You are on page 1of 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Transformasi berarti (1) merubah bentuk, penampilan atau struktur; (2) mengubah
kondisi, hakikat atau karakteristik; bahkan (3) mengganti substansi. Dengan demikian semua
transformasi adalah perubahan, tetapi tidak semua perubahan adalah transformasi.pembelajaran
transformatif adalah pembelajaran yang mampu menghasilkan perubahan pada diri peserta didik.
Pembelajaran yang tidak memberikan dampak perubahan mendasar pada diri peserta didik
dengan demikian sulit disebut sebuah pembelajaran transformatif.Seorang yang mengalami
perubahan jenis ini berarti memperoleh kemampuan untuk melakukan refleksi kritis terhadap
asumsi-asumsi, kepercayaan, nilai-nilai, dan perspektif yang melekat pada diri sendiri maupun
orang lain. Namun proses ini tidak hanya melibatkan operasi kognitif dan rasional, tetapi juga
melibatkan pergerakan emosional.

Pendidikan yang transformatif tak akan pula terwujud bila tidak didahului dengan
perubahan, utamanya, paradigma yang mendasarinya. Bahkan, ada pula yang berpendapat bahwa
menyebut perubahan sosial dan pendidikan yang transformatif ibarat menyebut sesuatu dalam
satu tarikan nafas: pendidikan taranformatif adalah perubahan sosial dan perubahan sosial adalah
pendidikan transformatif. Secara konseptual, ada tiga paradigma pendidikan yang dapat
memberi peta pemahaman mengenai paradigma apa yang menjadi pijakan penyelenggaraan
pendidikan di Indonesia yang berdampak sangat serius terhadap perubahan sosial.

Diharapkan untuk pendidikannya kedepannya terutama di Indonesia akan ada perubahan


baik mengenai kurikulum, perangkat aturan legal, maupun pergeseran paradigma yang sepertinya
tidak bisa ditolak jika menginginkan perubahan yang substantif, tidak sekadar ‘kosmetik’ ingin
diwujudkan.Pendidikan tidak dapat lepas dari aspek sosial dan pendidikan suatu bangsa adalah
cerminan kebudayaannya yang merefleksikan ideologi dan filsafat pendidikanya. Oleh karena itu
diperlukan paradigmatis pendidikan transformatif, suatu pendidikan yang disesuaikan dengan
kebutuhan objektif, visioner, dan didasarkan pada falsafah Negara. Dalam hal ini pendidikan
dipandang menyatu dengan persoalan sosial yang tengah dihadapi rakyat dan memberi perspektif

Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 1


terhadap problematika masa depan. Dengan demikian pendidikan transformasi adalah pendidikan
yang mampu menggerakan transformasi sosial.

1.2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa sajakah fase implementasi dalam pembelajaran transformatif menurut Gonigal,


Mezirow, dan Patria Cranton?
b. Bagaimana indikator dalam pembelajaran transformatif ?

1.3. TUJUAN PENULISAN

a. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah “Pembelajaran Transformatif”


b. Menambah wawasan penyusun dan pembaca makalah
c. Menjelaskan tentang fase-fase implementasi pembelajaran transformatif menurut
Gonigal, Mezirow, dan Patria Cranton
d. Menjelaskan tentang indikator-indikator dalam pembelajaran transformatif

BAB II
PEMBAHASAN

Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 2


Pembelajaran transformatif (transformative learning) merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan dari perspektif transformasi yang pada awalnya digagas dan dikembangkan
oleh Mezirow (1978). Patria Cranton (2002) memahami pembelajaran transformatif sebagai
kegiatan pembelajaran yang ditujukan untuk proses penyadaran peserta didik terhadap kesalahan
atau kelemahan perspektif beserta asumsi dasar yang dimiliki, untuk kemudian beralih pada
perspektif baru yang dinilai tepat. Melalui pembelajaran transformatif, para peserta didik
dikondisikan untuk secara terus-menerus melakukan refleksi, mempertanyakan atau bahkan
menggugat terhadap perspektif yang telah dimiliki selama ini (Ramadhani, 2013).

