You are on page 1of 12

Model Koreksi Atmosfer Citra Landsat-7......... (Fadila Muchsin et al.

MODEL KOREKSI ATMOSFER CITRA LANDSAT-7


(ATMOSPHERIC CORRECTION MODELS OF LANDSAT-7 IMAGERY)
Fadila Muchsin1*), Liana Fibriawati**), Kuncoro Adhi Pradhono***)
*) **) Peneliti Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh
***) Perekayasa Pusat Teknologi dan Data Penginderaan Jauh

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional


Jl. Kalisari Lapan No. 8, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur 13710, Indonesia
1e-mail: fadila.muchsin@lapan.go.id
Diterima 07 April 2017; Direvisi 12 Desember 2017; Disetujui 13 Desember 2017

ABSTRACT

Three methods of atmospheric correction, Second Simulation of the Satellite Signal in the
Solar Spectrum (6S), Landsat Ecosystem Disturbance Adaptive Processing System (LEDAPS) and the
model Fast Line-of-sight Atmospheric Analysis of Spectral Hypercubes (FLAASH), have been applied to
the level 1T Landsat-7 image Jakarta area. The atmospheric corrected image is then compared with
the TOA reflectance image. The results show that there is an improvement of the spectral pattern on
the TOA reflectance image by the decrease of the reflectance value of each object by (1 - 11) % after the
atmospheric correction of all models for visible bands (blue, green and red). In the NIR and SWIR
bands there is an increase in the spectral value of about 1% to the TOA reflectance on all objects
except wetland for the LEDAPS model. The percentage of the increase and the decrease in spectral
values of 6S and FLAASH models have the same tendency. Analyzes were also performed on the NDVI
values of each model, where NDVI values were relatively higher after atmospheric correction. The NDVI
value of rice crop on FLAASH model is the same as 6S model that is equal to 0.95 and for wetland, it
has the same value between FLAASH model and LEDAPS which is 0.23. NDVI value of entire scene for
FLAASH model = 0.63, LEDAPS model = 0.56 and 6S model = 0.66. Before the atmospheric correction,
the TOA is 0.45.
Keywords: atmospheric correction, FLAASH, 6S, LEDAPS, spectral profile, NDVI

101
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 14 No. 2 Desember 2017 : 101 - 110

ABSTRAK

Tiga metode koreksi atmosfer diantaranya Second Simulation of the Satellite Signal in the Solar
Spectrum (6S), Landsat Ecosystem Disturbance Adaptive Processing System (LEDAPS) dan model Fast
Line-of-sight Atmospheric Analysis of Spectral Hypercubes (FLAASH) telah diterapkan pada citra
Landsat-7 level 1T wilayah Jakarta. Citra yang telah terkoreksi atmosfer dibandingkan dengan citra
reflektan TOA. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat perbaikan pola spektral pada citra reflektan
TOA dengan adanya penurunan nilai reflektan setiap obyek sebesar (1 – 11) % setelah dilakukan
koreksi atmosfer pada semua model untuk kanal-kanal visible (blue, green dan red). Pada kanal NIR
dan SWIR terjadi kenaikan nilai spektral yaitu sekitar 1% terhadap reflektan TOA pada semua objek
terkecuali objek lahan basah untuk model LEDAPS. Persentase kenaikan dan penurunan nilai
spektral model 6S dan FLAASH memiliki kecenderungan yang sama. Analisis juga dilakukan terhadap
nilai NDVI masing-masing model, dimana nilai NDVI relatif lebih tinggi setelah koreksi atmosfer. Nilai
NDVI tanaman padi pada model FLAASH sama dengan model 6S yaitu sebesar 0.95 dan untuk lahan
basah memiliki nilai yang sama antara model FLAASH dan LEDAPS yaitu 0.23. Nilai NDVI seluruh
scene untuk model FLAASH = 0.63, model LEDAPS = 0.56 dan model 6S = 0.66. Sebelum koreksi
atmosfer (TOA) adalah 0.45.
Kata kunci: koreksi atmosfer, FLAASH, 6S, LEDAPS, pola spektral, NDVI

