You are on page 1of 5

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA MAHASISWA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI


ANGKATAN 2011 DENGAN INDEKS MASSA TUBUH ≥ 23 kg/m2

1
Gracia Rorong
2
Stefana Kaligis
2
Diana Purwanto

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: cy1510@ymail.com

Abstract: Glucose is a main compound that has important role in preparation and
development of energy in human body. Blood glucose level is the amount of glucose in the
blood. One of the factors that affects blood glucose level is body weight. Body weight is
affected by several factors, such as aged, gender, and physical activities. Overweight may
cause insulin resistance, results in increasing of the blood glucose level. This study aimed to
describe the fasting blood glucose level at students Faculty of Medicine year 2011 Sam
Ratulangi University with Body Mass Index (BMI)≥23 kg/m 2. Research method used for this
study was cross sectional descriptive survey with purposive sampling method. From 26
respondents, 12 overweight (BMI ≥23 kg/m 2) respondents (46,15%) had average fasting blood
glucose level 85,4 mg/dL and 14 obese (BMI≥25 kg/m 2) respondents (53,85%) had average
fasting blood glucose level 86 mg/dL. Conclusion: the description of fasting blood glucose
level at students Faculty of Medicine year 2011 Sam Ratulangi University with Body Mass
Index (BMI) ≥23 kg/m 2 is at normal level (80-100 mg/dL).
Keywords: BMI ≥23 kg/m2, Fasting blood glucose, students year 2011

Abstrak: Glukosa merupakan suatu molekul utama yang berperan penting dalam penyediaan
dan pembentukan energi di dalam tubuh. Kadar glukosa darah adalah jumlah kandungan
glukosa dalam darah. Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah adalah berat
badan. Berat badan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain usia, jenis kelamin, dan
aktivitas fisik. Kelebihan berat badan dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar
glukosa dalam darah meningkat. Peningkatan kadar glukosa darah merupakan salah satu
penanda sindroma metabolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar
glukosa darah puasa pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Angkatan 2011 dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥23 kg/m 2
. Jenis penelitian berupa
penelitian survey deskriptif cross sectional dengan metode purposive sampling. Sampel
penelitian sebanyak 26 orang responden. Hasil penelitian ini didapatkan 12 orang responden
(46,15%) yang overweight (IMT ≥23 kg/m 2) memiliki rata-rata kadar glukosa darah puasa
85,4 mg/dL dan 14 orang responden (53,85%) yang obesitas (IMT≥25 kg/m 2) memilki rata-
rata kadar glukosa darah puasa 86 mg/dL. Simpulan: semua responden mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011 memiliki kadar glukosa darah puasa
normal (80-100 mg/dL).
Kata Kunci: Glukosa darah puasa, IMT ≥23 kg/m2, mahasiswa angkatan 2011

