You are on page 1of 15

ANALISIS PEMBANGUNAN CANAL BLOCKING SEBAGAI SOLUSI

PENCEGAHAN KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI DESA SUNGAITOHOR


KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Oleh : Nova Erlina


Email : novaerlinalase@gmail.com

Pembimbing : Dr. Febri Yuliani, S.Sos., M.Si

Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Universitas Riau
Program Studi Ilmu Administrasi Publik FISIP Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28293-
Telp/Fax. 0761-63277

Abstract
Nova Erlina, 1201135142. Adviser : Dr. Febri Yuliani, S.Sos., M.Si
Land and forest fires in indonesia was happened since 1982 and 1983. Which
has adverse impacts and very harmful in various aspects specially the due of haze A
fire was difficult switched off and many mog because of wildfire occured in peat land
which of peat have an characteristics porous was caused the wildfire not only on
surface but also in ground fire. Peat land should be wet and resistant to wildfire.
However, many canals was built above cause water drained whithout under control so
that peat was became dried up in summer and flammable. Therefore, should be done
isolation on canal blocking.

This reserach is aimed to know and analyze canal blocking development as


solution wildfire prevention peatland and to know influencing factors canal blocking
development in Sungaitohor Village Kepulauan Meranti district. This research was
built by using concept of management theory by Luther Gullick. The method used in this
study is qualitativ approach explorative. Data analysis was used with interview,
observation and documentation.

The research found that canal blocking development as solution widfire


prevention in Sungaitohor village Kepulauan Meranti district was good and can be said
successfull. The evidenced by the decrease of fire hotspots even in 2016 there was no
spot of fire in Sungaitohor Village. Influencing factor canal blocking development in
Sungaitohor village is society partisipation and the local wisdom society toward peat.

key word: management, canal blocking, land and forest fires, peat

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 1


A. PENDAHULUAN marketable dan manfaat non-
marketable.Manfaat hutan non-
Bentang alam Asia Tenggara marketable adalah barang dan jasa
terdiri dari pegunungan, hutan rimba hutan yang belum dikenal nilainya
tropis, dataran rendah, rawa gambut atau belum ada pasarnya, seperti
dan perkebunan.Indonesia adalah beberapa jenis kayu lokal, kayu
negara kepulauan yang sangat kaya energi, binatang, dan seluruh manfaat
akan sumber daya alam terutama intangible hutan. Karena pentingnya
hutan. Hutan Indonesia merupakan fungsi hutan bagi kehidupan manusia
hutan terluas ke-3 di dunia setelah sehingga kelestarian hutan tersebut
Brazil dan Zaire. Luas hutan di perlu dijaga.
Indonesia diperkirakan mencapai Begitupun dengan lahan
120,35 juta hektar atau sekitar 63 gambut di Indonesia yang memberi
persen luas daratan. Indonesia banyak manfaat. Lahan gambut bagi
merupakan salah satu paru-paru bagi Indonesia memiliki nilai yang sangat
seluruh negara di dunia, yaitu tempat penting karena menyediakan hasil
berbagai flora dan fauna, hasil hutan berupa kayu dan non kayu,
tambang serta berbagai sumber daya menyimpan dan mensuplai air,
lainnya yang kita dapatkan dari hutan. menyimpan karbon, dan merupakan
Hutan juga merupakan sumber habitat bagi keanekaragaman hayati
daya alam yang memberikan manfaat dengan berbagai jenis flora dan fauna
besar bagi kesejahteraan manusia, langka yang hanya ada dijumpai pada
baik manfaat tangible ataupun ekosistem ini. Sejalan dengan
intangible. Manfaat tangible atau meningkatnya pertambahan penduduk
manfaat langsung hutan antara lain dan keterbatasan ketersediaan lahan
kayu, hasil hutan ikutan dan lain-lain. untuk pengembangan berbagai sektor,
Sedangkan manfaat intangible atau seperti pertanian dan perkebunan
manfaat tidak langsung hutan antara untuk memenuhi ketahanan pangan,
lainpengaturan tata air, rekreasi, hutan tanaman industri (HTI) untuk
pendidikan, kenyamanan industri kertas, maupun untuk
lingkungandan lain-lain (Affandi & pemukiman penduduk dan
Patana dalam Latifah, 2004:2). infrastruktur lainnya, menyebabkan
Selanjutnya Arief (2001: 13) pilihan mulai diarahkan pada lahan
menjelaskan manfaat tangible gambut.
diantaranya berupa hasil kayu dan Meskipun lahan gambut
non kayu.Hasil hutan kayu memiliki fungsi yang sangat strategis,
dimanfaatkan untuk keperluan kayu namun karena Indonesia adalah
perkakas, kayu bakar dan pulp. produsen sekaligus konsumen utama
Sedangkan hasil-hasil hutan yang untuk komoditi kayu, industri kertas,
termasuk non kayu antara lain rotan, dan kelapa sawit dunia, menyebabkan
kina, sutera alam, kayu putih, alih fungsi atau reklamasi disertai
gondorukem dan terpenting, pembuatan drainase lahan gambut
kemenyan dan lain-lain. Berdasarkan alami di Indonesia tidak dapat
kemampuan untuk dipasarkan, dihindari. Hutan-hutan rawa gambut
manfaat hutan juga dapat dibedakan ini makin lama makin banyak
menjadi dua, yaitumanfaat ditebang dan diganti oleh perusahaan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 2


