You are on page 1of 4

Bersumber dari praktek yang dilakukan di laboratorium teknik sipil Politeknik Negeri

Malang.

3.7 PENGUJIAN KEKERASAN AGREGAT KASAR

3.7.1 Dasar Teori


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan nilai kekerasan agregat kasar terhadap
pembebanan. Kekerasan agregat adalah daya tahan agregat terhadap kerusakan akinat
penggunaan dalam konstruksi. Sifat – sifat kekerasan dari agregat, penting untuk diketahui
bilamana agregat akan digunakan sebagai material bahan bangunan dan jalan.
Nilai kekerasan agregat dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus lewat
saringan 2,36 mm terhadap berat semula dalam persen.

3.7.2 Tujuan
Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa akan dapat mengetahui dan memahami sifat-
sifat fisik, mekanik,danteknologi agregat serta pengaruhnya terhadap beton dan bahan
perkerasan jalan dengan benar.

Tujuan Instruksional Khusus


Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat :
a. Menentukan nilai persen kekerasan agregat kasar.
b. Menjelaskan prosedur pelaksanaan pengujian kekerasan agregat kasar.
c. Menggunakan peralatan dengan terampil.

3.7.3 Alat Yang Digunakan.


a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram.
b. Satu set alat uji yang terdiri dari :
- Silinder dengan diameter 115 mm dan tinggi 180 mm
- Alas terbuat dari plat baja
- Plunyer/ pengarah beban
c. Saringan dengan ukuran 12,7 mm, 9,5 mm, dan 2,36 mm.
d. Talam/ nampan.
e. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai dengan (110 ±
5)oC.
f. Alat pemadat dengan diameter 9,5 mm dan tinggi 610 mm.
g. Mesin penekan dengan daya beban 40 ton, kecepatan tekan 4 ton/ menit.

3.7.4 Benda Uji


a. Menyiapkan benda uji seberat ± 10 kg yang lolos saringan 12,7 mm dan tertahan pada
saringan 9,5 mm.
b. Benda uji agregat dalam keadaan kering yang didapat setelah dimasukan oven selama
4 (empat) jam dengan suhu (110 ± 5)oC.

3.7.5 Langkah Pengujian


a. Menimbang berat silinder dan plat alas (C).
b. Benda uji dimasukan ke dalam silinder sebanyak 3 (tiga) lapis.
c. Benda uji dipadatkan pada tiap lapis dengan alat penumbuk sebanyak 25 kali.
d. Permukaan benda uji diratakan dan ditimbang berat silinder berisi benda uji dan plat
alas (D).
e. Menghitung berat benda uji semula (A = D – C)
f. Plunyer diletakkan di atas permukaan benda uji, harus diperhatikan agar plunyer tidak
mendesak silinder.
g. Kemudian dimasukan ke dalam mesin tekan yang mempunyai daya tekan 40 ton
dengan kecepatan tekan 4 ton/ menit.
h. Benda uji dikeluarkan dari silinder, kemudian disaring dengan saringan ukuran 2,36
mm, dan timbang berat material yang tertahan pada saringan tersebut.

3.7.6 Data Hasil Pengujian


Tabel 18. Data hasil pengujian kekerasan agregat kasar
Pemeriksaan Benda uji (kg)
Berat silinder + plat alas C 2.186
Berat silinder + plat alas + benda uji D 2.645
Berat benda uji semula A=D-C 0.459
Berat benda uji tertahan saringan 2.63 mm B 0.3725
Kekerasan agregat 18.84 %

x 100%
3.7.7 Analisa Dan Perhitungan
Persentase kekerasan agregat kasar :

Kekerasan agregat = x 100% = 18,84 %

Keterangan: A = Berat benda uji semula, tertahan saringan 9.5 mm

B = Berat benda uji tertahan saringan 2,36 mm

3.7.8 Kesimpulan
Kekerasan agregat adalah daya tahan agregat terhadap kerusakan akibat penggunaan
dalam konstruksi. Sifat – sifat kekerasan agregat penting untuk diketahui bila agregat akan
digunakan sebagai material bahan bangunan dan jalan. Nilai kekerasan agregat kasar untuk
beton yang digunakan sebagai bahan perkerasan jalan tidak boleh lebih dari 30% dan tidak
boleh lebih dari 45% untuk beton yang digunakan pada keperluan lain. Pada percobaan ini
nilai kekerasannya adalah 18,84%. Jadi agregat ini baik digunakan untuk beton sebagai
pavement maupun konstruksi yang lain.

3.7.9 Gambar Peralatan

tingkat kekerasan

Gambar 61.
1. SILINDER
Digunakan sebagai wadah agregat yang Gambar 62. ALAT PENEKAN
akan diuji kekerasannya. Digunakan untuk menekan benda uji sehingga
2. PELAT DASAR diperoleh nilai kekerasannya.
Digunakan sebagai tatakan silinder
3. PLUNYER
Digunakan sebagai tutup silinder
Gambar 63. OVEN Gambar 65. TIMBANGAN

Digunakan untuk mengeringkan benda uji yang Digunakan untuk menentukan berat benda uji
akan diuji kekerasannya setelah ditekan.

Gambar 64. TALAM


Digunakan sebagai tempat untuk menimbang
benda uji yang selesai ditekan.

You might also like