You are on page 1of 22

LAPORAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT


NUTRISI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK)
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr.SOETOMO

Disusun oleh :
Kelompok 17 Profesi Ners
1. Ani Rihlatun Ni’mah, S.Kep (131813143038)
2. Annisa Mufidah, S.Kep (131813143052)
3. Widya Fathul Jannah, S.Kep (131813143107)
4. Aprhodita Emawati, S.Kep (131813143017)
5. Arfa Zikriani , S.Kep (131813143081)
6. Astrid Anggreswari, S.Kep (131813143104)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
NUTRISI PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK)
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr.SOETOMO
Topik : Nutrisi untuk Pasien Penyakit Ginjal Kornik
Sub Topik : Nutrisi tepat untuk pasien dengan Penyakit Ginjal Kronik
Sasaran : Pasien dan keluarga penderita Penyakit Ginjal Kronik
Hari / Tanggal : Sabtu / 22 September 2018
Tempat : Ruang Hemodialisa RSUD Dr. Soetomo
Waktu : 10.00 – 10.30 WIB (30 menit)
Pelaksana : Mahasiswa Kelompok 17 Profesi Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga

I. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mendapat penyuluhan selama 30 menit, pasien dan
keluarga dapat menambah wawasan tentang nutrisi yang seimbang
untuk Penyakit Ginjal Kronis (PGK) dan dapat menerapkan menu
diet dengan gizi seimbang dalam kehidupan sehari-hari sehingga
dapat menurunkan resiko keparahan Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit pasien dan keluarga
mampu :
1. Menyebutkan kembali tentang pengetahuan Nutrisi utuk
penderita Penyakit Ginjal Kronis (PGK) secara umum
2. Menyebutkan kembali manfaat dari nutrisi bagi penderita
Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
3. Menyebutkan kembali Nutrisi tepat untuk penderita
Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
II. Sasaran
Peserta dalam penyuluhan ini adalah pasien dan keluarga di Ruang
Hemodialisa RSUD Dr. Soetomo Surabaya

III. Materi
Terlampir

IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi dan Tanya Jawab

V. Media
1. Leaflet
2. Power Point

VI. Pengorganisasian
1. Pembimbing Akademik : Laily Hidayati., S.Kep.,Ns. M.Kep
2. Penyaji : Arfa Zikriani, S.Kep
3. Moderator : Astrid Anggreswari, S.Kep
4. Notulen : Annisa Mufidah, S.Kep
5. Observer : Widya Fathul Jannah, S.Kep
6. Fasilitator : Ani Rihlatun Ni’mah, S.Kep
Aprhodita Emawati, S.Kep
7. Peserta :Pasien dan keluarga di
Ruang Rawat Hemodialisa RSUD
Dr. Soetomo
VII.Setting Tempat

LCD

Keterangan :

Penyaji
Pembimbing
Akademik Fasilitator

Moderator Peserta

Observer Notulen
VIII. Pelaksanaan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 3 Menit Pembukaan :
1. Menguca 1) Menjawab salam
2) Mengenal tim penyuluh
pkan salam
3) Mengetahui kontrak
2. Memperk
waktu penyuluhan
enalkan diri 4) Mengerti tujuan dari
3. Menjelas penyuluhan
kan kontrak waktu 5) Mengetahui poin-poin
4. Menjelas yang akan disampaikan
kan tujuan dari penyuluhan
5. Menyebut
kan materi penyuluhan yang akan
diberikan
6. Menyebar
kan leaflet kepada peserta
2. 15 Menit Pelaksanaan :
Mengkaji pengetahuan peserta tentang 1) Mendengarkan dan
memperhatikan materi
Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
Menjelaskan materi tentang :
1. Pengetahuan Penyakit Ginjal
Kronis (PGK) secara umum
2. Manfaat dari pengaturan nutrisi
bagi penderita Penyakit Ginjal
Kronis (PGK)
3. Nutrisi seimbang bagi penderita
Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
3. 10 menit Diskusi atau Tanya jawab dan evaluasi :
1) Mengajukan
1) Memberikan kesempatan pada
pertanyaan
peserta untuk bertanya kemudian
2) Menanggapi jawaban
didiskusikan bersama 3) Menjawab pertanyaan
2) Menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan
3) Memberikan reinforcement kepada
peserta bila dapat menjawab dan
menjelaskan kembali pertanyaan
atau materi yang telah disampaikan
4. 2 Menit Terminasi :
1) Mengucapkan terimakasih 1) Mendengarkan dan
kepada peserta membalas salam
2) Mengucapkan salam penutup

