah X X X
4 Pendidikan dan pelatihan X
5 Monitoring X X X X X X
6 Evaluasi X X
7 Laporan akhir X X

Susunan acara, Sabtu, 14 Mei 2016


Waktu (WIB) Acara
07.00-08.00 Pendaftaran
(60 menit)
08.00-08.05 Pembukaan
(5 menit) oleh MC: dr. Ira Humairah, M.Si
08.05-08.15 Pre test
(10 menit) dipimpin oleh MC
08.15-08.35 Sambutan-sambutan:
(20 menit) 1. Ketua Panitia: Prof. Dr. dr. Suhartati, M.S
2. Sambutan Lurah
3. Sambutan Ketua RW
4. Doa oleh Ketua Departemen Biokimia Kedokteran FK Unair: dr.
Sudarno, M.Kes
08.35-08.45 Pemberian tali asih sekaligus Foto bersama para undangan
SESI I
08.45-09.05 Penyuluhan
(20 menit) Narasumber: Prof. Retno Handajani, dr, M.S., Ph.D
Moderator: dr. Sudarno, M.Kes
09.05-09.25 Tanya jawab dipimpin oleh moderator
(20 menit)
09.25-09.35 Post test
(10 Menit) dipimpin oleh MC
09.35-09.40 Penutupan acara hari I dan pengumuman
SESI II
09.40-11.00 Pemeriksaan laboratorium
(80 menit)
11.00-selesai Penutupan acara hari I Sesi I dan II dan pengumuman

26
Susunan acara, Sabtu, 21 Mei 2016
Waktu
(WIB) Acara
07.00-
08.00 Pendaftaran
(60 menit)
08.00-
08.05 Pembukaan dan Doa
(5 menit) oleh MC: dr. Ira Humairah, M.Si

SESI III
08.05-
08.25 Penyuluhan
(20 menit) Narasumber : Prof. dr. Retno Handajani, M.S., Ph.D
Moderator : dr. Edhi Rianto, M.S
08.25-
08.45 Tanya jawab dipimpin oleh moderator
(20 menit)
08.45- Konseling dan pendampingan oleh Staf dosen Departemen Biokimia Kedokteran FK
09.30 Unair
(45 menit)
09.30-
09.40 Door Prize
(10 menit) dipimpin oleh MC
5 Hadiah dari the best nilai pretest dan post test
5 hadiah dari kopyokan (syarat : yang sudah dapat maka akan di kopyok lagi)
09.40-
09.45 Doa Penutup
(5 menit) oleh Ketua Departemen Biokimia Kedokteran FK Unair: dr. Sudarno, M.Kes
10.05-
10.10 Penutupan acara
(5 menit) oleh MC
1. Penutupan
2. Foto bersama panitia dan peserta

27
LAMPIRAN 2
PERSONALIA KEGIATAN IBM

28
Ketua Pelaksana

1. Nama Lengkap dan Gelar : Prof Dr. Suhartati, dr.,MS


2. NIP : 194701171977032001
3. Tempat lahir & Umur : Kediri, 17 -01 – 1947
4. Fakultas/ Jurusan/ Prog. Studi: Kedokteran
5. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS AIRLANGGA
6. Alamat Kantor : Kampus A Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya
Telepon/ Faxs : 031 5030252- 3, 5032803/ 031 5032603
Email : fkunair@ac.id
7. Alamat Rumah : Jl. Dukuh Kupang XXXI/ 33-35, Surabaya
Telepon/ Faxs : 085648054475/ 031 5617054
Email : tati_biokim@yahoo.co.id
8. Pendidikan Terakhir : S3
9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat :

NO TAHUN JENIS PROGRAM SUMBER DANA

1. 2006 Penggenalan Osteoporosis dan memasyarakatkan DIPA-PNPB


senam pencegah osteoporosis dalam usaha
meningkatkan kualitas hidup lansia.

2. 2007 Sosialisasi senam untuk penderita osteoporosis dalam DIPA-PNPB


usaha meningkatkan kualitas hidup lansia.

3. 2009 Sosialisasi Defisiensi G6PD pada Masyarakat dan DIPA-PNPB


Penderita Defisiensi G6PD guna meningkatkan
Kualitas Hidup penderita Defisiensi G6PD di kota
Surabaya.

