You are on page 1of 17

JURNAL

TINJAUAN TERHADAP PELAKSANAAN BPJS KESEHATAN BAGI


PEKERJA DI UNIVERSITAS SWASTA DI DIY
Diajukan oleh:
Ramadhana Syahputra
NPM : 120510782
Program Studi : Ilmu Hukum
Program Kekhususan : Hukum Ekonomi dan Bisnis
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2017 1
TINJUAN TERHADAP PELAKSANAAN BPJS KESEHATAN
BAGI PEKERJA DI UNIVERSITAS SWASTA DI DIY
Ramadhana Syahputra
Fakultas Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Email : syahputra_ramadhana@yahoo.com
Abstract
Thesis with the title Overview of Implementation BPJS Private University For Workers In this DIY is
focused on the following issues: How is the implementation of health workers BPJS on Private Universities
in D.I.Yogyakarta. The study of this paper aims to identify and obtain data on the implementation of the
health of workers BPJS on Private Universities in D.I. Yogyakarta and know and obtain data regarding the
constraints in the implementation of health workers BPJS on Private Universities in D.I. Yogyakarta. This
study is an empirical law that in a study conducted on the behavior / behavior of the legal community, this
research is conducted directly to the respondents as the main data are supported by secondary data consists
of primary legal materials and secondary law. The results of this study concluded that: the implementation
of the Health BPJS Workers in Private Universita in D.I. Yogyakarta, the participation of the participants
BPJS been followed by all employees who work at the University of Atma Jaya Yogyakarta (UAJY),
University Tjokroaminoto Yogyakarta (UCY), University of Jana Badra Yogyakarta (UJB), and Kristen
Imanuel University Yogyakarta (UKRIM). Besides the workers and the university had made payments BPJS
dues in accordance with Regulation Legislation applicable. As for the benefits of workers on the application
of BPJS that workers feel already get services that meet the expectations and needs.
Keywords: Implementation, BPJS Health, Labor, and the Private University of Yogyakarta
1. PENDAHULUAN

Tenaga kerja merupakan faktor strategis dalam upaya mewujudkan pembangunan nasional Indonesia.
Peran negara dalam mewujudkan pembangunan nasional adalah dengan menjamin dan mewujudkan
kesejahteraan tenaga kerja. Salah satu bentuk terwujudnya kesejahteraan tenaga kerja adalah
terpenuhinya jaminan kesehatan. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pembangunan nasional sehingga harus mempunyai acuan yang jelas tentang arah pembangunan
kesehatan yang dapat dipedomani oleh seluruh komponen pelaku pembangunan.1
1Dr.Ekowati Retnaningsih, 2013, Akses layanan kesehatan, cetakan pertama, Raja Grafindopersada, Jakarta, hlm.1.
Kesehatan merupakan unsur penting di didalam kehidupan manusia yang wajib dipenuhi guna menunjang
setiap kegiatan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan jasmani. Kesehatan adalah hak dasar
setiap orang dan semua warga negara berhak mendapat pelayanan kesehatan tanpa melihat latar belakang
suku, agama, ras, budaya dan politik. Dalam Pasal 28H ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa : setiap orang berhak atas jaminan 2
sosial yang memungkinkan pengembangan suatu bangsa3. Perlindungan tenaga kerja
dirinya secara utuh sebagai manusia yang juga perlu diperhatikan di lingkungan
bermartabat. Kemudian pada Pasal 86 ayat universitas swasta di DIY (Daerah Istimewa
(1) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Yogyakarta), dalam bagaimana program
Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan BPJS kesehatan menjangkau tenaga kerja
menjelaskan bahwa setiap pekerja/buruh 3Achmad Subianto, Sistem Jaminan Sosial
mempunyai hak untuk memperoleh Nasional Pilar Penyangga Perekonomian
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan Bangsa,Jakarta: Gibon Books, 2011, hlm. 36.
kerja. Pemenuhan hak bagi tenaga kerja berupa
Upaya pemerintah untuk dapat memenuhi jaminan kesehatan terhadap peserta BPJS
jaminan kesehatan itu diwujudkan melalui tentunya merupakan program yang mesti
lahirnya Badan Usaha Milik Negara seperti sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar
BPJS (Badan penyelenggara Jaminan Sosial). yang sudah diwujudkan melalui undang-
Pasal 86 ayat (1) huruf a diatas di undang BPJS. Oleh karena itu penulis tertarik
emplementasikan ke Undang-Undang Nomor untuk menjadikan sebuah jurnal ilmiah
24 Tahun 2011 tentang badan karena banyak permasalahan yang timbul
penyelenggaraan jaminan sosial. Badan sebagai akibat dari pelaksanaan BPJS
penyelenggara jaminan sosial (BPJS) adalah Kesehatan bagi peserta BPJS, dengan
badan hukum yang dibentuk dengan undang- demikian maka penulis mengambil skripsi
undang untuk menyelenggarakan program dengan judul “TINJAUAN TERHADAP
jaminan sosial (Undang-Undang Nomor 40 PELAKSANAAN BPJS KESEHATAN
Tahun 2004 Pasal 1 angka 6). BPJS menurut BAGI PEKERJA DI UNIVERSITAS
Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial SWASTA DI DIY”.
Nasional (UU SJSN) adalah transformasi Penelitian ini bertujuan menghasilkan
dari badan penyelenggara jaminan sosial sesuatu yang ingin dicapai berkaitan
yang sekarang telah berjalan dan dengan Pelaksanaan BPJS, adapun tujuan
dimungkinkan untuk membentuk badan yangakan dilakukan penulis adalah untuk:
penyelenggara baru sesuai dengan dinamika 1. Tujuan Obyektif
perkembangan jaminan sosial (Undang- a. Mengetahui dan memperoleh data
Undang Nomor 40 Tahun 2004 Penjelasan mengenai bagaimana tinjauan terhadap
paragraf 11)2. pelaksanaan BPJS kesehatan bagi pekerja
2www.jamsosindonesia.com/bpjs/, diakses
pada Universitas Swasta di D.I.
Tanggal 10 September 2016, Pukul 11.30 WIB
Yogyakarta.
Berdasarkan jenis-jenis program jaminan
sosial, program jaminan sosial dapat yang b. Mengetahui dan memperoleh data
bersifat jangka pendek yaitu program mengenai kendala-kendala dalam
jaminan sosial yang dapat segera dinikmati pelaksanaan BPJS kesehatan bagi pekerja
pesertanya, sebagai contoh program jaminan pada Universitas Swasta di D.I.
sosial kesehatan dan kecelakaan kerja, serta Yogyakarta.
program jangka panjang seperti program 2. Tujuan Subyektif
jaminan hari tua/pensiun, yang baru dapat
dinikmati setelah kurun waktu menjadi a. Memperoleh data sebagai bahan utama
peserta. Oleh karena itu, jaminan sosial penyusunan penulisan hukum untuk
menjadi pilar utama dalam mewujudkan memenuhi 3
kesejahteraan
persyaratan wajib bagi setiap mahasiswa 5www.jamsostekindonesia.com, Hak dan
dalam mencapai gelar kesarjanaan di Kewajiban BPJS, diakses pada tanggal
Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Jaminan Kesehatan Kepada Tenaga Kerja
Yogyakarta. a. Pengertian Jaminan Kesehatan
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi
ilmu pengetahuan di bidang Ilmu Hukum, Pengertian jaminan kesehatan diatur Dalam
khususnya di bidang Jaminan Kesehatan Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Nomor
Tenaga kerja. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan
Tinjauan Umum Tentang Badan yaitu jaminan berupa perlindungan kesehatan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) agar peserta memperoleh manfaat
a. Pengertian BPJS pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
Pembentukan undang-undang nomor 24 yang diberikan kepada setiap orang yang
Tahun 2011 tentang BPJS, merupakan telah membayar iuran atau iurannya dibayar
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 40 oleh pemerintah.
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial b. Manfaat jaminan kesehatan
Nasional. Badan Penyelenggara jaminan
Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS Berdasarkan Pasal 1 angka 5 Peraturan
adalah badan hukum yang dibentuk untuk Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang
menyelenggarakan program jaminan social. Jaminan Kesehatan yang dimaksud dengan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah manfaat adalah faedah jaminan sosial yang
program yang dikelola oleh BPJS kesehatan menjadi hak peserta dan/atau anggota
yang diluncurkan sejak 1 januari 20144. keluarganya. Manfaat jaminan kesehatan
4 www.jkn.kemkes.go.id, Tantangan diatur dalam Pasal 20 Peraturan Presiden
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional di Nomor 12 Tahun 2013. 4
Fasilitas Kesehatan, diakses pada tanggal
b. Fungsi, Tugas, dan Wewenang BPJS
Kesehatan

