Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Pendamping :
PUSKESMAS LAMPA
KABUPATEN PINRANG
2018
HALAMAN PENGESAHAN
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
Mengetahui,
BAB I
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
STATUS PENDERITA
I. IDENTITAS
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Umur : 51 Tahun
Alamat :
Pekerjaan : Petani
Tgl. Masuk RS :
II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : BAB Hitam
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Penderita masuk dengan keluhan utama BAB hitam yang dialami sejak 2
hari terakhir. Pasien pernah mengalami keluhan yang sama ± 3 bulan yang
lalu. BAB berwarna hitam seperti kopi, konsistensi cair dengan sedikit
ampas.
Saat ini penderita tampak lemas. Penderita juga mengeluh nyeri ulu hati
terutama setelah makan, minum kopi atau mengkonsumsi obat anti nyeri.
Nyeri seperti tertusuk-tusuk, serta sering mual sampai muntah dengan
frekuensi >3 kali/hari dalam 2 terakhir. Muntah isi makanan dengan volume
± 200 cc. Maka dari itu penderita mengalami penurunan nafsu makan karena
takut jika makan, penderita akan kembali muntah. Penderita sering
mengeluh rasa terbakar pada dada.
Selain itu pasien mengeluh nyeri hebat pada kedua lutut (nyeri pada lutut
kanan dirasakan lebih berat ), serta nyeri pada ibu jari kaki kanan yang
dialami sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk RS, keluhan ini pertama kali
dirasakan saat bangun tidur dan berlangsung terus – menerus hingga
mengganggu aktifitas serta membuat pasien sulit tidur.
Nyeri lutut ini sudah sering dialami oleh penderita sejak ± 2 tahun
yang lalu. Saat itu pasien pernah memeriksakan diri ke Puskemas dan
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
dinyatakan memiliki kadar asam urat yg tinggi. Karena nyeri lutut tersebut
pasien sering mengkonsumsi jamu – jamu dan obat pereda nyeri tanpa
pengawasan dokter selama ± 2 tahun terakhir.
KEPALA
Ekspresi wajah : Normal
Bentuk dan Ukuran : Normal
Rambut : Ikal / Normal
Mata : Exophtalmus / Enophtalmus Pergerakan : N
Kelopak mata : Normal
Konjungtiva : Anemis + / +
Sklera : Ikterus - / -
Pupil : Isokhor, diameter 2mm /
2mm
Kelainan lain : tidak ditemukan
Telinga
Bentuk : Normal. Simetris kiri = kanan
Sekret :-/-
Pendengaran : Dalam batas normal
Hidung
Bentuk : Simetris
Deviasi septum: -
Perdarahan :-
Penghidu : Dalam batas normal
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
Mulut
Bentuk : Normal
Bibir : Sianosis (-)
Gusi : Perdarahan (-)
Lidah : Glossitis (-), Tremor (-), Fasikulasi (-) Lidah kotor
(-)
Tonsil : T 1 – T1
Faring : Tidak diperiksa
Laring : Tidak diperiksa
LEHER
Kaku kuduk : Tidak ada
JVP : R + 2 cmH2O
PKGB : tidak ditemukan
Retraksi suprasternal : tidak ditemukan
Deviasi tracheal : tidak ditemukan
THORAKS
Inspeksi
Bentuk : Normochest
Retraksi supraklavikula :-/-
Palpasi
Fremitus : Depan Belakang
N N N N
N N N N
N N N N
Perkusi
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
Depan Belakang
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Sonor Sonor Sonor Sonor
Auskultasi
Suara Pernapasan : vesikuler / vesikuler
Suara Tambahan : Rh - / - Wh - / -
COR
Inspeksi
Ictus cordis tidak tampak
Palpasi
Iktus cordis teraba di ICS V linea midclavicula sinistra
Perkusi
Batas atas jantung : ICS II linea parasternal dextra
Kiri : ICS V linea midclavicula sinistra
Auskultasi
S1 S2 tunggal
Heart Rate : 88 kali / menit Reguler / Irreguler
Bising : tidak ada
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk abdomen : Simetris / tidak simetris
Ukuran : Normal
Distensi : Tidak ditemukan
Permukaan kulit : Dalam batas normal
Auskultasi
Peristaltik : (+) Normal
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
Palpasi
Turgor : Normal
Nyeri tekan : (+)
Hepar /Ren : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Perkusi
Tympani di seluruh lapang abdomen
Nyeri ketok : (-)
EXTREMITAS
Superior
Pucat :-/-
Deformitas : tidak ada
Edema : tidak ada
Tofus : tidak ada
Inferior
Pucat :-/-
