You are on page 1of 12

PRESENTASI HASIL PERAWATAN

PERAWATAN ULKUS TRAUMATIK, D/ Traumatic Ulcer

Kepaniteraan Umum Periode 9

I. PENDAHULUAN

A. Definisi Penyakit
Ulkus merupakan lesi dimana terjadinya kerusakan pada epitelium melebihi
membrana basalis dengan batas yang jelas. Lesi oral ini sering terjadi dan dapat
disebabkan oleh gigi yang patah atau tajam, tambalan yang kasar , instrumen
kedokteran gigi, gigitan, iritasi gigi tiruan, benda asing yang tajam (Laskaris,2014).

B. Etiologi Penyakit
Ulkus traumatik disebabkan oleh trauma baik trauma fisik atau kimiawi.
Kerusakan fisik pada mukosa oral dapat disebabkan oleh permukaan yang tajam di
dalam mulut seperti komponen gigi tiruan, alat ortodontik, restorasi gigi atau tonjol
gigi yang berlebihan (Lewis dan Jordan.,2015).

C. Patogenesis
Adanya lesi akibat trauma menjadikan mukosa rusak dan terbuka. Kerusakan
ini mengakibatkan deposisi fibrin agregasi platelet dan koagulasi. Komponen darah
masuk ke jaringan yang terkena trauma. Neutrofil menyerang dinding sel pembuluh
darah dan mendatangi daerah pusat luka untuk melakukan fagositosis menghilangkan
benda asing. Sel mast masuk untuk melepaskan mediator nyeri, tanda inflamasi
dimulai, pada ulkus adanya rasa nyeri dan kemerahan ditepi ulkus. Dalam waktu 48
jam sel monosit akan aktif dan menjadi makrofag untuk memakan sel non fungsional
termasuk sel yang telah rusak dan sisa bakteri.pada fase ini berakhirnya proses
inflamasi dan akan dilanjutkan ke fase proliferasi. Fase ini dimulai dari hari ke-5
setelah luka terbentuk. Adanya pembentukan pembuluh darah dan reepitalisasi
Terjadinya migrasi fibroblas dan produksi jaringan ikat. (Robert dan Melisa, 2004).
Pembaharuan sel mengakibatkan mulai terjadinya penutupan luka. Dilanjutkan fase

1
remodeling. Terjadi 2-3 minggu pasca penutupan luka, ditandai dengan adanya
keseimbangan pembentukan kolagen dan degradasi kolagen. Fibril kolagen akan
membentuk srabut kolagen yang tebal . dalam kondisi ini ulkus sudah tertutup
sempurna dan jaringan sudah kembali normal.

D. Gejala
Gejala dari ulkus traumatik yaitu adanya lesi ulceratif berwarna putih kekuningan
dengan lingkaran merah di tepinya, disertai rasa nyeri, ukurannya bervariasi dari beberapa
millimeter sampai beberapa sentimeter (Laskaris,2014). Rasa nyeri tersebut timbul akibat
traumatik. Biasanya pada area lesi aka terasa nyeri bila terkena makanan.
E. Tanda-tanda klinis
Tanda klinis dari ulkus traumatic yang disebabkan oleh faktor mekanis
memiliki perbedaan penampakan klinis sesuai dengan intensitas dan ukuran agen
penyebabnya (langlais, 2009). Tanda klinis dari ulkus traumatikus akibat faktor
mekanis yaitu ulser tunggal atau multiple tergantung penyebab, lesi teraba lunak pada
saat di palpasi, terlokalisir dan dalam, berwana putih kekuningan dengan lingkaran
merah ditepinya, adanya rasa nyeri, bentuk lesi irreguler menyesuaikan etiologinya
(Laskaris,2014). Ukuran dari ulkus biasanya 1 cm dan merupakan penyakit self
limiting deaseas yang dapat sembuh sekitar 10-14 hari tanpa meninggalkan jaringan
parut.
Tanda klinis dari ulkus traumatikus akibat faktor kimia seperti luka bakar
akibat aspirin memiliki gambaran klinis lesi tidak berbatas jelas dan berwana putih
dan mengalami koagulasi (Jurge, dkk,. 2006)

2
II. LAPORAN KASUS

1. IDENTITAS
Nama Lengkap : Tiara Surya Dewi
Tempat / Tanggal Lahir : Cilacap, 4 Mei 1995
Usia : 22 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln Sidoasih Timur no. 5 Rt. 2/6 Purwosari Solo
Pekerjaan : Mahasiswa
Agama : Islam