perkebunan dengan kayu dan pemerintah punya solusi ampuh untuk
terutama kelapa sawit. mengatasi masalah kebakaran lahan.
Untuk mendirikan Terbatasnya ketersediaan air pada
perkebunan, kanal drainase digali saat pemadaman kebakaran masih
untuk mengeluarkan airnya. Kanal- menjadi masalah klasik. Hai ini
kanal dan parit-parit dijadikan jalur menimbulkan inisiatif masyarakat
transportasi masyarakat dan potongan seperti yang dilakukan oleh
kayu. Hal ini akan mengakibatkan air masyarakat Desa Sungaitohor.
mengalir keluar dari kubah gambut Sungaitohor merupakan
dan air akan semakin berkurang. sebuah desa yang terletak di sebuah
Kehilangan air pada tanah karbon pulau bernama Tebingtinggi Timur,
menyebabkan penyurutan dari 3-5cm Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau
per tahun bagi tanah gambut itu. Pada yang diberkahi hutan rawa gambut
musim kemarau oksidasinya akan yang lebat dengan tingkat
berlanjut dan permukaan tanah keanekaragaman-hayati yang tinggi.
menjadi makin lama menjadi makin Yang mana setiap tahun hutannya
rendah. Inilah yang menyebab kan membara dan asapnya menutupi desa
kebakaran dilahan gambut akan dan kota hingga ke negara tetangga.
sangat rentan. Pembangunan sekat pada kanal dapat
Hutan-hutan tropis basah yang menjadi alternatif pilihan untuk
belum terganggu, umumnya benar- mengantisipasi kebakaran dilahan
benar tahan terhadap kebakaran dan gambut. Kanal-kanal yang ada pada
hanya akan terbakar setelah periode lahan gambut ditutup saat terjadi
kemarau yang berkepanjangan. musim kemarau sehingga tanah tetap
Namun sebaliknya, hutan-hutan yang lembab dan jika terjadi kebakaran
telah dibalak dan mengalami sumber air tersedia. Pembangunan
degradasi serta ditumbuhi semak sekat kanal di Sungai Tohor ini sangat
belukar, jauh lebih rentan terhadap diapresiasi, bahkan pada saat
kebakaran. kunjungan Presiden Joko Widodo.
Kebakaran lahan gambut lebih Melalui Perpres Nomor 1
berbahaya dibandingkan dengan Tahun 2016 Pemerintah pusat
kebakaran pada lahan kering (tanah membentuk Badan Restorasi Gambut.
mineral). Api kebakaran di lahan Perpres ini yang mengatur
gambut memiliki karakteristik selain pengelolaan lahan gambut dengan
dapat menghasilkan api tajuk dan restorasi lahan gambut salah satunya
permukaan, juga dapat menimbulkan dengan membangun sekat kanal
api bawah tanah gambut yang (Canal Blocking). Canal blocking
menghasilkan asap tebal sehingga menjadi agenda nasional dalam
banyak merugikan berbagai pihak. merestorasi gambut dengan tujuan
Selain kebakaran vegetasi utamanya mengatasi kebakaran lahan
dipermukaan, lapisan gambut juga akibat kerusakan ekosistem gambut.
terbakar dan bertahan lama, sehingga Mencegah kebakaran lahan gambut
menghasilkan asap tebal akibat dengan menjaga lahan gambut tetap
pembakaran yang tidak sempurna. basah dianggap merupakan langkah
Berkaca pada bencana kabut yang lebih bijaksana daripada
asap tahun sebelumnya, seharusnya

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 3


penanggulangan yang menghabiskan agar dapat menyelesaikan tujuan yang
tenaga. telah ditetapkan sebelumnya. G.R
Pembangunan canal blocking Terry membagi sumber-sumber
ini sebenarnya telah dilakukan sejak manajemen (tool of management)
lama, yaitu sejak tahun 2000 sudah kedalam 6M, yaitu: Men, Money,
ada di Kalimantan dan beberapa Methods, Material, Machines,
daerah lain di Indonesia. Canal Market.
blocking tersebut sebelumnya
dibangun berbasiskan inisiatif local Luther Gullick dalam Effendi
masyarakat dan inisiatif NGO. (2015, 3) mengemukakan bahwa
Namun pada kenyataannya, canal manajemen adalah satu bidang ilmu
blocking yang di bangun di (science) yang dipelajari secara
Sungaitohor ini lah yang berhasil sistematis. Maksudnya mempelajari
menarik perhatian pemerintah bahkan manajemen dengan menitik beratkan
Presiden sehingga dianggap bagus pada unsur ilmunya dalam arti
dan berhasil dalam menjawab solusi manajemen digunakan sebagai ilmu
dari maslah kabut asap akibat pengetahuan. Adapun fungsi
kebakaran hutan dan lahan. Terbukti manajemen menurut Luther Gullick
dengan berkurangnya kebakaran yang adalah Planning, Organizing,
terjadi di Desa Sungaitohor bahkan Staffing, Directing, Coordinating,
berhasil mencapai Zero Hotspot pada Reporting, Budgeting, Controlling.
tahun 2016. Selain itu di Desa
Sungaitohor telah dijadikan kawasan 2. Pembangunan
Laboratorium Internasional Gambut
Menurut Rogers dalam Suryono
Tropis.
(2001: 132) pembangunan adalah
Dari ulasan di atas, maka
suatu proses perubahan sosial dengan
peneliti tertarik untuk melakukan
partisipatori yang luas dalam suatu
penelitian dengan judul “Analisis
masyarakat yang dimaksudkan untuk
Pembangunan Canal Blocking kemajuan sosial dan material
sebagai Solusi Pencegahan (termasuk bertambah besarnya
Kebakaran Lahan Gambut di Desa keadilan, kebebasan dan kualitas
Sungai Tohor, Kabupaten lainnya yang dihargai) untuk
Kepulauan Meranti”. mayoritas rakyat melalui kontrol yang
lebih besar yang mereka peroleh
Konsep Teori terhadap lingkungan mereka.
Berdasarkan hal tersebut jelas
1. Pengelolaan bahwa pembangunan itu proses
perubahan kearah lebih baik tersebut
Terry dalam Brantas (2009:9) hanya terwujud dengan melibatkan,
mengemukakan bahwa pengelolaan menggerakkan manusianya baik
sama dengan manajemen sehingga dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengelolahan dipahami sebagai suatu pemanfaatan serta mengevaluasi
proses membeda-bedakan atas hasilnya.
perencanaan, pegorganisasian, Menurut Scramm dan Lerner
penggerakan dan pengawasan dengan dalam Mardikanto (2013:22)
memanfaatkan baik ilmu maupun seni mengungkapkan bahwa, di dalam