Deformitas : tidak ada
Edema : tidak ada
Tofus : tidak ada
V. DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja : Melena ec susp Gastropati NSAID + Anemia +
Arhtritis Gout
Diagnosis Banding :
1. Melena ec variceal Bleeding + OA
VI. PROGNOSIS
Ad Functionam : Dubia ad bonam
Ad Sanationam : Dubia ad bonam
Ad Vitam : Dubia ad bonam
VII. PENATALAKSANAAN
R / IVFD RL
Ondasetron 4 mg/12 jam/iv
Ranitidin amp / 12 jam / iv
As. Tranexamat 2 dd 1
Recolfar 0.5 mg/6 jam/oral
VIII. PLANNING
1. Diet Lambung
IX. FOLLOW UP
Subjektif
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
Objektif
T : 110 / 80 mmHg
N : 86 kali / menit
P : 20 kali / menit
S : 36,6 oC
Assesment
Melena ec susp Gastropati NSAID + Anemia + Arhtritis Gout
Planning
Boleh Pulang + Rawat Jalan bila ada keluhan
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.2. Diagnosis
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
1.1.3. Penatalaksanaan
Pada garis besarnya, penatalaksanaan pasien dengan
perdarahan SCBA, apapun penyebabnyaterdiri atas penatalaksanaan
umum dan penatalaksanaan khusus. 1
I. Penatalaksanaan Umum
Penatalaksanaan umum bertujuan untuk sesegera mungkin
memperbaiki keadaan umum dan menstabilkan hemodinamik
(resusitasi). Resusitasi cairan biasanya dengan memberikan
cairan kristaloid (NaCl fisiologis atau Ringer laktat) bahkan
jika perlu diberikan larutan koloid. Pada keadaan tertentu
sebaiknya dipasang dua jalur infus dengan jarum
besar,sekaligus untuk mempersiapkan jalur intravena untuk
pemberian transfusi darah.
Pemberian antasida oral, sukralfat dan injeksi penyekat
reseptor H2 dapat diberikan jika ada dugaan kerusakan mukosa
yang menyertai perdarahan.
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
1.2. HIPERURISEMIA
A. Pendahuluan
Hiperurisemia adalah keadaan di mana terjadi peningkatan kadar
asam urat darah diatas normal. Hiperurisemia dapat terjadi karena
peningkatan metabolisme asam urat (overproduction) atau penurunan
pengeluaran AU urin (undersecretion), atau gabungan keduanya.
Banyak batasan untuk menyatakan hiperurisemia, secara umum
kadar AU di atas 2 standar deviasi hasil laboratorium pada populasi
normal dikatakan sebagai hiperurisemia.3
Batasan pragmatis yang sering digunakan untuk hiperurisemia
adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan kadar AU yang
mencerminkan adanya kelainan patologi. Dari data didapatkan hanya 5-
10% pada laki normal mempunyai kadar AU di atas 7mg% dan sedikit
dari gout mempunyai kadar AU dibawah kadar tersebut. Jadi kadar AU di
atas 7 mg% pada laki dan 6 mg% pada perempuan dipergunakan sebagai
batasan hiperurisemia. 4
Hiperurisemia yang berkepanjangan dapat menyebabkan gout atau
pirai, namun tidak semua hiperurisemia akan menimbulkan kelainan
patologi berupa gout. Gout atau pirai adalah penyakit akibat adanya
penumpukan Kristal monosodium urat pada jaringan akibat peningkatan
kadar AU.5
B. Penyebab Hiperurisemia
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
1.3.ARTHRITIS GOUT
A. Pendahuluan
Arthritis pirai (gout) adalah penyakit yang sering ditemukan dan
tersebar di seluruh dunia. Arthritis pirai merupakan kelompok penyakit
heterogen sebagai akibat dari deposisi Kristal monosodium urat pada
jaringan atau akibat hipersaturasi asam urat di dalam cairan ekstraseluler.
Manifestasi klinik deposisi urat meliputi arthritis gout akut, akumulasi
kristal asam urat pada jaringan yang merusak tulang (tofi), batu asam urat
dan yang jarang adalah kegagalan ginjal (gout nefropati). Gangguan
metabolism yang mendasarkan gout adalah hiperurisemia yang
didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari 7,0 ml/dl dan 6,0
mg/dl. 2
B. Epidemiologi
Gout merupakan penyakit yang dominan pada pria dewasa.
Sebagaimana yang disampaikan Hippocrates bahwa gout jarang pada pria
sebelum masa remaja (adolescens) sedangkan pada perempuan jarang
sebelum menopause. Pada tahun 1986 dilaporkan prevalensi gout di
Amerika Serikat adalah 13.6/1000 pria dan 6.4/1000 perempuan.