2. DATA MEDIK UMUM


Golongan Darah : B
Alergi : Tidak Ada
Penyakit Sistemik : Tidak Ada
Operator : Tri Sulistiono

A. Pemeriksaan Subjektif
CC :
Pasien datang dengan keluhan rasa sakit pada sebelah kanan depan bawah
PI :
- Pasien merasakan keluhan tersebut sejak 1 hari yang lalu
- Pasien belum pernah mengobati keluhan tersebut.
- Pasien mengaku keluhan tersebut akibat kesodok sikat gigi..
PDH :
- Pasien pernah menambalkan gigi belakang bawah kanan didokter gigi 3 tahun yang
lalu.
PMH :
- Pasien pernah dirawat di rumah sakit karena karena maag.
- Pasien tidak memiliki alergi makanan, obat-obatan dan cuaca.
- Pasien tidak sedang mengonsumsi obat-obatan dan tidak dalam perawatan dokter.
FH :

3
Umum :
a. Ayah : Tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik
b. Ibu : Tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik
Gigi dan Mulut :
a. Ayah : Tidak ada keluhan
b. Ibu : Gigi berlubang
SH :
- Pasien tinggal di kosan dengan lingkungan yang bersih.
- Pasien memiliki kebiasaan menyikat gigi 3 kali sehari pada saat mandi pagi, mandi
sore, dan sebelum tidur.
- Pasien memiliki kebiasaan mengunyah sebelah kiri.
B. Pemeriksaan Objektif
Pemeriksaan Ekstraoral
 Kesan Umum Kesehatan Penderita
Jasmani : Sehat.
Mental : Sehat (komunikatif dan kooperatif)

 Vital Sign
Tekanan Darah : 120 / 80 mmHg (Normal)
Nadi : 60 x / menit
Pernafasan : 20 x / menit
Suhu : Afebris
Berat Badan : 72 kg
Tinggi Badan : 160 cm

 Kesehatan Umum Berdasarkan Sistem Tubuh


o Sistem Endokrin : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Gastrointestinal : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Hepatopoetik : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Kardiovaskuler : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Muskuloskeletal : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Neurologik : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Respirasi : Tidak Ada Kelainan
o Sistem Urogenital : Tidak Ada Kelainan

4
 Pemeriksaan Ekstra Oral

Fasial Neuromuskular Kelenjar Kelenjar Tulang TMJ


Ludah Limfe Rahang
Deformitas TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Nyeri TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Tumor TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Gangguan
TAK TAK TAK TAK TAK TAK
Fungsi

Deskripsi lesi / kelainan yang ditemukan : -

 Pemeriksaan Intraoral
- Mukosa Bibir : T.A.K
- Mukosa Pipi : T.A.K
- Dasar Mulut : T.A.K
- Gingiva : D/ Rasial pigmentasi regio anterior
- Orofaring : T.A.K
- Oklusi : Normal bite
- Torus Palatinus : Tidak ada
- Torus Mandibula : Tidak ada
- Palatum : Sedang
- Supernumerary teeth : Tidak Ada
- Diastema : Tidak Ada
- Gigi Anomali : Tidak Ada
- Gigi Tiruan : Tidak Ada
- Oral Hygiene : 1,9 (Baik)

5
 Pemeriksaan Jaringan Lunak

11 : Terdapat lesi ulseratif berwarna kekuningan dengan tepi kemerahan, irregular


sebelah kanan.
D/ Traumatic Ulcer
17 : Terdapat warna kecoklatan pada gingiva bagian anterior.
D/ Traumatic Ulcer 17
 Pemeriksaan OHI