1 PENDAHULUAN 30 meter dan kanal pakromatik adalah


Lebih dari 40 tahun program 15 meter. Analisis kuantitatif untuk
Landsat telah menyediakan data dan memperoleh informasi permukaan bumi
informasi sumberdaya alam di seluruh biasanya menggunakan keunggulan dari
permukaan bumi untuk pengguna di kanal spektal tersebut.
berbagai sektor seperti agrobisnis, Informasi yang langsung
penelitian untuk pemantauan global, diturunkan dari kanal/band spektral
pemerintahan, swasta, militer, komersial tersebut masih bercampur dengan
dan komunitas internasional (NASA, unsur-unsur dan molekul di atmosfer
2016). Data Landsat-7 mulai direkam sehingga mempengaruhi akurasi informasi
oleh stasiun bumi LAPAN Parepare sejak tersebut khususnya menggunakan band
tahun 2000 dan saat ini dapat diunduh biru, hijau, merah, dan inframerah
secara gratis melalui website LAPAN dekat. Unsur-unsur dan molekul yang
(www.lapan.go.id). sangat mempengaruhi adalah aerosol
Citra Landsat-7 banyak digunakan dan uap air (Kaufman, Y.J, et al., 1997).
untuk memperoleh informasi permukaan Koreksi atmosfer dilakukan untuk
bumi karena memiliki kemampuan menghilangkan pengaruh tersebut agar
spektral yang cukup baik untuk nilai radian atau pantulan sesuai atau
mengenali dan membedakan berbagai mendekati nilai yang sebenarnya. Hasil
objek. Informasi tersebut dapat berupa dari koreksi atmosfer disebut produk
informasi penutup/penggunaan lahan, surface reflectance (Vermote, E.F, et al.,
reflektansi permukaan, indeks vegetasi 2002).
(NDVI), albedo, dan sebagainya. Citra Terdapat dua kelompok besar
Landsat-7 memiliki enam kanal atau koreksi atmosfer yaitu koreksi absolut
band multispektral yaitu blue (0,45 – dan relatif. Model absolut merupakan
0,52) µm, green (0,52 – 0,60) µm, red model koreksi atmosfer yang
(0,63 – 0,69) µm, NIR (0,77 – 0,90) µm, menggunakan parameter atmosfer
SWIR1 (1,55 – 1,75) µm dan SWIR2 seperti aerosol, uap air, ozon dan gas
(2,09 – 2,35) µm serta pankromatik lainnya dari hasil pengukuran lapangan.
(0,52 – 0,90) µm. Masing-masing kanal Model ini memiliki akurasi cukup baik
multispektral memiliki resolusi spasial dibandingkan model relatif karena
102
Model Koreksi Atmosfer Citra Landsat-7......... (Fadila Muchsin et al.)

parameter atmosfer langsung diperoleh center citra (scene center) yang dapat
dari lapangan dan mewakili kondisi diperoleh dari file metadata citra.
atmosfer yang sesungguhnya. Namun Model FLAASH juga termasuk
dalam penerapannya sulit untuk model radiative transfer code yang
memperoleh parameter atmosfer hasil didasari pada model Modtran4 (ENVI,
pengukuran lapangan khususnya untuk 2009). Modtran4 dapat menurunkan
data-data yang bersifat historis. Model informasi uap air dan aerosol langsung
relatif merupakan model koreksi dari citra menggunakan sudut pandang
atmosfer yang menggunakan citra yang sensor, sudut elevasi dan rata-rata
memiliki kondisi atmosfer cukup baik ketinggian permukaan. Parameter lainnya
atau citra yang bebas awan sebagai seperti visibility dapat diturunkan
langsung dari citra. Modtran4 telah
referensi untuk melakukan koreksi
memasukan perhitungan adjacency
atmosfer. Model ini mudah diterapkan effect untuk memperbaiki nilai reflektan
karena tidak membutuhkan pengukuran akibat pengaruh pantulan obyek
lapangan akan tetapi membutuhkan disekitarnya (Mathew, M.W, et al.,
target berupa obyek yang relatif tidak 2003).
pernah berubah (Invariant Features). Model LEDAPS merupakan sistem
Objek-obyek tersebut sulit diperoleh di pengolahan data secara otomatis untuk
wilayah Indonesia, dimana dinamika menghasilkan produk surface reflectance
perubahan lahan cukup besar terjadi. yang telah terkoreksi atmosfer yang
Model koreksi atmosfer yang termasuk didasari pada Model 6S (Vermote, E. and
model absolut antara lain 6S, FLAASH Saleous, N, 2007). Sistem LEDAPS
dan LEDAPS. Sedangkan model koreksi hanya dapat dijalankan untuk citra
atmosfer yang termasuk model relatif Landsat-5 dan Landsat-7. Data-data
adalah Pseudo Invariant Features (PIFs) pendukung (ancillary data) seperti
dan Radiometeric Control Sets (RCS) konsentrasi ozon diperoleh dari data
(Mahiny, A.S dan Turner, B.J, 2007). Total Ozone Mapping Spectrometer
Penelitian ini menggunakan model (TOMS) dan kolom uap air dari data
absolut yaitu model 6S, FLAASH, dan NOAA National Center of Enviromental
LEDAPS yang diterapkan pada citra Prediction (NCEP). Parameter aerosol
Landsat-7. (AOT) diperoleh langsung dari citra
Model 6S merupakan model menggunakan metode dark dense
radiative transfer code yang dirancang vegetation (DDV) (Schmidt, G, et al.,
untuk melakukan simulasi pantulan 2013).
radiasi matahari melalui kombinasi Data Landsat-7 hasil perekaman
antara permukaan lapisan atmosfer, stasiun bumi LAPAN Parepare berupa
kondisi spektral dan geometri obyek data level 1T (precision terrain-corrected
(Vermote, E.F, et al., 1997). Model ini product) telah terkoreksi geometrik
menggunakan informasi reflektansi presisi dan radiometrik sistematis.
permukaan dan kondisi atmosfer pada Produk turunan dari data level 1T saat
waktu perekaman. Parameter yang ini masih berupa citra reflektan TOA
diperlukan untuk menjalankan model dan belum terkoreksi atmosfer.
6S adalah Aerosol Optical Depth (AOD) Penelitian ini bertujuan
yang dapat diwakili dengan data visibility menerapkan model koreksi atmosfer
yang diperoleh dari stasiun meterologi yaitu 6S, FLAASH, dan LEDAPS pada
setempat, uap air, ozon, informasi rata- data Landsat-7 level 1T dan
rata ketinggian permukaan dan membandingkan dengan citra reflektan
parameter-parameter lainnya seperti TOA berdasarkan respon spektral obyek
jenis sensor satelit, sudut zenith dan dan nilai NDVI.
azimuth, tanggal akuisisi dan koordinat