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 4


proses pembangunan pada dasarnya gambut juga sering digunakan yaitu
terdapat dua kelompok atau sub rawa gambut (peatswamps, marsh)
sistem pelaku-pelaku pembangunan yang diartikan sebagai lahan basah
yang terdiri atas: (wetlands).
1) Kelompok kecil warga Hardjowigeno dalam Agus dan
masyarakat yang merumuskan Subiksa (2008:26) mengatakan
perencanaan dan berkewajiban bahwa gambut terbentuk dari
untuk mengorganisasi dan timbunan sisa-sisa tanaman yang
menggerakan waraga masyarakat telah mati, baik yang sudah lapuk
yang lain untuk berpartisipasi maupun belum. Pembentukan tanah
dalam pembangunan. gambut merupakan proses geogenik
2) Masyarakat luas yang yaitu pembentukan tanah yang
berpartisipasi dalam proses disebabkan oleh proses deposisi dan
pembangunan, baik dalam bentuk tranportasi, berbeda dengan proses
pemberian input (ide, biaya, pembentukan tanah mineral yang
tenaga, dll), pelaksanaan pada umumnya merupakan proses
kegiatan, pemantauan dan pedogenik.
pengawasan serta pemanfaatan Riwandi dalam Barchia (2006:
hasil-hasil pembangunan. 109) mengatakan gambut mempunyai
sifat sangat rentan terhadap gangguan
3. Lahan Gambut eksternal terutama pengaruh
kekeringan dan drainase yang
Gambut mempunyai banyak berlebihan. Sifat rentan tersebut
istilah padanan dalam bahasa Inggris, menyebabkan terjadinya proses
antara lain disebut peat, bog, moor, kering tidak balik (irreversible
mire, atau fren. Istilah-istilah ini drying).
berkenaan dengan perbedaan jenis Dalam keadaan hutan alami,
atau sifat gambut antara satu tempat lahan gambut berfungsi sebagai
dan tempat lainnya. Istilah gambut penambat karbon sehingga
diambil alih dari kosa kata bahasa berkontribusi dalam mengurangi gas
daerah Kalimantan Selatan (suku rumah kaca di atmosfer. Apabila
Banjar). Gambut diartikan sebagai hutan gambut ditebang dan
material atau bahan organic yang didrainase, maka karbon tersimpan
tertimbun secara alami dalam keadaan pada gambut mudah teroksidasi
basah berlebihan, bersifat tidak menjadi gas CO2 (salah satu gas
mampat dan tidak atau hanya sedikit rumah kaca terpenting).
mengalami perombakan (Noor,
2001:1). 4. Kebakaran Hutan dan Lahan
Menurut Notohadinegoro dalam
Darmawan( 2015: 10), pengertian Brown dan Davis dalam
gambut yang lebih luas mencakup Priadjati (2002: 3) mengatakan
aspek kendala lahan dan lingkungan kebakaran hutan dan lahan adalah
spesifik bagi pengembangan suatu proses penjalaran api secara
pertanian. Dalam hal ini acap kali bebas dan tidak terhambat pada lokasi
digunakan istilah lahan gambut tertentu yang mengkonsumsi bahan
(peatlands). Istilah lain untuk lahan bakar yang ada di hutan seperti

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 5


serasah, rumput, ranting, kayu mati membakar tajuk pohon (bagian atas
gulma, semak, dedaunan, serta pohon).
pohon-pohon. Faktor pemicu parahnya
Menurut Countryman dalam kebakaran hutan dan lahan gambut
Wibowo (2008: 4), api merupakan adalah kemarau yang ekstrim
fenomena fisik alam yang dihasilkan (misalnya pada tahun el-nino) atau
dari kombinasi yang cepat antara penggalian drainase lahan gambut
oksigen dengan suatu bahan bakar secara berlebihan. Salah satu bentuk
yang terjelma dalam bentuk panas, pengendalian kebakaran adalah
cahaya dan nyala. Tiga komponen dengan cara memblok saluran
diperlukan untuk setiap api agar dapat drainase yang sudah terlanjur digali,
menyala dan mengalami proses terutama pada lahan terlantar seperti
pembakaran. Ketiga unsur itu adalah di daerah eks Pengelolaan Lahan
bahan bakar, panas, dan oksigen yang Gambut (PLG) sejuta ha, sehingga
memungkinkan timbulnya api, muka air tanah lebih dangkal (Agus
disebut segitiga api (Fire Triangle). dan Subiksa 2008).

