You are on page 1of 12

MODUL PERKULIAHAN

Sistem
Manajemen Mutu
Konstruksi
Konsep Total Quality
Management

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil
03 P111700016 Anjas Handayani, ST, MT

Abstract Kompetensi
Modul ini memberikan Mahasiswa mampu menjelaskan
pengetahuan kepada mahasiswa Konsep Total Quality Management
mengenai pengembangan konsep
manajemen mutu menyeluruh dan
berkelanjutan
Pembahasan
Pendahuluan
Dalam pelaksanaan pembangunan proyek baik besar atau kecil, selalu diinginkan hasil
kualitas yang baik, yaitu
 Memenuhi spesifikasi yang diinginkan  Quality
 Selesai tepat pada waktunya  Delivery
 Biaya yang serendah-rendahnya  Cost
 Keamanan  Safety
Untuk mencapai semua itu, kita memerlukan sistem pengawasan tersendiri yang
disesuaikan dengan lingkup pekerjaan masing-masing , sistem pengawasan ini disebut Total
Quality Management (TQM) dengan harapan sistem ini akan menghasilkan kualitas
pekerjaan yang baik. Perlu ditekankan pengertian total, yang menuntuk kepada kita bahwa
sistem ini harus mengikutsertakan semua unsur – unsur yang menunjang sistem ini
walaupun unsur tersebut hanya merupakan bagian kecil saja.
Perlu diperhatikan bahwa keempat unsur diatas harus seimbang. Jika salah satu unsur
terlalu besar atau terlalu kecil akan menyebabkan kegagalan dalam mencapai hasil tujuan
yang baik sehingga perlu dilakukan kontrol terhadap quality, delivery, cost dan safety. Untuk
itu diperlukan manajemen kontrol yang prinsipnya sebagai berikut :
1. Pekerjaan saat ini (sekarang)
2. Perbaikan cara kerja yang sudah ada
Maksudnya bila saat ini kita bisa menyelesaikan pekerjaan selama misal 15 hari (sesuai
schedule), hal tersebut bukanlah yang terbaik (walaupun sesuai rencana), maka harus ada
perbaikan kerja agar waktu pekerjaan dapat dipersingkat. Setelah jangka waktu tertentu,
untuk meningkatkan hasil maka harus juga ditingkatkan standar pengawasan sehingga
makin lama standar pengawasan makin meningkat.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Langkah yang diperlukan untuk manajemen kontrol adalah :
a. Perencanaan (Plan)
b. Pelaksanaan (Do)
c. Pemeriksaan (Check)
d. Tindakan yang harus diambil (Action)
Keempat langkat tersebut merupaka suatu langkah yang saling bergantungan sehingga
merupakan siklus yang berulang-ulang. Adapun syarat masing- masing langkah adalah :
a. Perencanaan (Plan)
Terlebih dahulu merencanakan segala sesuatu berdasarkan :
 Guideline dan tujuan
 Cara mencapai tujuan dengan cara sepraktis dan seefesien mungkin
b. Pelaksanaan (Do)
Untuk memulai pelaksanaannya, agar memperhatikan sebagai berikut :
 Cara pelaksanaan harus terperinci dan dapat dimengerti (jelas) oleh karena
itu perlu pelatihan atau pendidikan terlebih dahulu.
 Pelaksanaan disesuaikan menurut dengan apa yang telah direncanakan.
c. Pemeriksaan (Check)
Setelah mengerjakan apa yang direncanakan, maka perlu diadakan pemeriksaan :
 Apakah sesuai dengan yang direncanakan
 Apakah hasil yang didapat sesuai dengan yang diharapkan
 Jika hasil tidak baik, cari penyebabnya
d. Tindakan yang harus diambil (Action)
Segera ambil tindakan setelah dilakukan pemeriksanaan :
 Hasil yang jelek atau tidak baik, segera diperbaiki
 Memperbaiki cara kerja sehingga produk yang dihasilkan baik

Total Quality Management


Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan manajemen yang
menempatkan mutu sebagai strategi usaha, dengan cara melibatkan seluruh anggota
organisasi dalam upaya peningkatan mutu secara berkesinambungan dan sepenuhnya
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Total quality management juga dapat diartikan