Fungsi BPJS Kesehatan diatur dalam Pasal 9


ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 tentang BPJS yaitu menyelenggarakan
Program Jaminan Kesehatan.
Tugas BPJS diatur dalam Pasal 10 Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
yang menegaskan bahwa Dalam
melaksanakan fungsi sebagaimana
dimaksdud dalam Pasal 9
Wewenang yang dimiliki BPJS dalam
menyelenggarakan program jaminan
kesehatan dilakukan agar pelaksanaan
penyelenggaraan program jaminan kesehatan
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan
tujuan dibentuknya BPJS yang ditegaskan
dalam Pasal 11 Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang BPJS.
c. Hak dan Kewajibann BPJS Kesehatan

Jaminan social merupakan salah satu bentuk


pelayanan public yang menjadi misi Negara
untuk melaksanakannya5. Hak BPJS diatur
dalam pasal 12 Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2011 tentang BPJS dan pasal 13
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
mengatur tentang kewajiban BPJS.
c. Peserta Jaminan Kesehatan b. Data Sekunder

Peserta dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Data sekunder dapat diperoleh dengan cara
Tahun2013 tentang Jaminan Kesehatan studi kepustakaan yaitu dengan mempelajari
adalah setiap orang, termasuk orang asing dan memahami peraturan-peraturan dan
yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan buku-buku yang terkait dengan permasalahan
di Indonesia, yang telah membayar iuran yang diteliti.
d. Iuran jaminan kesehatan 2) Metode Analisis Data

Pengertian iuran jaminan kesehatan diatur Data yang diperoleh dikumpulkan, kemudian
dalam Pasal 1 angka 13 Peraturan Presiden dianalisis secara kualitatif yaitu analisis
Nomor 12 Tahun 2013 tentang Jaminan dengan mengidentifikasi aturan hukumnya,
Kesehatan yaitu sejumlah uang yang perkembangan hukum, dan fakta sosial
dibayarkan secara teratur oleh peserta, sehingga diperoleh gambaran mengenai
pemberi kerja dan/ atau pemerintah untuk masalah yang diteliti.
program jaminan kesehatan. .
e. Pelayanan Kesehatan 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelayanan kesehatan dalam jaminan 1. Tinjauan Umum Tentang Badan