300
301 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 300-304

Pada saat ini, obesitas telah menjadi glukosa darah terganggu adalah 10,2% dan
masalah kesehatan dan gizi masyarakat prevalensi toleransi kadar glukosa darah
dunia, baik di negara maju maupun di terganggu di Sulawesi Utara sebesar
negara berkembang. Secara keseluruhan, 17,3%.2 Penelitian ini bertujuan untuk
ada perbedaan antara negara maju dan mengetahui gambaran kadar glukosa darah
negara berkembang. Menurut review yang puasa pada mahasiswa Fakultas Kedok-
dilakukan oleh Low, dkk tahun 2009 bahwa teran Universitas Sam Ratulangi Angkatan
prevalensi kelebihan berat badan (over- 2011 dengan IMT ≥23 kg/m2.
weight) untuk pria dan wanita di negara
maju berkisar dari 23,2% di Jepang sampai
66,3% di Amerika Serikat. Di negara METODE PENELITIAN
berkembang berkisar 13,4% di Indonesia Penelitian ini merupakan penelitian
sampai 72,5% di Arab Saudi. Prevalensi survei deskriptif dengan rancangan Cross
obesitas untuk pria dan wanita di negara Sectional Study. Sampel penelitian ber-
maju berkisar dari 2,4% di Republik Korea jumlah 26 orang responden berdasarkan
sampai 32,2% di Amerika Serikat. Di metode pengambilan sampel Purposive
negara berkembang berkisar 2,4% di Sampling, yaitu memilih sampel yang
Indonesia sampai 35,6% di Arab Saudi.1 memenuhi kriteria tertentu: mahasiswa
Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar Fakultas Kedokteran Unsrat Angkatan
(Riskesdas) pada tahun 2007 menunjukkan 2011, IMT≥23 kg/m 2, usia minimal 18
bahwa 8,8% orang dewasa berumur >15 tahun, dan bersedia menjadi responden.
tahun kelebihan berat badan dan 10,3% Pengambilan sampel dilakukan dengan
obesitas.2 Berdasarkan data Riskesdas menggunakan kuesioner untuk mendapat-
tahun 2010, di Sulawesi Utara terdapat kan sampel yang sesuai dengan kriteria,
13,7% kelebihan berat badan dan 14,3% kemudian dilakukan pengukuran berat
obesitas pada laki-laki, sedangkan pada badan dan tinggi badan, setelah itu sampel
perempuan terdapat 16,8% kelebihan berat diminta untuk mengisi dan menandatangani
badan dan 29,5% obesitas.3 Berat badan informed consent.
yang meningkat menyebabkan insulin Pengukuran Indeks Massa Tubuh
bekerja makin berat sehingga insulin tidak (IMT) menggunakan rumus berat badan
sanggup lagi mengubah semua glukosa dalam kilogram (kg) dibagi tinggi dalam
menjadi sumber energi. Pada obesitas meter kuadrat (m2) dan penilaian kadar
terjadi pelepasan asam lemak bebas ke glukosa darah puasa dilakukan dengan
dalam sirkulasi secara berlebihan. Asam pengambilan darah pada vena mediana
lemak bebas berasal dari lipolisis cubiti setelah sampel berpuasa selama 10-
triasilgliserol (TAG) jaringan adiposa. 12 jam. Dalam penelitian ini klasifikasi
Makin banyak jaringan adiposa maka asam Indeks Massa Tubuh (IMT) menggunakan
lemak bebas yang dilepaskan makin kriteria World Health Organization (WHO)
meningkat. Walaupun kadar insulin juga untuk Asia-Pasifik6 dan penilaian kadar
meningkat, tetapi pelepasan asam lemak glukosa darah puasa menggunakan kriteria
bebas tetap terjadi. Sirkulasi asam lemak menurut Perkeni tahun 2006.7
bebas semakin tinggi sehingga meng-
hambat pengambilan glukosa oleh jaringan,
glukosa yang berlebihan ini menetap dalam HASIL PENELITIAN
darah sehingga kadar glukosa dalam darah Hasil penelitian menunjukkan dari 26
meningkat (hiperglikemia).4,5 Berdasarkan orang responden diperoleh data 12 orang
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (46,15%) masuk dalam kategori
tahun 2007 mengenai hasil pengukuran Overweight, yaitu 9 orang laki-laki dan 3
kadar glukosa darah pada penduduk di orang perempuan, 14 orang lainnya
Indonesia yang berumur >15 tahun, (53,85%) masuk dalam kategori Obesitas
ditemukan prevalensi toleransi kadar tingkat I dan Obesitas tingkat II, yaitu 6
Rorong, Kaligis, Purwanto; Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa... 302

orang laki-laki dan 8 orang perempuan kategori overweight berjumlah 12 orang


(Tabel 1). dengan rata-rata kadar glukosa darah puasa
85,4 mg/dL, sedangkan responden yang
masuk dalam kategori obesitas, baik
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan obesitas I maupun obesitas II berjumlah 14
Indeks Massa Tubuh (IMT) orang dengan rata-rata kadar glukosa darah
Jenis puasa 86 mg/dL (Tabel 3).
Klasifikasi Jumlah Persentase
Kelamin
IMT (n) (%)
L P BAHASAN
Overweight* 9 3 12 46,15
Obes I dan 6 8 14 53,85 Peneliti mengambil 26 responden dari
Obes II** golongan umur 18-20 tahun dengan Indeks
Jumlah 15 11 26 100 Massa Tubuh ≥ 23 kg/m 2. Menurut laporan
*Overweight : ≥ 23-24,9 kg/m2
** Obes I : New South Wales (NSW) Ministry of
≥25-29,9 kg/m2 Obes II : ≥30 kg/m2 Health bahwa angka obesitas meningkat
pada usia dewasa muda, Meagher pada
tahun 2008 menyatakan adanya lonjakan
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan obesitas di kalangan wanita usia dewasa
Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) Menurut
muda. Dalam kurun waktu 10 tahun terjadi
Indeks Massa Tubuh (IMT)
peningkatan dari 2,7% menjadi 9,9%.8
Kadar Indeks Massa Tubuh Dari 26 orang responden ini terdapat
Glukosa Jumlah 12 orang (46,15%) masuk dalam kategori
Obes I dan
Darah Overweight* (n)
Puasa
Obes II** overweight dan 14 orang (53,85%) masuk
Normal 12 14 26 dalam kategori obesitas. Dari 14 orang
Tinggi 0 0 0 yang mengalami obesitas, terdapat 8 orang
*Overweight : ≥ 23-24,9 kg/m2 ** Obes I : perempuan dan 6 orang laki-laki (Tabel 1).
≥25-29,9 kg/m2 Obes II : ≥30 kg/m2 Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara jenis kelamin
dengan obesitas. Penelitian yang dilakukan
Tabel 3. Rata-rata Kadar Glukosa Darah Puasa oleh Sandjaja pada tahun 2005 menunjuk-
(GDP) Berdasarkan Klasifikasi Indeks Massa kan bahwa prevalensi obesitas pada
Tubuh (IMT) perempuan lebih tinggi daripada laki-laki.
Kadar Penelitian yang dilakukan dengan analisis
Jumlah Persentase GDP data sekunder Survei Kesehatan Rumah
IMT
(n) (%) rata-rata Tangga (SKRT) pada 10.000 rumah tangga
(mg/dL)
Overweight 12 46,15 85,4
di seluruh provinsi di Indonesia yang terdiri
(≥23-24,9 dari 20.137 responden ditemukan pre-
g/m2) valensi obesitas pada perempuan sebesar
Obesitas (≥ 14 53,85 86 13,3% dan pada laki-laki sebesar 5,3%.9
25 kg/m2) Hal yang sama juga dilaporkan oleh
Leksono di tahun 2008 melalui hasil survey
Indeks Massa Tubuh (IMT) bahwa obesitas
Berdasarkan hasil analisis labora- lebih dominan terjadi pada perempuan
torium kadar glukosa darah puasa pada daripada laki-laki. Prevalensi obesitas pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat perempuan sebesar 10,7% sedangkan pada
Angkatan 2011 sebanyak 26 orang respon- laki-laki sebesar 5,5%.10 Menurut laporan
den ini yang terdiri dari 12 orang (46,15%) WHO pada penelitian Sandjaja tahun 2005
overweight dan 14 orang (53,85%) obesitas terdapat beberapa faktor yang berkaitan
didapatkan kadar glukosa darah puasa dengan tingginya prevalensi obesitas pada
normal (Tabel 2). perempuan, antara lain konsumsi makanan
Responden yang masuk dalam berlemak yang lebih sering dan aktivitas
303 Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 300-304

