You are on page 1of 10

Peran dan Posisi Hubungan Masyarakat Sebagai Fungsi Manajemen

Perguruan Tinggi Negeri di Semarang

Yanuar Luqman
Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP
Email : yanuar.l@gmail.com

Abstract :
The goal of research to find out the role and position in public relations in management education in-
stitution (university) in achieving its objectives. After identification of roles and positions preformance, the
study aims to evaluate the performance of public relations as part of management. The basic concept as the
foundation is the concept of the role of Public Relations degree : expert precriber, problem solving facilitator,
communications facilitator and communication technician.
This study used a qualitative descriptive research method with the study subjects were Diponegoro Uni-
versity and Public Relations Semarang Public Relations and internal stakeholders. The results of this study
indicate Role of Public Relations at State University of Communication tends to act as a technician and only
a small role as Communications facilitator. The position of Public Relations at State University is a marginal
position as evidenced by many levels of bureaucracy that must be passed in implementing Public Relations
function. Performance-related Public Relation role and position in this study assessed the positive and in line
with the work portion.

Keywords: role, position, public relations, state university

Abstraksi :
Tujuan penelitian untuk mengetahui peran dan posisi hubungan masyarakat (humas) dalam manajemen
di institusi pendidikan dalam hal ini universitas dalam mencapai tujuan. Setelah melakukan identifikasi per-
an dan posisi humas dalm perusahaan, dengan penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja humas se-
bagai bagian dari manajemen. Konsep dasar sebagai pijakan adalah konsep tentang tingkatan peran humas
: expert precriber, problem solving facilitator, communications facilitator dan communication technician
Penelitian ini menggunakan metoda penelitian deskriptif kualitatif dengan subyek penelitian adalah hu-
mas Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri Semarang beserta stakeholder internal. Hasil penelitian
ini menunjukkan peran humas di universitas negeri cenderung bertindak sebagai communication technician
dan hanya sedikit berperan sebagai communication facilitator. Posisi humas di universitas negeri berada
posisi yang marginal terbukti dengan masih banyak jenjang birokrasi yang harus dilalui dalam melaksanakan
fungsinya. Kinerja humas berkaitan dengan peran dan posisinya pada penelitian ini dinilai positif dan sesuai
dengan porsi kerja.

Kata Kunci: peran, posisi, hubungan masyarakat, universitas negeri


JURNAL INTERAKSI, Vol II No. 1, Januari 2013: 1-10

Pendahuluan tanggung jawab mahasiswa untuk menjadi duta yang


Fungsi komunikasi yang dilakukan perguru- baik. Sebagai publik internal para pengajar dan staf
an tinggi tidak mempunyai perbedaan yang dengan mempunyai peranan yang penting dalam pendidikan
lembaga yang lain baik lembaga pemerintah maupun dan tata kelolanya, dan berperan sebagai representasi
swasta, yang membedakan fungsi komunikasi yang dari perguruan tinggi ke publik eksternal.
dilakukan oleh lembaga-lembaga tersebut adalah Kontribusi alumni dalam proses komunikasi
publik yang menjadi komponen komunikasi. Publik perguruan tinggi adalah sebagai sumber dukungan
kemudian diperluas pemahamannya menjadi stake- yang sifatnya suka rela (voluntary) sedangkan kelom-
holder yang merupakan individu maupun kelompok pok komunitas dan para pemimpin bisnis merupakan
yang berada di dalam maupun diluar lembaga pergu- pihak yang akan menggunakan lulusan untuk kepent-
ruan tinggi yang mempunyai peran dalam menentu- ingannya. Sering terjadi perbedaan kepentingan yang
kan keberhasilan perusahaan. Perguruan tinggi men- menyebabkan adanya jarak antara output perguruan
arik untuk diteliti dari sisi komunikasi yang dilakukan tinggi dengan kepentingan kelompok masyarakat dan
oleh hubungan masyarakat (selanjutnya disingkat hu- industri yang ini harus dijembatani dengan komuni-
mas) karena terdapat tantangan yang spesifik. Menu- kasi yang intens.
rut Cutlip & Center perguruan tinggi menghadapi em- Hubungan dengan pemerintah berkaitan dengan
pat problem dalam komunikasi yaitu : fungsi pemerintah sebagai pembuat kebijakan harus
- Dukungan dana yang tidak memadai untuk men- dikelola dengan baik karena perguruan tinggi harus
jalankan peran sebagai institusi publik dalam ma- tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
syarakat luas. Aturan dan kebijakan tentunya harus sesuai juga den-
- Kompetisi untuk mendapatkan mahasiswa yang gan kepentingan perguruan tinggi, sehingga perlu ko-
berkualitas perlu semangat dan mahal. munikasi yang baik untuk menjaga kepentingan ber-
- Kendala dan peraturan membuat administrasi per- sama. Membangun relasi yang bagus dengan media
guruan tinggi sulit dan memerlukan biaya. merupakan modal yang harus didapatkan oleh pergu-
- Kebebasan akademik dan kepemilikan adalah tan- ruan tinggi, sebab relasi ini merupakan investasi ko-
tangan untuk stakeholder internal maupun ekster- munikasi. Sentralisasi dan koordinasi hubungan den-
nal. gan media di perguruan tinggi sangat sulit dilakukan
(2000: 542) karena kultur kebebasan akademik sangat kental di
Masalah akuntabilitas adalah masalah yang ha- perguruan tinggi. Dengan menjadikan humas sebagai
rus dijaga oleh perguruan tinggi. Salah satu indikator saluran utama komunikasi adalah tantangan yang
dari akuntabilitakks adalah komunikasi yang berjalan besar karena berkaitan dengan persepsi media atas
baik. Selain itu perguruan tinggi mempunyai peran pekerjaan humas. Orang tua mahasiswa dan calon
yang cukup signifikan dalam pembangunan pendidi- mahasiswa juga merupakan pihak yang penting un-
kan masyarakat. Bukan hanya sebagi penyelenggara tuk dikelola komunikasinya untuk kepentingan per-
pendidikan namun, perguruan tinggi diharapkan mem- guruan tinggi.
berikan sumbangan akademis maupun praktis dalam Aspek lain yang menarik adalah kemandirian
pembangunan. Akuntabilitas menjadi masalah yang humas sebagai alat manajemen, status dan posisi
lebih krusial di perguruan tinggi negeri karena biaya menentukan kinerja humas sebagai alat komunikasi.
pendidikan yang dipakai untuk penyelengaraan salah Posisi humas dalam suatu perusahaan dapat menjadi
satunya didapatkan dari pajak yang dibayarkan oleh alat identifikasi tujuan kerja dan dapat juga mencer-
rakyat. Bentuk pertanggungjawaban sosial perguruan minkan kebijakan komunikasi yang digariskan oleh
tinggi negeri menjadi lebih berat selain berkaitan den- manajemen. Hubungan Masyarakat tidak harus se-
gan keuangan juga berkaitan dengan output yang di- lalu ditempatkan dalam lembaga tersediri atau eksklu-
hasilkan yaitu lulusan. sif, namun dalam hal ini kemandirian dan keluasaan
Mahasiswa yang nantinya akan menjadi alumni akses menjadi hal yang penting dalam menjalankan
dalam jajaran stakeholder perguruan tinggi adalah tugas komunikasi.
publik yang paling penting. Opini mahasiswa meru- Fungsi komunikasi dalam perusahaan atau or-
pakan faktor yang kuat dalam menentukan persepsi ganisasi diperlukan untuk menyalurkan informasi
publik atas perguruan tinggi tersebut. Sebuah pergu- kepada khalayak. Dalam berkomunikasi dengan kha-
ruan tinggi harus mengembangkan antusiasme dan layak perusahaan atau organisasi memerlukan media
penyaluran, media tersebut adalah Public Relations