Prevalensi gout bertambah dengan meningkatnya taraf hidup. Prevalensi di
antara pria African American lebih tinggi dibandingkan kelompok pria
Caucasian. 2
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
C. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, penyakit asam urat di golongkan menjadi 2,
yaitu:
1. Penyakit Gout Primer
Penyebabnya kebanyakan tidak diketahui (idiopatik). Hal ini diduga
berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang
menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
meningkatnya produksi asam urat atau dapat disebabkan karena
berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. 2
2. Penyakit Gout Sekunder 2
a) Meningkatnya produksi asam urat karena pengaruh pola makan
yang tidak terkontrol.
b) Penyakit pada darah (penyakit sumsung tulang, polisitemia, anemia
hemolitik), obat – obatan (alcohol, anti kanker, vitamin B12,
diuretik)
c) Obesitas
d) Intoksikasi timbal
e) Diabetes yg tidak terkontrol
D. Patofisiologi
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria
dewasa kurang dari 6 mg/dL dan pada wanita kurang dari 5.5 mg/dL. Dan
apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih besar dari 7,0 mg/dl
dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara
mendadak kadar asam urat dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap
dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan diteruskan dengan
terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang-ulang,
penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan
mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga.
Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan disertai
penyakit ginjal kronis. 2
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
E. Faktor Resiko 2
Tidak semua orang dengan peningkatan asam urat dalam darah
(hiperuremia) akan menderita penyakit asam urat. Namun ada beberapa
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
k. Patologi
Histopatologi dari tofus menunjukkan granuloma dikelilingi oleh
Kristal monosodium urat (MSU). Reaksi inflamasi di sekeliling Kristal
terutama dari sel mononuclear dan sel giant. Kapsul fibrosa biasanya
prominen disekeliling tofi berbentuk jarum (needle shape) dan sering
memberntuk kelompok kecil secara radier. 2
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
l. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang ditimbulkan pada penyakit asam urat antara
lain adalah sebagai berikut : 2
a. Nyeri hebat pada malam hari, sehingga penderita sering terbangun
saat tidur.
b. Saat dalam kondisi akut, sendi tampak terlihat bengkak, merah dan
teraba panas. Keadaan akut biasanya berlangsung 3 hingga 10 hari,
dilanjutkan dengan periode tenang. Keadaan akut dan masa tenang
dapat terjadi berulang kali dan makin lama makin berat. Dan bila
berlanjut akan mengenai beberapa sendi dan jaringan bukan sendi.
c. Disertai pembentukan kristal natrium urat yang dinamakan thopi.
d. Terjadi deformitas (kerusakan) sendi secara kronis.
m. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium. Seseorang dikatakan menderita
asam urat ialah apabila pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
asam urat dalam darah diatas 6 mg/dL untuk pria dan lebih dari 5,5
mg/dL untuk wanita. Bukti adanya kristal urat dari cairan sinovial
atau dari topus melalui mikroskop polarisasi sudah membuktikan,
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
n. Penatalaksanaan 2
Pengobatan diperoleh dengan menggunakan resep dokter. Obat-
obatannya antara lain:
1. Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang berfungsi
untuk mengatasi nyeri sendi akibat proses peradangan.
2. Kortikosteroid, yang berfungsi sebagai obat anti radang dan
menekan reaksi imun. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk
tablet atau suntikan dibagian sendi yang sakit.
3. Imunosupresif, yang berfungsi untuk menekan reaksi imun.
Obat ini jarang digunakan karena efek sampingnya cukup berat
yaitu dapat menimbulkan penyakit kanker dan bersifat racun
bagi ginjal dan hati.
4. Suplemen antioksidan yang diperoleh dari asupan vitamin dan
mineral yang berkhasiat untuk mengobati asam urat. Asupan
vitamin dan mineral dapat diperoleh dengan mengkonsumsi
buah atau sayuran segar atau orange, seperti wortel.
5. Selain obat-obatan tersebut, pengobatan secara medis dapat
juga dilakukan melalui program rehabilitasi. Rehabilitasi ini
berfungsi untuk mengembalikan kemampuan penderita seperti
semula sehingga dapat menjalankan kehidupan sehari-hari
dengan lancar. Caranya adalah dengan mengistirahatkan sendi
yang sakit, melakukan pemanasan atau pendinginan, dan
memanfaatkan arus listrik untuk meningkatkan ambang rasa
sakit.
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
BAB V
DAFTAR PUSTAKA
2. Tehupeiroy ES. Artrtritis pirai (arthritis gout). Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam. Edisi 4. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI;
2009.
5. Terkeltaub R, Furst DE, Bennett K, Kook K, Davis M. Low dose (1.8 mg)
vs high dose (4.8 mg) oral colchicine regimens in patients with acute gout
F.6 Upaya Pengobatan Dasar
LAPORAN KEGIATAN
Waktu Pukul