Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Gunawan Efri Syahputra
Definisi
Sindroma klinis yang ditandai dengan gangguan
fungsi otak fokal maupun global, sifatnya mendadak,
berlangsung > 24 jam yang dapat menyebabkan
kematian, yang diakibatkan oleh satu satunya
gangguan vaskular.(WHO)
Faktor Resiko
• Tidak dapat di modifikasi
o Usia
o Jenis kelamin
o Herediter
o Ras
o Genetik
Dapat Dimodifikasi:
o Mayor
o Minor
Mayor
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
• Penyakit jantung
o Infark miokard
o Elektrokardiogram abnormal disritmia, hipertrofi bilik kiri
o Penyakit katup jantung
o Gagal jantung kongestif
• Sudah ada manifestasi arterosklerosis secara klinis
o Gangguan pembuluh darah koroner (angina pectoris)
o Gangguan pembuluh darah karotis
• Diabetes melitus
• Polisitemia
• Pernah mendapat stroke
• Merokok
Minor
• Kadar lemak yang tinggi di darah
• Hematokrit yang tinggi
• Kegemukan
• Kadar asam urat tinggi
• Kurang gerak badan/olahraga
• Fibronogen tinggi
Klasifikasi
• Berdasarkan Patologi Anatomi dan
Penyebabnya :
o Stroke Non Hemoragik ( Iskemik )
• Thrombosis serebri
• Emboli serebri
• Hipoperfusion Sistemik
o Stroke Hemoragik
• Perdarahan intraserebral
• Perdarahan subarakhnoid
Perbedaan S.Iskemik dgn
S.Hemoragik Anamnesa
Gejala Stroke Hemoragik Stroke non Hemoragik
(Iskemik)
Peringatan (warning) - +
Kejang + -
Muntah + -
Kaku kuduk + -
Analisa :
• 3 atau 2 ada , stroke hemorhagik(SH).
• 1 ada. A ada SH, B ada SH, C ada Stroke non
hemoragik (SNH).
• Tak ada ketiganya , SNH.
Skor Siriraj
1. Kesadaran
(0) Kompos
mentis
(1) Mengantuk X 2,5 +
(2) Semi
koma/koma
2. Muntah (0) Tidak
X 2 +
(1) Ya
3. Nyeri Kepala (0) Tidak
X 2 +
(1) Ya
4. Tekanan Darah
Diastolik X 10 % +
5. Ateroma
a.DM
b.Angina pektoris
Klaudikasio Intermiten (0) Tidak
X (-3) -
(1) Ya
6. Konstanta - 12 -12
SSS :
• SSS > 1 =Stroke hemoragik
• SSS < -1 = Stroke non hemoragik
Tatalaksana
Pendekatan pada terapi darurat memiliki tiga tujuan:
(1) mencegah cedera otak akut dengan memuliihkan
perfusi kedaerah iskemik noninfark,
(2) membalikkan cedera saraf sedapat mungkin,
(3) mencegah cedera neurologik lebih lanjut dengan
melindungi sel dari daerah penumbra iskemik dari
kerusakan lebih lanjut oleh jenjang glutamat.
5B
• Breathing
o Harus dijaga jalan nafas bersih dan longgar, dan bahwa fungsi paru-paru
cukup baik. Pemberian oksigen hanya perlu bila kadar oksigen darah
berkurang.
• Brain
o Posisi kepala diangkat 20-30 derajat. Udem otak dan kejang harus dihindari.
Bila terjadi udem otak, dapat dilihat dari keadaan penderta yang mengantuk,
adanya bradikardi, atau dengan pemeriksaan funduskopi.
• Blood
o Jantung harus berfungsi baik, bila perlu pantau EKG.
o Tekanan darah dipertahankan pada tingkat optimal, dipantau jangan sampai
menurunkan perfusi otak.
o Kadar Hb harus dijaga cukup baik untuk metabolisme otak
o Kadar gula yang tinggi pada fase akut, tidak diturunkan dengan drastis, lebih-
lebih pada penderita dengan diabetes mellitus lama.
o Keseimbangan elektrolit dijaga.
Con’t
• Bowel
o Defekasi dan nutrisi harus diperhatikan. Nutrisi per oral hanya boleh
diberikan setelah hasil tes fungsi menelan baik. Bila tidak baik atau pasien
tidak sadar, dianjurkan melalui pipa nasogastrik
• Bladder
o jika terjadi inkontinensia, kandung kemih dikosongkan dengan kateter
intermiten steril atau kateter tetap yang steril, maksimal 5-7 hari diganti,
disertai latihan buli-buli.
Penatalaksanaan
komplikasi:
• Kejang harus segera diatasi dengan
diazepam/fenitoin iv sesuai protokol yang ada, lalu
diturunkan perlahan.
• Ulkus stres: diatasi dengan antagonis reseptor H2
• Peneumoni: tindakan fisioterapi dada dan
pemberian antibiotik spektrum luas
• Tekanan intrakranial yang meninggi diturunkan
dengan pemberian Mannitol bolus: 1 g/kg BB
dalam
• 20-30 menit kemudian dilanjutkan dengan 0,25-0,5
g/kg BB setiap 6 jam selama maksimal 48 jam.
Steroid tidak digunakan secara rutin.
Penatalaksanaan keadaan
khusus:
A. Hipertensi
• Penurunan tekanan darah pada stroke fase akut
hanya bila terdapat salah satu di bawah ini:
o Tekanan sitolik >220 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
o Tekanan diastolik >120 mmHg pada dua kali pengukuran selang 30 menit
o Tekanan darah arterial rata-rata >130-140 mmHg pada dua kali
pengukuran selang 30 menit Disertai infark miokard akut/gagal jantung