You are on page 1of 20

Makalah Perbanyakan Tanaman Menggunakan Metode Reproduksi Vegetatif

Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Akademik Mata Kuliah Dasar
Teknologi Produksi Tanaman Pada Program Studi Agroteknologi

Disusun oleh:

Farisa Qisthi Shafara (150510170036)


Anisa Rachmawati (150510170039)
Andriyani Agistin (150510170049)
Kania Fatharani (150510170064)
Safira Maulidah Priyadie (150510170056)

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan taufik dan hidayah sehingga penulis dapat menyeleseikan makalah ini.

Makalah ini berjudul Perbanyakan Tanaman Menggunakan Metode Reproduksi


Vegetatif yang isinya menginformasikan salah satu perbanyakan tanaman dengan
metode-metode vegetatif .Makalah ini disusun untuk memberikan informsi seputar
perbanyakan tanaman pada pembaca. Selain itu, juga untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Dasar Teknologi Produksi Tanaman.

Makalah ini tersusun atas bantuan dan arahan juga bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yth. Dosen pengajar Mata Kuliah Dasar Teknologi Produksi Tanaman selaku
dosen pembimbing yang memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu pengertahuan
sehingga penulis dapat menyeleseikan makalah ini.

2. Teman-teman seangkatan yang telah membantu dalam proses pembelajaran


dan memberikan semangat sehingga saya dapat menyeleseikan makalah.

Semoga kebaikan semua pihak mendapat balasan yang berlipat dari Allah Swt.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca yang
baik untuk penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.

Meskipun makalah ini masih belum sempurna, semoga bermanfaat khusunya


bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Jatinangor, 9 Maret 2018

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………ii

DAFTAR ISI…………………………………..…………………………………iii

DAFTAR GAMBAR………………………….…………………………………iv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1

1.1 Latar Belakang…………………....…………………………………...1


1.2 Rumusan Masalah…………………..…………………………………2
1.3 Tujuan………………………………………………………………....2
1.4 Manfaat……………………………...…………................................2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………….4

BAB III PENUTUP………………………………………………………………21

3.1Kesimpulan..................................................................................21
3.2 Saran………………………………………………………………….21

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....22

LAMPIRAN……………………………………………………………………...23
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian di Indonesia sangatlah berkembang dari masa kemasanya. Dengan begitu


kepadadatan dan ketingkatan manusia pun bertambah. Pada awal peradaban manusia
dapat mudah mendapatkan makanan disekitar mereka. Diawal jaman lahan pertanian
masih sangtalah luas. Lahan pertanian yang luas ini masih bisa dirawat dan dilestarikan.

Tetapi jaman saat ini lahan pertanian sudah menjadi menyempit. Dikarenakan
pertambahan angka manusia yang terus naik dan dibuatlah gedung-gedung yang
mengisi lahan kosong tersebut. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa pertanian harus
dapat menyesuaikan tingkat konsumsi dengan jumlah manusia. Dengan begitu, banyak
cara untuk melakukan perbanyakan tanaman dengan seimbang.

Cara-cara melakukan perbanyakan tanaman ada dua cara yang akan dibahas yaitu
vegetatif dan generatif. Cara vegetatif ada stek, air layering, grafting, okulasi, kultur
jaringan, dan anakan. Cara vegetatif itu sendiri menjadikan banyaknya keturunan dari
tanaman itu sendiri dengan kualitas yang baik pula.Cara vegetatif ini dapat dilakukan di
polybag sehingga tidak memakan lahan yang banyak diawal.

Pembuatan perbanyakan vegetatif ini masuk kedalam bidang pertanian dan teknologi.
Selain manfaatnya yang banyak hal ini juga menjadikan pembelajaran untuk melakukan
rekayasa atau teknologi pada tanaman. Dengan banyakannya gedung-gedung hal ini
juga dapat dilakukan menggunakan pot kecil dan bisa disimpan didinding atau tempat
terbuka lainnya.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik membuat suatu makalah dengan topik
perbanyakan tanaman.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Bagaimana cara Perbanyakan Tanaman Menggunakan Metode Reproduksi Vegetatif?

2. Bagaimana langkah-langkah yang efektif dalam Perbanyakan Tanaman


Menggunakan Metode Reproduksi Vegetatif?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui Perbanyakan Tanaman Menggunakan Metode Reproduksi


Vegetatif.

2. Untuk mengetahui cara-cara Perbanyakan Tanaman Menggunakan Metode


Reproduksi Vegetatif.

3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Teknologi Produksi Tanaman.

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk menambahkan ilmu pengetahuan tentang perbanyak tanaman.