Kesehatan merupakan hak bagi seluruh Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
peserta jaminan kesehatan baik peserta PBI
(Penerima Bantuan Iuran) jaminan kesehatan a. Pengertian dan Penjelasan tentang BPJS
dan peserta bukan PBI (Penerima Bantuan
Iuran) jaminan kesehatan. Dalam Peraturan Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Presiden Nomor 111 Tahun 2013 tentang Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 12 diamanatkan bahwa tujuan negara adalah
Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
diatur mengenai pelayanan kesehatan yang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang
dijamin dan pelayan kesehatan yang tidak selanjutnya disingkat BPJS adalah badan
dijamin hukum publik yang dibentuk untuk
2. METODE menyelenggarakan program jaminan sosial
dengan mendasarkan pada pasal 4 undang-
Penelitian ini merupakan penelitian hukum undang nomor 40 5
empiris, penelitian ini dilakukan langsung
ke responden dan narasumber sebagai data
utama yang didukung dengan data
sekunder yang terdiri dari bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder.
1) Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
1) Kuisoner adalah daftar pertanyaan yang
diberikan kepada responden yang bersifat
terbuka yaitu daftar pertanyaan yang
memberikan kesempatan kepada responden
untuk
memberikan jawaban yang dimaksud.
2) Wawancara adalah suatu metode
pengumpulan data primer yang dilakukan
kepada narasumber tentang obyek yang
diteliti berdasarkan pedoman wawancara
yang telah disusun sebelumnya. Tujuan
wawancara adalah untuk memperoleh data
primer.
tahun 2004 yang memiliki beberapa prinsip, kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh
antara lain : rakyat, penerapannya tetap disesuaikan
1) Prinsip kegotong royongan. Prinsip ini dengan kemampuan ekonomi rakyat dan
diwujudkan dalam mekanisme gotong pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan
royong dari peserta yang mampu kepada program. Tahapan pertama dimulai dari
peserta yamg kurang mampu dalam bentuk pekerja di sektor formal, bersamaan dengan
kepesertaan wajib bagi seluruh rakyat.peserta itu sektor informal dapat menjadi peserta
yang berisiko rendah membantu yang secara mandiri, sehingga pada akhirnya
berisiko tinggi dan peserta yang sehat Sistem Jaminan Sosial Nasional dapat
membantu yang sakit. Melalui prinsip mencakup seluruh rakyat.
kegotong-royongan ini jaminan sosial dapat 6) Prinsip dana amanat. Dana yang
menumbuhkan keadalan sosial bagi terkumpul dari iuran peserta merupakan
keseluruhan rakyat Indonesia. titipan kepada badan-badan penyelenggara
2) Prinsip nirlaba. Pengelolaan dana amanat untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka
tidak dimaksudkan mencari laba (nirlaba) mengoptimalkan dana tersebut untuk
bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, kesejahteraan peserta.
akan tetapi tujuan utama penyelenggaraan 7) prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan
jaminan sosial adalah untuk memenuhi Sosial Nasional dalam Undang-Undang ini
sebesar-besarnya kepentingan peserta. Dana adalah hasil berupa dividen dari pemegang
amanat, hasil pengembangannya, dan surplus saham yang dikembalikan untuk kepentingan
anggaran akan dimanfaatkan sebesar- peserta jaminan sosial.6
besarnya untuk kepentingan peserta. b. Fungsi, Tugas, dan Wewenang BPJS
3) Prinsip keterbukaan, kehati-hatian, Kesehatan
akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas.
6Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial
Prinsip-prinsip manajemen ini diterapkan dan nasional.
mendasari seluruh kegiatan pengelolaan dana Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
yang berasal dari iuran peserta dan hasil tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
pengembangannya. (BPJS), secara tegas menyatakan bahwa
4) Prinsip portabilitas. Jaminan sosial BPJS yang dibentuk dengan Undang-Undang
dimaksudkan untuk memberikan jaminan BPJS adalah badan hukum public.
yang berkelanjutan meskipun peserta Fungsi BPJS Kesehatan diatur dalam Pasal 9
berpindah pekerjaan atau tempat tinggal ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik 2011 tentang BPJS yaitu menyelenggarakan
Indonesia. Program Jaminan Kesehatan. Dalam Pasal 1
5) Prinsip kepesertaan bersifat wajib. angka 2 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh 2013 tentang Jaminan 6
rakyat menjadi peserta sehingga dapat
terlindungi. Meskipun
Kesehatan yang dimaksud Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Kesehatan yang selanjutnya
disingkat BPJS Kesehatan adalah
badan hokum publik yang dibentuk
untuk menyenggarakan program
Jaminan Kesehatan.7
7Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2013 tentang jaminan
kesehatan.
dengan ketentuan peraturan perundang-
Adapun wewenang BPJS yang diatur undangan; dan
