You are on page 1of 7

PENGARUH ORIENTASI ALKES TERHADAP ADAPTASI ANAK USIA SEKOLAH

YANG MENJALANI HOSPITALISASI PERTAMA


DI RUANG ANAK RSUP SANGLAH.

Sawitri, Ni Wayan, N.L.K Sulisnadewi, M.Kep. Ns. Sp. Kep. An (1), Ns. Made Sumarni,
S.Kep (2)
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Hospitalization is a state of crisis in children when a child is ill and hospitalized.
Children Adaptation of hospitalization consist of experience various aspects of hospital care
including invasive procedures for diagnostic testing, pain, "creepy" and confusing hospital
environment, the fear associated with age, hospital employees are not known, a lack of
knowledge about the routines and treatment in the hospital. Orientation to new patients is an
attempt to provide information/outreach to patients and families about all things related to
hospital care. The purpose of this study was to determine the effect of medical devices
orientation on adaptation of school age children undergoing first hospitalization in Sanglah
Hospital. This research is a pre-experimental design with a static group comparison. The sample
consisted of 22 pediatric patients were selected by quota sampling. Control group consisted of 11
children were observed and their adaptation measured by Adaptation Observation Sheet. 11
children who entered the intervention group were observed after given medical devices
orientation first. Based on non-parametric test of Mann Whitney statistic with a significance
value of p <0.05 significance value of 0.03 was obtained so that p = 0.03 <0.05. It can be
concluded that there are significant effect of medical devices orientation on adaptation of school
age children undergoing first hospitalization in Sanglah Hospital.

Keyword: Children, Hospitalization, Adaptation, Orientation, Medical Devices

PENDAHULUAN karena anak-anak cenderung memiliki


mekanisme koping yang terbatas. Rasa takut
Hospitalisasi adalah suatu keadaan
akan rasa sakit biasanya yang paling sering
krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat
muncul. Pada anak usia sekolah bias
di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena
ditandai dengan mengungkapkan sakit
anak berusaha untuk beradaptasi dengan
secara verbal, meminta pertolongan secara
lingkungan asing dan baru yaitu rumah
pasif. (Wong, 2008)
sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi
Adaptasi hospitalisasi anak terdiri
faktor stressor bagi anak baik terhadap anak
dari adaptasi berbagai aspek pengalaman
maupun orang tua dan keluarga (Wong,
perawatan di rumah sakit termasuk prosedur
2008).
invasif untuk uji diagnostik, nyeri,
Anak-anak cenderung mudah
lingkungan rumah sakit yang
mendapat stressor dari penyakit dan
“menyeramkan” dan membingungkan, rasa
hospitalisasi karena stress biasa muncul dari
takut yang berkaitan dengan usia, karyawan
adanya perubahan dari situasi kesehatan dan
rumah sakit yang tidak dikenal, kurangnya
kebiasaan sehari-hari serta disebabkan
pengetahuan tentang rutinitas dan pasien dan pendamping untuk menghindari
pengobatan di rumah sakit (Betz, 2002). sesuatu yang mencemaskan dan menakutkan
Respon perilaku yang ditunjukkan bagi pasien tersebut. Mengorientasikan
pada saat hospitalisasi pertama hampir pasien dan pendamping tentang rumah sakit,
semua anak berperilaku maladaptif. Respon fasilitas, dan peraturan yang berlaku
perilaku maladaptif pada anak akibat tidak (Nursalam, 2008). Informasi tentang rumah
dilakukan orientasi ruangan dapat sakit dibutuhkan pasien dan pendamping
menghambat pemberian pelayanan baik untuk dapat beradaptasi dengan situasi
perawatan maupun pengobatan (Nursalam rumah sakit yang berbeda dengan rumah
2005). sendiri (Keliat, 2002).