103
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 14 No. 2 Desember 2017 : 101 - 110

2 METODOLOGI Brescale = LMINλ – ((LMAXλ – LMINλ) / (Qcal


2.1 Data max – Qcal min)) Qcal min
Penelitian ini menggunakan data
Landsat-7 level 1T wilayah Jakarta dan Keterangan:
sekitarnya Path/Raw 122/064 tanggal Lλ = nilai radian pada sensor untuk
17 September 2001 hasil perekaman setiap λ [W/(m2 sr µm)]
stasiun bumi penginderaan jauh LAPAN Qcal = nilai digital (DN)
Parepare dengan liputan awan ≤ 1%. Qcalmin = nilai digital minimum
Penelitian ini menggunakan data tahun Qcalmax = nilai digital maksimum
2001 karena data Landsat-7 setelah LMINλ = nilai radian minimum pada
bulan Mei tahun 2003 mengalami sensor untuk masing-masing λ
gangguan berupa scan line corrector-off [W/(m2 sr µm)]
(SLC-off) sehingga informasi yang LMINλ = nilai radian maksimum pada
dihasilkan menjadi tidak utuh. Koreksi sensor untuk masing-masing λ
atmosfer dan kalibrasi radiometri [W/(m2 sr µm)]]
memerlukan informasi parameter sensor
yang dapat diperoleh dari metadata citra 2.2.2 Top of atmosphere (TOA)
serta nilai radian dari citra. Informasi Setelah kalibrasi radiometri
metadata citra ditunjukkan pada Tabel dilakukan konversi citra radian menjadi
2-1. reflektan Top of Atmosphere (TOA).
Tujuan utamanya adalah memperbaiki
2.2 Metode Koreksi Atmosfer perbedaan nilai pantulan akibat
2.2.1 Kalibrasi radiometri perbedaan jarak bumi – matahari pada
Sebelum melakukan koreksi setiap tanggal perekaman. Perbedaan ini
atmosfer, telebih dahulu dilakukan dapat menjadi signifikan karena
kalibrasi menggunakan parameter pada perbedaan kondisi geografis dan waktu
Tabel 2-1. Kalibrasi radiometri dilakukan perekaman citra. Reflektan TOA belum
dengan cara mengkonversi nilai digital memperhitungkan pengaruh kondisi
(DN) ke radian untuk setiap kanal atmosfer pada citra. Perhitungan nilai
multispektral dari citra Landsat-7 reflektansi TOA dilakukan menggunakan
menggunakan formula (Chander, G., et persamaan:
al., 2009):
𝜋. 𝐿λ.. d2
𝜌𝑇𝑂𝐴λ = (2-2)
Lλ = Grescale x Qcal + Brescale (2-1) 𝐸𝑆𝑈𝑁λ.. cos𝜃s