4. 2010 Penyuluhan dan deteksi dini Penyakit HIV / AIDS DIPA-PNPB


dalam rangka Peningkatan Kualitas Hidup Sumber
Daya Manusia di Kecamatan Sawahan, Surabaya.

5. 2012 IPTEK bagi Masyarakat (IbM) Kelompok Peternak DIPA


LEBAH di Desa Tulusbesar Malang. DIP.LITABMAS

6. 2013 Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit DIPA BOPTN


Diabetes Mellitus bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh
Kupang, Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.

7. 2014 Peningkatan Pengetahuan Pola Hidup Sehat Melalui RKAT FK


Pelatihan Cuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Di UNAIR
Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya

8. 2014 Pelatihan Keterampilan Mikrokonseling HIV/AIDS IbM-Dikti


Kelompok Katar dan Ibu PKK Kelurahan Putat Jaya,

29
Kecamatan Sawahan, Surabaya

9. 2014 Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker BOPTN-FK


leherrahim pada ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh UNAIR
Kupang, Kec. Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.
10. 2016 Sosialisasi Upaya Deteksi Dini Gangguan UPPM
Pendengaran Bawaan Pada Penderita dan Keluarga
Penderita di SLB Tipe B “Karya Mulia” Surabaya

30
Anggota Pelaksana 1
1. Nama Lengkap dan Gelar : Ema Qurnianingsih, dr, M.Si
2. NIP : 1979 1214 2005 01 2003
3. Tempat/Tanggal Lahir : Surabaya, 14 Desember 1979
4. Fakultas/ Jurusan/ Prog. Studi
: Kedokteran
5. Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS AIRLANGGA
6. Alamat Kantor : Kampus A Jl. Mayjen Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya
Telepon/ Faxs : 031 5030252- 3, 5032803/ 031 5032603
Email : fkunair@ac.id
7. Alamat Rumah : Rungkut Kidul 5/30 Surabaya
Telepon/ Faxs : 081803038585
Email : emaqurnia@gmail.com
8. Pendidikan Terakhir : S2
9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat :

NO TAHUN JENIS PROGRAM SUMBER DANA

1. 2013 Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit BOPTN UNAIR


Diabetes Mellitus bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh
Kupang, Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.

2. 2014 Peningkatan Pengetahuan Pola Hidup Sehat Melalui RKAT FK


Pelatihan Cuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Di UNAIR
Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya

3. 2014 Pelatihan Keterampilan Mikrokonseling HIV/AIDS IbM-Dikti


Kelompok Katar dan Ibu PKK Kelurahan Putat Jaya,
Kecamatan Sawahan, Surabaya

4. 2014 Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker BOPTN-FK


leherrahim pada ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh UNAIR
Kupang, Kec. Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.
5. 2016 Sosialisasi Upaya Deteksi Dini Gangguan UPPM
Pendengaran Bawaan Pada Penderita dan Keluarga
Penderita di SLB Tipe B “Karya Mulia” Surabaya

31
Anggota Pelaksana 2

1. Nama Lengkap dan Gelar : Lina Lukitasari, dr., M.Si


2. NIP : 198004092008012014
3. Tempat lahir & umur : Surabaya, 9 April 1980
4. Fakultas/Jurusan/Prog Studi : Kedokteran/ Biokimia Kedokteran/
Pendidikan Dokter
5. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
6. Alamat kantor : Kampus A Jl Mayjen Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya
Telepon/Faxs : 031 5030252-3, 5032803/ 031 5032603
Email : fkunair@ac.id
7. Alamat Rumah : Jl. Karangrejo Sawah 12/ 15, Surabaya
Telepon/Faxs : 031-8283760
Email : linalukitasari@gmail.com;
8. Pendidikan Terakhir : S2 (Master)
9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat:

NO TAHUN JENIS PROGRAM SUMBER DANA

1. 2009 Sosialisasi defisiensi G6PD pada masyarakat dan RKAT- FK


penderita defisiensi G6PD guna meningkatkan UNAIR
kualitas Hidup penderita G6PD di kota Surabaya

2. 2010 Penyuluhan dan deteksi dini Penyakit HIV / AODS RKAT- FK


dalam rangka Peningkatan Kualitas Hidup Sumber UNAIR
Daya Manusia di Kecamatan Sawahan, Surabaya

3. 2013 Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit BOPTN UNAIR


Diabetes Mellitus bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh
Kupang, Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.