Bahan bakar 5. Sekat Kanal

Sekat kanal atau Canal Blocking


atau tabat adalah sekat-sekat yang
dibuat di dalam sebuah kanal yang
Oksigen Panas mana kanal-kanal tersebut sudah
Gambar 1. Prinsip Segitiga Api terlanjur ada di lahan gambut. Dengan
adanya sekat-sekat ini, penurunan
Proses pembakaran (combustion) permukaan air dilahan gambut dapat
merupakan kebalikan dari reaksi dicegah dan lahan gambut
fotosintesis, dimana kebakaran hanya disekitarnya akan tetap basah dan
akan terjadi apabila unsur bahan sulit terbakar. Pembangunan sekat-
bakar, oksigen dan panas sebagai sekat di dalam sebuah kanal (canal
unsur-unsur segitiga api bersatu. blockings), bertujuan untuk menahan
Berdasarkan tipe bahan bakar dan lepas/keluarnya air dari lahan gambut
sifat pembakarannya, kebakaran sehingga gambut tetap berada dalam
hutan dan lahan dapat dikelompokkan kondisi basah.Pada prinsipnya, sekat
menjadi tiga tipe, yaitu: (1) kanal tidak memiliki discharge
Kebakaran bawah (ground fire) (buangan air) yang besar, tapi hanya
merupakan tipe kebakaran dimana berupa limpasan air (overflow)
apimembakar bahan organik di bawah (Kementerian Lingkungan Hidup
permukaan; (2) Kebakaran dan Kehutanan, 2015:8).
permukaan (surface fire) yaitu tipe Menurut Suryadiputra (2005, 4)
kebakaran dimana api membakar yang dimaksud dengan
bahan bakar permukaan yang berupa penyekatan/pembendungan dari suatu
serasah, semak belukar, anakan, parit/saluran/kanal adalah kegiatan-
pancang, dan limbah pembalakan; (3) kegiatan yang bertujuan untuk
Kebakaran Tajuk (crown fire) menahan air didalam parit atau kanal
merupakan tipe kebakaran yang atau saluran dengan membuat sekat-

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 6


sekat di dalamnya.Terdapat berbagai 3. Informan Penelitian
bentuk/tipe/jenis sekat-sekat yang
dapat di bangun di dalam kanal di Agar peneliti mampu
lahan gambut. Diantaranya adalah: mendeskripsikan fenomena yang
sekat papan(plank dam), sekat geser diteliti secara utuh, maka dalam
(slices dam), sekat isi (composite penelitian ini menggunakan informan
dam), sekat plastik, dll. yang dipilih secara Purposive
Sampling yaitu suatu teknik penarikan
B. Metode Penelitian informan yang digunakan dengan cara
sengaja atau menunjuk langsung
1. Jenis Penelitian kepada orang yang dianggap dapat
mengerti tentang masalah yang ingin
Jenis penelitian ini adalah diteliti.
kualitatif dengan metode eksploratif. Berikut ini adalah beberapa
Penelitian kualitatif dengan metode informan yang dianggap mengerti
eksploratif adalah suatu jenis tentang masalah yang ingin diteliti
penelitian yang bersifat terbuka, oleh penulis:
masih mencari-cari dan belum
mempunyai hipotesa, pengetahuan 1) Deputi IV Bidang Penelitian dan
penelitian tentang gejala yang ingin Pengembangan Badan Restorasi
diteliti masih kurang, sehingga Gambut (BRG) Republik
penelitian dengan metode eksploratif Indonesia.
ini dilakukan sebagai langkah 2) Kepala Dinas Kehutanan dan
pertama untuk penelitian penjelasan Perkebunan Kabupaten
maupun deskriptif. Melalui Kepulauan Meranti.
eksploratif tersebut masalah 3) Wahana Lingkungan Hidup
penelitian dapat digali dengan jelas Indonesia (Walhi) Riau.
dan lebih rinci. Peneliti berusaha 4) Ketua forum masyarakat sukses
untuk mengungkapkan masalah- restorasi gambut Sungaitohor.
masalah sesuai dengan kenyataan 5) Tokoh masyarakat Sungaitohor.
yang ada tanpa melakukan intervensi 6) Masyarakat Desa Sungaitohor
terhadap kondisi yang ada.
4. Teknik Pengumpulan Data
2. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang
Adapun lokasi dilakukannya akurat agar dapat menjawab
penelitian ini adalah di Desa permasalahan yang ada dalam
Sungaitohor, Kecamatan Tebingtinggi penelitian ini dapat digunakan
Timur, Kabupaten Kepulauan beberapa teknik pengumpulan data
Meranti, Riau. Alasan penulis yaitu:
memilih lokasi tersebut selain sebagai a. Observasi
pusat kajian restorasi gambut di b. Wawancara
provinsi Riau, Sungaitohor juga di c. Teknik kepustakaan
jadikan kawasan Laboratorium d. Dokumentasi
Internasional Restorasi Gambut
Tropis pertama di dunia.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 7