dalam Pasal 11 Undang-Undang 8) Melakukan kerja sama dengan pihak lain
Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS dalam rangka menyelenggarakan program
dalam melaksanakan tugas jaminan sosial.
sebagaimana dimaksud dalam pasal
10 Undang-Undang Nomor 24 Tahun c. Hak dan Kewajibann BPJS Kesehatan.
2011 tentang BPJS, antara lain:
1) Menagih pembayaran iuran; Jaminan sosial merupakan salah satu bentuk
2) Menempatkan dana jaminan sosial pelayanan publik yang menjadi misi Negara
untuk investasi jangka pendek dan untuk melaksanakannya8. BPJS dalam
jangka panjang dengan menyelenggarakan program jaminan sosial
mempertimbangkan aspek likuiditas, juga memiliki hak dan kewajiban. Adapun
solvabilitas, kehati-hatian, keamanan hak BPJS diatur dalam Pasal 12 Undang-
dana, dan hasil yang memadahi; Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS
3) Melakukan pengawasan dan yang menyatakan bahwa :
8www.jamsostekindonesia.com, Hak dan
pemeriksaan atas kepatuhan peserta
dan pemberi kerja dalam memenuhi Kewajiban BPJS, diakses pada tanggal 10
september 2016, Pukul 13.30 WIB.
kewajibannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- 1) Memperoleh dana operasional untuk
undangan jaminan social nasional; penyelenggaraan program yang bersumber
dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber
4) Membuat kesepakatan dengan
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
fasilitas kesehatan mengenai besar
perundang-undangan; dan
pembayaran fasilitas kesehatan yang
mengacu pada standar tarif yang 2) Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi
ditetapkan oleh pemerintah; penyelenggaraan program Jaminan Sosial dari
DJSN setiap 6 (enam) bulan.
5) Membuat atau menghentikan
kontrak kerja dengan fasilitas
Dana operasional yang dimaksud diatas
kesehatan;
adalah bagian dari akumulasi Iuran Jaminan
6) Mengenakan sangsi administrative
Sosial dan hasil pengembangannya yang
kepada peserta atau pemberi kerja
dapat digunakan BPJS untuk membiayai
yang tidak memenuhi kewajibannya;
kegiatan operasional penyelenggaraan
7) Melaporkan pemberi kerja kepada program Jaminan Sosial.
instansi yang berwenang Selain mengatur tentang hak, undang-undang
BPJS juga memberikan pengaturan mengenai
mengenai ketidak patuhannya dalam kewajiban yang dilakukan oleh BPJS 7
membayar iuran atau dalam
memenuhi kewajiban lain sesuai
sebagaimana yang diatur dalam Pasal Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan
10 Undang-Undang tentang BPJS yang yaitu jaminan berupa perlindungan kesehatan
menyatakan, antara lain: agar peserta memperoleh manfaat
1) memberikan nomor identitas tunggal pemeliharaan kesehatan dan perlindungan
kepada Peserta; dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan
2) mengembangkan asset Dana yang diberikan kepada setiap orang yang
Jaminan Sosial dan asset BPJS untuk telah membayar iuran atau iurannya dibayar
sebesar-besarnya kepentingan Peserta; oleh pemerintah.
3) memberikan informasi melalui b. Manfaat Jaminan Kesehatan
media masa cetak dan elektronik
mengenai kinerja, kondisi keuangan, Manfaat jaminan kesehatan diatur dalam
serta kekayaan dan hasil Pasal 20 Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
pengembangan; 2013 tentang Jaminan Kesehatan yaitu:
4) memberikan Manfaat kepada seluruh 1) Setiap peserta berhak memperoleh
Peserta dengan Undang-Undang Manfaat Jaminan Kesehatan yang bersifat
tentang Sistem Jaminan Sosial pelayanan kesehatan perorangan, mencakup
Nasional; pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan
5) memberikan informasi kepada rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan
Pesera mengenai hak dan keawajiban bahan medis habis pakai sesuai dengan
untuk mengikuti ketentuan yang kebutuhan medis yang diperlukan.
berlaku; 2) Manfaat Jaminan Kesehatan sebagaimana
6) memberikan informasi kepada dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Manfaat
peserta mengenai prosedur untuk Medis dan Manfaat Non Medis.
mendapatkan hak dan memenuhi 3) Manfaat medis sebagaimana dimaksud
kewajibannya; pada ayat (2) tidak terikat dengan besaran
7) memberikan informasi kepada iuran yang dibayarkan.
Peserta mengenai saldo jaminan hari 4) Manfaat non medis sebagaimana
tua dan pengembangannya 1 (satu) kali dimaksud pada ayat (2) meliputi manfaat
dalam 1 (satu) tahun; akomodasi dan ambulans.
8) memberikan informasi kepada 8
peserta mengenai besar hak pensiunan
1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;
9) membentuk cadangan teknis sesuai
dengan standar praktik aktuari yang
lazim dan berlaku umum
10) melakukan pembukuan sesuai
dengan standar akuntasi yang berlaku
dalam penyelenggaran Jaminan Sosial;
dan
11) melaporkan pelaksanaan setiap
program, termasuk kondisi keuangan,
secara berkala 6 (enam) bulan sekali
kepada Presiden dengan tembusan
kepada DJSN.