4. 2014 Peningkatan Pengetahuan Pola Hidup Sehat Melalui RKAT FK


Pelatihan Cuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Di UNAIR
Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya

5. 2014 Pelatihan Keterampilan Mikrokonseling HIV/AIDS IbM-Dikti


Kelompok Katar dan Ibu PKK Kelurahan Putat Jaya,
Kecamatan Sawahan, Surabaya

6. 2014 Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker BOPTN-FK


leherrahim pada ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh UNAIR
Kupang, Kec. Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.
7. 2016 Sosialisasi Upaya Deteksi Dini Gangguan UPPM
Pendengaran Bawaan Pada Penderita dan Keluarga
Penderita di SLB Tipe B “Karya Mulia” Surabaya

32
Anggota Pelaksana 3

1. Nama Lengkap dan Gelar : Ira Humairah, dr., M.Si.


2. NIP : 19830205 200812 2008
3. Tempat lahir & umur : Pasuruan, 5 Februari 1983
4. Fakultas/Jurusan/Prog Studi : Kedokteran/Biokimia Kedokteran/
Pendidikan Dokter
5. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
6. Alamat kantor : Kampus A Jl Mayjen Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya
Telepon : 031 5030252-3, 5032803/ 031 5032603
Faxs : 031 5684009
7. Alamat Rumah : Jl. Gubeng Kertajaya 6C No.49 Surabaya
Telepon/Faxs : 6285645603355
Email : ira_huma@yahoo.com
8.Pendidikan Terakhir : S2
9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat:

NO TAHUN JENIS PROGRAM SUMBER DANA

1. 2009 Bakti Sosial Mahasiswa Baru RKAT- FK


UNAIR

2. 2013 Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit BOPTN UNAIR


Diabetes Mellitus bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh
Kupang, Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.

3. 2014 Peningkatan Pengetahuan Pola Hidup Sehat Melalui RKAT FK


Pelatihan Cuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Di UNAIR
Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya

4. 2014 Pelatihan Keterampilan Mikrokonseling HIV/AIDS IbM-Dikti


Kelompok Katar dan Ibu PKK Kelurahan Putat Jaya,
Kecamatan Sawahan, Surabaya

5. 2014 Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker BOPTN-FK


leherrahim pada ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh UNAIR
Kupang, Kec. Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.
6. 2016 Sosialisasi Upaya Deteksi Dini Gangguan UPPM
Pendengaran Bawaan Pada Penderita dan Keluarga
Penderita di SLB Tipe B “Karya Mulia” Surabaya

33
Anggota Pelaksana 4

1. Nama Lengkap dan Gelar : Reza Arta Bagaskoro Nugroho, dr., M.Si.
2. NIP : 19830611 200812 1002
3. Tempat lahir & umur : Lamongan, 11 Juni 1983
4. Fakultas/Jurusan/Prog Studi : Kedokteran/Biokimia Kedokteran/
Pendidikan Dokter
5. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
6. Alamat kantor : Kampus A Jl Mayjen Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya
Telepon : 031 5030252-3, 5032803/ 031 5032603
Faxs : 031 5684009
7. Alamat Rumah : Jl. Sunan Drajat 23 Lamongan
Telepon/Faxs : 08125206366
Email : rzbagaskoro@gmail.com
8.Pendidikan Terakhir : S2
9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat:

NO TAHUN JENIS PROGRAM SUMBER DANA

1. 2009 Bakti Sosial Mahasiswa Baru RKAT- FK


UNAIR

2. 2013 Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit BOPTN UNAIR


Diabetes Mellitus bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh
Kupang, Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.

3. 2014 Peningkatan Pengetahuan Pola Hidup Sehat Melalui RKAT FK


Pelatihan Cuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Di UNAIR
Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya

4. 2014 Pelatihan Keterampilan Mikrokonseling HIV/AIDS IbM-Dikti


Kelompok Katar dan Ibu PKK Kelurahan Putat Jaya,
Kecamatan Sawahan, Surabaya

5. 2014 Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker BOPTN-FK


leherrahim pada ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh UNAIR
Kupang, Kec. Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.
6. 2016 Sosialisasi Upaya Deteksi Dini Gangguan UPPM
Pendengaran Bawaan Pada Penderita dan Keluarga
Penderita di SLB Tipe B “Karya Mulia” Surabaya