Menurut Wong (2008), usia sekolah Menurut data Rumah Sakit Sanglah,
adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang sejak Bulan Januari hingga Desember 2013,
artinya sekolah menjadi pengalaman inti jumlah pasien hospitalisasi yang masuk
anak. Periode ketika anak-anak dianggap kategori usia sekolah di Ruang Pudak
mulai bertanggung jawab atas perilakunya mencapai 141 orang, dan di Ruang
sendiri dalam hubungan dengan orang tua Jempiring 143 orang. Berdasarkan studi
mereka, teman sebaya, dan orang lainnya. pendahuluan yang dilakukan penulis selama
Usia sekolah merupakan masa anak satu minggu, 8 dari 9 anak yang mengalami
memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk hospitalisasi pertama menunjukkan
keberhasilan penyesuaian diri pada kurangnya adaptasi seperti: terlihat
kehidupan dewasa dan memperoleh ketakutan, tidak kooperatif saat diberi terapi,
keterampilan tertentu. cemas, gelisah dan menangis.
Anak yang dipersiapkan dengan baik Di Ruang Anak RSUP Sanglah
sebelum masuk rumah sakit akan mampu pemberian orientasi ruangan sudah ada
menerima keadaan rumah sakit. Masalah SPOnya. Orientasi yang diberikan berupa
psikis yang penting pada pasien anak yang keadaan umum ruangan dan peraturan serta
dirawat di rumah sakit yaitu rasa cemas dan tata tertib Rumah Sakit. Orientasi khusus
takut terhadap lingkungan baru. Untuk itu tentang alat-alat medis terhadap anak yang
perlu memberitahu kepada anak mengenai akan menjalani perawatan tidak dilakukan,
rumah sakit dengan cara orientasi ruangan hal ini kemungkinan belum adanya prosedur
dan peraturan rumah sakit. Orientasi ini tetap orientasi alat-alat medis pada pasien
meliputi pengenalan dengan ruangan, alat- anak di rumah sakit khususnya diruang
alat, peraturan-peraturan, petugas, dan anak.
perawat yang ada, guna mencegah stress Berdasarkan fenomena tersebut,
hospitalisasi (Nursalam, 2008). peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
Orientasi merupakan pandangan yang tentang pengaruh orientasi ALKES terhadap
mendasari pikiran, perhatian, atau adaptasi anak usia sekolah yang menjalani
kecenderungan (Depdiknas, 2001). Orientasi hospitalisasi pertama di ruang anak RSUP
ruangan merupakan hal yang penting yang sanglah
harus dilaksanakan oleh perawat kepada
METODE PENELITIAN ALKES. Peneliti menggunakan kuota
Rancangan Penelitian sampling, jadi nantinya 11 anak pertama
Jenis penelitian ini adalah pra yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
experimental dengan desain static group di kedua ruangan akan peneliti masukkan ke
comparison. Terdapat kelompok eksperimen kelompok kontrol yang tidak diberikan
dan kelompok kontrol. Kelompok orientasi ALKES, dan 11 anak berikutnya
eksperimen menerima perlakuan yang masuk ke kelompok yang diberikan
diikuti dengan observasi. Hasil observasi ini intervensi orientasi ALKES.
kemudian dibandingkan dengan hasil Peneliti melakukan pendekatan
observasi pada kelompok kontrol yang tidak terhadap sampel penelitian dan dilakukan
menerima intervensi. (Sugiyono, 2013). penyampaian maksud serta tujuan peneliti
kepada orangtua untuk kesediannya secara
Populasi dan Sampel sukarela menjadi responden dalam
Populasi dalam penelitian ini adalah penelitian ini dengan menandatangani
semua anak usia sekolah yang menjalani informed consent. Peneliti kemudian
hospitalisasi di Ruang Anak RSUP Sanglah memberikan orientasi ALKES pada
selama satu bulan. Peneliti mengambil kelompok penelitian sesuai ketentuan.
sampel berjumlah 22 orang sesuai dengan Media yang digunakan adalah Lembar
kriteria sampel. Pengambilan sampel Balik, dilakukan sekali saat hari pertama.
dilakukan dengan cara non probability Setelah itu dilakukan observasi adaptasi
sampling jenis quota sampling. pada kelompok yang diberikan orientasi
ALKES dan tidak diberi orientasi ALKES
Instrumen Penelitian setelah 2 hari.