2.1. FASE IMPLEMENTASI DALAM PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF

Berkaitan dengan bagaimana ailir pembelaiaran transformatif, dikaiangan para ahli


berbeda pendapat. Berikut beberapa pendapat ahli tentang bagaimana proses implementasi alir
dari transformative learning dilakukan.
Gonigal (2005) mengajukan sejumlah langkah, yaitu :
1) Activating event dipahami sebagai kondisi di mana cara pandang/pespektif yang dimiliki
seseorang selama ini ternyata mengandung keterbatasan, kelemahan, dan kekurang-
akuratan. Seseorang dihadapkan pada suatu keiadian di mana kenyataan yang baru saia
dilihat atau pengalaman yang baru saja dialami berbeda dengan apa yang dipahami,
dipersepsikan atau dimaknai selama ini. Dan orang lain ternyata memiliki cara pandang
yang berbeda dengan dirinya, dan itu dinilai lebih tepat/akurat dalam melihat realitas.
Dihadapkan pada kondisi demikian. seseorang mengalami apa yang disebut sebagai
disorienting dilemma.
2) Fase identifying current assumption, ketika berada daiam disorienting dilemma,
seseorang terdorong untuk menggaili kembali berbagai asumsi dasar atau keyakinan yang
mendasari cara pandang yang selama ini dipakai. Dia juga terdorong untuk mengetahui
dan memahami Iebih jauh terhadap perspektif orang lain, dan berusaha mencari tahu
asumsi dasar atau keyakinan yang mendasari perspektif tersebut.
3) Encouraging criticised-reflection adalah suatu fase di mana seseorang mulai ragu
terhadap keabsahan dan kebenaran asumsi dasar atau keyakinan yang mendasari care
pandangnya salamini. Seseorang melakukan refleksi diri secara kritis, yaitu menimbang-
Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 3
nimbang, mempertanyakan atau bahkan menggungat asumsi dasar atau keyakinan yang
selama ini diyakini sebagai benar.
4) Fase encouraging critical discourse, untuk memperoleh penguatan atau pemantapan
dalam proses refleksi diri, dan sekaligus memperoleh pemahaman Iebih komprehensif
terhadap perspektif lain beserta asumsi dasar yang mendasarinya, seseorang melakukan
dialog secara intensif dengan orang lain, terutama mereka yang memililki persepktif Iain
tersebut.
5) Opportunity to test new paradigm/perspective, pada fase ini seseorang mulai tertarik
untuk mencoba menggunakan cara pandang perspektif “baru”, yaitu perspektif yang
dimiliki orang lain, untuk memandang, memahami, atau memaknai terhadap kenyataan
atau pengalaman. Dengan mencoba menggunakan cara pandang “baru” secara beulang-
ulang, dan ternyata dirasakan lebih tepat dalam memaknai kenyataan, maka seseorang
telah mengalami proses transformasi.

Menurut Mezirow (1997), alur yang mesti ada dalam transformatif learning adalah :
(1) Refining or elaborating our meaning schemes
(2) Learning new meaning schemes
(3) Transforming meaning schemes
(4) Transforming meaning perspectives

Patricia Cranton (2002) berpandangan bahwa proses transformasi terjadi melalui


serangkaian langkah berikut :
(1) Focus on learner experiences to determine readiness, recognize history, and
validate experience
(2) Recognize needs as learners prepare for program entry ands: they need
support
through different stage
(3) Engage learners in goal setting as a basis for self-directed learning, using
problem
solving, critical reflection. and analysis
(4) Develop reflective practice.
Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 4
2.2. INDIKATOR PEMBELAJARAN TRANSFORMATIF

Untuk mengetahui apakah seseorang telah mengalami transformasi atau tidak dapat
diketahui melalui sejumlah indikator yang disebut sebagai indicative of transformation (Gonigal,
2005). Menurut Cranton (1992) terdapat 3 (tiga) macam perubahan yang bisa dikategorikan
sebagai indikasi transformasi, yaitu :

(1) Terjadinya perubahan asumsi dasar (change in assumption)


Pembelajaran transformatif adalah pembelajaran yang menghendaki terjadinya
perubahan mindset peserta didik. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan mengubah frame of
reference (persepsi, asumsi dasar, pandangan, harapan, keyakinan dll) tertentu peserta
didik yang ditengarai menjadi akar dilemma hidupnya. Perubahan tersebut diyakini bisa
membantu peserta didik melepaskan diri dari stagnasi, menyadari kekeliruan tindakannya dan
mampu mengatasi permasalahan hidupnya di sepanjang hayat.

(2) Terjadinya perubahan perspektif (change in perspective)


Semua transformasi itu perubahan, tetapi tidak semua perubahan itu transformasi.
Dengan demikian, transformative learning dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran yang
diselenggarakan untuk menghasilkan perubahan aspek psikologis tertentu pada diri peserta didik,
suatu perubahan kesadaran yang bisa berskala luas dan mendasar, hingga ke tataran mindset.
Karena itu dalam bahasa yang dipermudah, Taylor (2006) mengalihistilahkan transformative
learning menjadi teaching for change atau pembelajaran untuk perubahan.