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
sebagai perpaduan semua fungsi dari perusahaan ke dalam falsafah holistik yang dibangun
berdasarkan konsep kualitas, teamwork, produktivitas, dan pengertian serta kepuasan
pelanggan (Ishikawa dalam Pawitra, 1993). Definisi lainnya menyatakan bahwa Total quality
management merupakan sistem manajemen yang menyangkut kualitas sebagai strategi
usaha dan berorientasi pada kepuasaan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota
organisasi (Santosa, 1992).
Total Quality Management (TQM) merupakan paradigma baru dalam menjalankan bisnis,
yang berupaya untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan secara
berkesinambungan atas kualitas produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan organisasi.
TQM merupakan pendekatan yang seharusnya dilakukan organisasi masa kini untuk
memperbaiki kualitas produknya, menekan biaya produksi dan meningkatkan
produktivitasnya. Hal inilah yang melatar belakangi konsep zero defect. Kesalahan atau
cacat (defect) hanya akan terjadi bila sejak dari proses awal tidak ditekankan masalah mutu.
Sukses tidaknya implementasi TQM sangat ditentukan oleh kompetensi SDM perusahaan
untuk merealisasikannya. Penerapan manajemen sumber daya manusia tidak berdiri sendiri
tetapi terikat dengan paket TQM dan harus selaras dengan perubahan proses. Evolusi
gerakan total quality dimulai dari masa studi dan gerak oleh bapak manajemen Ilmiah,
Frederick Winston Taylor, pada dekade 1920-an. Aspek yang paling fundamental dari
manajemen ilmiah adalah adanya pemisahan antara perencanaan dan pelaksanaan.
Meskipun pembagian tugas telah menimbulkan peningkatan besar dalam hal produktivitas,
sebenarnya konsep pembagian tugas tersebut telah menyisihkan konsep lama mengenai
keahlian/keterampilan, di mana individu yang sangat terampil melakukan semua pekerjaan
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Dasar pemikiran perlunya TQM sangatlah sederhana, yakni bahwa cara terbaik agar dapat
bersaing dan unggul dalam persaingan global adalah dengan menghasilkan kualitas yang
terbaik. Untuk menghasilkan kualitas terbaik diperlukan upaya perbaikan
berkesinambungan terhadap kemampuan manusia, proses, dan lingkungan. Cara terbaik
agar dapat memperbaiki kemampuan komponen-komponen tersebut secara
berkesinambungan adalah dengan menerapkan TQM.
Penerapan TQM dalam suatu perusahaan dapat memberikan beberapa manfaat utama yang
pada gilirannya meningkatkan laba serta daya saing perusahaan yang bersangkutan.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Konsep Total Quality Management
Manajemen mutu terpadu (Total Quality Management) merupakan suatu penerapan
metode kuantitatif dan sumber daya manusia untuk memperbaiki dalam penyediaan bahan
baku maupun pelayanan bagi organisasi, semua proses dalam organisasi pada tingkat
tertentu di mana kebutuhan pelanggan terpenuhi sekarang dan di masa mendatang. TQM
lebih merupakan sikap dan perilaku berdasarkan kepuasan atas pekerjaannya dan kerja tim
atau kelompoknya. TQM menghendaki komitmen dari manajemen sebagai pemimpin
organisasi dimana komitmen ini harus disebarluaskan pada seluruh karyawan dan dalam
semua level atau departemen dalam organisasi. TQM bukan merupakan program atau
sistem, tapi merupakan budaya yang harus dibangun, dipertahankan, dan ditingkatkan oleh
seluruh anggota organisasi atau perusahaan bila organisasi atau perusahaan tersebut
berorientasi pada mutu dan menjadikan mutu sebagai way of life.
Pengendalian, sistem, dan teknik-teknik sangat diperlukan dalam penerapan TQM, tetapi
semuanya itu bukan merupakan kebutuhan utama. Yang terpenting dalam penerapan TQM
adalah keterlibatan secara menyeluruh setiap orang dalam organisasi atau perusahaan
tersebut untuk mengubah budaya (culture) yang lama menjadi budaya baru. Perubahan –
perubahan tersebut antara lain :
1. Dari kerahasiaan atau sesuatu yang bersifat selentingan menjadi komunikasi terbuka
antar seluruh anggota organisasi atau perusahaan. Dengan keterbukaan maka kerjasama
akan terwujud, dan dengan keterbukaan, maka kesalah pahaman dapat segera teratasi.
2. Dari pengendalian menjadi pemberdayaan. Karyawan tidak mau kalau secara terus
menerus dimonitor. Mereka ingin selalu dilibatkan, diajak berdiskusi,dan berpendapat.
Mereka juga harus diserahi tanggung jawab yang sesuai serta mendapatkan kesempatan
untuk berkembang dan mendapat penghargaan atas prestasi yang diraih.
3. Dari inspeksi menjadi pencegahan. Inspeksi adalah pemeriksaan terhadap barang atau
produk jadi setelah keluar dari proses produksi. Sehingga bila ada produk yang cacat
atau tidak sesuai dengan spesifikasi pelanggan, akan dibuang atau diadakan pengerjaan
ulang. Hal inilah yang membuat perusahaan harus membayar mahal. Dalam TQM tidak
ada lagi istilah inspeksi, melainkan pencegahan. Artinya, sejak dari perencanaan produk.
Proses produksi hingga menjadi produk akhir menghasilkan cacat atau kesalahan nol
(zero defect).