2. Untuk menemukan solusi mengatasi perbanyak tanaman.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Reproduksi Vegetatif

Kata Reproduksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah


pengembangbiakan, tiruan, atau hasil ulang sedangkan kata vegetatif menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan cara reproduksi aseksual pada tumbuh-
tumbuhan. Perkembangbiakan vegetatif adalah secara tak kawin atau aseksual. Disebut
perkembangbiakan aseksual karena pada perkembangbiakan vegetatif ini tidak
membutuhkan adanya proses perkawinan/penyerbukan dan pembuahan yang
memerlukan pertemuan antara sel kelamin jantan dan sel kelamin betina untuk
menciptakan individu baru. Perkembangbiakan vegetatif di sebut juga reproduksi
vegetatif dan hanya dapat terjadi pada tumbuhan tertentu dan hewan tingkat rendah.

Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan proses perbanyakan tanaman dengan


menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, umbi, dan akar
atau disebut juga bibit yang digunakan untuk menghasilkan tanaman baru yang sifatnya
sama dengan induknya.

2.2 Perbanyakan Tanaman dengan Vegetatif Alami

Perbanyakan vegetatif alami adalah reproduksi aseksual yang terjadi tanpa


campur tangan pihak lain seperti manusia. Sehingga dapat terjadi dengan sendirinya.
Adapun cara perbanyakan tanaman dengan vegetatif alami ini antara lain sebagai
berikut :

 Membelah Diri

terjadi pada tumbuhan tingkat rendah, yaitu tumbuhan yang bersel satu seperti Volvox
 Spora
Spora adalah inti sel yang berubah fungsi menjadi alat
perkembangbiakan. Seperti pada daun tumbuhan paku yang dapat
menghasilkan spora disebut daun fertil (subur).

 Rhizoma (Akar Tinggal)

Rhizoma (akar tinggal) adalah batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah yang
menyerupai akar. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan rhizoma (akar
tinggal) adalah jenis jahe-jahean (jahe, kunyit, kunci, kencur, temu lawak).
 Umbi Lapis

Umbi lapis adalah bagian dari pelepah daun yang berfungsi sebagai cadangan makanan
dan bentuknya berlapis-lapis. Pada bagian ketiak daun terdapat tunas sebagai calon
individu baru yang disebut siung. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan
umbi lapis adalah bawang merah dan bawang putih.

 Umbi Batang

Umbi batang adalah bagian batang yang tumbuh di dalam tanah dan berfungsi untuk
menyimpan cadangan makanan, terutama berupa zat tepung. Pada kulit umbi terdapat
mata tunas dan jika lingkungan sesuai akan tumbuh menjadi tunas baru. Contoh
tumbuhan yang berkembang biak dengan umbi batang yaitu Kentang dan ketela rambat.
 Ubi Akar

Ubi akar adalah akar yang berubah fungsi untuk menyimpan cadangan makanan
terutama zat tepung. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan ubi akar adalah
wortel, dan bunga dahlia.

 Tunas

Tunas adalah kuncup yang tumbuh pada ujung batang atau ketiak daun. Tumbuhan
dikatakan berkembang biak dengan tunas apabila tunas dari tumbuhan induk tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Contoh tumbuhan yang berkembang biak dengan tunas adalah
bambu dan pisang.

 Tunas Daun (tunas adventif)

Tunas yang tumbuh pada daun disebut tunas adventif. Pada tepi daun terdapat tunas
yang dapat tumbuh bila diletakkan di tanah gembur. Contoh tumbuhan yang dapat
berkembang biak dengan tunas daun adalah cocor bebek dan begonia.
 Geragih (Stolon)

Geragih adalah batang beruas yang tumbuh menjalar di atas atau di bawah permukaan
tanah. Ruas tanaman bila menyentuh tanah akan tumbuh akar dan tunas baru sehingga
menjadi tanaman baru. Contoh tumbuhan bergeragih di atas permukaan tanah adalah
stroberi, pegagan, dan semanggi. Contoh tumbuhan bergeragih di bawah permukaan
tanah adalah rumput teki.

2.3 Perbanyakan Tanaman dengan Vegetatif Buatan

Perbanyakan tanaman vegetatif buatan merupakan proses perkembangbiakan


aseksual dengan bantuan manusia. Adapun cara perbanyakan tanaman dengan vegetatif
buatan ini antara lain sebagai berikut :

 Cangkok (Air layering)

Merupakan usaha untuk memperbanyak (mengembangbiakkan) tumbuhan dengan cara


membuat akar baru pada bagian batang. Batang yang telah tumbuh akarnya dapat
dipotong dan ditanam menjadi tanaman baru. Tumbuhan yang biasa dicangkok adalah
tanaman buah-buahan, seperti jambu, mangga, jeruk, dan belimbing. Selain itu tanaman
hias juga ada yang dapat dicangkok, misalnya bunga nusa indah, melati, dan soka.
 Merunduk (Layering)

Memperbanyak tanaman dengan cara membengkokkan sebagian batang atau ranting


dan memendamkannya ke dalam tanah. Contoh tumbuhan yang berkembang biak
dengan cara merunduk adalah apel dan bougenvil.