34
Anggota Pelaksana 5

1. Nama Lengkap dan Gelar : Siti Khaerunnisa., M.Si


2. NIP : 139 141 796
3. Tempat lahir & umur : Ujung Pandang, 26 April 1988
4. Fakultas/Jurusan/Prog Studi : Kedokteran/Biokimia Kedokteran/
Pendidikan Dokter
5. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
6. Alamat kantor : Kampus A Jl Mayjen Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya
Telepon/Faxs : 031 5030252-3, 5032803/ 031 5032603
Email : fkunair@ac.id
7. Alamat Rumah : Jl. Karangan Mulya Raya 21, Wiyung, Sby
Telepon/Faxs : 085646107845
Email : annisa_biokim10@yahoo.com
8. Pendidikan Terakhir : S2 (Master)
9. Pengalaman Pengabdian Masyarakat:

NO TAHUN JENIS PROGRAM SUMBER DANA

1. 2013 Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit BOPTN UNAIR


Diabetes Mellitus bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh
Kupang, Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.

2. 2014 Peningkatan Pengetahuan Pola Hidup Sehat Melalui RKAT FK


Pelatihan Cuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Di UNAIR
Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya

3. 2014 Pelatihan Keterampilan Mikrokonseling HIV/AIDS IbM-Dikti


Kelompok Katar dan Ibu PKK Kelurahan Putat Jaya,
Kecamatan Sawahan, Surabaya

4. 2014 Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker BOPTN-FK


leherrahim pada ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh UNAIR
Kupang, Kec. Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.
5. 2016 Sosialisasi Upaya Deteksi Dini Gangguan UPPM
Pendengaran Bawaan Pada Penderita dan Keluarga
Penderita di SLB Tipe B “Karya Mulia” Surabaya

35
Anggota Pelaksana 6

1. Nama Lengkap dan Gelar : Citrawati Dyah Kencono Wungu, dr., M.Si
2. NIP :-
3. Tempat lahir & umur : Magetan,
4. Fakultas/Jurusan/Prog Studi : Kedokteran/Biokimia Kedokteran/
Pendidikan Dokter
5. Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga
6. Alamat kantor : Kampus A Jl Mayjen Prof. Dr. Moestopo
47 Surabaya
Telepon/Faxs : 031 5030252-3, 5032803/ 031 5032603
Email : fkunair@ac.id
7. Alamat Rumah : Sutorejo Tengah IV/28 Mulyorejo
Surabaya
Telepon/Faxs : 085790220989
Email : cicit.biokimia@gmail.com
8. Pendidikan Terakhir : S2
9. Pengalaman :

NO TAHUN JENIS PROGRAM SUMBER DANA

1. 2013 Sosialisasi Deteksi Dini dan Mengatasi Penyakit BOPTN UNAIR


Diabetes Mellitus bagi Masyarakat Kelurahan Dukuh
Kupang, Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.

2. 2014 Peningkatan Pengetahuan Pola Hidup Sehat Melalui RKAT FK


Pelatihan Cuci Tangan Pada Siswa Sekolah Dasar Di UNAIR
Kelurahan Wonokromo, Kecamatan Wonokromo,
Surabaya

3. 2014 Pelatihan Keterampilan Mikrokonseling HIV/AIDS IbM-Dikti


Kelompok Katar dan Ibu PKK Kelurahan Putat Jaya,
Kecamatan Sawahan, Surabaya

4. 2014 Sosialisasi Deteksi Dini dan Pencegahan Kanker BOPTN-FK


leherrahim pada ibu-ibu PKK Kelurahan Dukuh UNAIR
Kupang, Kec. Dukuh Pakis, Kodya Surabaya.
5. 2016 Sosialisasi Upaya Deteksi Dini Gangguan UPPM
Pendengaran Bawaan Pada Penderita dan Keluarga
Penderita di SLB Tipe B “Karya Mulia” Surabaya