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
4. Dari fokus internal dan fokus eksternal, fokus internal adalah perhatian perusahaan atau
organisasi pada kemampuan yang dimiliki saja, sehingga proses produksi dilaksanakan
berdasarkan kemampuan tanpa memperhatikan permintaan pelanggan (push system)
sedangkan TQM menganggap bahwa cara berproduksi seperti ini adalah pemborosan.
TQM lebih memfokuskan pada kebutuhan dan harapan pelanggan (eksternal fokus)
sehingga melaksanakan proses produksi tarik (pull system).
5. Dari biaya dan penjualan menjadi kesesuaian terhadap mutu. Semula, perusahaan atau
organisasi hanya memperhatikan masalah biaya dan waktu produksi. Namun kondisi
tersebut kemudian berubah menjadi mutu produk yang menjadi orientasinya. Mutu
produk yang dimaksud disini adalah dengan memperhatikan kebutuhan dan harapan
pelanggan. Barang atau jasa dikatakan bermutu bila mampu mengurangi biaya (cost
reduction), menghilangkan pemborosan (eliminating waste), menyampaikan secara
tepat waktu (faster delivery), dan menjual dengan harga rendah (lower price). Apabila
hal tersebut tercapai, maka profit meningkat.
6. Dari stabilitas menjadi perubahan dan perbaikan secara terus menerus. Kondisi yang
tidak berubah bukannya membawa keuntungan dan manfaat bagi perusahaan. Justru
perusahaaan atau organisasi yang mau berubah dan mau secara terus menerus
mengadakan perbaikan itulah yang akan berhasil dengan baik. Dalam kondisi yang serba
stabil, orang tidak akan pernah mau belajar. Sementara dalam organisasi yang
menggunakan filosofi TQM dituntut untuk selalu belajar atau berubah memperbaiki atau
meningkatkan kemampuannya, karena prinsip TQM yang continuous quality
improvement.
7. Dari hubungan yang sifatnya persaingan menjadi hubungan kerjasama. Dalam organisasi
yang menggunakan konsep TQM semua pihak yangberhubungan baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan organisasi tersebut (pemasok, pelanggan, pesaing, dan
lain-lain) adalah teman atau saudara. Hal ini menuntut adanya kerjasama yang kuat dan
saling membantu. Hubungan erat dan kerjasama yang baik dengan pelanggan akan
membuat mereka terbuka untuk memberikan kritik dan saran untuk peningkatan
produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
8. Dari pengalokasian dan melemparkan hal-hal yang tidak diketahui menjadi penyelesaian
semua masalah sampai akar-akarnya. Perusahaan biasanya akan menutupi masalah yang
dihadapi dan bersikap pura-pura tidak tahu, atau membenci siapa pun yang mengetahui
permasalaha yang ada. Perusahaan atau organisasi yang menganut filosof TQMjustru
akan menghadapi semua permasalahan yang ada, mencari penyelesaian hingga tuntas
Total quality management merupakan sekumpulan langkah yang harus dilalui tingkat demi
tingkat untuk dapat menerapkannya. Pada dasarnya untuk dapat menerapkan total quality
management yang paling diperlukan adalah dukungan atau komitmen dari pimpinan
puncak, komunikasi antar seluruh anggota organisasi, dan adanya perubahan budaya.