Yanuar Luqman, Peran dan Posisi Humas Sebagai Fungsi Manajemen PTN di Semarang

(humas). Humas dalam hal ini dipahami dalam kon- yang terpisah dari manajemen. Humas harus sangat
teks fungsi bukan dalam konteks sebuah bagian, de- fleksibel dalam posisinya sehingga dapat merespon
partemen atau divisi. Dalam konteks fungsi dalam berbagai peristiwa dengan sangat cepat tentunya ha-
organisasi, humas berdasar penelitian yang pernah di- rus dengan strategi yang telah direncanakan sebelum-
lakukan diberi label beragam antara lain : corporate nya. Integrasi dengan pihak internal maupun ekternal
communication, communication, public affair, adver- dapat menjadikan humas sebagai lembaga yang vital
tising/public relations corporate relations dan public dalam suatu perusahaan.
information (Seitel, 2001: 186). Peran humas dalam suatu lembaga pendidikan
Pada praktik manajemen, kedudukan humas di- tinggi sangat penting bagaimana manajemen mempo-
tempatkan pada posisi yang beragam. Keberagaman sisikan humas sebagai alat manajemen sangat menen-
tersebut secara umum dapat diidentifikasi antara lain tukan output yang dihasilkan oleh humas. Program
: humas sebagai bagian tersendiri, masuk dalam de- kerja merupakan rambu-rambu humas dan manaje-
partemen atau bagian tertentu misalnya masuk dalam men untuk melakukan tugas. Posisi dan peran humas
departemen atau bagian marketing, promosi, Sumber juga dapat diidentifikasi dengan implementasi pro-
Daya Manusia (SDM) bahkan di lembaga pemerin- gram kerja, apakah humas mempunyai program kerja
tahan humas ditempatkan bersama dengan urusan yang terintegrasi dengan kebijakan manajemen atau
hukum. Status dan struktur humas dalam manajemen hanya sekedar menjadi alat pelengkap program kerja
pada perusahaan modern menjadi anggota tim pem- perusahaan secara keseluruhan. Sejauhmana kele-
buat kebijakan yang menjalankan roda perusahaan. luasaan atau otonomi kerja yang berkaitan dengan
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa humas pada po- struktur dan kerja juga dapat mempengaruhi kinerja
sisi minor dalam hal otoritas. (Sengupta, 2001: 13) humas sebagai sarana komunikasi antara perusahaan
Penempatan humas pada posisi tertentu dalam dan publiknya.
manajemen mempunyai konsekuensi-konsekuensi Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
dalam proses pelaksanaan fungsi humas itu sendiri. 1. Bagaimana peran dan posisi humas dalam
Hal itu terjadi karena dalam manajemen, alur kerja manajemen ?
dan hierarki sangat mempengaruhi pola kerja sekal- 2. Bagaimanakah kinerja humas berkaitan dengan
igus pola pengambilan keputusan (decision making) peran dan posisi yang diberikan oleh manajemen
dalam menjalankan tugas komunikasi yang diem- universitas?
ban oleh humas. Harus disadari bahwa fungsi humas Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran
dalam menjalankan tugas komunikasi adalah fungsi dan posisi humas dalam manajemen di institusi pen-
yang strategis. Humas dalam hal ini idealnya ber- didikan dalam hal ini universitas dalam mencapai
fungsi sebagai jembatan komunikasi antara manaje- tujuan. Setelah melakukan identifikasi peran dan
men dan publiknya, bukan bertindak hanya seperti posisi humas dalm perusahaan, dengan penelitian ini
kepanjangan tangan manajemen atau bahkan hanya bertujuan untuk mengevaluasi kinerja humas sebagai
sebagai spoke person dari pimpinan atau lebih parah bagian dari manajemen.
lagi hanya berfungsi sebagai event organizer keg- Pada bagian tinjauan pustaka dimulai dengan
iatan-kegiatan manajemen. hasil penelitian terdahulu beberapa konsep dalam
Lembaga humas di Perguruan Tinggi khususnya konteks humas dalam manajemen. Konsep terse-
Universitas Negeri jika dilihat dari dokumen Organ- but merupakan konsep ideal yang dipakai sebagai
isasi dan Tata Kerja merupakan Unit Pelaksana Tek- dasar untuk melakukan evaluasi atas peran dan posisi
nis (UPT). Unit Pelaksana Teknis merupakan unsur berkait dengan kinerja humas dalam menejemen.
penunjang yang diperlukan yang diperlukan untuk Penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh
penyelenggaraan pendidikan di lingkungan univer- Wahyuni Pudjiastuti dan Henny Widyaningsih men-
sitas. Unit Pelaksana Teknis dipimpin oleh seorang genai Pemetaan humas Pemerintah di Indonesia tahun
kepala yang diangkat oleh dan bertanggung jawab 2007 menyatakan bahwa pengertian humas adalah :
kepada Rektor. 1. Bidang spesialisasi komunikasi yang berfungsi
Dalam kaitan pekerjaan yang dilakukan oleh menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis
humas, program kerja adalah salah satu point penting antara lembaga dengan publiknya melalui komuni-
dimana dapat diketahui sejauhmana otonomi kerja kasi timbal balik dengan tujuan menciptakan saling
humas dalam suatu lembaga. Otonomi kerja humas pengertian dan dukungan tercapainya tujuan, kebi-
dalam hal ini tidak diartikan humas menjadi lembaga jakan dan langkah serta tindakan