 Kopulasi (Grafting)

Kopulasi disebut juga mengenten atau menyambung yaitu menggabungkan batang


bawah dan batang atas dari tanaman yang berbeda sehingga diperoleh tanaman baru.
Contoh kopulasi antara lain tanaman terung disambung dengan tomat. Contoh buah-
buahan yang biasa dikopulasi adalah mangga dan durian.
 Okulasi atau menempel (Budding)

Cara memperbanyak tanaman dengan menempelkan tunas muda pada ranting atau
batang tanaman induk. Tujuan okulasi adalah menggabungkan dua sifat tanaman yang
berbeda sehingga mendapatkan tanaman yang sifatnya lebih baik dari induknya. Contoh
tanaman yang biasa diokulasi adalah jeruk, rambutan, dan durian.

 Kultur Jaringan

Membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat sama
dengan induknya. Kultur Jaringan diartikan pula dengan memelihara & menumbuhkan
organ tanaman (embrio, tunas, bunga dsb) atau jaringan tanaman (sel, kalus, protoplast)
pada kondisi aseptik. Kultur jaringan akan lebih besar keberhasilannya bila
menggunakan jaringan meristem. Contoh tumbuhan hias adalah kenanga, cendana, ubi
gondola, ubi duren, cempaka, adenium merah, krisan, zaitun. Tumbuhan buah-buahan
yaitu nanas bogor, jeruk,Pear merah, apel merah, leci. Tanaman hias yaitu Anggrek
bulan hybrid, Anggrek cattleya, Aglaonema Esmeralda, Aglaonema Catherine,
Aglaonema hotlady, Anthurium sirih, Anthurium jamanii lemon, Anthurium jamaniii
cobra.
 Stek

Memperbanyak atau mengembangbiakkan tumbuhan dengan menanam potongan bagian


tertentu dari tanaman. Potongan-potongan tersebut harus memiliki buku-buku. Berikut
adalah 3 macam setek, yaitu stek batang, stek daun, dan stek akar.

 Stek Batang

Stek batang adalah memperbanyak atau mengembangbiakkan tumbuhan dengan cara


menanam potongan-potongan batang atau ranting yang memiliki mata tunas. Contoh
stek batang yaitu pada tanaman ketela pohon, tebu, sirih, bunga sepatu, singkong,
mawar, beringin, bambu, cempaka, cakra cikri, bougenville, tumbuhan daun afrika.

 Stek Daun

Setek daun yaitu memperbanyak tanaman dengan cara menanam potongan atau helaian
daun. Contoh tanaman yang dapat disetek daunnya adalah: cocor bebek, begonia, dan
sania.
 Stek Akar

Stek akar yaitu memperbanyak tanaman dengan cara menanam potongan-potongan


akar. Contoh setek akar yaitu pada tumbuhan sukun dan kersen.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan Perbanyakan Vegetatif

Keuntungan dari penggunaan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain
sebagai berikut :

 Tanaman tidak menghasilkan biji yang berkecambah dengan mudah

 Lebih ekonomis

 Pada tanaman tahunan dapat mempersingkat fase juvenil

 Sifat turunannya sama dengan induknya

 Terdapat self inkompatibilitas

 Lebih cepat berbuah

 Dapat digabung sifat-sifat yang diinginkan

Kelemahan dari penggunaan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif antara lain
sebagai berikut :

 Perakaran kurang baik

 Jangka waktu berubah menjadi pendek


 Lebih sulit di kerjakan karena membutuhkan keahlian tertentu

 Mewarisi sifat jelek induknya disamping sifat baiknya

 Sulit memperoleh tanaman dalam jumlah yang besar yang berasal satu
pohon induk

2.6 Kriteria Bibit Unggul

kemurnian benih ditentukan oleh jumlah material yang tidak diinginkan hadir dalam
benih murni. Kontaminan seperti biji gulma berbahaya, biji tanaman yang tidak
diinginkan atau bahan lembam tidak hanya meningkatkan biaya produksi, tetapi juga
secara substansial mengurangi kualitas dan kuantitas panen. Jika membeli benih yang
belum benar, dikondisikan untuk menghilangkan benih gulma yang tidak diinginkan,
termasuk dalam pengambilan keputusan pemakaian herbisida untuk mengendalikan
gulma berbahaya yang semuanya akan meningkatkan biaya produksi.

Kriteria benih unggul diantaranya ialah:

1. Pertumbuhan Bibit Seragam

Bibit dikatakan memiliki kualitas yang unggul apabila saat ditanam secara serempak,
juga akan tumbuh secara serempak. Tak ada bibit yang sebagian tumbuh dengan sangat
baik dan sebagian lainnya lagi mati. Jika memang ada bibit semacam itu berarti bibit
tersebut tidak bisa dikatakan sebagai bibit yang berkualitas.

2. Tahan Saat Dipindah

Bibit berkualitas unggul memiliki ciri-ciri apabila saat dipindah dari tempat satu ke
tempat lain tidak mati. Biasanya beberapa jenis bibit tanaman harus disiangi terlebih
dahulu sebelum ditanam agar bisa tumbuh dengan baik. Nah, jika bibit tanaman mudah
mati dan tidak bisa tumbuh dengan baik saat dipindah dari tempat penyiangan ke dalam
lahan tanam, berarti bibit tersebut kurang memiliki kualitas yang unggul.

3. Tumbuh Lebih Cepat


Selain itu, bibit yang memiliki kualitas unggul dapat tumbuh dengan cepat saat ditanam.
Namun dengan catatan seperti yang telah disebutkan tadi, bahwa tumbuhnya juga harus
seragam atau serempak. Jadi kesimpulannya, bibit yang berkualitas unggul tumbuhnya
lebih cepat dan serempak.

4. Memiliki Akar Yang Banyak

Bibit yang berkualitas juga memiliki ciri-ciri memiliki akar yang banyak. Misal bibit
padi yang memiliki akar serabut subur akan lebih cepat hidup dan tumbuh besar
dibanding dengan yang akarnya sedikit, karena akar sendiri merupakan jalan masuk
makanan untuk tumbuhan.

5. Kokoh dan Menghijau

Bibit tanaman yang berkualitas juga memiliki ciri-ciri fisik yang kokoh dan berwarna
kehijauan alias tidak layu. Bibit seperti itu dapat tumbuh dengan cepat saat ditanam.

6. Tahan Terhadap Hama

Ciri-ciri bibit yang memiliki kualitas unggul adalah tahan terhadap berbagai macam
serangan hama saat sudah ditanam. Bibit yang seperti ini dikatakan unggul karena bisa
menghemat biaya perawatan karena tidak perlu lagi perlakukan khusus untuk menekan
serangan hama pada tumbuhan. Selain itu bibit yang tahan hama akan mampu
memberikan hasil panen yang baik.

7. Tahan Terhadap Perubahan Iklim

Salah satu ciri dari bibit tanaman yang memiliki kualitas unggul adalah yang tahan
terhadap berbagai perubahan iklim saat sudah ditanam. Bibit yang tahan iklim akan
membuat tanaman tidak mudah mati saat sudah ditanam dalam menghadapi perubahan
iklim, misal dari penghujan ke kemarau, atau sebaiknya.

8. Produktivitas Tinggi

Hal terpenting yang dapat menandai bahwa bibit dikatakan unggul apabila hasil produk
yang dihasilkan oleh bibit itu tinggi, baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Biasa
nilai ekonomis yang ditawarkan oleh bibit dengan tingkat produktivitas tinggi juga
cukup mahal. Misal harga bibit jagung yang mampu menghasilkan 3 jagung di setiap
pohon, lebih mahal dibanding dengan bibit jagung yang hanya bisa menghasilkan 2
buah jagung dalam 1 pohon.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1 Kesimpulan

Perbanyakan tanaman secara vegetatif merupakan proses perbanyakan tanaman dengan


menggunakan bagian-bagian tertentu dari tanaman seperti, daun, batang, umbi, dan akar
atau disebut juga bibit yang digunakan untuk menghasilkan tanaman baru yang sifatnya
sama dengan induknya.

Perbanyakan vegetatatif terbagi menjadi dua yaitu vegetatif alami dan buatan. Vegetatif
alami dapat dilakukan dengan cara:

-membelah diri

-spora

- akar tinggal(Rhizoma)]

- umbi lapis

- umbi batang

- Ubi Akar

-Tunas

-Tunas Daun (tunas adventif)

-Geragih (Stolon)

Sedangkan vegetatif buatan dapat dilakukan dengan cara :

Cangkok (Air layering

Merunduk (Layering

Kopulasi (Grafting)
Okulasi atau menempel (Budding)

Stek: stek Batang, Stek Daun, Stek Akar

3.2 Saran

Perbanyakan vegetatif tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat


berpengaruh besar terhadap proses produksi tanaman. Kekurangan pada proses produksi
tanaman dapat diminimalisir pada proses pemilihan bibit yang tentunya harus unggul,
bersertifikat dan juga bermutu
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ahlibahasa.com/2013/06/vegetatif.html

https://www.plengdut.com/perkembangbiakan-tumbuhan-secara/300/

http://kelompok3kelas92.blogspot.co.id/2011/03/keuntungan-perbanyakan-tanaman-
secara.html

https://kbbi.web.id

http://jokowarino.id/ciri-ciri-bibit-unggul-yang-layak-tanam/

You might also like