Grescale = (LMAXλ – LMINλ) / (Qcal max – Qcal


min)

Tabel 2-1: INFORMASI PARAMETER SENSOR

Sudut
Sudut Sudut Zenith Kanal/ Qcal
Citra Satelit Qcal max LMINλ LMAXλ
Azimuth Elevasi (90 – Band min
elevasi)
Landsat-7 75.42º 59.65º 30.35º (blue) 1 255 -6.200 191.600
P/R
(122/064) (green) 1 255 -6.400 196.500
1.1 17 September (red) 1 255 -5.000 152.900
2001 (NIR) 1 255 -5.100 241.100
(SWIR1) 1 255 -1.000 31.060
(SWIR2) 1 255 -0.350 10.800

104
Model Koreksi Atmosfer Citra Landsat-7......... (Fadila Muchsin et al.)

Keterangan: Setiap variabel pada persamaan


ρTOAλ = reflektan TOA untuk setiap λ di atas tergantung pada kanal spektral
π = 3.14159 yang digunakan. Nilai A, B, S, dan La
Lλ = nilai radian pada sensor untuk diperoleh dari perhitungan MODTRAN4
masing-masing λ [W/(m2 sr µm)] yang menggunakan sudut pandang
d = jarak bumi–matahari sensor dan sudut matahari serta rata-
(astronomical units) rata ketinggian permukaan yang dapat
ESUNλ = Mean exoatmospheric solar diperoleh dari file metadata citra dan
irradiance [W/(m2 µm)] rata-rata ketinggian dapat berasal dari
θs = sudut zenith matahari (derajat) data Digital Elevation Model (DEM).
= (90º – sudut elevasi matahari) Berdasarkan data-data tersebut juga
Nilai iradian dan jarak bumi – dapat diturunkan model atmosfer
matahari diperoleh diperoleh tertentu, model aerosol, dan nilai
dari Tabel 6 (Chander, G., et al., visibility.
2009). Sudut elevasi matahari
diperoleh dari file metadata. 2.2.4 Model 6S
Model 6S memprediksi nilai
Reflektan TOA digunakan sebagai input pantulan obyek pada lapisan puncak
untuk koreksi atmosfer model 6S, atmosfer (ρTOAλ) menggunakan informasi
FLAASH, dan LEDAPS. reflektansi permukaan (ρλ) dan kondisi
atmosfer pada waktu perekaman. Estimasi
2.2.3 Model FLAASH reflektansi permukaan (ρλ) atau citra
Pada model FLAASH, radian yang terkoreksi atmosfer diperoleh
diterima oleh sensor dimodelkan menggunakan formula (Mahiny, AS.,
kembali dengan menambahkan faktor- Turner, B.J., 2007):
faktor yang mempengaruhi radian/
reflektan yang diterima sensor seperti ρλ = [(AρTOAλ + B]/[1 + ᵞ (AρTOAλ + B))] (2-4)
albedo, pantulan obyek disekitarnya
(adjacency effect), dan radian yang dimana A = 1/αβ, B = -ρTOA/β, α
dihamburkan oleh atmosfer dengan adalah transmisi gas global, β adalah
mengasumsikan bahwa permukaan total transmisi hamburan di atmosfer
obyek adalah uniform dan Lambertian dan ᵞ adalah spherical albedo. Alpha,
(Envi, 2009): beta, dan gamma diperoleh dengan
menjalankan model 6S menggunakan
Aρλ Bρλe modul 6SV versi 4.1 secara online dari
𝐿λ = ( )+ ( ) + 𝐿𝑎 (2-3)
1 − ρλeS 1 − ρλeS website 6s.ltdri.org. Parameter yang
diperlukan untuk menjalankan model
Keterangan: 6S adalah visibility yang diperoleh dari
Lλ = nilai radian yang diterima stasiun meterologi setempat dan
sensor untuk setiap λ parameter-parameter sensor yang
ρλ = reflektansi permukaan diperoleh dari metadata citra Landsat
(surface reflectance) untuk diantaranya jenis sensor satelit, sudut
setiap λ zenith dan azimuth, tanggal akuisisi dan
ρe = rata-rata nilai pantulan piksel koordinat center citra (scene center).
dan piksel-piksel di sekitarnya
S = nilai albedo 2.2.5 LEDAPS
𝐿𝑎 = nilai radian yang Landsat Ecosystem Disturbance
dihamburkan oleh atmosfer Adaptive Processing System (LEDAPS)
A dan B = nilai koefisien yang bergantung merupakan sistem pengolahan citra satelit
pada kondisi atmosfer dan secara otomatis yang dikembangkan
kondisi geometri oleh NASA untuk melakukan koreksi
105
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 14 No. 2 Desember 2017 : 101 - 110