JURNAL INTERAKSI, Vol II No. 1, Januari 2013: 1-10

2. Jembatan komunikasi antara organisasi dengan ma- penekanan adalah konteks organisasi dimana terdapat
syarakat role, lokasi, struktur dan pengembangan profesional
3. Proses komunikasi terencana yang menjembatani atas fungsi komunikasi (Cornelissen, 2004:18).
lembaga dengan publiknya, internal dan eksternal Sebagai sistem dalam manajemen, humas den-
yang berkesinambungan gan konsep boundary role yang dikemukakan oleh
4. humas harus mampu menjadi mata, telinga dan tan- Grunig dan Hunt menekankan bahwa humas harus
gan lembaga melakukan fungsinya sebagai berikut.
5. Jembatan antara lembaga dengan segenap publik 1. Humas harus menguasai hubungan organisasi ke
baik internal maupun eksternal lingkungannnya
6. Staf yang diberi kewenangan untuk menyebarluas- 2. Humas harus dapat bekerja dengan batasan organ-
kan informasi isasi untuk membangun solusi inovatif atas prob-
7. Unit kerja yang mengurus hubungan kelembagaan, lem organisasi
hubungan dengan stakeholders, mendapatkan/me- 3. Humas harus berfikir strategis, harus bisa menun-
nyebarkan informasi, pencitraan lembaga jukkan pengetahuan atas misi, tujuan dan strategi
(Pudjiastuti dan Widyaningsih, 2007 : 78) organisasi
4. Humas harus dapat mengukur keberhasilan suatu
Dalam laporan tersebut juga disimpulkan bahwa program komunikasi.
peran humas dalam perguruan tinggi sebagai berikut: (Seitel, 2001:177).
1. Membina hubungan dan ke dalam, ke luar dan
mempromosikan, mempublikasikan kegiatan lem- Praktisi atau lembaga humas memberikan na-
baga sebagai nilai positif. sihat dan konsultasi dalam organisasi dalam hal ko-
2. Menjadi mediator antara organisasi dengan pub- munikasi yang mempengaruhi reputasi. Yang bisa
liknya dilakukan adalah berfungsi sebagai early warning
3. Sebagai komunikator, konseptor, mediator, prob- system untuk memecahkan isu yang relevan secara
lem solver yang tergantung lembaga masing-mas- sukses. Pada sisi dukungan teknis, menekankan pada
ing pekerjaan publisitas, promosi, dan media relations.
4. Harus jeli melihat, mendengar hal-hal yang berkai-Fungsi gatekeeper dengan pers, legislator, dan peja-
tan dengan image institusi dan mampu menyampai- bat pemerintah (Straubhaar, LaRose, 2006 : 308)
kan berbagai informasi Dalam manajemen fungsi humas harus ditem-
5. Sebagai mediator, juru bicara atau wakil institusipatkan pada posisi sentral sehingga dapat berperan
dalam menyampaikan informasi ke publik penuh dalam mendukung manajemen. Perlu kiranya
6. Sebagai mediator, komunikator, narasumber dari untuk mengetahui elemen dasar humas dalam manaje-
lembaga, sebagai pencitraan untuk menciptakan ci- men adalah :
tra yang baik 1. Menjadi sebuah filosofi manajemen sebuah bisnis
7. Secara umum adalah pencitraan instansi atau organisasi
(Pudjiastuti dan Widyaningsih, 2007 : 83) 2. Sebuah ekspresi filosofi dalam kebijakan dan tin-
dakan
Dalam penelitian ini humas dipahami sebagai 3. Merupakan sebuah fungsi sebuah organisasi
fungsi manajemen yang mana mengevaluasi perilaku 4. Merujuk pada makna komunikasi dengan publik
publik, identifikasi kebijakan dan prosedur individu (Sengupta, 2001: 10)
atau sebuah organisasi dengan kepentingan publik
dan merencanakan dan melakukan program untuk Humas dalam persepsi manajemen berperan
meraih pengertian dan diterima oleh publik (Seitel, sebagai “a window out of the corporation through
2001:10). Terdapat dua perpektif teori dominan yang which manajemen can monitor external change, and
dapat digunakan untuk menelaah persoalan humas. simultaneously, a window through which society can
Yang pertama adalah perpektif teori komunikasi dan affect corporate policy”. Sukses humas dapat diukur
yang kedua adalah teori manajemen. Dalam pene- dari kemanpuan untuk mengubah situasi negatif ke
litian ini menekankan pada teori manajemen yang positif. Dari perilaku enmity ke liking, prejudice ke
berfokus pada manajemen komunikasi dan hubungan acceptance, lack of concern ke interest dan dari lack
antara organisasi dan para stakeholder dalam ling- of knowledge ke knowledge (Sengupta, 2001: 12).
kup lingkungan kerjanya. Fokus lain yang menjadi