IX. Evaluasi
1. Kriteria Struktur
a. Peserta yang hadir minimal 10 orang
b. Pembuatan Susunan Acara penyuluhan (SAP), leaflet dikerjakan
maksimal sehari sebelum acara dilaksanakan
c. Penentuan tempat yang akan digunakan dalam penyuluhan
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelum dan saat penyuluhan dilaksanakan
e. Kontrak waktu dan tempat diberikan pada satu hari sebelum
acara dilaksanakan
2. Kriteria Proses
a. Peserta antusias dan aktif bertanya selama materi penyuluhan
b. Peserta mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan dari
awal sampai akhir
c. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan job description yang
sudah dibuat dalam SAP
d. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan SAP yang telah dibuat
3. Kriteria Hasil
a. Acara dimulai tepat waktu tanpa kendala
b. Peserta mengikuti kegiatan sesuai dengan aturan yang telah
dijelaskan
c. Peserta terbukti memahami materi yang telah disampaikan
penyuluh dilihat dari kemampuan menjawab pertanyaan
penyuluhan dengan benar
MATERI PENUYULUHAN
DIET GIZI SEIMBANG PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT
GINJAL KRONIS (PGK)

A. Pengertian Penyakit Ginjal Kronis (PGK)


Gagal ginjal kronis adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolism serta keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah (Muttaqin,
2011).
B. Klasifikasi Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
KDOQI (Kidney Disease Outcome Quality
Initiative) merekomendasikan pembagian CKD berdasarkan stadium dari
tingkat penurunan LFG (Laju Filtrasi Glomerolus):
1. Stadium 1 : kelainan ginjal yang ditandai dengan albuminaria
persisten dan LFG yang masih normal ( > 90 ml / menit / 1,73 m 2).
Umumnya pasien masih memiliki tekanan darah yang normal, tidak
ada abnormalitas hasil laboratorium, dan tidak ada manifestasi klinis
yang terjadi. Pada stadium ini dapat disebut juga sebagai resiko gagal
ginjal kronis.
2. Stadium 2 : Kelainan ginjal dengan albuminaria persisten dan LFG
antara 60 -89 mL/menit/1,73 m2. Keadaan ini disebut juga sebagai
insufisiensi ginjal kronis. Umumnya asimtomatik tetapi muali
menjurus kearah hipertensi dan mulai ada hasil laborotorium yang
abnormal.
3. Stadium 3 : kelainan ginjal dengan LFG antara 30-59
mL/menit/1,73m2. Keadaan ini disebut juga sebagai insufisiensi ginjal
kronis yang menjurus kearah gagal ginjal kronis. Pasien umumnya
masih asimtomatik, tetapi hasil laboratorium yang abnormal terjadi
pada beberapa organ dan hipertensi seringkali ditemukan.
4. Stadium 4 : kelainan ginjal dengan LFG antara 15-
29mL/menit/1,73m2. Keadaan ini disebut juga dengan gagal ginjal
kronis. Pasien mulai merasakan manifestasi klinis yang berhubungan
dengan gagal ginjal kronis seperti keletihan dan berkurangnya nafsu
makan.
5. Stadium 5 : kelainan ginjal dengan LFG < 15 mL/menit/1,73m2 atau
gagal ginjal terminal. Keadaan ini disebut juga sebagai gagal ginjal
stadium akhir. Manifestasi klinis yang dapat terjadi antara lain
peningkatan BUN, Peningkatan serum kreatinin, polyuria, dehidrasi,
hiponatremi, penurunan libido, infertilisasi, infeksi, glukosa darah
yang tidak teratur, anemia, pucat, hipokalsemia, menurunnya waktu
penyembuhan luka, asidosis metabolic, hyperkalemia, hipertensi,
edema, gagal jantung, perubahan system saraf pusat, pruritus,
proteinuria, pericarditis, perubaahan saraf perifer, mudah berdarah, dan
perubahan rasa.
Untuk menilai GFR ( Glomelular Filtration Rate ) / CCT ( Clearance
Creatinin Test ) dapat digunakan dengan rumus :
Clearance creatinin ( ml/ menit ) = ( 140-umur ) x berat badan ( kg )
72 x creatinin serum
C. Penyebab Penyakit Ginjal Kronis (PGK)
Penyebab GGK (Price & Wilson, 2006), dibagi menjadi delapan, antara lain:
1. Infeksi misalnya pielonefritis kronik
2. Penyakit peradangan misalnya glomerulonefritis
3. Penyakit vaskuler hipertensif misalnya nefrosklerosis benigna,
nefrosklerosis maligna, stenosis arteria renalis
4. Gangguan jaringan penyambung misalnya lupus eritematosus sistemik,
poliarteritis nodosa, sklerosis sistemik progresif
5. Gangguan kongenital dan herediter misalnya penyakit ginjal polikistik,
asidosis tubulus ginjal
6. Penyakit metabolik misalnya DM, gout, hiperparatiroidisme,
amiloidosis
7. Nefropati toksik misalnya penyalahgunaan analgesik, nefropati timbal
8. Nefropati obstruktif

D. Faktor Resiko Penyakit Ginjal Kronis (PGK)


Faktor risiko gagal ginjal kronik, yaitu pada pasien dengan diabetes
melitus atau hipertensi, obesitas atau perokok, berumur lebih dari 50
tahun, dan individu dengan riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi,
dan penyakit ginjal dalam keluarga (National Kidney Foundation, 2009).
Tabel 2.2 Kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya CKD
Kondisi yang meningkatkan terjadinya CKD

Riwayat keluarga dengan penyakit polikistik ginjal atau penyakit ginjal


genetic
Bayi berat lahir rendah
Anak dengan riwayat gagal ginjal akut
Hipoplasia atau displasia ginjal
Penyakit urologi terutama uropati obstruktif
Refluks verikoureter yang berhubungan dengan infeksi saluran kemih dan
parut
Ginjal
Riwayat menderita sindrom nefrotik atau sindrom nefritis akut
Riwayat menderita sindrom hemolitik uremik
Riwayat menderita Henoch Schoenlein Purpura
Diabetes melitus
Lupus Eritrematosus Sistemik
Riwayat menderita tekanan darah tinggi

Sumber: Hogg, 2003

E. Tanda dan Gejala Penyakit Ginjal Kronis (PGK)


Menurut Smeltzer (2008) manifestasi klinis gagal ginjal kronis adalah
sebagai berikut:
1. Sistem pernapasan (B1/ Breathing)
a. Krekels
b. Sputum kental dan liat
c. Napas dangkal
d. Pernapasan kusmaul
2. Sistem kardiovaskuler (B2/ Blood)
a. Hipertensi
b. Pitting edema (kaki, tangan, sakrum)
c. Edema periorbital
d. Friction rub perikardial
e. Pembesaran vena leher
3. Sistem neurologi (B3/Brain)
a. Kelemahan dan keletihan
b. Konfusi
c. Disorientasi
d. Kejang
e. Kelemahan pada tungkai
f. Rasa panas pada telapak kaki
g. Perubahan perilaku
4. Sistem perkemihan (B4/Bladder)
Ditemukan oliguria sampai anuria.
5. Sistem pencernaan (B5/Bowel)
a. Napas berbau amonia
b. Ulserasi dan perdarahan pada mulut
c. Anoreksia, mual dan muntah
d. Konstipasi dan diare
e. Perdarahan dari saluran GI.
6. Sistem integument (B6 /Integumen)
a. Warna kulit abu-abu, mengkilat
b. Kulit kering, bersisik
c. Pruritus
d. Ekimosis
e. Kuku tipis dan rapuh
f. Rambut tipis dan kasar
7. Sistem muskuloskeletal (B6 /Bone)
a. Kram otot
b. Kekuatan otot hilang
c. Fraktur tulang
d. Foot drop
F. Penatalaksanaan
1. Observasi keseimbangan cairan antara yang masuk dan keluar