Instrumen penelitian ini yaitu berupa Untuk menganalisis perbedaan
Lembar Observasi Adaptasi yang terdiri dari adaptasi hospitalisasi pada anak yang
15 butir pernyataan. Lembar Observasi diberikan orientasi ALKES dan yang tidak
Adaptasi dapat dilihat pada lampiran. Media diberikan orientasi ALKES maka dilakukan
yang peneliti gunakan untuk memberi uji statistik Mann Whitney dengan tingkat
orientasi berupa lembar balik yang berisi signifikansi p ≤0.05 dan tingkat kepercayaan
gambar dan informasi mengenai beberapa yaitu 95%. Uji statistik tersebut dilakukan
ALKES. dengan bantuan software SPSS pada
komputer.
Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data
Peneliti melakukan pemilihan HASIL PENELITIAN
populasi anak yang mengalami hospitalisasi Responden yang mengikuti penelitian
yang selanjutnya dijadikan sampel melalui ini adalah pasien anak di ruang Jempiring
pemilihan dengan memenuhi kriteria inklusi dan Pudak yang di rawat inap pada tanggal
dan eksklusi. Sampel kemudian dibagi 13 Mei sampai 13 Juni 2014, rata-rata usia
menjadi kelompok yang diberikan orientasi responden adalah 8 tahun dengan standar
ALKES dan yang tidak diberi orientasi deviasi 1,764 tahun. Usia termuda 6 tahun
dan usia tertua 12 tahun. Dari 22 responden pertahanan meliputi regresi, penolakan,
jumlah responden laki-laki berjumlah 12 agresi, dan supresi untuk mengatasi stres
orang (55 %) dan responden perempuan (Potter, 2006).
berjumlah 10 orang (45 %) Pada penelitian ini jumlah responden
Dari 22 responden penelitian, jumlah yang memiliki nilai adaptasi baik sebanyak
responden yang memiliki nilai adaptasi yang 9,1 %, nilai adaptasi cukup sebanyak 63,6 %,
baik sebanyak 45,5 %, nilai adaptasi cukup dan nilai adaptasi kurang sebanyak 27,3 %.
sebanyak 40,9 % dan nilai adaptasi kurang Sedangkan responden pada kelompok
sebanyak 13,6 %. intervensi memiliki nilai adaptasi baik
Pada kelompok kontrol jumlah sebanyak 81,8 %, nilai adaptasi cukup
responden yang memiliki nilai adaptasi baik sebanyak 18,2 %, dan nilai adaptasi kurang
sebanyak 9,1 %, nilai adaptasi cukup 0 %. Hal ini memiliki kemiripan dengan
sebanyak 63,6 %, dan nilai adaptasi kurang penelitian yang dilakukan oleh
sebanyak 27,3 %. Sedangkan pada Mulyatiningsih, E. (2013) pada anak
kelompok intervensi jumlah responden yang prasekolah yang mengalami hospitalisasi di
memiliki nilai adaptasi baik sebanyak 81,8 Ruang anak Rumah Sakit Bhakti Wira
%, nilai adaptasi cukup sebanyak 18,2 %, Tamtama Semarang diperoleh gambaran
dan nilai adaptasi kurang 0 % tingkat kecemasan responden sebelum
Setelah dilakukan uji analisis diberikan orientasi sebagian besar
deskripsi silang antara masing-masing mengalami cemas berat yaitu sebanyak 16
variabel, kemudian pengaruh orientasi orang (53,3%), sedangkan responden yang
ALKES terhadap adaptasi diukur dengan mengalami cemas sedang sebanyak 13 orang
menggunakan uji statistik nonparametrik (43,3%), dan responden yang mengalami
yaitu uji korelasi Mann Whitney dengan cemas ringan sebanyak 1 orang (3,3%).