Yanuar Luqman, Peran dan Posisi Humas Sebagai Fungsi Manajemen PTN di Semarang

Setidaknya ada empat pekerjaan humas dalam d. Melakukan riset evaluasi


sebuah organisasi 3. Pengetahuan negosiasi
1. Mengokohkan dan memelihara image yang benar a. Bernegosiasi dengan aktifis publik
sebuah organisasi, persona, produk atau jasa b. Membantu manejemen memahami opini publik
2. Memonitor opini public dan menyampaikan hasil c. Menggunakan teori resolusi konflik dengan pu-
monitor kepada manajemen blik
3. Memberikan advice management dalam problem 4. Pengetahuan persuasi
komunikasi dan teknis a. Mempersuasi publik bahwa organisasi yang di-
4. Menginformasikan pada publik tentang kebijakan, wakili adalah benar
aktivitas, personality, produk ata jasa. b. Menggunakan teori sikap dalam kampanye
(Sengupta, 2001: 13) c. Meminta publik untuk berperilaku seperti yang
Peran dominan humas dalam manajemen teri- organisasi inginkan
dentifikasi menjadi empat tingkatan: (Wilcox & Cameron, 2006: 101)
1. Expert prescriber
2. Problem solving facilitator Metode Penelitian
3. Communication facilitator Tipe penelitian ini adalah deskriptif den-
4. Communication technician gan pendekatan kualitatif. Konsep dasar penelitian
(Cutlip, Center, Broom 2000:37-47) kualitatif yang didefinisikan oleh Bogdan dan Tay-
Pada prakteknya humas acapkali dikaitkan den- lor (1975) adalah sebagai prosedur penelitian yang
gan pekerjaan marketing. Antara marketing dan hu- dihasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
mas terdapat perbedaan yang mendasar. Pekerjaan atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
marketing meliputi market assesment, customer seg- diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan in-
mentation, product development, pricing, distribusi, dividu tersebut secara utuh. Lebih lanjut penelitian
servicing, salesforce, sales promotion dan product kualitatif menurut Kirk dan Miller (1986) adalah tra-
advertising. Sedangkan humas bekerja pada tataran disi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang se-
publikasi, penyelenggaraan event, manajemen isu, cara fundamental bergantung pada pengamatan pada
community relations, identity/corporate imagery, manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan
media handling, lobbying/public affair dan social in- dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan
vestment/CSR. Overlap antara marketing dan humas dalam peristilahannya. (Moleong, 2002:3)
yang dikenal dengan konsep marketing public rela- Penelitian kualitatif pada tataran organisasi
tions bekerja pada ranah image assessment, customer dalam hal ini dapat melengkapi penelitian dengan in-
satisfaction, corporate reputation, media strategy, formasi untuk memperkirakan dan merancang strate-
corporate advertising dan employee attitudes (Corne- gi yang berhubungan dengan organisasi yang sulit di
lissen, 2004:40) tembus. Metode interpretasi dapat digunakan untuk
Terdapat 15 area keahlian humas yang harus meng-generalisasi-kan temuan secara mendalam ke
dimiliki dalam menjalankan tugas komunikasi dalam dalam beberapa kompleksitas jalannya sebuah organ-
manajemen. Area tersebut merupakan studi The Ex- isasi. Salah satu keuntungan dari berbagai penelitian
cellence in Public Relations Management yang di- adalah dapat untuk mengidentifikasi kerja kelompok
lakukan oleh IABC: dalam aktivitas organisasi.
1. Pengetahuan atas manajemen strategis dan opera- Beberapa informasi dapat memelihara antara
sional anggota – anggota organisasi untuk mawas diri, mem-
a. Membangun strategi-strategi untuk memecah- bantu mereka mengakui dan memecahkan masalah
kan masalah serta membuat kebutuhan mendasar berubah. Peng-
b. Mengelola respon atas isu gunaan beberapa penelitian dapat meng-generalisasi-
c. Membangun tujuan departemen kan informasi tentang aktivitas organisasi membantu
d. Mempersiapkan anggaran organisasi menjadi lebih berkembang, proaktif, mem-
e. Mengelola personel beri kesempatan menjadi pembuat keputusan untuk
2. Pengetahuan riset merancang strategi guna menghindari masalah yang
a. Melaksanakan identifikasi lingkungan potensial sebelum masalah menjadi serius. (Herndon
b. Menentukan reaksi publik atas organisasi & Kreps, ed, 1995 : 10)
c. Menggunakan riset untuk publik tertentu

JURNAL INTERAKSI, Vol II No. 1, Januari 2013: 1-10

Penelitian ini akan dilakukan di Semarang den- Dalam penelitian kualitatif kualitas dievaluasi
gan subyek penelitian. berdasarkan ukuran dapat dipercaya (trustworthiness)
a. Petugas humas Universitas Negeri Semarang (Lincoln & Guba, 1985) yang tediri dari :
(UNNES) beserta 2 informan internal stakeholder a. credibility (sejajar dengan internal validity),
b. Petugas humas Universitas Diponegoro (UNDIP) b. transferability (sejajar dengan external validity)
beserta 2 informan internal stakeholder c. dependability (sejajar dengan reliability) dan
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif d. confirmabilty (sejajar dengan objectivity).
ini ialah kata-kata dan tindakan, hal ini merupakan (Denzin & Lincoln, ed, 1994 : 114)
hasil pengamatan atau wawancara dengan melakukan
kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Sedang- Penelitian ini mempunyai keterbatasan, dengan
kan jenis-jenis data penunjang dalam penelitian kual- pendekatan kualitatif memberikan insight yang baik
itatif lainnya adalah sebagai berikut : mengenai issue yang diteliti, namun pada saat yang
a. Sumber tertulis; berkaitan dengan penelitian ini sama pendekatan ini hanya dilakukan dalam skala
maka sumber tertulis yang menjadi sumber data yang terbatas, dan tidak dapat digeneralisasi.
antara lain adalah dokumen-dokumen perusahaan
dan instansi terkait juga dapat menjadi sumber data Hasil Penelitian dan Pembahasan
yang dapat menambah input dari penelitian ini. Pada bagian ini dijabarkan analisis mengenai
b. Data statistik ; dalam penelitian kualitatif dapat peran dan posisi oleh humas Universitas Diponegoro
juga menggunakan data statistik yang telah terse- dan Universitas Negeri Semarang. Selain itu pada
dia sebagai sumber data tambahan bagi keperluan bagian akhir akan dipaparkan hasil penilaian kinerja
penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif tidak humas yang didasarkan pada penilaian para stake-
terlalu banyak mendasarkan diri atas data statis- holder.
tik, tetapi memanfaatkan data statistik itu hanya
sebagai cara yang mengantarkan dan mengarahkan Peran Humas Universitas
pada kejadian dan peristiwa yang ditemukan dan Hasil temuan pada dua Universitas Negeri di
dicari sendiri sesuai dengan tujuan penelitian. Semarang dalam konteks model hubungan dengan
(Moleong, 2002 : 112-117) stakeholder yang dilakukan oleh humas relatif sama
yaitu berkisar pada model press agentry/ public-
Data yang diperlukan dalam peneliti dikum- ity dan public information. Dengan kata lain bahwa
pulkan dengan cara melakukan wawancara indepth komunikasi yang dilakukan oleh humas kedua uni-
interview. Dalam menggali informasi dengan meng- versitas tersebut masih satu arah. Pada model press
gunakan metode wawancara, Wawancara dilakukan agentry/publicity, humas memperlakukan stakehold-
dengan tidak terstruktur namun terfokus secara men- ernya lebih sebagai sasaran pasif dalam penyampaian
dalam (indepth interview). Hal ini bertujuan untuk informasi. Secara ekstrim menurut Grunig model ini
menemukan informasi yang bukan baku (kaku) atau mensikapi kebenaran atas isi pesan yang disampai-
informasi tunggal dan lebih bebas, pertanyaan dan kan bukanlah merupakan hal yang penting, bahkan isi
pernyataan dapat mengalir seperti melakukan per- pesan terkadang terdistorsi oleh kepentingan untuk
cakapan biasa. Penguatan informan melalui proses melakukan advokasi. Namun dari hasil wawancara
wawancara. Karena semua komunikasi mempunyai dan observasi pernyataan ekstrim dari Grunig tersebut
konsekuensi, bidang penelitian wawancara dengan tidaklah terlalu tepat. Humas kedua Univeritas terse-
bentuk dan isi yang tidak “netral”. Pewawancara but selalu menjaga isi pesan dan tidak pernah dilaku-
adalah alat yang kuat yang mana peneliti dapat me- kan distorsi atas isi pesan yang disampaikan kepada
lihat tentang humanity dan menciptakan kesempatan stakeholder. Model Public Information sama halnya
untuk berkembang dan berubah pada orang yang di- dengan model press agentry/publicity yaitu mener-
wawancarai. Bagaimanapun juga harus tetap diper- apkan prinsip komunikasi satu arah. Pada model ini
tahankan agar kegiatan penelitian merupakan kesem- sangat mengandalkan kebenaran dalam mengelola isi
patan untuk mengungkapkan apa-apa yang terjadi di pesan yang akan disebarkan. Kedua humas Universi-
balik cerita menjadi sesuatu yang berguna (Herndon tas ini melakukan kerjasama dengan media / jurnalis
& Kreps, ed, 1995:37) untuk melaporkan secara objektif kepada para stake-
holder.


Yanuar Luqman, Peran dan Posisi Humas Sebagai Fungsi Manajemen PTN di Semarang

Komunikasi dua arah dengan stakeholder tidak Peran dominan humas dalam manajemen teri-
bisa teridentifikasi dalam penelitian ini. Jika dianali- dentifikasi menjadi empat tingkatan:
sis dari hasil wawancara tentang tugas-tugas yang 1. Expert prescriber, petugas humas dianggap sebagai
humas lakukan cenderung melakukan kegiatan media seorang ahli yang bisa memberikan nasihat pada
relations. Kegiatan media relations merupakan salah pimpinan. Peran semacam ini dibutuhkan pada
satu kegiatan humas yang penting, namun dalam lembaga yang banyak mempunyai ancaman dan
menciptakan komunikasi dua arah diperlukan format banyak/ sering mengalami perubahan
komunikasi yang lebih langsung (direct communi- 2. Problem solving facilitator, berperan sebagai fasili-
cations) dimana humas berperan aktif menfasilitasi tator dalam proses pemecahan masalah, humas dili-
manajemen untuk melakukan proses komunikasi an- batkan dala setiap manajemen, menjadi anggota
tara manajemen dan para stakeholder. Komunikasi tim atau menjadi pemimpin dalam penanganan kri-
dua arah bersifat dinamis, dimana informasi dipertu- sis. Peran semacam ini dibutuhkan pada lembaga
karkan secara dua arah antara pihak manajemen uni- yang mempunyai banyak ancaman namun mengal-
versitas dengan para stakeholder. Dalam komunikasi ami perubahan sedikit
yang bersifat dua arah hal yang paling penting adalah 3. Communication facilitator, berperan sebagai fasil-
terjadinya feedback. Feedback adalah informasi yang itator komunikasi antara lembaga dengan publik
penting dan berguna untuk menjadi masukan manaje- atau sebagai jembatan komunikasi dan sebagai me-
men dalam menjalankan tugasnya untuk mencapai dia atau penengah bila terjadi miskomunikasi. Per-
tujuan organisasi/universitas. an semacam ini dibutuhkan pada perusahaan yang
Catatan tambahan untuk kegiatan humas Uni- memiliki sedikit ancaman namun banyak/ sering
versitas Negeri Semarang cenderung melakukan mengalami perubahan
komunikasi dua arah. Humas Universitas Negeri 4. Communication technician, berperan sebagai pelak-
Semarang berperan aktif dalam kegiatan kampanye sana teknis komunikasi termasuk menyediakan lay-
universitas. Kampanye Universitas Negeri Sema- anan teknis. Peran semacam ini dibutuhkan pada
rang adalah kampanye tentang kampus Konservasi. perusahaan yang memiliki sedikit ancaman dan
Kampanye yang dilakukan dengan bantuan media mengalami perubahan sedikit.
dan memberdayakan sumber daya yang ada. Konsep (Cutlip, Center, Broom 2000:37-47)
Universitas Konservasi membutuhkan dukungan dari
semua pihak, pimpinan, para akademisi, mahasiswa Jika melihat informasi yang didapatkan dari ha-
dan masyarakat sekitar. Humas Universitas Negeri sil wawancara di lapangan peran humas kedua uni-
Semarang tidak hanya melakukan tugas internal jur- versitas dapat diidentifikasi sebagai berikut. Humas
nalistik saja, namun berusaha melakukan komunikasi kedua universitas ini cenderung berperan menjadi
dengan masyarakat sekitar dengan melakuan bebera- technician communications. Indikasi yang terlihat
pa kegiatan community relations yang antara lain ber- adalah bahwa humas kedua universitas pekerjaan
wujud kegiatan Pasar Krempyeng yang melibatkan yang dilakukan bersifat teknis komunikasi. Kegiatan
masyarakat sekitar. jurnalistik internal labih banyak dilakukan dengan
Media internal sebagai salah satu sarana ko- melakukan liputan dan kemudian melakukan dis-
munikasi telah dibangun secara baik, terbukti media eminasi informais tersebut melalui media massa jika
internal humas Universitas Negeri Semarang meraih diperlukan dan mengunggahnya ke website universi-
juara 1 pada Anugrah Humas 2011 dan juara satu kat- tas. Peran sebagai communication fasilitator sedikit
egori Profil Lembaga pada tahun 2010. Humas sangat dilakukan oleh kedua humas universitas ini, menjem-
sadar bahwa komunikasi dua arah yang baik adalah batani komunikasi dengan publiknya dilakukan den-
modal dasar dalam menciptakan kesamaan penger- gan sering terlibat dengan kegiatan-kegiatan universi-
tian walaupun tidak bisa tercipta sesuatu yang simen- tas serta unit-unit vertikal maupun horizontal.
tris. Kesamaan pengertian yang simetris merupakan
hal yang ideal, sulit tercapai karena membutuhkan Posisi Humas dalam Manajemen
kesamaan posisi semua pelaku komunikasi. Jika dilihat struktur organisasi humas dalam
Setelah membahas tentang model komunikasi manajeman universitas, keduanya tidak pada po-
yang dilakukan oleh humas Universitas maka selan- sisi yang dominan. Secara struktural humas kedua
jutnnya membahas tentang peran. universitas merupakan Unit Pelaksana Teknis. Unit
Pelaksana Teknis dalam dokumen Organisasi dan

