You are on page 1of 4

Menguji Adanya Unsur C, H, dan O dalam

Suatu Senyawa
08 Feb

1. Reaksi Pembakaran Senyawa Karbon MenghasilkanCO2 dan H2O

Gula pasir/ sukrosa merupakan contoh senyawa karbon. Gula pasir memiliki rumus kimia
C12H22O11. Jika dibakar, gula pasir akan menghasilkan CO2 dan H2O dengan persamaan
reaksi sebagai berikut.

C11H22O11(s) + 12O2(g) → 12CO2(g) + 11H2O(g)

2. Cara Menguji Keberadaan Unsur C, H, dan O

Untuk mengetahui adanya unsur C, H, dan O, Anda dapat melakukan uji air kapur dan uji
kertas kobalt. Uji air kapur bertujuan untuk menguji keberadaan gas CO2. Adanya gas CO2
berarti menunjukkan bahwa senyawa tersebut mengandung C dan O. Uji air kapur dilakukan
dengan cara melewatkan gas CO2 yang terbentuk kedalam larutan kapur. Larutan kapur yang
awalnya bening akan berubah menjadi keruh.

Ca(OH)2(aq) + CO2(g) → CaCO3(s) + H2O(l)

Adapun uji kertas kobalt digunakan untuk menguji adanya H2O.Adanya H2O berarti
menunjukkan adanya unsur H dan O. Pengujian menggunakan kertas kobalt ini dilakukan
dengan cara menyentuhkan kertas kobalt kepada uap air hasil pembakaran senyawa karbon.
Jika bereaksi dengan uap air, kertas kobalt yang berwarna biru akan berubah warna menjadi
merah jambu.

1. TUJUAN
Mengidentifikasi unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon
2. ALAT DAN BAHAN
Alat :
Tabung Reaksi
Pembakar spiritus
Pipa pengalir gas
Penjepit tabung
Gelas Kimia
Labu Erlemeyer
Batang pengaduk
Spatula
Statif
Kapas
Bahan :
Gula (C6H12O6)
Air Kapur (Ca(OH)2)
Kertas Kobalt (II) klorida (CoCl2)
Tembaga (II) Oksida (CuO)
3. DASAR TEORI
Keberadaan unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon dapat didefinisikanmelalui reaksi
pembakaran yang menghasilkan unsur karbon dan hidrogen. Pembakaran senyawa organik
secara sempurna menghasilkan gas CO2, sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak
sempurna akan menghasilkan karbon atau zat arang. Untuk mengidentifikasi unsur C, H, dan O,
dapat kita lakukan dengan cara mengalirkan gas hasil pembakaran suatu senyawa hidrokarbon
atau senyawa organik lainnya dalam air kapur atau larutan Ca(OH)2 sehingga terjadi reaksi
: , Jika hasil pembakaran dapat mengeruhkan air kapur, maka itu berarti senyawa yang dibakar
merupakan senyawa karbon.
4. PROSEDUR KERJA
Experiment I
1) Masukkan 5 sendok gula pasir dan setengah sendok CuO ke dalam labu erlemeyer.
2) Siapkan air di dalam gelas kimia.
3) Tutup tabung reaksi yang telah berisi gula dengan pipa pengalir gas
4) Panaskan tabung reaksi diatas pembakar spiritus
5) Alirkan gas yang terbentuk ke dalama air kapur
6) Amati apa yang terjadi!
Experiment II
1) Masukkan 5 sendok gula ke dalam tabung reaksi
2) Tutup tabung reaksi dengan kapas
3) Panaskan tabung reaksi diatas pembakar spiritus
4) Setelah terbentuk uapair di dinding tabung reaksi, masukkan kertaskobalt ke dalam tabung
reaksi
5) Amati perubahanyang terjadi pada kertas kobalt!
5. HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan Eksperimen I :
Ketika gula dan Tembaga (II) Oksida atau CuO dipanaskan dalam labu erlemeyer I, terjadi reaksi
kimia yang ditandai dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna pertama yang terjadi
ialah berwarna merah kecoklatan, kemudian setelah suhunya semakin dinaikan, gula dan CuO
pada labu erlemeyer I yang dipanaskan itu, berubah lagi warnanya menjadi hitam. Gas yang
dihasilkan dalam pembakaran gula dan tembaga (II) oksida ini akan dialirkan dengan pipa
pengalir gas ke labu erlemeyer II yang berisi air kapur atau Ca(OH)2.Beberapa saat kemudian,
air kapur pada labu erlemeyer II akan semakin keruh (mengeruh) akibat dialirkannya gas hasil
pembakaran zat-zat pada labu erlemeyer I dan juga menghasilkan endapan CaCO3. Dimana
keruhnya air kapur atau Ca(OH)2 ini menandakan bahwa pembakaran gula menghasilkan gas
CO2. Dan itu berarti pada gula terdapat unsur C dan unsur O.