tingkat kepercayaan 95% atau tingkat Sedangkan gambaran tingkat kecemasan
kesalahan α = 5% (0,05) (Riwidikdo, 2009) responden sesudah diberikan orientasi
yang diolah dengan program komputer sebagian besar mengalami cemas sedang
didapatkan hasil Sig = 0,003, dengan yaitu sebanyak 12 orang (40,0%), sedangkan
demikian Sig <0.05, maka Ho ditolak, responden yang mengalami cemas ringan
artinya Ada pengaruh orientasi ALKES sebanyak 7 orang (23,3%), dan responden
terhadap adaptasi anak. yang mengalami berat sebanyak 11 orang
(36,7%).
PEMBAHASAN Pada penelitian yang dilakukan oleh
Anak perempuan pada umumnya peneliti beberapa orang tua responden
lebih adaptif terhadap stressor dibanding mengaku anaknya masih merasa agak takut
anak laki-laki (Wong,2007) sehingga anak dengan kedatangan tim medis keruangan.
laki-laki lebih banyak yang dirawat di rumah Selain itu responden juga tidak memiliki
sakit dibandingkan dengan anak perempuan. pengetahuan tentang situasi dan alat-alat di
Anak usia sekolah menggunakan rumah sakit. Hal ini sesuai dengan teori
mekanisme pemecahan masalah dan bahwa kurangnya pengetahuan tentang
rutinitas dan pengobatan di rumah sakit status perilaku sebelum (M = 1.28, SD =
dapat mempengaruhi nilai adaptasi. (Keliat 0,58) dan setelah kunjungan dokter (M =
2002) 1.67, SD = .49). Skor aktivitas pada skala
Berdasarkan uji statistic non perilaku juga meningkat untuk kelompok
parametric Mann Whitney dengan nilai kontrol sebelum (M = 1.83, SD = 0,71) dan
kemaknaan p < 0,05 diperoleh nilai setelah kunjungan dokter (M = 2.22, SD
signifikansi 0,03 sehingga p = 0,03 < 0,05. = .65). Anak-anak yang menerima intervensi
Oleh karena itu, hipotesis penelitian diterima persiapan menunjukkan penurunan kadar
dimana terdapat pengaruh orientasi ALKES ketakutan dan kecemasan, sementara anak-
terhadap adaptasi anak usia sekolah yang anak yang tidak dipersiapkan menunjukkan
menjalani hospitalisasi pertama di ruang tingkat kecemasan yang lebih tinggi. Hal ini
anak RSUP Sanglah. menunjukkan bahwa ketika anak-anak
Jika dibandingkan dengan penelitan dipersiapkan sebelum pertemuan medis
oleh Colleen Shannon Posey pada tahun mereka, kemampuan koping mereka
2011 yang berjudul Medical Preparation As meningkat dan kecemasan mereka
An Intervention To Reduce School Age berkurang.