atmosfer citra Landsat-5 dan Landsat-7. dilakukan digitasi training sample


Sistem LEDAPS didasari pada model 6S, tanaman padi, lahan kering dan lahan
namun parameter atmosfer seperti basah dan diperoleh 20 sampel untuk
aerosol diturunkan langsung dari citra masing-masing obyek tersebut pada
dan parameter uap air dan ozon setiap model. Selanjutnya dihitung rata-
diperoleh dari data-data pengukuran rata nilai reflektan dan dibuat kurva
satelit meteorologi. Parameter aerosol pantulan setiap obyek.
(AOT) diperoleh langsung dari citra
menggunakan metode Dark Dense 2.4 Normalized Difference
Vegetation (DDV). Konsentrasi ozon Vegetation Index (NDVI)
diperoleh dari data Total Ozone Mapping NDVI merupakan indeks vegetasi
Spectrometer (TOMS) dan kolum uap air yang umum digunakan untuk
dari data NOAA National Center of membedakan tingkat kehijauan tanaman
Enviromental Prediction (NCEP). Pada berdasarkan nilai spektral kanal visible
sistem LEDAPS parameter atmosfer dan inframerah (Hadjimitsis, D.G, et. al.,
diatur pada model continental (Schmidt, 2010). NDVI diturunkan menggunakan
G., et al., 2013). formula (Teillet, P.M, et, al., 2001):

2.3 Respon Spektral Obyek NDVI = (ρNIR – ρRed)/(ρNIR + ρRed) (2-5)

dimana ρ adalah nilai reflektan obyek.

3 HASIL PEMBAHASAN
3.1 Hasil Koreksi Atmosfer
Koreksi atmosfer model FLAASH
dan 6S menggunakan informasi citra
dan parameter sensor (Tabel 2-1). Pada
model FLAASH, pemilihan model
parameter atmosfer menggunakan
parameter standar yang disediakan
pada modul FLAASH yaitu kolom uap
air menggunakan standar wilayah tropis
(a) (4,11 g/cm2 dengan suhu udara
permukaan 27ºC) dan informasi aerosol
yang dipilih adalah model maritim
(representasi aerosol yang terdiri dari
dua komponen yaitu aerosol dari laut
dan wilayah rural). Pemilihan model
maritim didasari pada karakteristik
wilayah Indonesia pada umumnya yang
merupakan benua maritim. Penelitian
ini menggunakan nilai initial visibility
(b)
(ENVI, 2009) yaitu 20 km (moderate
Gambar 2-1: (a) Citra Landsat-7 Wilayah Jakarta haze) dengan asumsi kondisi cuaca
dan sekitarnya tanggal 17 pada seluruh scene cenderung clear,
September 2001, (b) area
persawahan yang dianalisis karena liputan awan pada citra adalah
1%. Penelitian ini tidak menggunakan
Analisis spektral obyek dilakukan nilai visibility stasiun meteorologi karena
pada areal sawah, dimana obyek vegetasi, sulit diperoleh untuk data-data historis.
lahan terbuka dan lahan basah cukup Model 6S juga dijalankan
homogen (Gambar 2-1). Sebelumnya menggunakan model atmosfer standar
106
Model Koreksi Atmosfer Citra Landsat-7......... (Fadila Muchsin et al.)

