Professional Documents
Culture Documents
1. DEPOSITO
A. Deposito Berjangka
1. Pembukaan Deposito
Untuk membuka deposito, deposito dapat menggunakan setoran tunai, dengan cek,
bilyet Giro, bukti transfer masuk, wesel, atau warkat lainnya yang disepakati oleh
bank.
Contoh :
Tanggal 1 Januari 2014 Made membuka deposito berjangka di Bank Saya
dengan nominal Rp. 100.000.000, bunga 12% pa, jangka waktu 3 bulan. Untuk itu
Made menyerahkan bilyet giro atas nama Bapak Made sebesar Rp 50.000.000 dan
sisanya dibayarkan dalam bentuk uang tunai. Pencatatannya adalah:
Tanggal Rekening Debit Kredit
Contoh:
Bapak Made mengambil bunga deposito setiap tangal 5 dan pajak bunga 15%
dibayarkan setiap tanggal 10 kepada kantor kas negara, maka pencatatannya:
Keterangan Tgl Rekening Debit Kredit
Bank akan mendebit rekening deposito lama dan mengkredit deposito baru. Nomor
rekening deposito dan bilyet deposito tetap sama (menggunakan yang lama),
kecuali suku bunga deposito yang mungkin berubah.
Contoh:
Jika deposito Bapak Made diperpanjang pada saat jatuh tempo, maka bank akan
mencatat:
Contoh:
Pak Made menarik deposito pada tanggal 15 Maret 2014. Perhitungan dan
pencatatan jurnalnya adalah:
Penalty dihitung 20% dari bunga sebelum pajak.
Keterangan Jumlah
Jurnalnya adalah:
Keterangan Jumlah
Jurnalnya adalah:
Keterangan Jumlah
Jurnalnya adalah:
Contoh:
Deposito Bapak Made yang dibuka di Bank Saya cabang Denpasar dipindahkan ke
bank Saya cabang Surabaya pada tanggal 10 Februari 2014.
Alokasi beban bunga perpindahan deposito di Bank Saya adalah:
Lama Pengandapa Deposito Alokasi Beban Bunga Di Cabang
Perhitungannya adalah:
Kantor cabang Perhitungan Jumlah
1 Biaya Bunga
Mar
7. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito pada prinsipnya sama dengan deposito berjangka yaitu
simpanan dana pihak ketiga/ masyarakat dan terikat oleh jangka waktu.
Perbedaannya adalah sertifikat deposito diterbitkan atas unjuk , sedangkan deposito
berjangka diterbitkan atas tunjuk. Sebagai deposito yang diterbitkan atas pembawa
berarti siapa saja boleh menarik sertifikat deposito selama bisa menunjukkan
sertifikat deposito tersebut kepada bank penerbit. Di samping itu sertifikat deposito
dapat diperdagangkan oleh masyarakat setelah mendapat izin dari bank indonesia.
Perbedaan yang lain dengan deposito berjangka adalah bahwa bunga sertifikat
deposito diperhitungkan dan di bayar di muka. Dengan demikian deposan untuk
sertifikat deposito pada saat membuka deposit tersebut hanya membayar sebesar
nilai tunai sertifikat deposito ditambah sejumlah pajak bunga yank diperhitungkan di
muka. Walaupun demikian pencatatan sertifikat deposito tetap sebesar nilai
nominalnya. Nilai tunai sertifikat deposito ditentukan dengan rumus:
P x 360
Nilai Tunai Sertifikat Deposito = 360+(i x t)
Keterangan :
Contoh:
Tanggal 1 Maret 2014 Pak Wayan membeli serifikat deposito seri A sebanyak 10 lembar
@Rp. 10.000.000 secara tunai pada Bank Saya dengan jangka waktu 3 bulan dangan suku
bunga 20% pa dan pajak bunga 15%.
2. TABUNGAN
Tabungan merupakan simpanan masyarakat atau pihak lain yang penarikannya
hanya dapat dilakukkan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati tetapi tidak
bisa ditarik dengan menggunakan cek, bilyet giro, atau yang dipersamakan dengan itu.
Pada awalnya tabungan di Indonesia hanya tiga jenis yaitu Tabanas, Taska, dan
tabungan ONH. Namun dalam perkembangannya setelah tahun 1989 Bank Indonesia
memberikan kebebasan kepada bank-bank komersial untuk menciptakan produk
tabungan. Produk tabungan tersebut pada prinsipnya mengikuti ketentuan BI yang
dalam SK Dir. BI No. 22/63 Kep. DIR. Tanggal 01-12-1989 bahwa syarat-syarat
penyelenggaraan tabungan adalah sebagai berikut:
1. Bank hanya dapat menyelenggarakan tabungan dalam bentuk rupiah.
2. Ketentuan mengenai penyelenggaraan tabungan ditetapkan oleh bank masing-
masing.
3. Penarikan tabungan tidak dapat menggunakan cek, bilyat giro, serta surat
perintah bayar lainnya yang sejenis.
4. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi bank atau alat yang
disediakan untuk keperluan tersebut misalnya Automatic Teller Machine (ATM).
5. Bank penyelenggara tabungan diperkenankan untuk menetapkan sendiri cara
pelayanan, sistem administrasi, setoran, frekuensi pengambilan, tabungan pasif,
tingkat suku bunga, cara perhitungan dan pembayaran bunga, pemberian
hadiah, nama tabungan.
6. Bunga tabungan dikenakan pajak penghasilan (PPh) sebesar 15% final untuk
penduduk dan 20% untuk bukan penduduk. (Kep. Menteri
Keu.No.1308/KMK.04/1989).
Contoh:
1 Januari 2014 Bapak Made membuka rekening di Bank Saya Cabang Denpasar,
setoran sebesar Rp. 300.000.000,00 secara tunai.
Jurnal:
Penyetoran tabungan tidak hanya bisa dilakukan pada bank tempat penabung membuka
tabungan, namun bisa dilakukan di kantor cabang yang lain. Bila ini yang terjadi maka akan
dicatat pada Rekening Antar Kantor (RAK).
Contoh:
Bapak Made melakukan setoran tunai untuk tabungan pada tanggal 6 Januari 2014 sebesar
Rp. 100.000,00 pada Bank Saya cabang Nusa Dua. Pencatatannya adalah:
B. Penarikan Tabungan
Penarikan tabungan hanya bisa dilakukan secara tunai di setiap counter-
counter cabang bank yang bersangkutan atau dengan menggunakan alat tertentu
berupa kartu ATM. Kartu ATM merupakan kartu tunai (cash card) yang hanya bisa
digunakan umntuk penarikan tunai disetiap tempat yang tersedia Automatic Teller
Machine (ATM). Penarikan di cabang lain akan dicatat pada Rekening Antar Kantor
(RAK).
Contoh: