You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Petrologi adalah ilmu geologi yang mempelajari tentang batuan sebagai


penyusun kerak bumi. Bumi yang kita tempati ini disusun oleh berbagai jenis
batuan. Mempelajari batuan merupakan pengetahuan dasar untuk mempelajari
geologi. Dan mempelajari petrologi juga untuk mengetahui sejarah bumi kita ini.
Kerak bumi ini bersifat dinamik, dan merupakan tempat berlangsungnya
berbagai proses yang mempengaruhi pembentukan keempat jenis batuan
tersebut. Sepanjang kurun waktu dan akibat dari proses - proses ini, Suatu
batuan akan berubah menjadi jenis batuan yang lain. Seperti yang tergambar
pada siklus batuan. Pembentukan berbagai macam mineral di lam
akanmenghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses almiah tersebut bisa
berbeda - beda dan membentuk berbagai jenis batuan yang berbeda.
Seperti halnya batuan volkanik lainnya, batuan piroklastik mempunyai
struktur vesikuler, scoria dan amigdaloidal. Jika klastika pijar dilemparkan
keudara dan kemudian terendapkan dalam kondisi masih panas,
berkecenderungan mengalami pengelasan antara klastika satu dengan lainnya.
Cara pendiskripsian tekstur batuan piroklastik hampir sama dengan batuan
sedimen klastik, tetapi yang membedakan adalah Ukuran Butir yang disesuaikan
untuk mencari nama batuan piroklastik tersebut. Ukuran butir pada piroklastika
tersebut merupakan salah satu kriteria untuk menamai batuan piroklastik tanpa
mempertimbangkan cara terjadi endapan piroklastik tersebut.
Agregat padat yang terdiri dari mineral - mineral, gelas, ubahan mineral
organik atau kombinasi dan komponen - komponen tersebut terjadi secara
alamiah adalah pengertian dari Batuan. Pembentukan berbagai macam mineral
di alam akan menghasilkan berbagai jenis batuan tertentu. Proses alamiah
tersebut bisa berbeda - beda dan membentuk berbagai jenis batuan yang
berbeda. Setiap batu memiliki perbedaan baik dari warna sampai tekstur
walaupun mereka adalah jenis batu yang sama.

1.2 1. Tujuan Pratikum


Adapun tujuan dari pratikum ini adalah :
a. Mengetahui berbagai contoh sampel batuan piroklastik.
b. Mengetahui tekstur dan struktur batuan piroklastik.
c. Mengetahui cara pendeskripsian batuan beku.
d. Mengetahui komposisi mineral yang terkandung dalam batuan
piroklastik.
e. Mengetahui cara penamaan sampel batuan piroklastik serta ganesanya.
1.3 Alat dan Bahan
1.3.1 Alat
1. Alat tulis
2. Lup
3. Komparator Batuan Baku
4. Handphone
1.3.2 Bahan
1. Modul
2. LKS
3. Sampel batuan piroklastik 8 batuan
1.4 Prosedur Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk praktikum


2. Diamati contoh batuan piroklastik yang akan di deskripsikan
3. Difoto contoh batuan piroklastik tersebut dengan menggunakan skala
pembanding
4. Digambarkan bentuk dari contoh batuan piroklastik tersebut di lembar
kerja
5. Dimulai pendiskripsian pada batuan piroklastik dengan menentukan
sifat- sifat dari warna, struktur, dan tekstur pada masing-masing contoh
batuan piroklastik tersebut
6. Diberi nama dari contoh batuan piroklastik tersebut dengan berdasarkan
aturan dalam penamaan batuan piroklastik.
BAB II
LANDASAN TEORI