wilayah tropis untuk kolom uap air dan Analisis spektral obyek dilakukan
parameter aerosol menggunakan model pada areal sawah, dimana obyek
maritim. Pada model 6S nilai visibility vegetasi, lahan terbuka dan lahan basah
yang digunakan adalah 20 km. Koreksi cukup homogen. Untuk obyek tanaman
atmosfer model 6S memberikan hasil padi (merupakan representasi dari
berupa koefisien xa, xb, dan xc seperti obyek vegetasi) dan lahan kering serta
disajikan pada Tabel 3-1. Koefisien lahan basah menunjukkan adanya
tersebut kemudian dikalikan pada penurunan respon spektral obyek
setiap band/kanal dari data Landsat 7. setelah koreksi atmosfer terhadap
Pada sistem LEDAPS parameter reflektan TOA. Hal ini terjadi untuk
atmosfer yaitu ozon diperoleh secara semua model pada kanal biru (blue),
langsung dari data TOMS dan kolom hijau (green), merah (red), dan NIR
uap air diambil dari data NCEP pada terkecuali pada kanal SWIR hanya
saat proses pengolahan data. Nilai untuk model LEDAPS (Gambar 3-1a, 3-
aerosol optical depth diturunkan 1b dan 3-1c).
langsung dari citra dan diproses secara Penurunan respon spektral obyek
otomatis sehingga diperoleh langsung terutama pada kanal-kanal visible
citra terkoreksi atmosfer (surface menyebabkan pola spektral obyek
reflectance) untuk kanal biru, hijau, sesuai dengan pola spektral yang
merah, NIR dan SWIR. sesungguhnya merujuk pada pola
spektral obyek pada citra Landsat
3.2 Respon Spektral Obyek (NASA, 2016).

Tabel 3-1. KOEFISIEN KOREKSI ATMOSFER (MODEL 6S) UNTUK SETIAP BAND

Band/kanal Kofisien koreksi


xa xb xc
Band 1 – blue/biru 0.00982 0.22203 0.15858
Band 2 – green/hijau 0.01030 0.13665 0.10872
Band 3 – red/merah 0.01088 0.08148 0.08037
Band 4 - NIR 0.01595 0.04734 0.05682
Band 5 - SWIR 1 0.07602 0.02062 0.03559
Band 7 - SWIR 2 0.21319 0.01644 0.03017

a)

105
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 14 No. 2 Desember 2017 : 101 - 110

b)

c)
Gambar 3-1: Pola pantulan reflektan TOA, model FLAASH, LEDAPS dan 6S kanal visible, NIR dan
SWIR, pada areal persawahan: a) tanaman padi b) lahan kering c) lahan basah

3.3 Persentase Nilai Reflektan Setiap biru. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
Model Terhadap Reflektan TOA gangguan atmosfer yang terdapat pada
Persentase nilai reflektan model kanal visible telah terkoreksi
FLAASH, 6S, dan LEDAPS terhadap citra menggunakan model-model tersebut.
sebelum koreksi atmosfer (TOA) disajikan Pada kanal NIR dan SWIR, terjadi
pada Tabel 3-2. Persentase penurunan kenaikan nilai reflektan dengan kisaran
nilai reflektan cukup tinggi terjadi pada kurang lebih 1% untuk obyek vegetasi
kanal biru, hijau, dan merah untuk dan lahan kering pada semua model dan
semua jenis obyek pada ketiga model obyek lahan basah pada model LEDAPS.
koreksi. Model FLAASH dan 6S memiliki Sebaliknya pada model FLAASH dan 6S
kecenderungan yang sama dibandingkan tejadi penurunan nilai reflektan dengan
dengan LEDAPS baik untuk persentase kisaran sekitar 1%.
kenaikan maupun penurunan nilai Seperti dijelaskan sebelumnya
reflektan. Persentase terbesar terjadi bahwa gangguan atmosfer seperti
untuk nilai reflektan tanaman padi pada aerosol dan uap air yang biasanya
model FLAASH yaitu menurun sebesar terjadi pada kanal-kanal visible (blue,
11% diikuti model 6S yaitu 5% dan green dan red) dan NIR dan berkurang
model LEDAPS sekitar 2.8% pada kanal pada kanal SWIR (Vermote, E.F, et al.,