2. Jaminan Kesehatan Kepada


Tenaga Kerja
a. Pengertian Jaminan Kesehatan

Pengertian jaminan kesehatan diatur


Dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Presiden Nomor 12
dan 1% ditanggung oleh pekerja. Pekerja
5) Manfaat akomodasi sebagaimana yang telah mengikuti Program BPJS
dimaksud pada ayat (4) ditentukan mendapatkan manfaat dari keikutsertaannya.
berdasarkan skala besaran iuran yang Pekerja yang mengikuti program BPJS harus
dibayarkan. mengisi form pendaftaran yang diberikan
6) Ambulans seabagaimana dimana oleh bagian KSDM UAJY, kemudian KSDM
dimaksud pada ayat (4) hanya UAJY mendaftarkan pekerja tersebut untuk
diberikan untuk pasien rujukan dari menjadi peserta BPJS. Bukti bahwa pekerja
Faslitas Kesehatan dengan kondisi yang telah diikutkan dalam program BPJS
tertentu yang ditetapkan oleh BPJS berupa kartu peserta.Beliau juga
Kesehatan. menambahkan, bahwa apabila terjadi
perubahan terhadap daftar susunan keluarga
c. Peserta Jaminan Kesehatan maka pekerja yang bersangkutkan harus
melaporkan ke KSDM UAJY dengan bukti
Peserta dalam Peraturan Peraturan perubahan. Menurut beliau, peserta BPJS
Presiden Republik Indonesia Nomor 19 ditanggung apabila harus rawat inap di
Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua rumah sakit dengan fasilitas kamar kelas 1
Atas Peraturan Presiden Nomor 12 (satu) dan kelas 2 (dua). Jika peserta BPJS
Tahun 2013 tentang Jaminan ingin pindah ke kelas yang lebih tinggi, maka
Kesehatan adalah setiap orang, peserta harus menanggung sendiri biayanya.
termasuk orang asing yang bekerja Selain itu BPJS juga menjamin alat bantu
paling singkat 6 (enam) bulan di kesehatan berupa bantuan uang senilai Rp.
Indonesia, yang telah membayar iuran. 300.000 dan kacamata. Pekerja yang
Iuran Jaminan Kesehatan adalah mengikuti program BPJS di UAJY juga
sejumlah uang yang dibayarkan secara diikutkan kedalam program asuransi
teratur oleh Peserta, Pemberi Kerja kesehatan lain, pekrja di UAJY di ikutkan
dan/atau Pemerintah untuk program Asuransi Afris. Terhadap peserta jaminan
Jaminan Kesehatan. kesehatan yang mempunyai asuransi
3. Hasil Penelitian kesehatan tambahan ketika sakit dan harus di
rawat, maka biayanya dijamin oleh BPJS dan
1. Universitas Atma Jaya Yogyakarta Asuransi Afris tersebut. Besaran pembayaran
kepada fasilitas kesehatan oleh BPJS di bayar
Menurut Ibu C. Adiati (Kesejahteraan sesuai dengan ketentuan yang telah
KSDM Universitas Atma Jaya ditentukan oleh BPJS. Menurut beliau mutu
Yogyakarta) dan Bapak. Basuki pelayanan dari BPJS telah sesuai dengan
(Selaku TU FH UAJY), pelaksanaan harapan para peserta BPJS di UAJY. Apabila
BPJS Kesehatan bagi pekerja pada peserta BPJS di UAJY tidak puas dengan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta pelayanan yang diberikan oleh fasilitas
(UAJY) sudah diterapkan dan sesuai kesehatan dapat menyampaikan pengaduan
dengan ketentuan peraturan perundang- langsung ke BPJS Center.
undangan yang berlaku. Semua 2. Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
pegawai yang terdaftar di UAJY wajib (UCY)
mengikuti program BPJS, karena BPJS
sangat dibutuhkan oleh setiap pekerja Penulis melakukan wawancara dengan dua
yang terdaftar. Pelayanan yang orang narasumber yakni Ibu Isti Wiyana
diberikan oleh UAJY kepada pekerja selaku BSDM Universitas 9
melalui BPJS Kesehatan berupa
bantuan iuaran 5% pembayaran rutin
Cokroaminoto Yogyakarta dan Ibu bentuk penyuluhan yang diberikan oleh
Yudayanti selaku pekerja/karyawan di BPJS kepada peserta di Universitas
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta. Cokroaminoto Yogyakarta. BPJS dalam
Pelaksanaan BPJS kesehatan bagi pekerja hal ini memberikan besaran pembayaran
di Universitas Cokroaminoto Yogyakarta terhadap fasilitas kesehatan dengan
sudah dilaksanakan sesuai dengan jumlah kurang lebih Rp. 5.000.000 dan
prosedur yang telah ditetapkan oleh peserta BPJS biasanya tidak dikenakan
pemerintah dan telah diterapkan sesuai tambahan biaya dari fasilitas kesehatan
dengan peraturan perundang-undangan yang seharusnya diterima oleh peserta,
yang berlaku, yakni dengan menggunakan kecuali peserta BPJS nya pindah kelas
BPJS Kesehatan. Universitas rawat inap. Menurut Ibu Isti Wiyana,
Cokroaminoto Yogyakarta sendiri telah mutu pelayanan efektivitas tindakan dan
mendaftarakan dan mewajibkan semua efisiensi biaya tergantung pelayanan
karyawannya untuk mengikuti program kesehatan yang diambil oleh peserta BPJS
BPJS, tanpa terkecuali dan didaftarkan itu sendiri. Artinya, apabila peserta BPJS
oleh universitas. Ibu Isti Wiyana juga mengambil pelayanan kesehatan yang
menjelaskan bahwa perlunya BPJS paling tinggi maka akan mendapatkan
kesehatan dan ketenagakerjaan bagi pelayanan kesehatan yang baik dan juga
seluruh karyawan karena dapat sebaliknya. Apabila peserta BPJS tidak
memberikan jaminan kesehatan dan puas dengan pelayanan kesehatan yang
keselamatan dalam melaksanakan diberikan maka dapat langsung
pekerjaannya, Untuk mengetahui bahwa menyampaikan pengaduannya ke BPJS.
karyawan di Universitas Cokroaminoto 3. Universitas Janabadra Yogyakarta
Yogyakarta telah mengikuti atau terdaftar
sebagai peserta BPJS dapat dilihat melalui Di Universitas Janabadra Yogyakarta,
kartu peserta yang dimiliki oleh setiap penulis melakukan wawancara kepada
karyawan yang telah terdaftar. Apabila Bapak Handoyo selaku Pejabat Rektorat
terjadi perubahan susunan di dalam di Universitas Janabadra Yogyakarta dan
keluarga peserta BPJS di Universitas kepada Ibu B. Nining Widiyanti selaku
Cokroaminoto Yogyakarta maka harus pekerja di Universitas Janabadra
