Professional Documents
Culture Documents
PERTEMUAN KE-5
A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut:
1.1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan saham preference
1.2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan saham biasa
1.3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perhitungan saham
preference
1.4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan perhitungan saham biasa
B. URAIAN MATERI.
A. Saham Preferen
Saham tanda bukti kepemilikan atau penyertaan modal atas perusahaan yang
mengeluarkan saham tersebut (emiten).
Saham preferen merupakan pendanaan yang memiliki sifat kombinasi antara
hutang dan saham biasa.
Keuntungan maksimum pemegang saham preferen biasanya dibatasi dengan
sejumlah dividen teretentu, dan tidak memiliki hak atas nilai sisa laba.
Misal seorang pemegang saham preferen memiliki 100 lembar saham preferen
dengan nilai nominal Rl 4.000, dividen 10,5% keuntungan maksimum yang
dapat diharapkan adalah 100 lbr x ( Rp 4.000 x 10,5%) = Rp 42.000 (dividen
saham preferen dibayar setelah laba – pajak).
Saham preferen memiliki dividen kumulatif dividen yang belum dibayar akan
dibayarkan kemudian sebelum perusahaan membayar dividen saham biasa.
24
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan 2
Hak Suara pemegang saham preferen mempunyai hak suara hanya pada
keadaan tertentu.
Penarikan kembali saham preferen penarikan dapat dilakukan pada kondisi :
ketepatan penarikan, dana pelunasan dan konversi.
Saham preferen yang tidak dapat dipertukarkan tidak banyak digunakan sebagai
pendanaan. Salah satu kelemahan saham preferen bagi penerbit adalah dividen
saham preferen tidak dapat mengurangi laba kena pajak perusahaan. Salah satu
manfaat pendanaan saham preferen adalah saham preferen merupakan rencana
pendanaan yang fleksibel, keuntungan lain dari saham preferen yang tidak dapat
dipertukarkan adalah tidak adanya jatuh tempo sehingga dari sisi kreditur
menambah modal sendiri sehingga memperkuat posisi keuangan perusahaan.
B. Saham Biasa
Pemegang saham biasa merupakan pemilik akhir perusahaan.
Saham biasa tidak memiliki jatuh tempo, tapi pemegang saham dapat melikuidasi
dengan menjual saham yang dimiliki pada pasar sekunder.
2. Nilai Nominal nilai nominal sering disebut nilai pari saham yang dicatat pada
anggaran dasar perusahaan dan tidak memiliki nilai ekonomis yang berarti. Nilai
nominal saham sebagian besar ditetapkan dibawah harga pasar.
Misal perusahaan akan memulai usaha dengan menjual 10.000 lembar saham
dengan harga per lembar Rp 3.600 nilai nominal per lembar saham Rp 400,00,
maka struktur modal sendiri adalah sbb :
25
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan 2
3. Nilai buku dan nilai likuidasi nilai buku per lembar saham biasa merupakan
modal sendiri para pemegang saham yaitu total aktiva dikurangi hutang dan
saham preferen. Berdasarkan pada contoh dibutir 2 misal perusahaan memperoleh
laba sebesar Rp 6.400.000 dan tidak membayar dividen, maka struktur modal
sendiri perusahaan tersebut saat ini adalah sebesar Rp 36.000.000 + Rp
6.400.000 = Rp 42.400.000 dengan demikian nilai lembar saham sebesar Rp
42.400.000 : 10.000 = Rp 4.240
4. Nilai pasar nilai per lembar saham merupakan harga yang berlaku sekarang
dimana saham diperdagangkan.
26
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan 2
Contoh :
Penyelesaian :
b. Dengan tarif pajak perusahaan sebesar 40% dan 70% dari penghasilan dividen
bebas pajak maka,
Keuntungan setelah pajak = 12 % (1-((1-70%)x40%)))
12 % (1-((0,30) x 40%))) = 10,56%
C. LATIHAN SOAL/TUGAS
27
S1 Manajemen Universitas Pamulang
Modul Manajemen Keuangan 2
D. DAFTAR PUSTAKA
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, Teori dan soal jawab, Penerbit
Alfabeta, Bandung, 2015
28
S1 Manajemen Universitas Pamulang