106
Model Koreksi Atmosfer Citra Landsat-7......... (Fadila Muchsin et al.)

1997) dapat menaikkan nilai reflektan (sebelum koreksi atmosfer). Absorpsi


dan setelah koreksi atmosfer dapat atmosfer oleh uap air adalah (0.5 – 3) %
menurunkannya. Namun pada penelitian pada kanal visible, (3.5 – 14) % pada
ini hal tersebut tidak terjadi untuk kanal NIR, (5 – 16) % pada kanal SWIR
kanal NIR dan SWIR untuk obyek 1, dan (2.5 – 13) % pada kanal SWIR 1
tanaman padi dan lahan kering. Setelah (Vermote, E.F, et al., 1997).
koreksi atmosfer nilai reflektan cenderung Terdapat kecenderungan
naik pada kanal NIR dan SWIR persentase kenaikan dan penurunan
terkecuali untuk lahan basah pada nilai reflektan yang sama pada model
model LEDAPS. Kenaikan tersebut FLAASH dan 6S kemungkinan
kemungkinan terjadi karena terdapat disebabkan karena kedua model
absorpsi atau penyerapan atmosfer oleh tersebut menggunakan nilai visibility
uap air yang cukup besar, sehingga sebagai pengganti nilai aerosol (AOD)
koreksi atmosfer akan mengkompensasi sedangkan model LEDAPS
absorpsi tersebut dengan memperkuat menggunakan informasi AOD langsung
atau menaikkan nilai reflektan TOA dari citra.

Tabel 3-2: PERSENTASE NILAI REFLEKTAN MASING-MASING MODEL TERHADAP REFLEKTAN TOA

Persentase model koreksi terhadap TOA (%)


Model
Obyek B2 B3 B4 B5 B7
koreksi B1 (blue)
(green) (red) (NIR) (SWIR1) (SWIR2)
Tanaman FLAASH 10.6 (-) 3.2 (-) 6.0 (-) 0.9 (+) 0.9 (+) 0.9 (+)
padi LEDAPS 2.8 (-) 1.6 (-) 1.7(-) 0.9 (+) 1.0 (+) 0.8 (+)
6S 5.0 (-) 2.9 (-) 5.8 (-) 0.9 (+) 0.9 (+) 1.0 (+)

Lahan FLAASH 2.3 (-) 1.4 (-) 1.1 (-) 0.9 (+) 0.8 (+) 0.8 (+)
kering LEDAPS 1.7 (-) 1.2 (-) 1.0 (-) 0.9 (+) 0.9 (+) 0.8 (+)
6S 2.2 (-) 1.6 (-) 1.3 (-) 1.0 (+) 0.8 (+) 0.8 (+)

Lahan FLAASH 3.0 (-) 1.8 (-) 1.1 (-) 0.9 (-) 2.1(-) 2.3 (-)
basah LEDAPS 1.9 (-) 1.3 (-) 1.1 (-) 0.9 (+) 0.9 (+) 0.8 (+)
6S 2.8 (-) 1.8 (-) 1.5 (-) 0.9 (-) 1.1 (-) 1.4 (-)

(+) kenaikan nilai reflektan terhadap TOA


(-) penurunan nilai reflektan terhadap TOA

Tabel 3-3. NILAI NDVI MASING-MASING MODEL KOREKSI ATMOSFER

Nilai rata-rata NDVI


Obyek
FLAASH LEDAPS 6S
vegetasi (tanaman padi) 0.95 0.84 0.95
lahan terbuka 0.31 0.30 0.36
lahan basah 0.23 0.23 0.30
seluruh citra 0.63 0.56 0.66