melaporkan perubahan tersebut kepada Yogyakarta. Menurut kedua narasumber
universitas dan hal tersebut akan ditindak program pelaksanaan BPJS kesehatan
lanjuti oleh Universitas Cokroaminoto yang diberikan kepada pekerja di
Yogyakarta. Mengenai pembayaran iuran Universitas Janabadra Yogyakarta sudah
setiap bulannya terhadap BPJS, menurut baik sesuai dengan yang diharapkan dan
beliau dibayar oleh universitas sebanyak sudah diterapkan sesuai dengan peraturan
4% dari gaji pokok dan 1% dari uang perundang-undangan yang berlaku.
pribadi pekerja. Pembayaran oleh pekerja Universitas Janabadra Yogyakarta juga
dibayarkan tepat pada waktu penerimaan mewajibkan dan mendaftarkan BPJS 10
gaji, untuk menghindari adanya
keterlambatan pembayaran iuran.
Pelayanan BPJS yang diterima oleh
karyawan juga meliputi jaminan atas alat
bantu kesehatan dalam hal perawatan gigi
dan kaca mata. Adapun kelas perawatan
yang ditanggung ketika harus menjalani
rawat inap adalah kelas II dan apabila
peserta BPJS dalam hal ini karyawan di
Universitas Cokroaminoto Yogyakarta
pindah kelas rawat ke yang lebih tinggi
maka terhadap kekurangan biaya diluar
tanggungan universitas dibayarkan oleh
pekerja sendiri. Universitas Cokroaminoto
Yogyakarta juga telah melakukan
kerjasama dengan BPJS kesehatan dalam
kepada seluruh pekerja di Universitas harus dirawat inap, maka biayanya
Janabadra Yogyakarta. Dengan ditanggung oleh pekerja sendiri. Menurut
didaftarkannya seluruh pekerja, beliau, mutu pelayanan mengenai BPJS
diharapkan dapat memberikan manfaat ini cukup bagus seperti pelayanan pasien
bagi para pekerja dan mempermudah pada umumnya serta tidak dipersulit
dalam pemeriksaan kesehatan. Pelayanan dalam melakukan pengobatan. Selama ini
yang diberikan oleh Universitas Janabadra pekerja di Universitas Janabadra
Yogyakarta kepada pekerja melalui BPJS Yogyakarta belum mendapatkan
kesehatan juga meliputi pemeriksaan pelayanan yang tidak baik dari BPJS
kesehatan gigi dan mata. Adapun tahapan kesehatan. Apabila terjadi sengketa antara
kepesertaan BPJS kesehatan di peserta dengan fasilitas kesehatan, peserta
Universitas Janabadra Yogyakarta adalah dengan BPJS kesehatan, BPJS kesehatan
dengan cara semua karyawan diberi dengan fasilitas kesehatan, atau BPJS
formulir dari BPJS untuk diisi tentang kesehatan dengan asosiasi fasilitas
data pribadi karyawan yang dikoordinir kesehatan, penyelesaiannya dilakukan
dari bagian kepegawaian. Setelah data dengan musyawarah, dimana kedua belah
pribadi diisi masing-masing, maka pihak duduk bersama untuk berembuk
formulir dikirim ke kantor BPJS dengan tujuan untuk mencapai
kesehatan untuk didaftarkan, selanjutnya kesepakatan bersama.
formulir diserahkan ke BPJS dengan 4. Universitas Kristen Imanuel
menunggu kartu BPJS kesehatan sampai Yogyakarta (UKRIM)
jadi dan dibagikan ke seluruh karyawan
yang telah terdaftar. Pihak yang Berdasarkan hasil wawancara dengan
melakukan pendaftaran terhadap pekerja bpk.Muryanto selaku Kepala Pramubakti
ke BPJS adalah Universitas Janabadra di Universitas Kristen Imanuel
Yogyakarta sendiri dan apabila terjadi Yogyakarta (UKRIM), pelaksanakan
perubahan daftar susunan keluarga, maka BPJS KESHATAN bagi pekerja UKRIM
karyawan tinggal menkonfirmasi sudah di terapkan sesuai dengan Peraturan
perubahan daftar susunan keluarga ke Perundang-undangan yang berlaku.Semua
bagian kepegawaian. Terhadap peserta karyawan maupun pekerja sudah terdaftar
BPJS di Universitas Janabadra di BPJS kesehatan.Pelayanan BPJS
Yogyakarta dikenakan iuran setiap bulan kesehatan diperlukan di Universitas ini
yang besarannya tergantung dari golongan karena sangat membantu dan pembayaran
kepangkatan kepegawaian.Iuran untuk iuran penuh dari Universitas sebagai
pembayaran BPJS dibayarkan pada saat ucapan terimakasih pada karyawan.
tanggal penerimaan gaji dan pada saat itu Universitas selaku penanggung
juga dilakukan pemotongan gaji untuk pembayaran iuran BPJS tidak pernah
pembayaran iuran. Besaran iuran jaminan terlambat dan rutin untuk membayar
kesehatan tersebut, berlaku sampai setiap bulan. Program BPJS memberikan
karyawan di Universitas Janabadra manfaat kepada karyawan. Tahapan
Yogyakarta pensiun, yakni pada usia 58 kepesertaan di Universitas ini kolektif
tahun. Pekerja di Universitas Janabadra dengan 11
Yogyakarta kelas perawatan yang
ditanggung ketika rawat inap adalah kelas
II. Universitas Janabadra Yogyakarta
tidak memberikan jaminan pelayanan
kesehatan terhadap semua pelayanan yang
tidak ditanggung dan telah tercantum
dalam poin-poin BPJS. Peserta jaminan
kesehatan di Universitas Janabadra
Yogyakarta tidak diperkenankan
mengikuti program asuransi kesehatan
lainnya. Apabila peserta jaminan
kesehatan yang mempunyai asuransi
kesehatan tambahan ketika sakit dan
perusahaan, jadi yang mendaftarkan angkat yang sah, dengan kriteria: belum
pekerja ke BPJS Kesehatan adalah pihak pernah menikah, tidak mempunyai
Universitas. Bukti karyawan sudah penghasilan sendiri dan belum berusia 21
terdaftar sebagai peserta BPJS kesehatan (dua puluh satu) tahun atau belum berusia
adalah memiliki kartu BPJS. Apabila 25 (dua puluh lima) tahun yang masih
terjadi perubahan daftar susunan keluarga melanjutkan pendidikan formal. Peserta
peserta diharuskan untuk melapor ke yang memiliki jumlah anggota keluarga
BPJS. Jika terjadi kelebihan dan lebih dari 5 (lima) orang, dapat
kekurangan iuran, jaminan kesehatan mengikutkan anggota keluarganya yang
sesuai dengan gaji/upah peserta maka lain dengan membayar tambahan iuran.
akan disesuaikan. Pelayanan BPJS juga Instansi atau lembaga yang menjalin
menjamin alat bantu kesehatan seperti kerjasama dengan BPJS Kesehatan, maka