Masukan Haluaran

Cairan oral: 1100-1400 mL Urin: 1200-1500 mL

Air dalammakanan: 800-1000 mL Feses: 100-200 mL

Air hasilmetabolisme: 300 mL Paru: 400 mL

Kulit: 500-600 mL

Total: 2200-2700 mL Total: 2200-2700 mL

2. Batasi cairan yang masuk


Menghitung kebutuhan cairan per hari
Metode 1
1) Dewasa <55 tahun : 30-35 mL/kg BB
2) Dewasa usia 55-75 tahun : 30 mL/kg BB
3) Dewasa usia >75 tahun : 25 mL/kg BB
Metode 2

10 kg pertama dikalikan 100 mL cairan

10 kg ke-dua dikalikan 50 mL cairan

Sisa kg dikalikan 15 mL cairan

3. Cuci darah (hemodialisa)


4. Operasi
5. Pengambilan batu
6. Transplantasi ginjal (Cangkok Ginjal)
7. Nutrisi
8. Obat-obatan
G. Komplikasi
a. Hiperkalemia
b. Perikarditis
c. Hipertensi
d. Anemia
e. Penyakit tulang (Smeltzer & Bare, 2001)
H. Malnutrisi pada penderita Penyakit Ginjal Kronik (PGK)
1. Definisi
Malnutrisi protein-energi atau protein-energy malnutrition (PEM) adalah
kondisi berkurangnya protein tubuh dengan atau tanpa berkurangnya lemak,
atau suatu kondisi terbatasnya kapasitas fungsional yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrient, yang pada akhirnya
menyebabkan berbagai gangguan metabolik, penurunan fungsi jaringan, dan
hilangnya massa tubuh. Meskipun berbagai faktor yang terkait dengan
prosedur dialisis dapat menyebabkan PEM, studi terbaru menunjukkan bahwa
kekurangan gizi sebelum dilakukannya dialisis juga umum terjadi.
2. Etiologi
- gangguan metabolisme pada protein dan energi,
- kekacauan hormonal,
- pengurangan spontan energi dalam makanan dan asupan protein.

3. Penilaian malnutrisi pada penderita CKD


Penanda gizi yang ideal dan dapat diandalkan harus baik memprediksi
outcome klinis penting atau mengidentifikasi pasien yang harus menerima
manajemen gizi. Penanda klinis yang paling umum digunakan adalah serum
albumin. Sejumlah besar penelitian telah menunjukkan bahwa serum albumin
adalah indikator yang dapat diandalkan untuk status gizi, dan menampilkan
respon penting untuk intervensi gizi.
Kriteria diagnostik untuk PEM berada ke dalam empat kategori yang berbeda:
a. Indikator biokimia,
b. Berat badan rendah, berkurangnya lemak tubuh atau berat badan,
c. Penurunan massa otot, dan
d. Protein rendah atau asupan energy (jadeja, 2012)
4. Kebutuhan nutrisi pada penderita CKD