JURNAL INTERAKSI, Vol II No. 1, Januari 2013: 1-10

Tata Kerja merupakan unsur penunjang yang diperlu- publik menggunakan komunikasi untuk meyakinkan
kan untuk penyelenggaraan pendidikan dilingkungan dominant coalition untuk menerima posisi publik
Universitas. Humas Universitas Diponegoro bertang- (Yudarwati dalam Baik dan Sati T [eds], 181: 2004)
gung jawan langsung terhadap rektor dan pembinaan Masalah dan kendala yang adalah struktur or-
dilakukan oleh Pembantu Rektor II. Jika dilihat dari ganisasi yang menjadikan humas tidak bekerja secara
dokumen Organisasi dan Tata Kerja tugas Pembantu maksimal. Menurut Grunig yang dikutip Ananto,
Rektor II dalah satunya adalah membatu Rektor di praktisi humas biasanya tidak mempunyai kebebasan
bidang humas disamping melaksanakan kegiatan di- untuk bertindak sebagai seorang profesional, kecu-
bidang administrasi umum, perencanaan dan keuan- ali jika dia duduk sebagai bagian dari koalisi yang
gan. Fungsi komunikasi dalam hal ini lebih tercermin dominan. Jika unit humas menjadi bagian dari koalisi
dari tugas tugas yang dilakukan oleh pembantu Rek- dominan, mereka mempunyai wewenang untuk me-
tor IV di bidang pengembangan dan kerjasama. (data masukkan unsur tanggung jawab sosial, pemahaman
dirangkum dari Permen Diknas RI No. 65 Tahun 2009 publik atau komunikasi dua arah. Hanya dengan cara
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Dipo- ini akan lebih mudah dapat melihat kontribusi humas
negoro) terhadap efektifitas organisasi.
Di Universitas Negeri Semarang posisi humas Lebih jauh lagi, jika tujuan humas dimasukkan
mengalami kerancuan, dalam dokumen Organisasi menjadi tujuan organisasi, eksekutif public relations
dan Tata Kerja Pasal 124 menyatakan bahwa Pusat duduk sebagai koalisi yang dominan. Sasaran pro-
humas pembinaan dilakukan oleh Pembantu Rektor gram humas akan lebih dapat diadaptasi jika ekse-
IV, namun pada Pasal 8 Pembantu Rektor IV tidak kutif humas merupakan koalisi yang dominan dalam
melaksanakan kegiatan humas sama halnya dengan organisasi . Sebaliknya jika eksekutif humas tidak
di Universitas Diponegoro. Kegiatan humas dilak- duduk dalam koalisi yang dominan, akan sulit untuk
sanakan oleh Pembantu Rektor II. Berdasarkan obser- menentukan fungsi humas, betapapun pelaksana hu-
vasi dan wawancara humas Universitas Negeri Sema- mas berusaha memenuhi tujuan komunikasinya. (An-
rang melakukan tugas kehumasan dibawah koordinasi anto dalam Baik dan Sati T [eds], 3: 2004)
Pembantu Rektor IV seperti tercantum pada Pasal
124. Terlepas dari kerancuan yang terjadi di Univer- Kinerja Humas
sitas Negeri Semarang, posisi koordinasi seperti ini Dalam penelitian ini kinerja humas dilihat dari
adalah posisi yang cukup ideal dalam melaksanakan persepsi stakeholder. Pemahaman atas kontribusi
tugas kehumasan. (data dirangkum dari Permen Dik- humas dalam manajemen antara stakeholder inter-
nas RI No. 59 Tahun 2009 Tentang Organisasi dan nal Universitas Diponegoro dan Universitas Negeri
Tata Kerja Universitas Negeri Semarang) Semarang berbeda. Informan pertama pada Universi-
Proses menjembatani manajemen dengan pub- tas Diponegoro memberi jawaban kewenangan humas
liknya. Posisi humas mempunyai pengaruh dalam itu adalah dokumentasi dan publikasi untuk kegiatan
proses menjalin relasi antara manajemen dan pub- yang skalanya universitas dan pimpinan universi-
liknya. Seperti yang disampaikan oleh Grunig (dalam tas informan lain memberi tambahan bahwa humas
Lattimore et al 2004 yang dikutip dari Yudarwati, itu secara struktur langsung dibawah rektor. Infor-
2004) praktisi humas yang berhasil menjalankan man pada Universitas Negeri Semarang memberikan
praktek humas secara efektif adalah mereka yang pendapat yakni memberitakan dan kemudian apabila
menggunakan “the new model of symetry as two way ada pihak luar yang membutuhkan informasi tentang
practice”. Model menempatkan organisasi dengan Universitas Negeri Semarang yang bersifat publik dia
publiknya pada dua kutub yang berseberangan. dapat mengeluarkan. Informan lain berpendapat bah-
Praktek humas yang efektif menurut model wa tanggung jawab dan wewenang humas yakni pen-
ini merupakan hasil akumulasi dari praktek mod- citraan kampus. Jadi bagaimana mencitrakan kampus
el two-way asymmetrical dan two-way symmetri- ini dengan baik sehingga bisa dikenal seluruh lapisan
cal. Masing-masing pihak akan mempersuasi untuk masayarakat. Pendapat yang diberikan oleh masing-
mendapatkan kesepakatan. Dalam kondisi ini, bisa masing informan belum mampu memberikan persep-
saja yang terjadi adalah murni asymmetrical model, si yang sesuai dan mendetail tentang tanggung jawab
yaitu situasi dominant coalition mencoba menekan dan wewenang dari humas di dalam universitas.
publik untuk menerima posisi organisasi, atau bisa Silih Agung Wasesa dalam buku Strategi Public
saja terjadi coorporation model, yaitu situasi di mana Relations, menyatakan bahwa Fungsi humas adalah