 Pemeriksaan Gigi Geligi

6
Elemen Ringkasan Hasil Diagnosis / Rencana
Pemeriksaan Differential Diagnosis Perawatan
Terdapat garis kehitaman D/ Karies Email TP/ Restorasi
14 pada oklusal kedalaman kelas 1 Resin
email Komposit
Terdapat kavitas pada D/ kareis Dentin TP/ Restorasi
16 oklusal kedalaman dentin kelas 1 Resin
Sondasi : - Komposit
Perkusi : -
Palpasi : -
Sondasi : +
Terdapat kavitas pada D/ karies Dentin TP/ Restorasi
17 oklusal kedalaman dentin kelas 1 Resin
Sondasi : - Komposit
Perkusi : -
Palpasi : -
Sondasi : +
Terdapat garis kehitaman D/ Karies Email TP/ Restorasi
24 pada oklusal kedalaman kelas 1 Resin
email Komposit
Terdapat garis kehitaman D/ Karies Email TP/ Restorasi
25 pada oklusal kedalaman kelas 1 Resin
email Komposit
Terdapat kavitas pada D/ karies Dentin TP/ Restorasi
26 oklusal kedalaman dentin kelas 1 Resin
Sondasi : - Komposit
Perkusi : -
Palpasi : -
Sondasi : +
Terdapat kavitas pada D/ karies Dentin TP/ Restorasi
27 oklusal kedalaman dentin kelas 1 Resin
Sondasi : - Komposit
Perkusi : -
Palpasi : -
Sondasi : +
Terdapat garis kehitaman D/ karies Email TP/ Restorasi
34 pada oklusal kedalaman kelas 1 Resin
email Komposit
Terdapat garis kehitaman D/ karies Email TP/ Restorasi
35 pada oklusal kedalaman kelas 1 Resin
email Komposit
Terdapat kavitas pada D/ Karies Dentin TP/ Restorasi
36 oklusal dan bucal kelas 1 Resin

7
kedalaman dentin Komposit
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
Sondasi : +
Terdapat kavitas pada D/ Karies Dentin TP/ Restorasi
37 oklusal dan bucal kelas 1 Resin
kedalaman dentin Komposit
Sondasi : -
Perkusi : -
Palpasi : -
Sondasi : +
Terdapat garis kehitaman D/ karies Email TP/ Restorasi
45 pada oklusal kedalaman kelas 1 Resin
email Komposit
Terdapat kavitas di servical D/ Lesi Abrasif TP/ Restorasi
34 pada bagian bukal (lesi kelas V Resin
abrasif) kedalaman email Komposit

C. Pemeriksaan Penunjang : -

D. Diagnosis
D/ Ulkus Traumatik

E. Rencana Perawatan
TP/ 1. KIE
2. Medikasi
3. Kontrol

Medikasi
R/ Alloclair gel 10 mg tube no. I
S .2.d.d pc lit in oris

F. Tahapan Perawatan (Penjelasan secara detail)


 ALAT
a. Diagnostic set (sonde, kacamulut, pinset, ekscavator) : untuk membantu
pemeriksaan objektif.
b. Bengkok : sebagai wadah diagnostic set
 BAHAN

8
a. Masker dan handscoon : sebagai alat pelindung diri
b. Alkohol : untuk sterilisasi
c. Alloclair gel : obat untuk mengurangi rasa sakit karena ulcer dan
melindungi dari pengaruh luar agar ulcer tidak semakin
parah.

 TAHAPAN PERAWATAN
a. Pasien dipersilahkan duduk di dental unit
b. Asisten operator menyiapkan alat dan bahan

c. Pemeriksaan subjektif (anamnesis CC, PI, PDH, PMH, FH dan SH )

d. Pemeriksaan Objektif
Ekstraoral : pemeriksaan kepala, wajah, bibir, pipi, TMJ, neuromuskular
dan tulang rahang.
Intraoral : pemeriksaan jaringan lunak, mukosa, gingiva, dasar mulut ,
orofaring, oklusi, torus palatinus, torus mandibular,
palatum,frenulum, lidah dan OHI.
e. Penentuan diagnosis dan differential diagnosis
D/ Ulkus Traumatik
Gambaran Umum : terdapat lesi ulcerative berwarna kekuningan , tepi
kemerahan, irregular di sebelah kanan.
DD/ Recurrent Apthous Stomatitis

9
f. Menentukan rencana perawatan
1. KIE
2. Medikasi
R/ Alloclair gel tube no. I
s.2 d.d pc lit in oris

3. Kontrol

 FOTO

III. HASIL PERAWATAN


Sebelum Sesudah

Pembahasan
Pasien ulkus traumatikus datang kembali ke klinik setelah 6 hari pasca pemberian
obat medikasi, pasien mengatakan rasa nyeri yang dirasakan pada awal kunjungan sudah
tidak tersa sakit, setelah dilakukan pemeriksaan intra oral pada mukosa sebelah kanan