5. Analisa Data Pembangunan canal blocking
memiliki tujuan dan fungsi sebagai
Metode analisa data yang berikut:
digunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisa kualitatif eksploratif 1. Memulihkan kembali keadaan
yaitu analisa data yang menggali gambut yang basah dan lembab.
informasi secara jelas dan terperinci 2. Menata kembali lahan-lahan
berdasarkan kenyataan yang gambut yang sudah terlanjur di
ditemukan dilapangan melalui hasil gali.
wawancara yang kemudian ditarik 3. Menahan derasnya aliran air dari
suatu kesimpulan agar memberikan kubah gambut kebawah dan
jawaban atas permasalahan yang mengarahkan aliran air itu ke
dikemukakan. samping, tidak hanya satu arah
Dalam penelitian ini peneliti sehingga memberi efek gambut
menggunakan teknik triangulasi basah, serta mengurangi
untuk pemeriksaan keabsahan data. terjadinya pengurasan di kubah
Triangulasi secara umum merupakan tempat sumber air.
kegiatan check, re-check, dan 4. Dengan adanya canal blocking
crosscheck antara data dengan ini akan mempertahankan
observasi penelitian di lapangan yang keadaan gambut yang sifatnya
selanjutnya selanjutnya hasil seperti spon agar tidak
observasi ini dilakukan crosscheck mengempis.
melalui persepsi peneliti. Teknik 5. Sebagai upaya pencegahan
triangulasi secara umum dapat munculnya atau kembalinya
digambarkan sebagai berikut: kebakaran lahan gambut serta
tragedi kabut asap.
Materi/ Data/ 6. Menjamin ketersedian air
Informasi (sumber air) apabila terjadi
kebakaran, untuk memadamkan
api.
Observasi Persepsi 7. Di daerah pesisir, daerah gambut-
Penelitaan Penelitiaan gambut yang berhadapan
langsung dengan pantai seperti di
Gambar 2. Teknik Triangulasi Sungaitohor, canal blocking
Sugiono berfungsi untuk menahan laju
intrusi air asin, membantu
BAB III mengurangi masuknya air asin ke
HASIL PENELITIAN DAN daratan gambut sehingga
PEMBAHASAN tanaman sagu bisa tumbuh
dengan bagus.
A. Pembangunan Canal Blocking Dalam menganalisis
sebagai Solusi Pencegahan pembangunan canal blocking
Kebakaran Lahan Gambut di sehingga tercapai tujuan dari
Desa Sungaitohor pembangunannya dapat dilihat dari
proses manajemen yang berlangsung.
Untuk mengetahui bagaimana

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 8


pembangunan canal blocking di Desa 3. Mempertimbangkan aspek
Sungaitohor, penulis meneliti dengan dampaknya kepada
menggunakan teori Luther Gullick masyarakat dikaitkan dengan
yang meliputi indikator sebagai kegiatan masyarakat untuk
berikut: selanjutnya dilakukan
komunikasi dan diskusi
1. Perencanaan dengan masyarakat.
4. Penentuan pengerjaan canal
Pembangunan canal blocking blocking yang idealnya
secara teknis perencanaan desain dilakukan oleh masyarakat
pembangunannya dilakukan oleh setempat dengan bantuan
Kementrian PUPR (Pekerjaan Umum supervise atau pengawasan
dan Perumahan Rakyat), Ciptada dan pemdampingan dari
(Cipta Karya, Tata ruang dan Sumber ahlinya misalnya bisa dari
Daya Air) dan tenaga teknis ataupun universitas, dari lembaga-
orang-orang yang memiliki keahlian lembaga pemerintah ataupun
dibidang teknil sipil dan keilmuan air dari NGO
serta ada konsultannya yang 5. Persiapan alat dan bahan
dikoordinasi secara berjenjang 6. Mobilisasi tenaga kerja, alat
dengan melihat status kawasannya dan bahan
apakah hutan ataupun perkebunan. 7. Kegiatan pembangunan canal
Sedangkan di desa perencanaannya blocking
dimulai dengan musyawarah. 8. Perawatan dan monitoring.
Dalam proses perencanaan
dibahas mengenai tentative kegiatan, 2. Pengorganisasian
mekanisme pelaksanaan, strategi,
kelengkapan bangunan dan pelaporan. Pengorganisasian yang dilakukan
Dalam perencanaan ini disusun dalam pembangunan canal blocking
pelaksana teknis pembangunan canal adalah dengan dibentuknya Forum
blocking ada dua yaitu Walhi Masyarakat Sukses Restorasi Gambut
(Wahana Lingkungan Hidup berdasarkan Surat Keputusan Camat
Indonesia) dan PSB (Pusat Studi Tebingtinggi Timur Kabupaten
Bencana) dari Universitas Riau dalam Kepulauan Meranti Nomor 007 tahun
konteks yang bertanggung jawab pada 2016. Forum ini dibentuk bertujuan
BRG. untuk mensukseskan program
Selain itu, dapat diketahui juga restorasi gambut yang telah
bahwa dalam perencanaan terdapat ditetapkan oleh pemerintah dengan
prosedur yang perlu diperhatikan adanya keterlibatan dan dukungan
dalam pembangunan canal blocking masyarakat.
dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:
1. Identifikasi lokasi 3. Penyususnan Staf
pembangunan canal blocking.
2. Mempertimbangkan topografi Penekanan dari fungsi ini lebih
letak sekat kanal yang akan difokuskan pada sumber daya yang
dibangun. akan melakukan kegiatan-kegiatan
yang telah direncanakan dan