Batuan Piroklastik adalah batuan vulkanik klastik yang dihasilkan oleh


serangkaian proses yang berkaitan dengan letusan gunungapi. Material
penyusun tersebut terendapkan dan terbatukan/terkonsolidasikan sebelum
mengalami transportasi (reworked) oleh air atau es. Pada kegiatannya batuan
hasil kegiatan gunungapi dapat berupa aliran lava sebagaimana diklasifikasikan
dalam batuan beku atau berupa produk ledakan/eksplosiv dari material yang
bersifat padat, cair ataupun gas yang terdapat dalam perut gunung(Noor, 2012 ).
Berdasarkan klasifikasi genetik, batuan piroklastik terdiri dari 3 jenis
endapan piroklastik yaitu : Endapan jatuhan piroklastik (pyroclastic fall deposits),
dihasilkan dari letusan eksploif material vulkanik dari lubang vulkanik ke
atmosfer dan jatuh kembali ke bawah dan terkumpul di sekitar gunung api.
Endapan ini umumnya menipis dan ukuran butir menghalus secara sistimatis
menjauhi pusat erupsi, pemilahannya baik, menunjukan grading normal pumis
dan fragmen litik, mungkin menunjukan stratifikasi internal dalam ukuran butir
atau komposisi, komposisi pumis lebih besar daripada litik.
Endapan aliran piroklastik (pyroclastic flow deposits), dihasilkan dari
pergerakan lateral di permukaan tanah dari fragmen-fragmen piroklastik yang
tertransport dalam matrik fluida (gas atau cairan), material vulkanik ini
tertransportasi jauh dari gunung api. Endapan ini umumnya pemilahannya
buruk, mungkin menunjukan grading normal fragmen litik, dan butiran litik yang
padat semakin berkurang menjauhi pusat erupsi.
Endapan surge piroklastik (pyroclastic surge deposits), termasuk pergerakan
lateral fragmen piroklatik sebagai campuran padatan/gas konsentrasi rendah
yang panas. Karekteristiknya, endapan sedikit menebal di bagian topografi
rendah dan menipis pada topografi tinggi (Hefferan.2010).
Dalam pemilahan dipergunakan pengelompokan sebagai berikut : Terpilah baik
(well sorted). Kenampakan ini diperlihatkan oleh ukuran besar butir yang seragam
pada semua komponen batuan sedimen. Terpilah buruk (poorly sorted). Merupakan
kenampakan pada batuan sedimen yang memiliki besar butir yang beragam dimulai
dari lempung hingga kerikil atau bahkan bongkah Pemilahan tersebut adalah
keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan endapan / sedimen (simon.1998)

