You are on page 1of 3

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDINESIA

Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. dr.
Agus Purwadianto, Kemenkes RI, menyampaikan pentingnya menghilangkan mitos
tentang kanker. Hal tersebut disampaikan pada saat membuka seminar sehari berjudul
Hilankan Mitos tentang Kanker yang merupakan puncak peringatan Hari Kanker
Sedunia 2014, di Jakarta (8/5). Hari Kanker Sedunia sendiri diperingati setiap tanggal
4 Februari.

Ada 4 mitos terkait kanker yang harus dihilangkan yaitu 1) Kita tidak perlu tahu
tentang kanker, 2) tidak ada tanda dan gejala kanker, 3) tidak ada yang dapat
dilakukan terkait kanker, dan 4) tidak ada hak dalam pelayanan kanker. Faktanya, kita
harus tahu tentang kanker karena kanker dapat dicegah, diobati dan disembuhkan jika
diketahui lebih dini, dan kanker bukan penyakit kutukan. Kanker juga dapat diketahui
tanda dan gejalanya, banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat mulai dari
pencegahan dan penanggulangan kanker, serta setiap orang berhak atas pelayanan
kanker.

Saat ini penyakit tidak menular, termasuk kanker menjadi masalah kesehatan utama
baik di dunia maupun di Indonesia. Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker
meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012.
Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2
juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar
13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan pada 2030 insidens kanker dapat
mencapai 26 juta orang dan 17 juta di antaranya meninggal akibat kanker, terlebih
untuk negara miskin dan berkembang kejadiannya akan lebih cepat.

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia
adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di
Indonesia pada perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim.
Sedangkan pada laki-laki adalah kanker paru dan kanker kolorektal. Berdasarkan
estimasi Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012,
insidens kanker payudara sebesar 40 per 100.000 perempuan, kanker leher rahim 17
per 100.000 perempuan, kanker paru 26 per 100.000 laki-laki, kanker kolorektal 16
per 100.000 laki-laki. Berdasarkan datra Sistem Informasi Rumah Sakit 2010, kasus
rawat inap kanker payudara 12.014 kasus (28,7%), kanker leher rahim 5.349 kasus
(12,8%).

Selain kejadian yang tinggi, pembiayaan untuk kanker juga cukup tinggi. Hal ini
karena penanganan kanker relatif lebih mahal dibanding penanganan penyakit
lainnya. Pembiayaan penanganan kanker di Indonesia cukup tinggi. Pembiayaan
kanker pada Jamkesmas tahun 2012, pengobatan kanker menempati urutan ke-4
setelah hemodialisa, thalassemia, dan TBC, sebesar Rp. 144,7 miliar

Bersamaan dengan pelaksanaan Seminar, pada kesempatan tersebut juga diluncurkan


Buku Panduan Layanan Integrasi Infeksi saluran Reproduksi (ISR)/Infeksi Menular
Seksual (IMS) dan deteksi dini kanker leher rahim dengan Inspeksi Visual
menggunakan Asam asetat (IVA), serta deteksi dini kanker payudara. Hal tersebut
sebagai upaya Kemenkes dalam peningkatan pelayanan di fasilitas kesehatan.

Pesan pokok hari kanker sedunia di Indonesia tahun ini, yaitu: 1) Ayo cegah dan atasi
kanker dengan menghindari faktor risiko (merokok, kurang aktivitas fisik, dan diet
tidak sehat), mengenali tanda dan gejala, dan melakukan deteksi dini, 2) Ayo lakukan
deteksi dini kanker payudara dengan periksa payudara Sendiri (SADARI) dan
pemeriksaan klinis payudara/Clinical Breast Examination (CBE), serta deteksi dini
kanker serviks dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), dan 3) Ayo kenali
tanda dan gejala kanker pada anak.

Seminar hari kanker sedunia sendiri menghadirkan beberapa narasumber berkompeten


yang menyampaikan berbagai materi tentang kanker yaitu (1) Kebijakan Pengendalian
Kanker, (2) Faktor Risiko Kanker, (3) Vaksinasi HPV, (4) Deteksi Dini Kanker
Payudara, (5) Deteksi Dini Kanker Leher Rahim (6) Integrasi IMS-IVA, (7)
Penemuan Dini Kanker pada Anak, (8) Perkembangan Teknologi Pengobatan Kanker,
(8) Program Paliatif di Indonesia, dan (9) Sistem Rujukan dan Pembiayaan Kanker.
Menurut data dari Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC)
tahun 2012, kanker payudara merupakan kanker dengan persentase kasus baru tertinggi di
dunia, yakni sebesar 43,3% atau sebesar 40 per 100.000 perempuan sedangkan persentase
kasus kematian akibat kanker payudara sebesar 12,9% (Kemenkes, 2014). Kanker payudara
di Indonesia menempati urutan kedua setelah kanker serviks.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit tahun 2010, kanker payudara
adalah jenis kanker tertinggi pada pasien rawat jalan maupun rawat inap mencapai 12.014
orang (28,7%) (Kemenkes RI, 2014).
Sejak tahun 2007-2013 deteksi dini yang telah dilakukan oleh perempuan sebanyak
644.951 orang (1,75%) dengan penemuan suspek benjolan (tumor) payudara 1.682 orang (2,6
per 1000 penduduk) (Kemenkes RI, 2014)

You might also like