Children’S Medical Exam Distress In The Senada dengan penelitian diatas,
Primary Healthcare Setting, didapatkan penelitian mengenai efektifitas orientasi
hasil T Test yang menunjukkan bahwa rumah sakit pada orang tua terhadap
peserta dalam kelompok yang diberikan kecemasan karena anak di rawat inap di
persiapan medis (Peneliti menunjukkan RSUP H. Adam Malik Medan
beberapa alat medis, mendemonstrasikan menunjukkan hasil analisis data dependen t-
cara penggunaannya, dan memberi test pada kelompok intervensi terdapat
kesempatan anak bertanya) pengaruh orientasi rumah sakit terhadap
memperlihatkan: 1) penurunan nilai di kecemasan pada orang tua sebelum dan
vokalisasi (berteriak dan ekspresi suara sesudah dilakukan intervensi (nilai P =
lainnya) dari pra-persiapan (M = 2.35, SD = 0,000) dan pada kelompok kontrol
0,43) dibandingkan setelah kunjungan disimpulkan tidak ada perubahan terhadap
dokter (M = 1.24, SD = 0,57); 2) denyut kecemasan pada kelompok kontrol (nilai P =
nadi menurun dari pra-persiapan (M = 86,33, 0,088). Sedangkan pada independen t-test
SD = 7.4) dibandingkan pasca persiapan (M hasil uji statistik disimpulkan bahwa
= 82,89, SD = 9.11), tetapi terjadi terdapat perbedaan yang signifikan pada
peningkatan denyut nadi dari pasca kelompok intervensi dan kelompok kontrol
persiapan (M = 82,89, SD = 9.11) (nilai P = 0,000). (Mandasary, 2010)
dibandingkan setelah kunjungan dokter (M Orientasi ruangan merupakan hal
= 85,76, SD = 8.42); dan 3) penurunan nilai yang penting yang harus dilaksanakan oleh
rasa takut dari pra persiapan (M=1.61, perawat kepada pasien dan pendamping
SD=.70) dibandingkan dengan pasca untuk menghindari sesuatu yang
persiapan (M=1.22, SD=.43). Sedangkan mencemaskan dan menakutkan bagi pasien
pada kelompok kontrol terjadi peningkatan tersebut. Mengorientasikan pasien dan
pendamping tentang rumah sakit, fasilitas, tekanan yang dialaminya. Perilaku ini
dan peraturan yang berlaku (Nursalam, biasanya ditandai dengan permintaan anak
2008). Informasi tentang rumah sakit untuk ditunggui selama dirawat di rumah
dibutuhkan pasien dan pendamping untuk sakit, didampingi saat menjalani treatment,
dapat beradaptasi dengan situasi rumah sakit dan minta dipeluk saat merasa kesakitan.
yang berbeda dengan rumah sendiri (Keliat, (Wong, 2008)
2002).
Pada penelitian ini anak diobservasi KESIMPULAN DAN SARAN
perilakunya saat dihospitalisasai. Perilaku Gambaran nilai adaptasi pada
anak-anak yang dijumpai ada beraneka responden yang tidak diberikan orientasi
ragam, mulai dari histeris ketika melihat ALKES yaitu: nilai adaptasi baik sebanyak
petugas kesehatan, menangis saat diinjeksi, 9,1 %, nilai adaptasi cukup sebanyak 63,6
dan perilaku maladaptif lainnya. Selain itu %, dan nilai adaptasi kurang sebanyak 27,3
terdapat juga anak-anak yang tenang, aktif %. Gambaran nilai adaptasi pada responden
bertanya kepada orang tua tentang yang diberikan orientasi ALKES pada
penyakitnya, tentang saudaranya di rumah, kelompok intervensi yaitu: nilai adaptasi
dan juga bermain dengan anak sebayanya baik 81,8 %, nilai adaptasi cukup sebanyak
yang berada di satu ruangan. 18,2 %, dan nilai adaptasi kurang 0 %. Dari
Hal-hal di atas sesuai dengan teori hasil uji Mann Whitney didapat kesimpulan
yaitu beberapa prilaku anak dalam upaya terdapat pengaruh orientasi ALKES
beradaptasi terhadap masalahnya selama terhadap adaptasi anak usia sekolah yang
dirawat di rumah sakit, antara lain dengan menjalani hospitalisasi pertama di ruang
penolakan (avoidence), biasanya anak anak RSUP Sanglah yaitu dengan p = 0,03 <
bersikap tidak kooperatif terhadap petugas 0,05.