3.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini akan membahas batuan piroklastik. Mulai dari
pengertian sampai cara mendeskripsikan batuannya. Pengertian batuan
piroklastik yaitu batuan vulkanik yang bertekstur klastik yang tersusun dari
material- material letusan gunung api. Batuan piroklastik hanya berstruktur
masif atau skoria atau vesikuler ataupun amigdaloidal. Biasanya batuan ini
memiliki massa yang ringan terkecuali yang berstruktur masif.
Batuan pertama yang kami amati berwarna putih susu, tekstur dari
batuan ini ukuran butirnya debu kasar. Untuk membuktikan debu dari batuan
itu kasar apa halus praktikan bisa menggunakan tangannya untuk merasakan
debu itu. Cara yang kedua, praktikan bisa menjilat atau menggunakn air untuk
membuktikannya halus atau kasar. Derajat pemilhan dari batuan ini terpilah
baik karena memiliki butir yang seragam. Tidak ada komposisi mineral untuk
sialis, sedangkan untuk ferromagnesian komposisinya hornblende. Komposisi
tambahannya yaitu debu kasar. Batuan ini berstruktur vesikuler, dari
pendeskripsian ini,maka batuan ini kemungkinan adalah pumice.
Batuan kedua berwarna abu-abu terang. Dimana batu ini memiliki
ukuran butir debu kasar. Sedangkan derajat kebundaran dari butir batu ini
adalah menyudut. Derajat pemilahan dari butir terpilah buruk karena bentuk
butirnya tidak seragam. Komposisi mineral dari batu ini yaitu komposisi sialisnya
kuarsa dan komposisi ferromagnesiumnya Hornblende. Struktur dari batuan ini
yaitu masif. Dan dari semua pendeskripsian pada batu ini nama batu ini adalah
breksi piroklastik. Ketiga praktikan mendeskripsikan batuan nomer tiga. Jenis
sampel batuan ini ialah batuan karbonat nonklastik dengan warna fresh abu
kehitaman dan warna lapuk hitam. Batu ini memiliki struktur massif dan batuan
obsidian ini memiliki komposisi mineral glas dan tidak ada ukuran butir derajat
kebundaran dan derajat pemilahan batuan ini Nampak seperti kaca yang
berwarna hitam transparan.
Batuan ketiga yang praktikan mendeskripsikan batuan nomer empat.
Jenis sampel batuan ini ialah batuan batuan ini memiliki warna fresh abu-abu
kecoklatan dan warna lapuk hijau bauan ini memiliki derajat kebundaran yang
agak menyudut dan memiliki derajat pemilihan yang buruk batuan ini memiliki
struktur massif dan nama batuan ini adalah batuan lapilli.
Batuan keempat yang praktikan mendeskripsikan batuan nomer lima.
Jenis sampel batuan ini ialah batuan memliki earna fresh keciklaan dan warna
lapuk kehitaman ukuran butir nya termasuk ke golongan dua, derajat
kebundarannya agak meyudut,derajat pemilihan nya terpila buruk memliki
struktur masif batuan ini merupakan batuan apung.
Batuan kelima yang praktikan mendeskripsikan batuan nomer enam.
Jenis sampel batuan ini ialah batuan memiliki warna fresh berupa warna putih
kesbusn dsn warna pengotornya berupa warna hijau dan memiliki ukuran butir
yang termaduk golongan halus dan derajat kebundarannya agak membundar
derajat pemilahan nya terpilah baik komposisii mineral ms nya berupa kuarsa
dan yang mf horndblend struktur batuang tersebut adlah masif nama batuan
tersebut iklimbrit.
Batuan keenam yang praktikan mendeskripsikan batuan nomer tujuh.
Jenis sampel batuan ini ialah batuan yang memiliki warna fresh yaitu warna
putih keabuan dan warna pengotornya warna orange batuan ini memiliki ukuran
butir halus yang ukuran nya 0,04-2 dan derajat kebundara agak menyudut
derajat pemilahan terpilahburuk meliki komposisi mineral ms nya kuarsa dan
struktur scoria nama batuan ini batuan apung atau pumis merupakan batuan
karbonatan .
Batuan ketujuh praktikan mendeskripsikan batuan nomer delapn.
Jenis sampel batuan ini ialah batuan s yang memiliki warna fresh abu-abu dan
warna lapuk coklat ukuran butirnya termasuk kegolongan halus derajat
kebundarannya agak membundar derajat pemilahan terpilah buruk komposisi
mineral ms nya kuarsa dan strukturnya scoria nama batuan pumis tebentuk dari
buih-buih piroklastik yang alran.
Batuan kedelapan praktikan mendeskripsikan batuan nomer tiga.
Jenis sampel batuan ini ialah batuan karbonat nonklastik dengan warna fresh
abu kehitaman dan warna lapuk hitam. Batu ini memiliki struktur massif dan
batuan obsidian ini memiliki komposisi mineral glas dan tidak ada ukuran butir
derajat kebundaran dan derajat pemilahan batuan ini Nampak seperti kaca yang
berwarna hitam transparan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari praktikum kali ini praktikan dapat menyimpulkan bahwa :
1. Untuk membedakan batuan piroklastik dengan batuan lain yaitu dengan
melihat klasifikasinya, seperti derajat kebundaran, ukuran butir, serta
strukturnya.
2. Untuk mendeskripsi batuan piroklastik, langkah - langkahnya melihat
dari warna, struktur, tekstur, ukuran butir, derajat pembundaran, derajat
pemilahan, kemas, komposisi mineral, nama batuan
3. Contoh dari batuan piroklastik yaitu volcano bomb, breksi piroksilin,
skoria, pumice, dan tuff.

3.2. Saran
Sebaiknya untuk praktikum selanjutnya lebih kondusif lagi
DAFTAR PUSUSTAKA

Amin, Mustaghfirin.2014. BATUAN SMK GEOLOGI PERTAMBANGAN.


Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Hugh, ed. 1911. Petrology. Encyclopedia Britannica: Cambridge


University Press.
Noor, Djauhari. 2008. Pengantar Geologi. Bogor : Universitas Pakuan.
K. Hefferan and J. O’Brien. 2010. Earth Materials 1st edition : Blackwell Publishing
Ltd.
Simon and schusters. 1998. Rocks and Minerals : A Fireside Book.

You might also like