Professional Documents
Culture Documents
PARALYSIS (AFP)
Nomor :445/SOP/B/I/2018/
Dokumen
No. Revisi :
SOP
Tanggal :
Terbit
Halaman : 1/7
PUSKESMAS dr. Hj. Hidayati Jasri
MINAS NIP.19740328 200604 2 007
Prosedur Pelacakan:
a. Mengisi format pelacakan (FP-1) antara lain:
- Menanyakan riwayat sakit dan vaksinasi
polio serta data lain yang diperlukan
- Melakukan pemeriksaan fisik kasus AFP
b. Mengumpulkan 2 spesimen tinja dari setiap
kasus AFP yang kelumpuhannya kurang dari
2 bulan
c. Menjelaskan kepada orang tua tentang
pentingnya rehabilitasi medik dan cara-cara
perawatan sederhana untuk mengurangi/
mencegah kecacatan akibat kelumpuhan yang
diderita
d. Mengupayakan agar semua kasus AFP
mendapatkan perawatan tenaga medis
terdekat. Bila diperlukan dapat dirujuk ke
dokter spesialis anak (DSA) atau dokter
spesialis saraf(DSS) untuk rehabilitasi medik
sedini mungkin
e. Mencari kasus tambahan. Pencarian kasus
tambahan dilakukan dengnan menanyakan
kemungkinan adanya anak berusia <15 tahun
yang mengalami kelumpuhan pada daerah
tersebut kepada:
- Orang tua penderita
- Tokoh masyarakat setempat
- Kader
- Guru, dll
f. Melakukan follow up (kunjungan ulang) 60
hari terhadap virus AFP dengan spesimen
tidak adekuat atau hasil laboratorium positif
virus polio vaksin
6.Diagram Alir -
7.Hal-hal yang Konfirmasi awal untuk memastikan benar tidaknya terjadi
perlu kasus AFP
diperhatikan
8.Unit terkait 1. Lintas Program
2. Jejaring Surveilans (Puskesmas, Lab, Rumah Sakit)
3. Lintas Sektor.
Ya Tidak Tidak
NO URAIAN KEGIATAN
Berlaku
1 Apakah Petugas surveilans menemukan
Kasus: Surveilans AFP harus dapat
menemukan semua kasus AFP dalam satu
wilayah yang diperkirakan minimal 2 kasus
AFP diantara 100.000 penduduk usia <15
tahun per tahun (Non Polio AFP rate
minimal 2/100.000 pertahun
2 Apakah Petugas melakukan pelacakan
Kasus AFP: Setiap kasus AFP yang
ditemukan harus segera dilacak dan
dilaporkan ke unit pelaporan yang lebih
tinggi selambat-lambatnya dalam waktu 24
jam setelah laporan diterima
3 Apakah petugas surveilans melakukan
pengumpulan Spesimen: spesimen yang
dikumpulkan adalah spesimen tinja, tetapi
tidak semua kasus AFP yang dilacak harus
dikumpulkan spesimen tinjanya, tergantung
dari lamanya kelum puhan pada kasus AFP
4 Apakah Petugas surveilans melakukan
Pengiriman Spesimen: Sebelum dikirim ke
laboraturium, yakinkan bahwa spesimen
dalam keadaan baik (Volume cukup, tidak
kering, dan tidak bocor)
5 Apakah Petugas surveilans melakukan
Kunjungan Ulang 60 Hari : Kunjungan
ulang 60 hari dimaksudkan untuk
mengetahui adanya sisa kelumpuhan
setelah 60 hari sejak terjadi kelumpuhan
6 Apakah Petugas surveilans melkukan
pencatatan dan pelaporan kasus AFP
( ...................................)