kaca mata, kelas perawatan yang setiap karyawan yang ada pada instansi
ditanggung ketika rawat inap adalah kelas tersebut wajib mengikuti program BPJS
2 (dua). Apabila peserta pindah kelas Kesehatan karena dari instansi sendiri
rawatan yang lebih tinggi dari yang telah biasanya wajib mengikutkan seluruh
ditawarkan, karena sudah kolektif harus karyawannya menjadi peserta BPJS
sesuai dengan yang ada.meskipun peserta Kesehatan. Proses pentahapan
jaminan kesehatan sudah mengikuti kepesertaan BPJS Kesehatan dilakukan
program asuransi kesehatan dari dengan 2 (dua tahap) yaitu :
Universitas, namun peserta juga dapat 1) Tahap pertama mulai tanggal 1 Januari
mengikuti program asuransi kesehatan 2014, paling sedikit meliputi : a. PBI
tambahan lainnya. Peserta yang memiliki Jaminan Kesehatan; b. Anggota
asuransi kesehatan tambahan maka ketika TNI/Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
dirawat kedua asuransi itu dapat Kementerian Pertahanan dan anggota
digunakan sesuai porsi masing-masing. keluarganya; c. Anggota Polri /Pegawai
Peserta BPJS kesehatan masih dikenai Negeri Sipil di lingkungan Polri dan
biaya tambahan dari fasilitas kesehatan anggota keluarganya; d. Peserta asuransi
apabila melebihi maksimum yang telah kesehatan Perusahaan Persero (Persero)
ditentukan. Mutu Pelayanan, efektifitas Asuransi Kesehatan Indonesia (ASKES)
tindakan dan efisiensi biaya tergantung dan anggota keluarganya dan, e. Peserta
rumah sakit yang dituju. Apabila peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
tidak puas dengan pelayanan yang Perusahaan Persero (Persero) Jaminan
diberikan oleh fasilitas kesehatan dapat Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) dan
menyampaikan pengaduan ke kantor anggota keluarganya
BPJS di bagian Si Pengaduan. 2) Tahap kedua meliputi seluruh
5. BPJS Kesehatan penduduk yang belum masuk sebagai
Peserta BPJS Kesehatan
Menurut Ndaru Kristian Nugraha (Kepala 12
Unit Pemasaran) Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) merupakan badan
hukum publik yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan
sosial. Terdiri dari BPJS Kesehatan dan
BPJS Ketenagakerjaan. Yang menjadi
peserta BPJS Kesehatan adalah semua
penduduk Indonesia dan wajib menjadi
peserta yang dikelola oleh BPJS
Kesehatan termasuk orang asing yang
sedang bekerja paling lama enam bulan di
Indonesia dan telah membayar iuran rutin.
Jumlah peserta yang ditanggung oleh
BPJS Kesehatan meliputi satu orang
suami atau istri yang sah dari peserta,
anak kandung, anak tiri dan/atau anak
Pelayanan kesehatan yang telah
paling lambat pada tanggal 1 Januari ditanggung dalam program pemerintah,
2019. maka tidak termasuk dalam pelayanan
kesehatan yang dijamin. Peserta juga
Peserta yang terdaftar di BPJS Kesehatan mendapatkan pelayanan berupa alat bantu
bisa mendapatkan identitas peserta. kesehatan yang jenis dan plafon yang
Identitas peserta memuat nama dan nomor mana harganya ditetapkan oleh Menteri.
identitas tunggal. Peserta pekerja yang Kelas rawat inap yang ditanggung oleh
menerima upah diwajibkan melaporkan pemerintah diatur dalam ketentuan Pasal
setiap perubahan daftar susunan 23 Perpres Nomor 19 Tahun 2016
keluarganya kepada instansi pemberi Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
kerja selambat-lambatnya 14 (empat Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang
belas) hari kerja sejak dilakukan Jaminan Kesehatan. Pelayanan kesehatan
perubahan data kepesertaan. Pemberi yang tidak dijamin oleh BPJS Kesehatan
kerja diwajibkan melaporkan perubahan terdapat pada Pasal 25 Perpres Nomor 19
data kepesertaan dan perubahan daftar Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua
susunan keluarganya kepada BPJS Atas Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun
Kesehatan paling lambat 14 (empat belas) 2013 Tentang Jaminan Kesehatan. Peserta
hari kerja sejak diterimanya perubahan yang pindah ke kelas perawatan yang
data peserta. Peserta pekerja bukan lebih tinggi dapat ditanggung dengan
penerima upah wajib melaporkan asuransi swasta milik peserta dan
perubahan daftar susunan keluarganya ketentuan mengenai selisih pembayaran
kepada BPJS Kesehatan 14 (empat belas) akan diatur dengan Peraturan Menteri
hari kerja sejak terjadi perubahan data Kesehatan. Peserta dapat mengikuti
kepesertaan. Setiap Perubahan status dari program jaminan kesehatan yang lain
peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) sesuai dengan keinginan peserta BPJS
Jaminan Kesehatan menjadi bukan peserta Kesehatan. BPJS Kesehatan dan
PBI Jaminan Kesehatan dilakukan melalui penyelenggara program asuransi
pendaftaran ke BPJS Kesehatan dengan kesehatan tambahan dapat melakukan
membayar iuran pertama. Perubahan koordinasi dalam memberikan manfaat
status kepesertaan dari bukan peserta PBI untuk Peserta Jaminan Kesehatan yang
Jaminan Kesehatan menjadi peserta PBI memiliki hak atas perlindungan program
Jaminan Kesehatan akan dilakukan asuransi kesehatan tambahan.
berdasarkan ketentuan peraturan Pemerintah pusat dan pemerintah daerah
perundang-undangan yang berlaku dan dapat memberikan kesempatan kepada
apabila terdapat perubahan status swasta untuk berperan serta memenuhi
kepesertaan tidak menimbulkan ketersediaan fasilitas kesehatan dan
terputusnya manfaat jaminan kesehatan. penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
Bagi peserta BPJS Kesehatan yang pindah Fasilitas kesehatan milik Pemerintah dan
kerja tetap dapat mendapatkan layanan pemerintah daerah yang memenuhi
kesehatan dengan melaporkan ke BPJS persyaratan wajib bekerjasama dengan