(3) Terjadinya perubahan periIaku (change in behavior)


Berdasarkan pengertian pokok tentang transformasi, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
transformatif adalah pembelajaran yang mampu menghasilkan perubahan pada diri peserta didik.
Pembelajaran yang tidak memberikan dampak perubahan mendasar pada diri peserta didik
dengan demikian sulit disebut sebuah pembelajaran transformatif.
Secara singkat belajar dapat diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan potensi diri
sendiri. Potensi yang diubahnya bisa pengetahuan, keterampilan, ataupun sikap. Cara untuk
Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 5
mengubah bisa berupa upaya menghafal, memahami, mencermati, mengkritisi ataupun menalar
suatu hal, bisa berupa melatih diri untuk menguasai keterampilan tertentu, membiasakan diri
untuk melakukan sesuatu ataupun menyadari hakikat sesuatu nilai.

Boyd (1989) menambahkan bahwa hasil dari pembelaiaran transformatif adalah


teriadinya perubahan diri (change in self). Berkaitan dengan implememasi model pembelaiaran
transformarif berbasis learning how to learn, indikasi yang digunakan untuk mengukur terjadinya
transformasi pada diri peserta didik Iebih pada perubahan perilaku sebagai indica give of
tranformation utamanya.
Perubahan lebih bersifat superfisial, sedangkan transformasi lebih bersifat
substansial.Transformasi memang pada dasarnya adalah sebuah proses atau peristiwa perubahan
diri, sehingga yang paling menentukan adalah diri sendiri, diri orang yang bersangkutan, bukan
orang lain. Karena itu perubahan diri merupakan inti dari proses transformative learning.

BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 6


Pembelajaran transformatif (transformative learning) merupakan model pembelajaran
yang dikembangkan dari perspektif transformasi yang pada awalnya digagas dan dikembangkan
oleh Mezirow (1978).
Gonigal (2005) mengajukan sejumlah langkah dalam fase implementasi pembelajaran
transformatif, yaitu :
(1) Activating event
(2) Fase identifying current assumption
(3) Encouraging criticised-reflection
(4) Fase encouraging critical discourse
(5) Opportunity to test new paradigm/perspective

Adapun fase-fase implementasi pembelajaran transformatif menurut Mezirow ; (1)


Refining or elaborating our meaning schemes, (2) Learning new meaning schemes, (3)
Transforming meaning schemes, and (4) Transforming meaning perspectives.
Sedangkah, Patricia Cranton (2002) berpandangan bahwa proses transformasi terjadi
melalui serangkaian langkah berikut :
(1) Focus on learner experiences to determine readiness, recognize history, and
validate experience
(2) Recognize needs as learners prepare for program entry ands: they need support
through different stage
(3) Engage learners in goal setting as a basis for self-directed learning, using problem
solving, critical reflection. and analysis,
(4) Develop reflective practice.

Kemudian, untuk mengetahui apakah seseorang telah mengalami transformasi atau tidak
dapat diketahui melalui sejumlah indikator yang disebut sebagai indicative of transformation
(Gonigal, 2005). Menurut Cranton (1992) terdapat 3 (tiga) macam perubahan yang bisa
dikategorikan sebagai indikasi transformasi, yaitu :
a. Terjadinya perubahan asumsi dasar (change in assumption)
b. Terjadinya perubahan perspektif (change in perspective)
Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 7
c. Terjadinya perubahan periIaku (change in behavior)

DAFTAR PUSTAKA

Hardika, 2012: Pembelajaran Transformatif berbasis Learning How To Learrn, Malang, UMM

Press.perpustakaan.uns.ac.id

Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 8


http://digilib.um.ac.id/index.php/Rubrik/pengembangan-pembelajaran-transformatif-berbasis-
paradigma-lifelong-learning-pada-setting-pendidikan-non-formal-dan-informal.html

http://pauddikmaskalsel.kemdikbud.go.id/index.php/2013-04-18-00-58-38/2013-04-17-01-54-
31/54-jurnal-bp-paudni/320-strategi-pendekatan-transformative-learning-pada-program-
pendidikan-nonformal-dan-informal

http://menuez-muaniz.blogspot.co.id/2012/04/pembelajaran-berdasarkan-teori.html

Fase Implementasi dan Indikator Pembelajaran Transformatif | 9

You might also like