Hasil Pengamatan Eksperimen II


Pada saat gula dipanaskan di dalam tabung reaksi yang tertutup kapas, terjadi suatu reaksi
kimia, yakni yang pertama timbul gelembung-gelembung gas (mendidih) dan menimbulkan uap
air, dimana timbulnya gelembung gas tersebut menandakan bahwa ketika gula dipanaskan,
terjadi reaksi kimia. Yang kedua, setelah suhunya dinaikkan, terjadi perubahan warna pada gula,
warna gula yang sebelumnya berwarna putih, kini langsung berubah warna menjadi merah
kecoklatan (seperti karamel, lihat gambar 1.3). Semakin suhunya dinaikkan, maka karamel itu
ternyata berwarna semakin gelap (hitam). Setelah membuka kapas penutup tabung reaksi,
langsung kita masukkan kertas kobalt (II) klorida atau CoCl2 ke dalam tabung reaksi. Setelah
diamati, rupanya kertas kobalt yang pada mulanya berwarna biru, mengalami perubahan warna
menjadi berwarna merah muda keunguan .
Kami mengamati, bahwa ketika kertas kobalt di interaksikan atau disentuh dengan uap air pda
dinding tabung reaksi itu, warna pada kertas kobalt terurai menjadi warna-warna penyusunnya.
Kertas kobalt yang mulanya berwarna biru, yang kini warnanya terurai menjadi merah muda
keunguan mengidentifikasi bahwa pada pembakaran gula menghasilkan H2O atau uap air yang
dapat menguraikan warna kertas kobalt. Itu berarti pada glukosa atau gula terdapat unsur H, dan
O.
6. PEMBAHASAN
Senyawa organik merupakan senyawa yang mengandung unsur C, H, dan O. Dimana apabila
senyawa organik ini dibakar, akan menghasilkan uap air (H2O) dan gas karbondioksida (CO2).
Misalnya, apabila kita membakar sate atau jagung dalam waktu yang cukup lama, maka warna
jagung atau sate tesebut akan berwarna hitam. Zat warna hitam inilah yang disebut dengan
arang atau karbon. Pembakaran senyawa organik secara sempurna menghasilkan gas CO2,
sedangkan pembakaran senyawa karbon yang tidak sempurna akan menghasilkan karbon atau
zat arang. Untuk mengidentifikasi adanya unsur C, H, dan O dalam senyawa karbon, maka
dapat dilakukan dengan melakukan percobaan atau eksperimen pemanasan gula. Seperti yang
sudah dijelaskan tadi, untuk mengidentifikasi adanya unsur C, dan O, kita dapat melakukan
eksperimen I, dengan bantuan CuO yang dapat mempercepat proses reaksi dari pembakaran
gula. CuO ini juga bekerja sebagai okidator atau tugasnya mereduksi gula. Sedangkan gula akan
menjadi pereduksi atau bertugas mengoksidasi CuO. Pembakaran gula menghasilkan gas yang
kemudian dialirkan dengan pipa pengalir gas ke labu erlemeyer II yang berisi air kapur. Setelah
gas bercampur dengan air kapur Ca(OH)2, air kapur akan mengeruh, dan menghasilkan endapan
CaCO3. Berikut reaksinya : Ca(OH)2 + CO2 –> CaCO3 + H2O
Hal ini membuktikan bahwa gas yang dihasilkan dari pembakaran gula atau glukosa tersebut
merupakan gas karbondioksida atau CO2. Itu bearti pada gula, terdapat unsur C dan unsur O.
Sedangkan apabila kita ingin mengidentifikasi adanya unsur H, dan O pada senyawa organik,
kita dapat melakukan percobaan atau eksperimen II. Dalam eksperimen II ini, gula dipanaskan di
dalam tabung reaksi yang ditutup dengan kapas, agar gas yang terbentu tidak keluar ke udara
bebas. Kemudian setelah terjadi perubahan warna dan timbul titik-titik uap di dinding dalam
tabung reaksi, buka kapas dan langsung masukkan kertas kobalt (II) klorida. Kertas ini pun yang
semulanya berwarna biru, berubah warna menjadi merah keunguan (warnanya terurai menjadi
warna merah muda keunguan). Jadi kesimpulannya, pembakaran gula menghasilkan uap air
atau H2O. Dan itu berarti pada senyawa karbon atau senyawa organik ini tersusun atau terdapat
unsur H, dan O di dalamnya.
7. SIMPULAN
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembakaran gula atau glukosa (C6H12O6) dapat menghasilkan
uap air (H2O) dan gas karbondioksida (CO2). Hal ini membuktikan, bahwa berdasarkan
percobaan dengan menggunakan kertas kobalt (II) klorida, tembaga (II) oksida, dan air kapur,
pada senyawa karbon (Gula) terbukti terdapat unsur C, H, dan O.

You might also like