Yanuar Luqman, Peran dan Posisi Humas Sebagai Fungsi Manajemen PTN di Semarang

multi persepsi. Kerancuan terhadap peran dan fungsi tator. Hal ini disebabkan karena organisasi dan tata
humas masih sangat tinggi, bahkan hingga tingkat kerja universitas negeri tidak memberikan kesempa-
pengambil keputusan. (2010 : 146). Dalam Rhenald tan yang banyak untuk berperan. Jika ditelaah lebih
Khasali, Manajemen PR, 2003 yang dikutip oleh Silih lanjut, peran communication technician disebabkan
Agung Wasesa menyatakan bahwa terdapat beberapa oleh lingkungan internal yang tidak banyak peruba-
sudut pandang dalam melihat humas. Melihat humas han (little change). Peran communication facilitator
dalam sudut pandang : disebabkan oleh lingkungan internal yang banyak
- Kepribadian mengalami perubahan (much change). Kedua peran
- Segi komunikasi tersebut dimungkinkan dapat dijalankan oleh humas
- Publikasi dalam kondisi eksternal yang rendah ancaman (low
- Pemasaran threat)
- Manajemen Posisi humas di universitas negeri berada po-
- Periklanan sisi yang marginal terbukti dengan masih banyak jen-
jang birokrasi yang harus dilalui dalam melaksanakan
Pandangan muliti persepsi tentang humas adalah fungsinya. Dengan posisi yang marginal makan kon-
sebuah keunggulan. Menjadi sebuah keunggulan apa- tribusi humas tidaj signifikan dalam menjalankan
bila dijadikan sebuah kesatuan hingga memunculkan fungsi komunikasi. Mengingat kompleksnya fungsi
sebuah keyakinan bahwa sebetulnya humas adalah komunikasi dan luasnya cakupan stakeholder, dengan
sebuah profesi yang bisa dimanfaatkan oleh profesi posisi yang tidak dominan maka humas tidak dapat
apapun. Menjadi sebuah payung proses pencitraan secara leluasa menjalankan tugasnya sebagai saluran
yang terintegrasi menjadikan humas adalah alat strat- komunikasi yang baik.
egis bagi manajemen untuk mencapai tujuannya. Kinerja humas berkaitan dengan peran dan po-
Apabila humas sudah menjadi alat stategis manaje- sisinya pada penelitian ini dinilai positif dan sesuai
men di sebuah perusahaan, bukan persoalan besar dengan porsi kerja. Hal tersebut dinilai dengan ter-
lagi untuk mengoptimalkan peran humas. Yang dibu- laksananya tugas-tugas humas dalam konteks inter-
tuhkan kemudian adalah bagaimana kapasitas dalam nal.
menjalankan sistem humas. (2010 : 146-147).
Sebagai catatan bahwa secara umum bahwa
kinerja humas kedua universitas tersebut adalah baik Daftar Pustaka
menurut pandangan stakeholder. Pandangan mereka Ananto, Elizabeth Goenawan, “Public Relations Se-
sangat cocok dengan tugas dan fungsi humas yang ter- bagai Koalisi Dominan, Mungkinkan?”, dalam
surat pada dokumen organisasi dan tata kerja masing- Ridwan Nyak Baik & Irmulan Sati T (eds), 2004,
masing. Namun tugas dan fungsi humas sebagaimana Koalisi Dominan, Refleksi Kritis atas Peran Pub-
dalam dokumen organisasi dan tata kerja bukanlah lic Relations dalam Manajemen, Jakarta, BPP
sesuatu yang cocok untuk kerakteristik Universitas PERHUMAS
yang memiliki tantangan dalam mengatasi problem. Cornelissen, Joep, 2004, Corporate Communications,
Khusus untuk humas Universitas Diponegoro, Theory and Practice, New Delhi, Sage Publica-
stakeholder menyatakan bahwa masih perlu diting- tion
katkan koordinasi antara humas dengan bagian yang Cutlip, Scott M. et al., 2000,Effective Public Rela-
lain. Kepala humas Universitas Diponegoro yang tions, 8th edition, New Jersey, Prentice Hall
dijabat oleh seorang dosen dinilai sebagai hambatan Denzin, Norman K., Yvona S. Lincoln, Ed, 1994,
tersendiri dalam melakukan koordinasi secara inter- Handbook of Qualitative Research, Tousand
nal humas dan koordinasi dengan bagian lain. Menu- Oaks, Sage Publication
rut informan pekerjaan humas bersifat responsif dan Herndon, Sandra L., Gary L. Kreps., Ed. 1995, Qual-
butuh kecepatan koordinasi yang tinggi. itative Research, Applications in Organizational
Communication, Cresskill, New Jersey,: Hamp-
Penutup ton Press Inc.
Peran humas di universitas negeri cenderung Moleong, Lexy J, 2002Metodologi Penelitian Kualita-
bertindak sebagai communication technician dan tif, 16th ed., , Bandung, PT Remaja Rosdakarya.
hanya sedikit berperan sebagai communication facili-


JURNAL INTERAKSI, Vol II No. 1, Januari 2013: 1-10

Seitel, Fraser P., 2001, The Practice of Public Rela-


tions, 8th ed, New Jersey, Prentice Hall.
Sengupta, Sailesh, 2001, Management of Pulic Rela-
tions and Communication, New Delhi, Vikas.
Straubhaar, Joseph & LaRose, Robert, 2006, Media
Now, Understanding Media, Culture, and Tech-
nology, Belmont, Thomson.
Wilcox, Dennis L. & Cameron, Glen T., 2006, Public
Relations, Strategies and Tactics 8th ed, Boston,
Pearson Allyn & Bacon.
Wahyuni Pudjiastuti dan Henny Widyaningsih, 2007,
Laporan Penelitian Pemetaan Humas Pemerintah
di Indonesia
Wasesa, Silih Agung & Macnamara, Jim. 2010,
Strategi Public Relations, Gramedia, Jakarta
Yudarwati, Gregoria Arum, “Merangkai Masa Depan
Public Relations”, dalam Ridwan Nyak Baik &
Irmulan Sati T (eds), 2004, Koalisi Dominan, Re-
fleksi Kritis atas Peran Public Relations dalam
Manajemen, Jakarta, BPP PERHUMAS
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik In-
donesia No. 65 Tahun 2009 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Universitas Diponegoro
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik In-
donesia No. 59 Tahun 2009 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Universitas Negeri Semarang

10

You might also like