You are on page 1of 9

 Kelainan kongenital pada sistem kardiovaskular

 Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus


(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta yang bertekanan
tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah. (Suriadi, Rita Yuliani,
2001; 235)
 Defek septum ventrikel (ventricular septal defect VSD) merupakan penyakit
jantung bawaan yang paling sering ditemukan pada bayi dan anak. Penutupan
defek ini masih memberikan tantangan tersendiri.
 Tetralogi Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung bawaan tipe sianotik.
Dimana penyakit ini mengalami kelainan pertumbuhan yang terjadi defek atau
lubang dari bagian sekat antara rongga ventrikel.

Pertanyaan :

1. Desi : Penkes apa saja kepada orang tua tentang penyakit VSD,PDA, dan TOF
?
Jawab :
Karena penyebab ke-3 penyakit ini sama maka kelompok kami mengambil
contoh penkes yang sama. Ada 7 contoh penkes untuk ke-3 penyakit tsb,
diantaranya :
1. Pemeriksaan Antenatal
Kontrol kehamilan yang teratur, maka penyakit seperti VSD,PDA, dan
TFO bisa dikenali secara dini
2. Pemeriksn Ekokardiografi
3. Pemeriksaan Kadar gula
Apalagi diusia 40> sangat rentan
4. Mencegah ibu dari resiko infeksi virus TORCH
(Toksoplasma,Rubela,Sitomegalovirus dan Herpes)
Lakukan imunisasi MMR untuk mencegah penyakit mobili dan rubela
5. Hindari dari paparan asap rokok (aktif dan pasif)
6. Hindari polusi luar seperti asap kendaraan,debu
7. Gunakanlah masker
2. Apa saja perbedaan dan faktor-faktor penyebab penyakit VSD,PDA dan TOF?
Jawab :
VSD : Kelainan jantung berupa lubang pada sekat antarbilik jantung
PDA : Duktus arteriosus yang tetap membuka setelah bayi lahir. Kelainan ini
banyak terjadi pada bayi yang prematur
TOF : Penyakit jantung bawaan yang mengakibatkan ujung-ujung jari
membentol dan berwarna biru

 Patofisiologi Kelainan Pada Sistem Endokrin dan Askep Anak Diabetes


Juvenile dan dampaknya terhadap kebutuhan dasar manusia (Konteks
dalam keluarga).

 Diagnosa : Resiko Ketidakseimbangan kadar gula darah berhubungan dengan


penyakit diabetes melitus
 Pendidikan kesehatan :
a. Berikan penjelasan kepada keluarga mengenai penyakitnya, apa yang
menyebabkan, pengobatan, komplikasi dan pencegahannya.
b. Berikan penjelasan mengenai penggunaan insulin yang tepat.
c. Anjurkan klien untuk selalu menyediakan permen dan mengenali tanda-
tanda hipoglikemia.
d. Berikan penjelasan mengenai tanda-tanda pertumbuuhan dan
perkembangan yang ditoleransi klien.
e. Anjurkan keluarga klien mencatat hasil pemeriksaan gula darah dan
berkonsultasi dengan pelayan kesehatan untuk mengontrol gula darah
secara berkala.
Pertanyaan :

1. Apa Faktor pencetus penyakit Dm Juvenile pada anak dan bagaimana cara
mengatasi penyakitnya ?
Jawab : Faktor pencetusnya adalah Faktor genetik dan cara mengatasinya
sebelum menikah cek kesehatan terlebih dahulu agar mengetahui
apakah positif terkena penyakit DM otomatis untuk anak yang
dilahirkan akan mengalami penyaki Dm Juvenile.
2. Bagaimana Data Fokusnya dan Simulasikan Intervensinya?
Jawab :
 Data fokus
a. Keluhan Utama
b. Riwayat kesehatan keluarga
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit dahulu
e. Pola persepsi kesehatan
f. Pola nutrisi
g. Pola istirahat
h. Pola aktifitas

 Simulasi intervensi

“ Cek Gula Darah ”

Perawat : ( ke kamar pasien lalu ketok pintu dan mengucapkan salam )


Perawat : selamat pagi ibu, selamat pagi ade. Perkenalkan nama saya
perawat erda, disini saya ingin melakukan pengecekan gula
darah pada ade untuk mengetahui apakah kadar gula darah ade
meningkat atau rendah. Apakah ibu bersedia ? Ibu mohon
partisipasinya ya ibu ?

Ibu pasien : Bersedia sus.


( Perawat erda melakukan pemeriksaan gula darah pada ade
tersebut . Setelah perawat erda selesai melakukan pemeriksaan
gula darah perawat erda pun meminta izin untuk kembali ke
kantor perawat. )
Perawat : Baik ibu, saya sudah melakukan pengecekan gula darah pada
ade, dan hasilnya akan di beritahukan nanti. Saya permisi
kembali ke kantor perawat ya ibu. Jika ada yang di butuhkan
silahkan ibu tekan tombol yang ada di sebelah kanan ade ya bu.
Ibu pasien : baik sus terimakasih banyak.