107
Jurnal Penginderaan Jauh Vol. 14 No. 2 Desember 2017 : 101 - 110

3.4 Normalized Difference Vegetation 5 UCAPAN TERIMA KASIH


Index (NDVI) Terima kasih ditujukan kepada
Nilai NDVI setelah koreksi atmosfer, Ir. Mahdi Kartasasminta, Ph.D atas
relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kesediaan waktunya untuk membimbing
sebelum koreksi atmosfer untuk dan mengarahkan pada pemahaman
masing-masing obyek dan memiliki nilai teoritis dan matematis. Penelitian ini
yang hampir mendekati antara setiap merupakan bagian dari kegiatan litbang
model (Tabel 3-1). Nilai NDVI tanaman “Koreksi Atmosfer Citra Landsat TA
padi pada model FLAASH sama dengan 2015” di Pustekdata Inderaja LAPAN
model 6S yaitu sebesar 0.95 dan untuk untuk mencari metode koreksi atmosfer
lahan basah memiliki nilai yang sama yang tepat untuk digunakan pada
antara model FLAASH dan LEDAPS kegiatan operasional.
yaitu 0.23. Secara keseluruhan nilai
NDVI model FLAASH hampir mendekati DAFTAR RUJUKAN
model 6S. Chander, G., Markham, B.L., Helder, D.L.,
2009. Summary of Current Radiometric
4 KESIMPULAN Calibration Coefficients for Landsat
Telah dilakukan koreksi atmosfer MSS, TM, ETM+, and EO-1 ALI Sensors,
citra landsat-7 wilayah Jakarta Remote Sensing of Environment (113):
menggunakan model koreksi 6S, LEDAPS 893 – 903.
dan FLAASH serta membandingkannya ENVI, 2009. Atmospheric Correction Module:
dengan citra reflektan TOA. Hasilnya QUAC and FLAASH User’s Guide, ITT
menunjukkan terjadi penurunan respon Visual Information Solutions.
spektral obyek setelah koreksi atmosfer Hadjimitsis, D.G., Papadavid, G., Agapiou, A.,
terhadap reflektan TOA sehingga Themistocleous, K., Hadjimitsis, M.G.,
memperbaiki pola spektral obyek Retalis, A., Michaelides, S., Chrysoulakis,
mengikuti pola spektral obyek pada citra N., Toulious, L., Clayton, C.R.I., 2010.
Landsat terutama pada kanal biru (blue), Atmospheris Correction for Satellite
hijau (green), merah (red). Persentase Remote Sensed Data Intended for
penurunan nilai reflektan untuk setiap Agricultural Application: Impact on
obyek berkisar antara (1 – 11%) dan Vegetation Indeces, Natural Hazards
cukup tinggi terjadi pada kanal biru and Earth System Sciences (10): 89 – 95.
untuk obyek tanaman padi. Pada kanal Kaufman, Y.J., Wald, A.E., Remer, L.A., Gao,
NIR dan SWIR terjadi kenaikan nilai B-C., Li, R-R., Flyn, L., 1997. The
reflektan sekitar 1% untuk semua obyek MODIS 2.1- m Channel—Correlation
terhadap reflektan TOA terkecuali untuk with Visible Reflectance for Use in
lahan basah pada model LEDAPS. Remote Sensing of Aerosol. IEEE
Kenaikan tersebut kemungkinan terjadi Transaction on Geoscience and Remote
karena terdapat absopsi atau penyerapan Sensing 35 (5):1286-1298.
atmosfer oleh uap air yang cukup besar, Mahiny, A.S., Turner B.J., 2007. A Comparison
sehingga koreksi atmosfer akan of Four Common Atmospheric Correction
mengkompensasi absorpsi tersebut Methods, Photogramterric Engineering
dengan memperkuat atau menaikkan and Remote Sensing, Vol. 73, No.4,
nilai reflektan TOA (sebelum koreksi April 2007, 361-368.
atmosfer). Mathew, M.W., Adler-Golden, S.M., Berk, A., Felde,
Terdapat kecenderungan G., Anderson, G.P., Gorodetsky, D.,
persentase kenaikan dan penurunan Paswaters, S., Shippert, M., 2003.
nilai reflektan yang sama pada model Atmospheric correction of spectral
FLAASH dan 6S untuk seluruh obyek imagery: evaluation of the FLAASH
dan juga untuk rata-rata nilai NDVI. algorithm with AVIRIS data, Spectral
Sciences, Inc.
108
Model Koreksi Atmosfer Citra Landsat-7......... (Fadila Muchsin et al.)

NASA, 2016. Landsat 7 Science Data User version 2.0. Technical Document,
Handbook, National Aeronautics and Departement of Geography, University
Space Administration, USA. of Maryland. USA.
Schmidt, G., Jenkerson, C., Masek, J., Vermote, Vermote, E.F., El Saleous, N.Z., Justice, C.O.,
E., Gao, F., 2013. Landsat Ecosystem 2002. Atmospheric Correction of MODIS
Disturbance Adaptive Processing System data in Visible to Middle infrared: First
(LEDAPS) Algoritm Description, Open- Result, Remote Sensing of Environment,
File Report, U.S. Geological Survey. Vol. 83 (97 – 111).
Teillet, P.M., Barker, J.L., Markham, B.L., Irish, Vermote, E.F., Tanre, D., Deuze, J.L., Herman,
R.R., Fedosejevs G., 2001. Radiometric M., Morcrette, J-J., 1997. Second
Cross-Calibration of the Landsat-7 Simulation of the Satellite Signal in the
ETM+ and Landsat-5 TM Sensors Based Solar Spectrum, 6S: An Overview, IEE
on Tandem Data Sets, Remote Sensing Transaction on Geoscience and Remote
of Environment, Vol. 78 (39 -54). Sensing, Vol. 35, No. 3, May 1997,
Vermote, E.F., and Saleous, N., 2007. LEDAPS 875– 686.
Surface Reflectance Product Description

109
Model Koreksi Atmosfer Citra Landsat-7......... (Fadila Muchsin et al.)

109

You might also like