36
LAMPIRAN 3
SURAT KERJASAMA MITRA

37
38
LAMPIRAN 4
PEMBAGIAN TUGAS PANITIA

39
SUSUNAN PANITIA & JOB DESCRIPTION PENGMAS 2016

Sie Nama Job Desc


Ketua Prof Suhartati  Perijinan lapangan (lurah, RT, RW,
Wakil Ketua Citrawati Ibu PKK, Katar)
 Evaluasi progress persiapan
 Menghubungi pihak laboratorium
 Menjalin kerjasama dengan
puskesmas setempat
 Mengadakan rapat rutin
 Presentasi Laporan Kemajuan
 Presentasi Laporan Akhir
 Menyusun laporan Akhir
 Bertanggungjawab seluruh rangaian
kegiatan
 Mengumpulkan mahasiswa
Bendahara (1 Orang) Ira  Merancang anggaran
 Membukukan
 Membuat kuitansi
 SPJ Keuangan
 Pembayaran Pajak
 Pendistribusian anggaran ke setiap sie
 Pendistribusian Honorarium ke
seluruh panitia
Sekretaris (1 Orang) Ema  Surat menyurat perijinan
 Pengadaan Seminar Kit
 Informed consent
 Sertifikat
 Registrasi
 Pembuatan daftar hadir
 Memonitor laporan dari ketua untuk
digandakan
 Penggandaan&Pengumpulan Laporan
Kemajuan
 Penggandaan&Pengumpulan Laporan
Akhir
 Membuat ppt laporan akhir
 Upload laporan hasil
Perlengkapan Annisa (ketua)  Spanduk, Banner dll
(3 orang) Suwandito  Penyediaan perlengkapan
Sudarno  Sound system
 Stempel
 Design+Cetak Sertifikat
 Cetak Buku
 Menyiapkan penghargaan /
cinderamata (kord dg sie acara)

40
 Survei tempat/lokasi (kord ketua)
Ilmiah / Konseling Prof. Retno (Ketua)  Menyusun Buku
(max. 5 orang) Prof. Soetjipto  Menyusun kuesioner
Prof. Indri  Menyiapkan ppt / materi penyuluhan
Prof. Harianto  Menentukan narasumber
 Menyusun Evaluasi hasil /rekapan
hasil laboratorium
Konsumsi Sutji Kuswarini  Menyusun kebutuhan konsumsi
(1 orang)  Menyediakan konsumsi saat hari H
Dokumentasi Edhi Rianto  Dokumentasi acara tiap rapat dan hari
(2 orang) Tantiana H
 Membawa kamera
 Memastikan setiap usai acara foto
bersama panitia dengan peserta
 Memastikan sesi foto saat pemberian
penghargaan (kord dg sie acara)
 Pembuatan Catatan Harian Kegiatan
PENGMAS
Sie Acara (3 orang) Lina (Ketua)  Menyusun Acara
MC dari Sie Acara. Indeswati  Memastikan seluruh panitia memiliki
Gwenny rundown acara
 Bertanggungjawab seluruh acara pada
hari-H
 Menyusun laporan kegiatan acara dan
menyerahkan ke ketua.
 Mengatur tugas mahasiswa

41
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI RAPAT

42
Rapat Pra Persiapan

Rapat Koordinasi dan Persiapan

43
Rapat Evaluasi dan Penyusunan Laporan

44
LAMPIRAN 6
DAFTAR HADIR PESERTA PENGMAS
HARI PERTAMA

45
46
47
48
49
50
LAMPIRAN 7
DAFTAR HADIR PESERTA PENGMAS
HARI KEDUA

51
52
53
54
55
LAMPIRAN 8
DAFTAR HADIR PANITIA DAN
MAHASISWA DI PELAKSANAAN
PENGMAS HARI PERTAMA

56
57
58
LAMPIRAN 9
DAFTAR HADIR PANITIA DI
PELAKSANAAN PENGMAS HARI KEDUA

59
60
LAMPIRAN 10
DOKUMENTASI PENGMAS HARI
PERTAMA

61
62
63
LAMPIRAN 11
DOKUMENTASI PENGMAS HARI KEDUA

64
65
LAMPIRAN 12
PRETEST DAN POST TEST

66
Identitas Responden:
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :

Beri tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar

1. Menurut anda, apakah penyakit hepatitis B itu?


a. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
b. Penyakit yang disebabkan oleh virus
c. Penyakit keturunan

2. Menurut anda, bagaimanakah cara penularan penyakit hepatitis B?


a. Hepatitis B dapat ditularkan melalui makanan dan minuman
b. Hepatitis B dapat ditularkan melalui jarum suntik, darah dan cairan tubuh
c. Hepatitis B dapat ditularkan melalui sentuhan kulit

