You are on page 1of 3

MENTERI PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : KM 112 TAHUN 1990

TENTANG

PELAYANAN PENUMPANG PADA PERERBANGAN CAMPURAN

MENTERI PERHUBUNGAN,

Menimbang : a. bahwa dengan bertambahnya bandar udara yang


dibuka untuk melayani penerbangan barjadual ke
dan dari luar negeri, maka atas dasar
pertimbangan ekenomi dan e f i s i e n s i , t i d a k dapat
d i h i n d a r i penggabungan angkutan udara domestik
dan i n t e r n a s i o n a l ;

b. bahwa dalam rangka memberikan kemudahan-


kemudahan pada sub sektor perhubungan udara,
khususnya untnk menunjang kelancaran terhadap
para penumpang pada penerbangan campuran,
p e r l u diadakan p e r a t u r a n yang d i s e s u a i k a n
dengan perkembangan yang ada;

c. bahwa sehubungan dengan hal t e r s e b u t b u t i r a


dan b setelah memperhatikan s e g i keamanan dan
keselamatan, perlu ditetapkan peraturan Pelayanan
Penumpang pada Penerbangan Campuran.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor. 83 Tahun 1958


t e n t a n g Penerbangan (Lembaran Negara Tahun
1958 Nomor 159, tambahan Lembaran Negara Nomor
1887);

2. Keputusan Prasiden Nomor 44 Tahun 1974 te nta n g


P o k o k -p o k o k O r g a n i s a s i D e p a r t e m e n ;

3. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1994 tentang


susunan organni s i Departemen, sebagaimana telah
diubah t e r a k h i r d e n g a n K e p u t u s a n P r e s i d e n
N o m o r 4 T a h u n 1990;

4. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: KM. 91/OT 002/Phb-80


den KM. 164/OT 002/Phb-80 tentang Organisasi dan Tata
Keria DepartemenPerhubungan, sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor: KM. 23 Tahun 1989;
MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG


PELAYANAN PENUMPANG PADA PENERBANGAN
CAMPURAN.

Pasal 1

P e n e r b a n g a n i n t e r n a s i o n a l y a n g j u g a m e n g a n g k u t penumpang / kargo
domestik ditetapkan sebagai penerbangan campuran.

Pasal 2

D i b a n d a r u d a r a k e b e r a n g k a t a n ( e m b a r k a s i ) , penumpang domestik dan


penumpang internasional melakuk an "check i n"di masi ng-masing termi nal
yang telah ditetapkan.

Pasal 3

D i b a n d a r u d a r a a n t a r a ( t r a n s i t ) , p e n u m p a n g domestik dan penumpang


internasional yang transit, diharuskan menunggu di ruang khusus; kepada mereka tidak
dikenakan pungutan BP3U.

Pasal 4

Di bandar udara kedatangan (debarkasi) penumpang d o m e s t i k s a m p a i b a t a s


t e r t e n t u d i p e r l a k u k a n sebagai penumpang internasional.

Pasal 5

Peraturan Pelaksanaan Keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal
Perhubungan Udara.

Pasal 6

Keputusan i n i mulai berlaku s e j a k t a n g g a l d i t e t a p k a n .

Ditetapkan di : J A K A R T A
Pada tanggal : 10 Desember 1990
MENTERI PERHUBUNGAN

ttd

Ir. AZWAR ANAS


SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth:

1. Menteri Koordinator Bidang EKUIN dan Pengawasan Pembangunan;


2. Badan Pemeriksa Keuangan;
3. Para Menteri Kabinet Pembangunan;
4. Jaksa Agung R.I.
5. KAPOLRI
6. Gubernur Bank Indonesia;
7. Para Gubernur KDH TK. I di Seluruh Indonesia;
8. Sekretaris jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan para
Kepala Badan di lingkungan Departemen Perhubungan;
9. Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Para Kepala Direktorat
di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara;
10. Para Atase Perhubungan;
11. Para Kepala Kantor Wilayah Departemen Perhubungan;
12. Para Kepala Biro di lingkungan Departemen Perhubungan;
13. DPP INACA.

You might also like