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 9


diorganisasikan secara jelas pada saran mengenai teknis pembangunan,
fungsi perencanaan dan para akademisi dari Universitas Riau
pengorganisasian. melalui PSB (Pusat Studi Bencana)
memberikan rekomendasi-
Kepengurusan dalam forum rekomendasi berdasarkan hasil
masyarakat sukses restorasi gambut risetnya, dan Walhi Riau dalam
Tebingtinggi Timur terdiri dari konteks merangkul masyarakat dan
pelindung/penasehat yang dijabat memberikan pemahaman sesuai
oleh Camat Tebingtinggi Timur, dengan kearifan local masyarakat.
badan pengawas, ketua, sekretaris dan
bendahara, kabid perencanaan dan 5. Koordinasi
kerjasama, Kabid Konstruksi, operasi
dan pemeliharaan, Kabid Edukasi, Tujuan koordinasi adalah
Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan, mengajak semua sumber daya
Kabid Penelitian dan Pengembangan. manusia yang tersedia untuk
Selain itu dibentuk kelompok bekerjasama menuju ke satu arah
perwakilan dari tiap-tiap desa yang yang telah ditentukan. Koordinasi
terdiri dari ketua, sekretaris dan merupakan kegiatan dimana semua
bendahara. elemen yang terlibat dalam
pembangunan canal blocking, saling
Dalam teknis pelaksanaan
berhubungan dan menjalin kerjasama
pembangunan canal blocking di
dengan baik. Sehingga tidak terjadi
Sungaitohor dibentuk kelompok-
kekacauan didalam melakukan
kelompok dimana dalam kelompok
kegiatan nantinya. Mulai dari
tersebut ditunjuk koordinator dan
pimpinan tertinggi organisasi hingga
pekerjanya yang mana
pelaksanaan tugas dilapangan.
pelaksanaannya secara keseluruhan
Berdasarkan penelitian yang
melibatkan masyarakat dengan
dilakukan, dapat diketahui bahwa
didampingi oleh Walhi sehingga
koordinasi yang sering dilakukan
kegiatan ini tetap berbasis
dalam pembangunan canal blocking
masyarakat.
ini adalah dalam bentuk diskusi.
4. Pengarahan Dalam hal ini, koordinasi dan
kerjasama yang dilakukan dengan
Pengarahan adalah penjelasan, berbagai pihak sudah cukup baik
petunjuk, serta pertimbangan dan dengan tetap mengedepankan
bimbingan terhadap para petugas partisipasi masyarakat. Koordinasi
yang terlibat, baik secara struktural dilakukan baik ditingkat di nasional
maupun fungsional agar pelaksanaan oleh BRG, provinsi, maupun
tugas dapat berjalan dengan lancar. pelaksana di lapangan yang banyak
Berdasarkan hasil penelitian yang dikoordinir oleh forum masyarakat
dilakukan dapat diketahui bahwa sukses restorasi gambut.
pengarahan dalam pembangunan
canal blocking di Desa Sungaitohor 6. Pelaporan
dilakukan oleh beberapa pihak.
Diantaranya BRG dengan Pelaporan merupakan
memberikan masukan-masukan dan penyampaian perkembangan atau

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 10


hasil kegiatan atau pemberian 8. Pengawasan
keterangan mengenai segala hal yang
bertalian dengan tugas dan fungsi Monotoring dilakukan untuk
kepada pejabat yang lebih tinggi, baik memastikan bahwa pekerjaan
secara lisan maupun tulisan sehingga pembangunan sekat kanal benar-
dalam menerima laporan dapat benar dilaksanakan sesuai dengan
memperoleh gambaran tentang perencenaan serta memastikan
pelaksanaan tugas orang yang kondisi di lapangan berjalan dengan
memberi laporan agar pimpinan baik dan terkendali. Pengawasan
organisasi dapat mengetahui dalam pembangunan canal blocking
perkembangan yang terjadi. di Desa Sungaitohor dilakukan oleh
Berdasarkan penelitian yang banyak pihak dan sudah cukup baik.
dilakukan dapat diketahui bahwa Ditambah lagi dengan adanya keikut
pelaporan kegiatan pembangunan sertaan dari pada masyarakat desa itu
canal blocking di Desa Sungaitohor sendiri yang sangat mendukung dan
dilakukan oleh Walhi kepada BRG, membuat pengawasan itu menjadi
baik itu keuangan dan aktivitas lebih baik.
pembangunan dalam bentuk narasi.
Sedangkan pelaporan hasil riset B. Faktor-Faktor yang
dilakukan oleh PSB. Mempengaruhi Pembangunan
Canal Blocking sebagai Solusi
7. Penganggaran Pencegahan Kebakaran Lahan
Gambut di Desa Sungaitohor
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan dapat diketahui bahwa, Dari hasil penelitian yang
dana awal pembangunan canal dilakukan dan juga didukung dengan
blocking yaitu dari sumbangan hasil wawancara dari beberapa
Presiden Jokowi sebesar 300 juta informan yang dianggap memahami
Rupiah yang dipercayakan kepada permasalahan, maka dapat diketahui
Cik Manan selaku tokoh masyarakat faktor-faktor yang mempengaruhi
Desa Sungaitohor, pada saat Presiden pembangunan canal blocking sebagai
melakukan blusukan asap ke desa solusi pencegahan kebakaran lahan
tersebut pada akhir tahun 2014. gambut di Desa Sungaitohor
Selanjutnya, dana pembangunan Kabupaten Kepulauan Meranti adalah
sekat kanal didapat dari bantuan sebagai berikut:
donatur dan hasil swadaya 1. Partisipasi Masyarakat
masyarakat. Saat ini, sekat kanal
dilakukan melalui program BRG Partisipasi masyarakat
yang didanai oleh UNDP (United merupakan faktor penting dalam
Nation Development Programs) dan menentukan berhasil atau tidaknya
didukungan oleh KLHK serta suatu kegiatan. Karena masyarakat itu
masyarakat Desa Sungaitohor sendiri. sendiri merupakan subjek yang
merasakan manfaat dari adanya canal
blocking. Oleh karena itu, semua
anggota masyarakat sudah seharusnya
berpartisipasi juga dalam