3. Menurut anda, kondisi yang manakah antara berikut yang dapat


menyebabkan
tertularnya penyakit hepatitis B?
a. Seseorang yang mempunyai luka di tangan dapat terinfeksi penyakit
hepatitis B apabila bersentuhan dengan ingus penderita hepatitis B
b. Seseorang yang mempunyai luka di tangan dapat terinfeksi penyakit
hepatitis B apabila bersentuhan dengan darah penderita hepatitis B
c. Kedua-duanya benar

4. Menurut anda, siapakah yang beresiko tinggi untuk tertular dengan penyakit
hepatitis B?
a. Anak-anak yang sering berbagi makanan dan minuman
b. Supir angkut
c. Pengguna narkoba suntik

67
5. Menurut anda, yang manakah antara berikut merupakan cara penularan
hepatitis B?
a. Melalui hubungan seksual
b. Sentuhan
c. Kedua-duanya salah

6. Menurut anda, pada usia berapakah yang mempunyai resiko tinggi untuk
tertular dengan penyakit hepatitis B?
a. bayi/dalam kandungan
b. remaja
c. dewasa

7. Menurut anda, bagaimanakah cara pengobatan penyakit hepatitis B?


a. Antibiotik
b. Anti virus
c. Tidak bisa diobati

8. Menurut anda, bagaimana pencegahan penyakit hepatitis B?


a. Melakukan vaksinasi/imunisasi
b. Berolahraga teratur
c. Menghindari/menjauhi penderita hepatitis B

9. Di Indonesia, pada usia berapakah dosis pertama imunisasi hepatitis B


diberikan?
a. Selepas bayi lahir
b. 1 bulan
c. 4 bulan

10. Menurut anda, apakah komplikasi dari penyakit hepatitis B yang kronik?
a. Darah tinggi/hipertensi
b. Kanker paru
c. Sirosis hati

68
LAMPIRAN 13
KUESIONER

69
KUESIONER PROGRAM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SOSIALISASI DETEKSI DINI DAN MENGATASI PENYAKIT


HEPATITIS B BAGI MASYARAKAT KELURAHAN DUKUH KUPANG,
KECAMATAN DUKUH PAKIS, SURABAYA

Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Status : Belum menikah/Menikah (coret salah satu)
Alamat :
Pekerjaan :

Riwayat hepatitis B sebelumnya:


1. Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan hepatitis B (HbsAg)
sebelumnya? Bagaimana hasilnya? Kapan anda melakukan pemeriksaan
tersebut?

2. Apabila hasilnya positif, apa tindak lanjut yang anda lakukan?

3. Apabila anda mendapat pengobatan hepatitis B, siapa yang memberi obat


dan obat apa yang anda minum?

4. Bila anda menderita hepatitis B, pernahkah anda minum obat herbal untuk
hepatitis B?

70
Resiko tertular hepatitis B:
1. Apakah orang tua/keluarga serumah anda ada yang mengidap hepatitis B?
(Jika ya, sebutkan ayah, ibu, atau lainnya)

2. Apakah anda pernah mendapat transfusi darah? Jika ya, kapan dan berapa
kali?

3. Apakah anda pernah menggunakan/tertusuk jarum yang sebelumnya telah


digunakan oleh orang lain? Bila jawaban ya, terangkan.

4. Apakah suami anda mengidap hepatitis B? Jika ya, apakah sudah


diterapi/ditindaklanjuti?

Riwayat imunisasi hepatitis B:


1. Apakah anda sudah pernah mendapatkan imunisasi dasar hepatitis B secara
lengkap?

2. Apakah anda melakukan imunisasi booster hepatitis B saat dewasa? Kapan


terakhir kali anda mendapatkan booster?

Koinfeksi:
Apakah anda pernah melakukan pemeriksaan hepatitis selain hepatitis B atau
pemeriksaan virus lainnya? Kapan dan bagaimana hasilnya?

71
Tanda dan gejala:
Apakah anda pernah mengalami tanda dan atau gejala berikut: (lingkari yang
positif)
 badan/mata berwarna kuning
 BAB berdarah
 muntah darah
 nyeri perut/rasa penuh/sebah sebelah kanan atas

72
LAMPIRAN 14
SURAT TUGAS

73
74

You might also like