Kesehatan di tempat ia bekerja dan tetap BPJS Kesehatan. Peserta yang tidak puas
membayarkan iuran bulanannya sesuai dengan pelayanan kesehatan dapat
dengan iuran yang ditentukan di tempat menyampaikan pengaduan kepada
sebelumnya. Manfaat jaminan kesehatan penyelenggara 13
yang dapat diperoleh peserta BPJS
Kesehatan adalah berupa manfaat medis
dan manfaat non medis.
pelayanan kesehatan dan/atau BPJS pikirannya kepada perusahaan tempatnya
Kesehatan. Peserta yang tidak bekerja.
memperoleh layanan kesehatan yang 2. KESIMPULAN
baik dapat menyampaikan
pengaduan kepada Menteri. 1. Kesimpulan
Selain melakukan penelitian di BPJS
Kesehatan Provinsi DIY, Penulis Berdaskan hasil penelitian dan pembahasan
juga telah melakukan wawancara maka diperoleh kesimpulan bahwa
dengan beberapa narasumber pada 4 pelaksanaan BPJS Kesehatan terhadap
(empat) Universitas Swasta yang Pekerja di Universita Swasta di D.I.
berada di D.I. Yogyakarta yakni, Yogyakarta sudah sesuai dengan peraturan
Universitas Atma Jaya Yogyakarta perundang-undangan No.24 tahun 2011
(UAJY), Universitas Cokroaminoto tentang Badan Penyelengara Jaminan Sosial
Yogyakarta (UCY), Universitas Jana serta sudah di ikuti oleh semua pekerja yang
Badra Yogyakarta (UJB), dan bekerja di Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Universitas Kristen Imanuel (UAJY), Universitas Cokroaminoto
Yogyakarta (UKRIM). Adapun hasil Yogyakarta (UCY), Universitas Jana Badra
penelitian yang telah diperoleh dari Yogyakarta (UJB), dan Universitas Kristen
penelitian tersebut, menunjukan Imanuel Yogyakarta (UKRIM). Selain itu
bahwa pelaksaan BPJS Kesehatan para pekerja dan pihak Universitas telah
bagi pekerja di Universitas Swasta melakukan pembayaran iuran BPJS
yang ada di D.I Yogyakarta sudah Kesehatan sesuai dengan Peraturan
diterapkan dengan baik. Hal tersebut Perundang-Undangan yang berlaku. Adapun
dapat dilihat dari hasil penelitian manfaat yang diperoleh pekerja mengenai
dengan metode wawancara terhadap penerapan BPJS Kesehatan yaitu pekerja
beberapa narasumber menjelaskan merasa sudah mendapatkan pelayanan yang
bahwa pekerja sudah mendapatkan sesuai dengan harapan dan kebutuhanya. 14
pelayanan yang baik dari BPJS
Kesehatan melalui kerjasama dengan
Universitas.Dari beberapa
narasumber tersebut tidak ada
satupun narasumber yang
mengeluhkan mengenai pelayanan
BPJS yang telah di ikutinya.
Pada hakikatnya program jaminan
sosial tenaga kerja dimaksudkan
untuk memberikan kepastian
berlangsungnya arus penerimaan
penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruhnya
penghasilan yang hilang. Program
jaminan sosial tenaga kerja
mempunyai beberapa aspek antara
lain:9
9 AsriWijayanti, 2009, Hukum
Ketenagakerjaan Pasca Reformasi, Sinar
Grafika, Jakarta, hlm. 122.
a. Memberikan perlindungan dasar
untuk memenuhi kebutuhan hidup
minimal bagi tenaga kerja beserta
keluarga
b. Merupakan penghargaan kepada
tenaga kerja yang telah
menyumbangkan tenaga dan
Payaman J. Simanjuntak, 2001, Pengantar
2. Saran Ekonomi Sumber Daya Manusia, edisi
kedua, Fakultas Ekonomi Universitas
Berdasarkan hasil penelitian dan Indonesia, Jakarta.
pembahasan, maka penulis V. Hari Supriyanto, 2013, Kesejahteraan
memberikan saran bahwa BPJS Pekerja dalam Hubungan Industrial di
Kesehatan dalam memberikan Indonesia, Universitas Atma Jaya
pelayanan kepada peserta BPJS yang Yogyakarta, Yogyakarta.
dalam hal ini bekerja di Universitas Website
Swasta di D.I. Yogyakarta agar www.jamsosindonesia.com/bpjs/.
meningkatkan, mempertahankan www.jkn.kemkes.go.id,Tantangan
mutu dan pelayanan yang sudah Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
dianggap baik, sehingga peserta Nasional diFasilitas Kesehatan
BPJS Kesehatan ketika peserta BPJS http://tengkurizkilanera.wordpress.com/2014/
Kesehatan melakukan pengaduan 09/12/masalah-terkait-bpjs-2014/.
langsung ke BPJS center agar http://m.wartaekonomi.co.id/berita83150/des
langsung diberikan tanggapan ember-2015-peserta-bpjs-kesehatan-jadi-155-
terhadap pengaduan tersebut, agar juta.html
pelayanan BPJS Kesehatan semakin Peraturan Perundang-Undangan
baik dan mendapatkan apresiasi dari Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
pekerja yang ikut serta dalam BPJS Tahun 1945
Kesehatan. .
5. REFERENSI Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
Tentang Ketenagakerjaan
Buku Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
Achmad Subianto, 2011, Sistem Tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan
Jaminan Sosial Nasional Pilar soisal
Penyangga Perekonomian Bangsa, Peraturan Presiden Republik Indonesia
Gibon Books, Jakarta. Nomor 19 Tahun 201 6 Tentang Perubahan
Abdul Hakim, 2003, Pengantar Kedua Atas Peraturan 15
Hukum Ketenagakerjaan Indonesia ,
Cetakan IV Edisi Revisi, PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung.
Adrian Sutedi, 2011, Hukum
Perburuhan, Sinar Grafika, Jakarta.
Agusmidah, 2010, Hukum
Ketenagakerjaan Indonesia, Ghalia
Indonesia, Bogor.
Aloysius Uwiyono, dkk, 2014, Asas-
Asas Hukum Perburuhan, Raja
Grafindo Persada,Jakarta.
Asri Wijayanti, 2009, Hukum
Ketenagakerjaan Pasca Reformasi,
Sinar Grafika, Jakarta
Dr.Ekowati Retnaningsih, 2013,
Akses Layanan Kesehatan, cetakan
pertama, Raja Grafindo persada,
Jakarta.
Eko Wahyudi, dkk, 2016, Hukum
Ketenagakerjaan, Sinar Grafika,
Jakarta,
Hadi Setia Tunggal, 2014, Seluk
Beluk Hukum Ketenagakerjaan,
cetakan pertama, Harvarindo,
Bandung
Presiden Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Jaminan Kesehatan.
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1993 Tentang Penyakit Yang Timbul Karena
Hubungan Kerja.

You might also like