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 11


pemeliharaan dan pengawasan canal akan terjaga dan hasil perkebuan
blocking di Desa tersebut. masyarakat meningkat.
Yang dimaksud dengan BAB IV
partisipasi masyarakat disini adalah
keikutsertaan dan kepedulian PENUTUP
masyarakat dalam pembangunan
A. Kesimpulan
canal blocking. Selain itu, bentuk
partisipasi masyarakat juga dapat Berdasarkan pemaparan hasil
berupa kesadaran masyarakat itu dan pembahasan tentang
sendiri dalam memahami kebutuhan Pembangunan Canal Blocking
masyarakat akan keberadaan canal sebagai Solusi Pencegahan
blocking di Desa Sungaitohor. Kebakaran Lahan Gambut di Desa
Sungaitohor pada bab sebelumnya,
2. Kearifan Lokal Masyarakat
maka dapat disimpulkan bahwa:
terhadap Gambut 1. Pembangunan canal blocking
Kearifan lokal adalah semua sebagai solusi pencegahan
bentuk pengetahuan, keyakinan, kebakaran lahan gambut di Desa
pemahaman atau wawasan serta adat Sungaitohor sudah baik dan
kebiasaan atau etika yang menuntun dikatakan berhasil. Hal ini dapat
perilaku manusia dalam kehidupan dilihat dari indikator pengelolaan
didalam komunitas ekologis. Kearifan yang digunakan dalam
local merupakan tata nilai atau menganalisis pembangunan canal
perilaku hidup masyarakat local blocking di desa Sungaitohor.
dalam berinteraksi dengan lingkungan Terbukti dengan terjadinya
tempatnya hidup secara arif. penurunan titik api di desa ini
bahkan pada tahun 2016 tidak
Masyarakat Sungaitohor sangat ditemukan titik api di Desa
antusias dengan Sagu yang Sungaitohor. Selain itu dengan
merupakan sumber penghidupan dan canal blocking lahan-lahan
perekonomian masyarakat yang gambut ini kembali di tata agar
memang sudah turun temurun dan dapat kembali pada fungsinya.
merupakan kearifan lokal masyarakat Maka layaklah desa Sungaitohor
setempat. Dengan adanya canal menjadi desa percontohan dalam
blocking ini akan menjaga gambut merestorasi gambut dan
tetap dalam kondisi basah dan tidak mencegah kebakaran lahan
mudah terbakar sehingga fungsi gambut. Canal blocking bukanlah
gambut yang sangat cocok dengan sesuatu yang baru. Tetapi melalui
tanaman sagu yang menjadi salah satu canal blocking pemerintah
komoditas perkebunan sagu mengupayakan untuk restorasi
masyarakat tetap lestari. Dengan gambut dan lebih
menjaga kelestarian lingkungan mengefektifkannya melalui
sebagi kearifan lokal turut berimbas regulasi restorasi dengan Perpres
pada meningkatnya ekonomi Nomor 1 tahun 2016 tentang
masyarakat dari sektor pertanian dan Badan Restorasi Gambut.
perkebunan, karena kesuburan tanah

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 12


2. Dalam pembangunan canal blocking. Hal ini agar dana-dana
blocking sebagai solusi yang dikeluarkan untuk
pencegahan kebakaran lahan pembangunan canal blocking ini
gambut di Desa Sungaitohor lebih efektif.
dipengaruhi oleh beberapa faktor. 3. Hendaknya pemerintah desa
Pertama yaitu faktor partisipasi menganggarkan dana untuk
masyarakat berupa keikutsertaan perawatan sekat kanal yang telah
dan kepedulian masyarakat dibangun agar sekat yang ada
dalam pembangunan canal tetap terjaga dan dapat bertahan
blocking. Serta kesadaran lama. Sehingga manfaat dari
masyarakat sebagai subjek yang sekat kanal ini dapat berlangsung
merasakan manfaat dari adanya lama dan berkelanjutan.
canal blocking ini. Kedua, 4. Kiranya agar pengelolaan
kearifan lokal masyarakat pembangunan canal blocking
terhadap gambut. Yang mana dapat lebih ditingkatkan.
masyarakat harus menjaga 5. Masyarakat diharapkan agar
kelestarian lahan gambut yang lebih meningkatkan
merupakan sumber kehidupan partisipasinya dalam melakukan
mereka yang secara turun pengawasan terhadap
temurun telah memanfaatkannya pembangunan canal blocking dan
untuk mengolah sagu. perawatan terhadap canal
blocking yang telah selesai
B. SARAN dibangun agar dapat terjaga
1. Hendaknya pemerintah maupun kelestariannya dan juga
pihak akademisi serta NGO yang keberlangsungan manfaatnya.
terkait dalam pembangunan
canal blocking dalam
pencegahan kebakaran lahan DAFTAR PUSTAKA
gambut menentukan standar
bentuk dari canal blocking yang Buku :
baik dan cocok agar canal
Agus, F, dan Subiksa, I.G.M. 2008.
blocking yang dibangun dapat
Lahan Gambut: Potensi untuk
terukur ketahanannya.
Pertanian dan Aspek
2. Untuk memudahkan
Lingkungan. Balai Penelitian
pembangunan, perlu diketahui
Tanah dan World
bentuk gambut di suatu daerah
Agroforestry Centre (ICRAF),
itu bagaimana, penyekatannya
Bogor. Indonesia.
yang baik bagaimana serta
menentukan posisi atau letak Akhiro, Kon. 2000. Manual Dasar-
sekat kanal yang akan dibangun. Dasar Pengendalian
Maka dari itu, pemerintah juga Kebakaran Hutan.
perlu berkoordinasi dengan Departemen Kehutanan.
badan-badan penelitian serta Bogor.
NGO untuk membuat peta kontur
wilayah dan hidrologi guna
mendukung pembangunan canal

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 13


Arief, A. 2001. Hutan dan Kehutanan: dan Perubahan Iklim. Gajah
Cetakan ke-5. Mada University Press.
Kanisius.Yogyakarta Yogyakarta.
Barcia, Muhammad Faiz. 2006. Nugroho. 2003. Good
Gambut: Agroekosistem dan Governance.Mandar Maju.
Transformasi Karbon. Gajah Bandung.
Mada University Press.
Yogyakarta. Siagian, Sondang. 2004. Teori
Pengembangan Organisasi.
Brantas. 2009. Dasar-Dasar Bumi Aksara. Jakarta.
Manajemen. Alfabeta.
Bandung. . 2012. Administrasi Pembangunan:
Konsep, Dimensi, dan
Brata, Suwandi S. 1992. Strateginya. Bumi Aksara.
Pembangunan Berlanjutan: Jakarta.
Mencari Format Politik.
Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Jakarta. Administrasi. Alfabeta.
Bandung.
Bratakusuma. 2005. Perencanaan
Pemerintah Daerah. PT. Surna Tjahja Djajadiningrat, 2005,
Gramedia. Jakarta. Suistanable Future:
Menggagas Warisan
Effendi, Bachtiar. 2002. Peradaban bagi Anak Cucu,
Pembangunan Ekonomi Seputar Pemikiran.
Daerah Berkeadilan. Kurnia
Kalam Semesta. Yogyakarta. Suryadiputra, I N.N., Alue Dohong,
Roh, S.B. Waspodo, Lili
KLHK (Kementerian Lingkungan Muslihat, Irwansyah R. Lubis,
Hidup dan Kehutanan). 2015. Ferry Hasudungan, dan Iwan
Pedoman Pemulihan T.C. Wibisono. 2005.
Ekosistem Gambut. Panduan Penyekatan Parit
dan Saluran di Lahan Gambut
Mardikanto, Totok. 2013. Strategi Bersama Masyarakat. Proyek
Komunikasi Pembangunan. Climate Change, Forests
Balai Pustaka. Jakarta. andPeatlands in Indonesia.
Wetlands International –
Muljana, B. S. 2001. Perencanaan
Indonesia Programme dan
Pembangunan Nasional. UI-
Wildlife Habitat Canada.
Press. Jakarta.
Bogor
Noor, Muhammad. 2001. Pertanian
Syaufina, L. 2008. Kebakaran Hutan
Lahan Gambut: Potensi dan
dan Lahan di Indonesia
Kendala. Kanisius.
Perilaku Api, Penyebab dan
Yogyakarta.
Dampak Kebakaran.
. 2010. Lahan Gambut Banyuwangi Publishing.
Pengembangan, Konservasi, Malang.

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 14


Tjahjati, Budhi. 2005. Bunga rampai Kecamatan Tebingtinggi
pembangunan kota Indonesia Timur Kabupaten Kepulauan
dalam abad 21: Buku 1. Meranti Provinsi Riau masa
Konsep dan pendekatan bakti 2016-2020.
pembangunan perkotaan di
Indonesia. Yayasan Sugijanto Internet :
Soegijoko [dan] Urban dan
Kementerian Lingkungan Hidup dan
Regional Development
Kehutanan, 2015. Pedoman
Institute. Jakarta.
Pemulihan Ekosistem
Umar, Husein. 2004. Metode Riset Gambut.
Ilmu Administrasi. Gramedia http://ppkl.menlhk.go.id/filebo
Pustaka Utama. Jakarta. x/20/160320105213PEDOMA
N%20PEMULIHAN%20EKO
Skripsi : SISTEM%20GAMBUT%202
015.pdf. Diakses pada 17 Juni
Darmawan, Budi. 2015. Rancangan 2016 pukul 09:10 wib.
Bangun Model Pencegahan
kebakaran Ekosistem hutan Latifah, Siti. 2004. Penilainan
Rawa Gambut (Studi Kasus di Ekonomi Hasil Hutan Non
Kecamatan Teluk Meranti, Kayu.
Kabupaten Pelalawan, http://library.usu.ac.id/downlo
Provinsi Riau). Universitas ad/fp/hutan-siti7.pdf. Diakses
Riau pada tanggal 15 Mei 2016
pada pukul 19.15 wib.
Saputra, Ismail Dwi. 2013. Analisis
Pengelolaan Retribusi Parkir Najiyati, Sri dan Muslihat, Lili.
di Kota Makassar (Studi Mengenal Tipe Lahan Rawa
Kasus di Perusahaan Daerah Gambut:Seri Pengelolaan
Parkir Makassar Raya). Hutan dan Lahan Gambut.
Universitas Hasanuddin http://wetlands.or.id/PDF/Flye
rs/Agri05.pdf, diaksespada 15
Wibowo, Bagus Ary. 2008. Strategi Juni 2016 pukul 09.00 wib
Pengendalian Kebakaran
Hutan di Taman Nasional.
Institut Pertanian Bogor

Dokumen Negara :
Perpres Nomor 1 tahun 2016 tentang
Badan Restorasi Gambut.
Surat Keputusan Camat Tebingtinggi
Timur Kabupaten Kepulauan
Meranti Nomor 007 tahun
2016 tentang Pembentukan
Pengurus Forum Masyarakat
Sukses Restorasi Gambut

JOM FISIP Vol. 4 No. 2 – Oktober 2017 Page 15

You might also like