olahraga yang jarang dilakukan.9 Perem- antara lain konsentrasi glukosa darah dan
puan juga lebih sering mengkonsumsi kadar glukagon dalam plasma.15
makanan ringan di luar jadwal makan serta Hasil penelitian ini menunjukan
melakukan gerakan otot yang lebih rendah gambaran rata-rata kadar glukosa darah
dibandingkan laki-laki.10 puasa pada responden yang masuk dalam
Pada penelitian ini ditemukan kadar kategori obesitas lebih tinggi dibandingkan
glukosa darah puasa pada rentang umur 18- dengan gambaran rata-rata kadar glukosa
20 tahun dengan Indeks Massa Tubuh≥ 23 darah puasa responden yang overweight
kg/m2 masih dalam batas normal (Tabel 2). (Tabel 3). Hasil ini sejalan dengan
Hal ini disebabkan karena pada usia muda penelitian Villalpando, dkk pada tahun
metabolisme glukosa dan aktivits fisik 2007 yang menunjukkan ada hubungan
masih berlangsung dengan baik, sejalan antara obesitas dan risiko peningkatan
dengan hasil penelitian Scheen di tahun kadar glukosa darah, dimana rata-rata
2005 bahwa seiring bertambahnya usia konsentrasi glukosa secara signifikan lebih
terjadi perubahan dalam metabolisme tinggi pada obesitas dibandingkan dengan
glukosa. Perubahan dalam metabolisme berat badan normal (p<0,05).16 Penelitian
glukosa pada usia tua ditunjukkan dengan menunjukkan bahwa overweight dan
adanya penurunan sensitivitas insulin pada obesitas pada usia muda merupakan faktor
jaringan target dan penurunan fungsi sel resiko terjadinya sindroma metabolik pada
beta pankreas.11 Rochmah W berpendapat usia dewasa.17 Data penelitian ini menun-
bahwa usia mempengaruhi kadar glukosa jukkan bahwa sudah ada risiko terjadinya
darah, setelah seseorang mencapai 30 sindroma metabolik di usia dewasa pada
tahun kadar glukosa darah puasa naik 1-2 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat
mg%/tahun. Hal ini terjadi karena jumlah
Angkatan 2011 terutama pada responden
massa otot berkurang, terjadi peningkatan
yang mengalami obesitas.
jaringan lemak, dan penurunan aktivitas
fisik yang mengakibatkan sensitivitas
insulin menurun,12 tetapi beberapa hal SIMPULAN
tersebut tidak cukup kuat menjelaskan
Dari penelitian ini dapat disimpulkan
pengaruh usia terhadap peningkatan kadar
bahwa semua responden mahasiswa
glukosa darah. Dalam penelitiannya pada
Fakultas Kedokteran Universitas Sam
tahun 2011, Gunasekaran menemukan
Ratulangi Angkatan 2011 memiliki kadar
bahwa terjadi penurunan kapasitas dan
proliferasi sel beta pankreas seiring ber- glukosa darah puasa normal (80-100
tambahnya usia.13 Seiring bertambahnya mg/dL).
usia, terjadi pula penurunan dehidro-
epiandrosteron (DHEAS) plasma akibat UCAPAN TERIMA KASIH
kenaikan lemak tubuh dan penurunan
aktivitas yang dapat mengakibatkan Ucapan terima kasih disampaikan
resistensi insulin.12 pada: Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Penelitian yang dilaksanakan oleh Universitas Sam Ratulangi Angkatan 2011
Rizzo, dkk di tahun 2008 menyatakan yang telah bersedia menjadi sampel
bahwa aktivitas fisik berperan dalam penelitian, Laboratorium ProKita yang
mempertahankan keseimbangan metabolis- telah membantu pemeriksaan Laboratorium
me pada usia dewasa muda.14 Selama pada penelitian ini, dr. Murniati Tiho,
adanya aktivitas fisik, glukosa dan asam MKes, dr. Yanti Mewo, MPdKed, dan pada
lemak dibutuhkan untuk bahan bakar semua pihak yang baik secara langsung
metabolisme, maka glukagon akan mening- maupun tidak langsung telah menum-
kat sedangkan insulin menurun. Hormon buhkan ide atau gagasan dalam pemikiran
insulin yang disekresi selama aktivitas fisik penulis sehingga dapat menyelesaikan
berlangsung diatur oleh berbagai faktor, artikel ini.
Rorong, Kaligis, Purwanto; Gambaran Kadar Glukosa Darah Puasa... 304