 HUBUNGAN TERAPEUTIK PERAWAT - KLIEN


1. Pengertian

Hubungan timbal balik yang intim melibatkan pikiran, perasaan dan sikap
antara perawat dan klien.

2. Hubungan perawat klien yang terapeutik

 Menggunakan diri sendiri


 Menggunakan pendekatan khusus

3. Tujuan

 Meningkatkan kesadaran diri,penampilan diri dan interaksi diri

 Memperjelas tentang identitas dari dan peningkatan integritas diri

 Meningkatkan kemampuan untuk membina hubungan intim dan


interdependen,pribadi,dengan kecakapan menerima kasih sayang

 Meningkatkan fungsi kemampuan untuk memenuhi tujuan pribadi yang


realistis
4. Status Hubungan

 Perawat : pemberian alternatif informasi dan alternatif pemecahan


masalah
 Klien : menerima informasi dan membutuhkan bantuan

Perawat sebagai terapis

1. Fokus analisa

 Kesadaran diri
 Klarifikasi nilai
 Eksplorasi perasaan
 Kemampuan menjadi
 Rasa tanggung jawab

2. Cara meningkatkan percaya diri :

 Mempelajari diri sendiri

 Belajar dari orang lain

 Membuka diri

3. Klarifikasi nilai

 Kebutuhan klien diutamakan

 Perawat mempunyai sumber kepuasan dan rasa aman yang cukup

 Konflik dan ketidakpuasan harus disadari

 Menyadari sistem nilai


4. Eksplorasi klien

 Terbuka dan sadar akan perasaannya

 Mengontrol respon terhadap klien

 Mengontrol penampilan terhadap klien

5. Kemampuan menjadi model

 Terbuka dan sadar akan perasaannya

 Mengontrol respon terhadap klien

 Mengontrol penampilan terhadap klien

6. Perawat melakukan hubungan dengan klien adalah hubungan yang penuh


tanggung jawab. Resiko yang dihadapi adalah rasa aman dan nyaman sampai
kematian klien. Tanggung gugat adalah hak klien.

 Tahapan hubungan terapeutik


 Tahap Prainteraksi
 Tahap Orientasi
 Tahap Kerja
 Tahap Terminasi

1. Prainteraksi
 Eksplorasi perasaan
 Fantasi
 Analisa Kekuatan/Kelemahan Profesi Diri
 Dapatkan dan Tentang Klien

2. Orientasi
 Tentukan alasan klien minta pertolongan
 Bina rasa percaya, penerimaan dan komunikasi terbuka
 Rumuskan kontrak bersama
 Eksplorasi perasaan, pikiran perbuatan klien
 Identifikasi masalah klien
 Rumuskan tujuan dengan klien.

3. Kerja
 Eksplorasi stressor
 Dorong perkembangan kesadaran diri klien untuk mendapatkan koping yang
konstruktif
 Atasi penolakan perilaku adaptif

4. Terminasi
 Bicarakan realitas perpisahan
 Bicarakan proses terapi dan pencapaian tujuan saling mengeksplorasi
penolakan, kehilangan, sedih, marah, perilaku klien.

 Komunikasi Terapeutik
1. Tujuan :
 Membina hubungan
 Mempengaruhi perilaku
 Menetapkan peran dan tanggung jawab
 Mengumpulkan data
 Menganalisa dan memproses data
 Menetapkan kontrak
 Mencapai Komunikasi Perawat-Klien efektif

2. Sikap perawat dalam komuniksai


 Menganalisa dan memproses data
 Menetapkan kontrak
 Mencapai Komunikasi Perawat-Klien efektif
 Mempertahankan sikap terbuka
 Tetap rileks

3. Area komunikasi

 Komunikasi yang sistematik

 Menetapkan hubungan perawat-klien

 Menguasai Komunikasi

 Berespon pada perasaan klien

 Mendiskusikan isue pribadi

 Berespon pada reaksi emosional klien

 Berhubungan dengan keluarga

 Mengintegrasikan ketrampilan komunikasi dengan ketrampilan teknik


keperawatan.

4. Dimensi respon
 Keikhlasan
 Menghargai
 Empati
 Kongkrit
5. Dimensi tindakan
 Keikhlasan
 Menghargai
 Empati
 Kongkrit
6. Teknik komunikasi
 Mendengar
 Pertanyaan Terbuka
 Restating
 Klarifikasi
 Memfokuskan
 Membagi persepsi
 Diam
 Refleksi
 Sugesti
 Informasi
 Humor

You might also like