Kalori gagal ginjal : 35 kkal/kgBB


Kalori >60 tahun gagal ginjal : 30 kkal/kgBB

5. Indeks Malnutrisi
6. Meningkatkan status nutrisi pada pasien CKD
a. Meningkatkan asupan oral pada pasien CKD malnutrisi. Yaitu dengan :
menghindari pembatasan makanan pada pasien dengan intake yang
kurang, memberikan supplement oral cair dan snack, mengobati
gastroparesis dan kondisi GI lainnya, mencapai control glikemik,
koreksi abnormalitas elektrolit, evaluasi dan pengenalan depresi.
b. Asupan sodium diet sering dibatasi untuk 2000 - 4000 mg per hari
untuk pasien dengan CKD, dalam upaya untuk membantu dalam
mengendalikan hipertensi, dan untuk menghindari rasa haus yang
berlebihan dan konsumsi cairan pada pasien dengan oliguria atau
anuria.
c. Pasien dengan CKD juga sering mengalami hyperphosphatemia.
Sebuah pembatasan fosfor diet 800 - 1000 mg per hari harus
dilaksanakan ketika fosfor serum meningkat> 4,6 mg / dL.
d. Energi yang direkomendasikan untuk pasien yang menjalani
hemodialisis dan dialisis peritoneal adalah 30 - 35 kkal / kg per hari.
Rerata asupan yang disarankan diet protein adalah 1,2 g / kg per hari
pada pasien hemodialisis, dan 1,3 g / kg per hari pada pasien dialisis
peritoneal.
e. Olahraga yang diresepkan dan Berhenti merokok.
G. Perawatan GGK di Rumah
Pengaturan diet: tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, rendah kalium.
1. Jenis Makanan Yang Diperbolehkan
a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Nasi, bihun, jagung, madu,
permen.
b. Bahan makanan sumber protein: Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah
protein
c. Bahan makanan sumber lemak: Minyak jagung, minyak kacang tanah
d. Bahan makanan sumber vitamin: Semua sayuran dan buah-buahan
dengan pengolahan khusus, yaitu:
1) Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan air
mengalir.
2) Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur dan
buah terndam, rendam selama 2 jam (banyaknya air kurang lebih 10
kali bahan makanan).
3) Buang air rendaman.
4) Bilas dengan air mengalir.
5) Masak buah dan sayur. Buah dapat dimasak sebagai setup/cocktail
(buang air rebusan buah).
2. Jenis Makanan yang Tidak Diperbolehkan
a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Umbi – umbian (kentang,
singkong, ubi, talas, dll)
b. Bahan makanan sumber protein: Kacang-kacangan dan hasil olahannya
seperti tempe dan tahu
c. Bahan makanan sumber lemak: Minyak kelapa, santan, lemak hewan
d. Bahan makanan sumber vitamin dan mineral: Sayuran dan buah-buahan
tinggi kalium pada klien yang memiliki kadar kalium tinggi dalam darah.

Tujuan Diet pada pasien dengan penyakit Gagal Ginjal Kronik adalah:

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan


2. memperhitungkan sisa fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
3. Mencegah dan menurunkan kadar ureum darah yang tinggi (uremia).
4. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Mencegah atau mengurangi progresifitas gagal ginjal, dengan
6. memperlambat turunnya lajufiltrasi glomerulus (Almatsier, 2006).

Pada penderita GGK sering terjadi mual, muntah, anoreksia, dan gangguan lain
yang menyebabkan asupan gizi tidak adekuat/tidak mencukupi.

Syarat Pemberian Diet pada Gagal Ginjal Kronik adalah (Almatsier 2006):

1) Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.


2) Protein rendah, yaitu 0,6 – 0,75 gr/kg BB.
3) Lemak cukup, yaitu 20-30% dari kebutuhan total energi, diutamakan
lemak tidak jenuh ganda.
4) Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi yang berasal
dari protein dan lemak.
5) Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau
anuria, banyak natriumyang diberikan antara 1-3 g.
6) Kalium dibatasi (60-70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah >
5,5 mEq), oliguria,atau anuria.
7) Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah urine sehari ditambah dengan
pengeluaran cairanmelalui keringat dan pernapasan (±500 ml).
8) Vitamin cukup, bila perlu berikan suplemen piridoksin, asam folat, vitamin
C, vitamin D.
9) Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu :
a. Diet Protein Rendah I: 30 gr protein diberikan kepada pasien dengan berat
badan 50 kg.
b. Diet Protein Rendah II: 35 gr protein diberikan kepada pasien dengan
berat badan 60 kg.
c. Diet Protein Rendah III: 40 gr protein diberikan kepada pasien dengan
berat badan 65 kg.
d. Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat bergantung
pada keadaan dan berat badan perorangan, maka jumlah protein yang
diberikan dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada standar. Untuk
protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam amino esensial
murni.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin & Kumala. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.