Prinsip dan Unsur Pokok Total Quality Management


Dengan TQM, sebuah perusahaan konstruksi /konsultan secara aktif mencoba untuk
mencapai kepuasan pelanggannya, menciptakan kualitas pekerjaan lewat proses
penyelesaian pekerjaan yang baik dan semua departemen terkait secara terus menerus siap
untuk memperbaiki kinerja mereka untuk perbaikan dimasa datang. Beberapa prinsip TQM :
1. Kepuasan pelanggan
Dalam TQM, konsep mengenai kualitas dan pelanggan diperluas Kualitas tidak hanya
bermakna kesesuaian dengan spesifikasi- spesifikasi tertentu, tetapi ditentukan oleh
pelanggan. Pelanggan itu sendiri meliputi pelanggan internal dan pelanggan eksternal.
Kebutuhan pelanggan diusahakan untuk dipuaskan dalam segala aspek, termasuk
didalamnya harga, keamanan, dan ketepatan waktu. Oleh karena itu, segala aktivitas
perusahaan harus dikoordinasikan untuk memuaskan para pelanggan.
2. Respek terhadap setiap orang
Dalam perusahaan yang kualitasnya tergolong kelas dunia, setia karyawan dipandang
sebagai individu yang memiliki talenta dan kreativitas yang khas. Dengan demikian,
karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena
ritu,setiap orang dalam organisasi diperlukan dengan baik dan diberi kesempatan
untuk terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambil keputusan.
3. Manajemen berdasarkan fakta
Perusahaan kelas dunia berorientasi pada fakta. Meksudnya bahw setiap keputusan
selalu didasarkan pada data, bukan sekedar perasaa (feeling). Ada dua konsep pokok
yang berkaitan dengan hal ini. Pertama, prioritas (prioritization), yakni suatu konsep

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek pada saat yang bersamaan
mengingat katerbatasan sumber daya yang ada. Oleh karena itu, dengan
menggunakan data, maka manajemen dan tim dalam organisasi dapat memfokuskan
usahanya pada situasi tertentu yang vital. Kedua, variasi atau variabilitas kinerja
manusia. Data statistik dapat memberikan gambaran mengenai variabilitas yang wajar
dari setiap sistem organisasi. Dengan demikian, manajemen dapat memprediksi hasil
dari setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan
Agar dapat sukses, setiap perubahan perlu melakukan proses sistematis dalam
melaksanakan perbaikan secara berkesinambungan. Konsep yang berlaku di sini
adalah siklus PDCAA (plan-do-check-act-analyze) yang terdiri atas langkah-langkah
perencanaan, dan melakukan tindakan korektif terhadap hasil yang diperoleh.
Keuntungan penggunaan TQM adalah :
 Perusahaan yang dapat memenuhi keinginan / standard pelanggan akan
menciptakan nilai positif dibandingkan dengan perusahaan lain.
 Pencapaian kualitas yang baik lewat TQM akan menjadi kunci sukses bisnis
perusahaan
 Perusahaan konstruksi yang menerapkan TQM biasanya akan bertahan terhadap
tantangan jaman
 TQM dapat menciptakan kesempatan untuk terus mengembangkan mutu (Continues
Improvement)
 Memotivasi suatu perusahaan untuk terus berkembang

10 Unsur – Unsur dalam TQM


1. Fokus pada pelanggan.
Dalam TQM, baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal merupakan driver.
Pelanggan eksternal menentukan kualitas produk atau jasa yang disampaikan kepada
mereka, sedangkan pelanggan internal berperan besar dalam menentukan kualitas
manusia, proses, dan lingkungan yang berhubungan dengan produk atau jasa.
2. Obsesi terhadap kualitas.
yaitu dengan menjadikan mutu sebagai pegangan atau pandangan hidup seluruh
anggota organisasi atau perusahaan

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
8 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
3. Pendekatan ilmiah dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah
Hal ini disebabkan pendekatan ilmiah dapat dipercaya dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
4. Komitmen jangka panjang.
Usaha peningkatan atau perbaikan mutu bukan merupakan loncatan (quantum leap).
Melainkan merupakan suatu proses jangka panjang yang berkesinambungan. Oleh
karena itu, dalam melaksanakan total quality, harus diperhatian untuk berpusat pada
masa mendatang yang berjangka jauh ke depan, bukan untuk jangka pendek.
5. Kerja sama tim.
Ada prinsip yang mengatakan bahwa pemikiran sekumpulan orang lebih baik daripada
hanya satu orang, sehingga hasil yang dapat diperoleh akan lebih baik bila semua
pekerjaan dikerjakan secara bersama-sama. Pemberian upah dan penghargaan pun
tidak dilaksanakan secara individu, melainkan juga merupakan penilaian kelompok
6. Perbaikan sistem secara berkesinambungan.
Mutu hanya bisa dicapai bila selalu diadakan perbaikan dan penyempurnaan walau
hanya kecil. Hal ini sesuai dengan prinsip Kaizen “little better everyday”
7. Pendidikan dan pelatihan.
Karena untuk menciptakan sesuatu yang bermutu, maka orang harus mau belajar dan
berlatih sampai kapan pun. Hal ini akan membentuk dan meningkatkan pola pikir yang
selalu berorientasi pada proses perbaikan.
8. Kebebasan yang terkendali.
Perusahaan atau organisasi yang berorientasi pada total quality tidak menggunakan
statistical process control yang hanya merupaka penilaian produk akhir, melainkan
setiap karyawan harus mengendalikan sendirinya untuk membuat atau memberikan
atau menerima produk yang bagus bebas cacat.
9. Kesatuan tujuan.
Dengan adanya kesamaan tujuan maka kegiatan akan dapat dilakukan dengan mudah
dan tidak ada pertentangan dalam pelaksanaannya.
10. Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
Keterlibatan dan pemberdayaan karyawan merupakan hal yang penting dalam
penerapan TQM. Usaha untuk melibatkan karyawan membawa dua manfaat utama.
Pertama, meningkatkan kemungkinan dihasilkannya keputusan yang yang baik,