DAFTAR PUSTAKA 11. Scheen AJ. Diabetes mellitus in elderly:


insulin resistance and/or impaired insulin
1. Low S, Chin MC, Deurenberg-Yap M.
secretion. Diabetes and Metabolism,
Review on epidemic of obesity. Ann Acad
2005;31.
Med Singapore, 2009;38:57-65.
2. Badan Penelitian dan Pengembangan 12. Rochmah W. Diabetes melitus pada usia
Kesehatan Depkes RI. Riset kesehatan lanjut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B,
dasar 2007. Jakarta: Balitbangkes Depkes Alwi I, Simadibrata KM, Setiati S,
RI, 2008. penyunting. Buku Ajar Ilmu Penyakit
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Balai
Kesehatan Depkes RI. Riset kesehatan Penerbit FKUI, 2009.p.1967-9.
dasar 2010. Jakarta: Balitbangkes Depkes 13. Gunasekaran U, Gannon M. Type 2
RI, 2010. diabetes and the aging pancreatic beta cell.
4. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Open Access Impact Journal on Aging,
Kedokteran. Edisi 11. Rachman LY, 2011;3.
Hartanto H, Novrianti A, Wulandari N, alih 14. Rizzo NS, Ruiz JR, Oja L, Veidebaum
bahasa. Jakarta: EGC, 2007.p.1010-27. T, Sjöström M. Associations between
5. Cahjono H, Budhiarta AAG. Hubungan physical activity, body fat, and insulin
resistensi insulin dengan kadar nitrit oksida resistance (homeostasis model assessment)
pada obesitas abdominal. J Peny Dalam, in adolescents: the european youth heart
2007;8.p.23-36. study. Am J Clin Nutr 2008;87:586 –92.
6. Inoue S, Zimmet P. The asia-pacific 15. Bawono MN. Kontrol hormon insulin
perspective: redefining obesity and its dan glukagon dalam perubahan
treatment. Health Communications metabolisme selama latihan. Jurnal Pelangi
Australia, 2000. Ilmu Universitas Negeri Surabaya,
7. Perkeni 2006. Konsensus Pengelolaan Dan 2008:2;2.
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 Di
16. Villalpando S, Carrion C, Barquera S,
Indonesia 2006. Perkeni. Jakarta.
Fernandez GO, Robledo R. Body mass
8. Meagher R. Report shows obesity rates
index associated with hyperglycemia and
are increasing amongst young adults. NSW
government health, 2008. Available from: alterations of components of metabolic
www.health.nsw.gov.au/news. Accessed syndrome in Mexican adolescents. Salud
on: 15 Januari 2013. Publica Mex, 2007;49:suppl 3.
9. Sandjaja, Sudikno. Prevalensi gizi lebih 17. Vanhala MJ, Vanhala PT, Keinanen-
dan obesitas penduduk dewasa di Kiukaanniemi SM, Kumpusalo EA,
Indonesia. Gizi Indon, 2005;31. Takala JK. Relative weight gain and
10. Leksono P. Survey indeks massa tubuh obesity as a child predicts metabolic
(IMT) di kota Kendari provinsi Sulawesi syndrome as an adult. Int J Obes
Tenggara. SELAMI IPS, 2008;1. 1999;23:656-9.

You might also like