10
diperoleh lesi ulkus telah menghilaa. Hal ini adannya proses penyembuhan. Penggunaan
aloclair gel sebagai terapi medikasi dirasa sudah tepat. Aloclair adalah obat yang sering
digunakan untuk terapi ulkus traumatikus karena dapat mempercepat proses penyembuhan
luka. Kandungan alloclair gel yang terdapat dalam obat tersebut yaitu Polivinil phyrolidin
(PVP) , Asam Hialuronat dan Aloevera.
PVP berfungsi sebagai protektif yaitu melindungi ulcer dari mikroba (melapisi ulcer),
sebagai antibakteri dan menurunkan infeksi serta giberelin yang diketahui dapat berinteraksi
dengan reseptor faktor pertumbuhan pada sel fibroblas sehingga akan meningkatkan aktivitas dan
proliferasi dari kontraksi luka pada proses penyembuhan luka (Furnawanthi, 2007). Gel ini akan
melekat pada permukaan mukosa rongga mulut dan kerongkongan, membentuk lapisan tipis
dan bertindak sebagai barier untuk melindungsi ujung saraf yang terpajan dan menjadi lebih
sensitif dari nyeri yang ditimbulkan dari kegiatan makan, minum dan bahkan berbicara.
Aloevera berfungsi menstimulasi faktor pertumbuhan epidermis, meningkatkan fibroblas dan
pembentukan pembuluh darah baru sehingga dapat meningkatkan penyembuhan luka dan
memperbaiki jaringan yang rusak (Re-epitelisasi) (Atik, 2008). Asam hialuronat yang berfungsi
untuk regenerasi jaringan, anti edema, anti inflamasi dan analgesik sehingga dapat
merangsang sintesis matriks ekstraseluler termasuk kolagen pada jaringan dalam proses
penyembuhan luka dan mitosis dari fibroblas dan sel epitel ( Regezi, 2008).
Aloclair gel ini bekerja pada fase proliferasi dalam ulkus, tujuan dari pemberian obat
ini untuk mempersingkat fase proliferasi sehingga luka cepat menutup. Pada umumnya fase
proliferasi terjadi di hari ke-5 dan berakhir pada hari ke-21 setelah adanya luka. Pada fase ini
terjadi pembentukan fibroblas dan jaringan ikat, adanya aloclair akan semakin mengaktifkan
sel-sel untuk memproduksi kolagen sehingga reepitelisasi terjadi lebih cepat. selain itu
adanya PVP pada aloclair gel juga megakibatkan terhambatnya bakteri untuk masuk ke
jaringan ulkus dan mematikan bakteri pada area ulkus, sehingga proses penyembuhan ulkus
tidak dperhambat oleh bakteri (Furnawanthi, 2007).

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pasien mengalami traumatik ulkus warna kekuningan tepi kemerahan, irregular


sebelah kanan dengan etiologi trauma tersodok sikat gigi pada saat menyikat gigi telah
diberikan medikasi dengan aloclair. Penggunaan aloclair sebagai terapi medikasi terbukti

11
mampu menyembuhkan, dibuktikan dengan mulai terutupnya ulcer dan hilangnya tepi
kemerahan pada ulcer pada saat konrol.

Saran

Pasien diharapkan untuk berhati-hati ketika menyikat gigi agar tidak terjadi trauma
kembali. Pasien diharapkan untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya dan anjuran untuk
pemeriksaan rutin ke dokter gigi secara berkala.

V. DAFTAR PUSTAKA

Laskaris, G. 2014. Atlas Saku Penyakit Mulut. Jakarta : EGC.

Lewis, Michael A., Richard C.K. Jordan.2015. Penyakit Mulut : Diagnosis dan Terapi.
Jakarta : EGC.

Regezi JA, Sciubba JJ, Jordan RCK. 2008. Oral Pathologic Correlations. 5th edition. St.
Louis: WB Saunders. P. 24-21.

Atik, N., dan Iwan, J.A., 2009. Perbedaan Efek Pemberian Topikal Gel Lidah Buaya
(Aloevera L) dengan Solusio Povidone Iodine Terhadap Penyembuhan Luka Sayat
pada Kulit Mencit (Mus musculus), Bagian histologi, Fakultas Kedokteran
Padjadjaran Bandung.

Furnawanthi, I., 2007, Khasiat dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib Ed.8, Jakarta
Selatan: PT. AgroMedia Pustaka, Hal. 1-29.

Langlais, R. P. 2013. Atlas Berwarna Lesi Mulut yang Sering Ditemukan Edisi 4; Alih
Bahasa, Titi Suta.Jakarta :EGC.P.172

Jurge, S.,Kuffer, R., Scully, C., and Porter., SR. 2006. Mucosal deseas series number VI.
Recurrent apthous stomatitis. Oral Quintesence Int., 31:95-112.

12

You might also like