Salemba Medika : Jakarta.
National Kidney Foundation, 2009. Chronic Kidney Disease. New york: National
Kidney Foundation. Available from:
http://www.kidney.org/kidneydisease/ckd/index.cfm#whatis. [Accessed 20
April 2016].
Smeltzer, Susanne C & Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-
Bedah. EGC : Jakarta

Jadeja YP, Kheer V. 2012. Protein energy wasting in chronic kidney disease: An
update with focus on nutritional interventions to improve outcomes. Indian
J endrocinol Metab,16 (2) : 246-251

Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta: Gramedia.
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN
PENYULUHAN NUTRISI PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL
KRONIS (PGK)
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS
ANGKATAN 2014
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. SOETOMO

Kriteria Struktur Kriteria Proses Kriteria Hasil


1) Peserta yang hadir dalam Pembukaan: 1) Acara dimulai tepat
kegiatan minimal 10 orang 1) Mengucapkan salam waktu tanpa kendala
2) Pembuatan Susunan Acara 2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan kontrak
penyuluhan (SAP), leaflet
2) Peserta mengikuti
waktu
dikerjakan maksimal sehari
4) Menjelaskan tujuan dari kegiatan sesuai dengan
sebelum acara dilaksanakan
penyuluhan aturan yang telah
3) Penentuan tempat yang akan
5) Menyebutkan materi
dijelaskan
digunakan dalam penyuluhan
penyuluhan yang akan
4) Pengorganisasian 3) Peserta terbukti
diberikan
penyelenggaraan penyuluhan memahami materi
6) Menyebarkan leaflet
dilakukan sebelum dan saat yang telah
kepada peserta
penyuluhan dilaksanakan disampaikan penyuluh
5) Kontrak waktu dan tempat
dilihat dari
Pelaksanaan:
diberikan pada satu hari
kemampuan menjawab
Mengkaji pengetahuan peserta
sebelum acara dilaksanakan
pertanyaan
tentang Penyakit Ginjal Kronis
penyuluhan dengan
(PGK)
benar
Menjelaskan materi tentang :
1) Pengertian PGK
2) Penyebab dari PGK
3) Tanda dan gejala PGK
4) Pengobatan bagi penderita
PGK
5) Manfaat nutrisi bagi
penderita PGK
6) Nutrisi yang penting bagi
penderita PGK
DAFTAR HADIR PESERTA
PENYULUHAN NUTRISI PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL
KRONIS (PGK)
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS
ANGKATAN 2014
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. SOETOMO

No. NAMA ALAMAT TTD


1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.
11. 11.
12. 12.
13. 13.
14. 14.
15. 15.
16. 16.
17 17.
18. 18.
19. 19.
20. 20.
21. 21.
DAFTAR PERTANYAAN
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN
PENYULUHAN NUTRISI PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS (PGK)
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS
ANGKATAN 2014
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
DI RUANG HEMODIALISA RSUD Dr. SOETOMO

No. NAMA PERTANYAAN JAWABAN


1. Susu apa yang boleh diminum Nefrisol D, untuk menambah
pasien hemodialisis? kalsium yang cenderung
rendah pada pasien
hemodialisis karena
perubahan elektrolit. Fosfat
meningkat sehingga butuh
kalsium dari luar tubuh.

2. Buah apa yang boleh dimakan Semua buah tidak boleh


pasien hemodialisis? dikonsumsi, kecuali sudah
direbus terlebih dahulu untuk
menghilangkan kadar
kaliumnya sehingga aman
untk dikonsumsi.

3. Apa pasien hemodialisis Boleh. Akan tetapi sayur


boleh makan sayur? harus direbus dan air
rebusannya dibuang terlebih
dahulu, kemudian dimasak
kembali sehingga aman untuk
dikonsumsi pasien
hemodialisis.
4. Apakah ada harapan untuk Pada dasarnya hemodialisis
sembuh bagi pasien yang hanya untuk mempertahankan
sudah lama menjalani kondisi pasien. Penyakit
hemodialisis? ginjal kronis ini bersifat
irreversible, sehingga tidak
dapat kembali seperti sebelum
sakit.

5. Bagaimana tips-tips untuk Dengan minum obat


penderita hipertensi yang hipertensi secara teratur,
belum sampai mengalami sering memeriksakan tekanan
gagal ginjal? darah, menjaga diet dengan
mengurangi makan makanan
asin, mengurangi konsumsi
kopi, mengurangi merokok,
dan menjaga diri dari stress.
6. Apakah boleh makan pete Tidak diperbolehkan.
untuk pasien hemodialisis?

You might also like