You are on page 1of 2

BAB II

HASIL PENGAMATAN

3.1 Alasan Terbentuknya Posyandu


Posyandu dibentuk dengan alasan :
a. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan diberdayakannya
b. masyarakat, juga untuk menurunkan angka kelahiran dan kematian bayi, balita.
c. Mempercepat penerimaan KMS.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan
dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.
e. Sasaran di Posyandu pemantuan tumbuh kembang adalah bayi dan balita
3.2 Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan yang dilakukan di posyandu diantaranya:
a. Penimbangan
Penimbangan berat badan balita dilakukan oleh kader posyandu, penimbangan
dilaksanakan setiap hari Rabu minggu kedua tiap bulan
b. Pengisian KMS
Pengisian KMS dilakukan oleh kader posyandu, penimbangan balita dilakukan dalam
rangka pemantauan tumbuh kembang untuk mengetahui naik turunnya berat badan
balita.
c. Pengukuran tumbuh kembang bayi dan balita
Pengukuran pertumbuhan dan perkembangan meliputi pengkuran untuk bayi lingkar
kepala, lingkar dada, berat badan ,panjang badan. Dan sedangkan pengkuran untuk
balita yaitu pengkuran tinggi badan, berat badan. Untuk pengkuran enggunakan
DDTK masih kurang efektif.
d. Penyuluhan dilakukan oleh Kader kepada masyarakat agar masyarakat lebih
memahami akan pentingnya kesehatan dan mau ikut serta dengan kegiatan yang ada
di posyandu.
3.3 Kelebihan dari Posyandu
a. Terdapat Pemeriksaan tumbuh kembang pada bayi dan balita
b. Jumlah kader yang dimilki cukup banyak yaitu 7 orang
c. Terdapat program khusus yang diadakan posyandu
1) Penyuluhan mengenai promosi kesehatan agar masyarakat melaksanakan gerakan
masyarakat hidup sehat
2) Penyuluhan mengenai gizi pada balita
3) Terdapat lomba antar posyandu mengenai pelayanan yang diberikan
3.4 Kekurangan Posyandu
a. Kurangnya kegiatan penyuluhan dan pelayanan kesehatan dibuktikan dengan kurang
berfungsinya meja 4 dan meja 5 sebagai tempat penyluhan dan tempat pelayanan
kesehatan
b. Pemilihan kader tidak melalui musyawarah masyarakat setempat, melainkan dipilih
langsung oleh atasan dikarenakan posyandu berada dilingkungan masyarakat
komunitas TNI AD
c. Capaian cakupan kunjungan ke posyandu kurang dari 90%, dikarenakan aktivitas
masyrakat yang padat, dan kurang sadarnya orang tua mengenai pentingnya
pemeriksaan tumbuh kembang anaknya
d. Tidak terdapat pemeriksaan kesehatan bagi ibu hamil, dan masyaraakat
e. Tidak optimalnya posyandu dalam penggunaan pemeriksaan untuk pemeriksaan ibu
hamil, dan pemeriksaan sederhana lainnya
f. Pelatihan pengukuran tumbuh kembang mengenai DDTK pada kader sudah baik,
namun pengaplikasian dalam kegiatan posyandu belum dilakukan, dan pengukuran
tumbuh kembang selama ini hanya pengukuran pertumbuhan yaitu lingkar kepala,
tinggi badan, dan berat badan. Sedangkan pengukuran perkembangan tidak dilakukan.
3.5 Pemecahan Masalah
a. Memberikan penyegaran materi mengenaipemerikasaan tumbang dengan DDTK
b. Pengadaan fasilitas pemeriksaan tumbuh kembang ,fasilitas pemeriksaan kesehatan
untuk umum, dan fasilitas pendukung kegiatan posyandu lainnya
c. Memberikan penjelasan dan penyluhan mengenai pentingnya pemeriksaan tumbuh
kembang bayi dan balita di posyandu
d. Mengoptimalkan penggunaan ruang periksa sebagai ruang pemeriksaan untuk ibu
hamil dan pemeriksaan sederhana lainnya
e. Pelatihan efektif untuk kader lebih aktif untuk mengadakan penyluhan di posyandu

Dari uraian diatas dapat disimpulkan semua permasalahan yang terjadi karena adanya
beberapa faktor penyebab diantaranya kurangnya partisifasi dan kesadaran dari masyarakat
terhadap pentingnya mengikuti kegiatan di Posyandu, hal ini bisa di antisipasi dengan cara
melakukan pembinaan kader oleh tenaga kesehatan dan mengadakan pendekatan kepada
masyarakat serta diadakannya penyuluhan secara rutin kepada peserta Posyandu.

You might also like