medis. Selain itu anak akan berusaha Mengingat hasil penelitian ini sangat
mengalihkan perhatian (distraction) dari bermakna terhadap adaptasi pada anak usia
pikiran atau sumber yang membuatnya sekolah, peneliti ingin menyampaikan
tertekan. Perilaku yang dilakukan anak di beberapa saran yaitu kepada Institusi
rumah sakit misalnya membaca buku cerita, Pelayanan (rumah sakit), agar dapat
menonton televisi, atau bermain mainan merumuskan Standard Prosedur Operasional
yang disukai. Anak akan berusaha untuk (SPO) yang jelas terkait prosedur
aktif (active), mencari jalan keluar dengan penerimaan pasien baru dengan pemberian
melakukan sesuatu secara aktif. Perilaku orientasi alat kesehatan sesuai dengan
yang sering dilakukan seperti menanyakan standard disertai sosialisasi dan supervisi
kondisi sakitnya kepada petugas medis atau yang efektif sehingga dapat dipahami dan
orang tuanya, bersikap kooperatif, minum dijalankan oleh seluruh pemberi asuhan
obat secara teratur, dan mau beristirahat keperawatan. Kepada pengguna layanan
sesuai dengan peraturan. Akhirnya, anak keperawatan (pasien dan keluarga), agar
akan berusaha mencari dukungan dari orang dapat pro aktif dalam proses orientasi
lain (support seeking) untuk melepaskan sehingga pasien dan keluarga dapat
memperoleh informasi sesuai dengan yang Mulyatiningsih, E. (2013). Pengaruh
di harapkan. Untuk perkembangan Orientasi Terhadap Tingkat
pelayanan keperawatan diharapkan dapat Kecemasan Anak Pra Sekolah di
mengintegrasikan dan mengembangkan Bangsal Anak Rumah Sakit Bhakti
teknik pemberian orientasi terhadap pasien Wira Tamtama Semarang. Thesis
dan keluarga sesuai dengan kultur dan tidak diterbitkan. Semarang.
spiritual pasien dan keluarga. Untuk Fakultas Ilmu Keperawatan dan
perkembangan riset keperawatan, agar Kesehatan Universitas
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan Muhammadiyah Semarang
menambah variabel yang mempengaruhi Nursalam. (2005). Ilmu kesehatan anak.
adaptasi pada pasien anak usia sekolah Jakarta : Salemba Medika
seperti jenis kelamin, lama hari rawat, Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan
tingkat pengetahuan anak tentang Rumah metodologi penelitian ilmu
Sakit, banyaknya jumlah pembesuk dan keperawatan, pedoman skripsi,
variabel lainnya yang dapat mempengaruhi tesis dan instrumen peneliti.
nilai adaptasi atau dengan menggunakan Jakarta : Salemba Medika.
metode penelitian yang lain misalnya Posey, Colleen Shannon. (2011). Medical
dengan metode penelitian kualitatif. Selain Preparation As An Intervention To
itu agar dilakukan identifikasi terhadap Reduce School Age Children’S
status anak pada tahap sampling untuk Medical Exam Distress In The
memastikan sampel memiliki nilai adaptasi Primary Healthcare Setting. Thesis
yang kurang dan perlu diberikan intervensi. tidak diterbitkan . Department of
Human Environmental Sciences in
DAFTAR PUSTAKA the Graduate School of The
Betz, C.L. (2002). Buku Saku Keperawatan University of Alabama
Pediatrik (Mosby's Pediatric. Potter, Patricia A, Perry, Anne Grifin.
Nursing Reference). Edisi 3. (2006). Buku Ajaran Fundamental
Jakarta: EGC Keperawatan: Konsep, Proses dan
Depdiknas. (2001). Kamus Besar Bahasa Praktek. Edisi 8. Volume 2. Jakarta:
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka EGC
Keliat, B. (2002 ). Hubungan terapeutik Sugiyono .(2013). Metode Penelitian
perawat. Jakarta : EGC Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Mandasary, Y. (2010). Efektifitas orientasi Bandung : Alfabeta.
rumah sakit pada orang tua Wong, D.L…[et.al]. (2008). Buku Ajar
terhadap kecemasan karena anak Keperawatan Pediatrik Wong. Alih
di rawat inap di RSUP H. Adam bahasa : Agus Sutarna, Neti.
Malik Medan. Thesis tidak Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi
diterbitkan. Medan. Fakultas bahasa Indonesia : Egi Komara
Keperawatan Universitas Sumatra Yudha….[et al.]. Edisi 6. Jakarta :
Utara EGC

You might also like