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
rencana yang baik, atau perbaikan yang lebih efektif karena juga mencakup pandangan
dan pemikiran dari pihak-pihak yang langsung berhubungan dengansituasi kerja.
Kedua, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab atas keputusan dengan
melibatkan orang-orang yang harus melaksanakann

Gambar 1. TQM Process Model

Faktor – Faktor Dasar Yang Mengendalikan Mutu


1. Market / Pasar
Kondisi keadaan pasar konstruksi berpengaruh pada proses pekerjaan yang ada. Bahan
dan metode pekerjaan yang baru akan mendorong perusahaan konstruksi untuk dapat
bekerja secara flexible. Owner meminta suatu bangunan yang baik kualitasnya dengan
harga yang lebih murah. Perusahaan harus belajar mengenai kondisi pasar ini dan
menyesuaikan keahlian mereka.
2. Money /Uang
Meningkatnya persaingan menurunkan profit perusahaan. Otomasi dan teknologi baru
mendorong pengeluaran yang baru. Biaya mutu yang dikaitkan dengan maintenance
dan perbaikan mutu akan juga menambah biaya
3. Management /manajemen
Dulu tanggung jawab mutu dibebankan pada staff lapangan. Sekarang semua lini
dalam perusahaan ikut bertanggung jawab atas kualitas pekerjaan Ini akan menambah
beban bagi management untuk mengoreksi penyimpangan dari standard mutu.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
4. Men /Manusia
Dengan adanya pembangunan dengan teknik dan penggunaan material baru maka
permintaan atas pekerja dengan ketrampilan khusus akan meningkat. Adanya
specialisasi membawa keuntungan bagi perusahaan, tetapi juga memecah tanggung
jawab mutu proyek kedalam beberapa bagian. Koordinasi harus berjalan dengan baik
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
5. Motivation /Motivasi
Meningkatnya kerumitan pekerjaan saat ini memperbesar makna konstribusi
karyawan terhadap mutu. Pekerja masa kini di Indonesia memerlukan suatu
pengakuan yang positif bahwa mereka turut menyumbang dalam keberhasilan
perusahaan
6. Material /Bahan
Kita sekarang akan memilih bahan yang baik dengan standard yang lebih tinggi untuk
mencapai mutu yang sudah ditetapkan. Pemeriksaan dan pengecekan akan kualitas
bahan akan lebih ketat, dan alat penguji juga akan digunakan lebih sering.
7. Machines /Mesin
Permintaan akan kualitas yang baik akan mendorong perusahaan untuk menggunakan
peralatan yang baik, sehingga mutu yang dihasilkan menjadi baik. Semakin banyak
bagian pekerjaan yang dapat diotomasi maka akan semakin baik hasil pekerjaannya.
8. Methods /Metode
Teknologi komputer membantu kita untuk mengumpulkan, menganalisa, dan
mengambil kembali data yang ada. Metode pekerjaan dapat di simulasi pada
komputer sebelum dilaksanakan dilapangan, sehingga setiap keputusan yang diambil
menjadi lebih effektif dan effisien.
9. Meet requirement / Persyaratan
Konstruksi sekarang terlihat semakin komplek dan rumit. Rancangan bangunan pada
saat ini banyak mempunyai syarat dan standard yang harus dipenuhi. Untuk itu
pengaturan dan kontrol harus dilakukan lebih sering frequensinya, sehingga tidak
menyimpang dari standard yang ada.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Dorothea Wahyu Ariani, (1999). Manajemen Kualitas. Yogyakarta

M.N. Nasution (2001). Manajemen Mutu Terpadu. Ghalia Indonesia, Jakarta

Soeharto Iman, (1997) Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional, Erlangga,
Jakarta

Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. (1998). Total Quality Management. Andi Offset.
Yogyakarta.

2018 Sistem Manajemen Mutu Konstruksi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Anjas Handayani, ST, MT http://www.mercubuana.ac.id

You might also like