Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Pada tahun 2017 diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang
paling diperhitungkan karna telah menjangkit sekitar 425 juta orang di seluruh dunia,
diperkirakan akan meningkat pada tahun 2045 menjadi 629 juta orang (IDF, 2017). DM
al., 2012). Luka kaki diabetik (LKD) merupakan salah satu komplikasi yang paling sering
terjadi pada penderita DM (Iversen, 2009). LKD adalah salah satu kondisi dimana anatomis
tubuh mengalami perubahan molekuler yang mempunyai gejala – gejala seperti neuropathy,
iskemia dan luka kronik pada anggota tubuh bagian bawah (Bruhn-olszewska et al., 2012).
Luka kaki diabetik mengalami waktu penyembuhan yang memanjang. akhirnya luka
akan semakin rentan terpajan oleh mikroorganisme dan mengalami infeksi (Sinaga &
Tarigan, 2012). Sekitar 58 % atau lebih dari setengah penderita LKD mengalami infeksi
(Prompers, Huijberts, Apelqvist, & Jude, 2007). Prognosis penderita LKD yang mengalami
infeksi cukup buruk, seperti amputasi dan kematian (Ndosi et al., 2017) Hal ini menjadi
perhatian untuk mendapatkan pelayanan yang tepat untuk mencegah terjadinya komplikasi
pada LKD yang dapat berujung pada tindakan amputasi. Sebuah hasil penelitian
menyebutkan peranan LKD terhadap kejadian amputasi mencapai 26,6 % dari 644 subjek
yang diteliti (Martins-Mendes et al., 2014). Dengan demikian diperlukan sebuah tindakan
dalam mengontrol kejadian infeksi pada penderita LKD yang tepat salah satunya adalah
iodine merupakan salah satu antimikroba spectrum luas yang memiliki beberapa
jenis sediaan seperti iodine dressing, iodine ointment dan iodine powder, untuk iodine
powder mengandung cadexomer iodine 0,9 % (Oliveira & Santos, 2007; Pel & Tlv, 2016).
Penelitian tentang penggunaan agen topical yang bersifat antibiotic telah banyak dilakukan
seperti (Tomov, Mitsinaga, Johnson, Nallur, & Roberto, 2014) tentang penggunaan betaidne
0,3 % dan bubuk vancomisin, Penatalaksanaan luka yang tepat merupakan salah satu factor
yang mendukung penyembuhan luka, beberapa pendekatan yang dilakukan dalam rangka
DAFTAR PUSTAKA
Bruhn-olszewska, B., Korzon-burakowska, A., Gabig-cimińska, M., Olszewski, P., Węgrzyn, A.,
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
prevention and mortality based on the Nord-Trøndelag Health Study (HUNT 2). Methods,
Martins-Mendes, D., Monteiro-Soares, M., Boyko, E. J., Ribeiro, M., Barata, P., Lima, J., &
Soares, R. (2014). The independent contribution of diabetic foot ulcer on lower extremity
amputation and mortality risk. Journal of Diabetes and Its Complications, 28(5), 632–638.
https://doi.org/10.1016/j.jdiacomp.2014.04.011
Ndosi, M., Brown, S., Backhouse, M., Lipsky, B. A., Bhogal, M., Reynolds, C., … Nelson, E. A.
(2017). Research : Complications Prognosis of the infected diabetic foot ulcer : a 12-month
Oliveira, A. dos S., & Santos, V. L. C. de G. (2007). Topical iodophor use in chronic wounds: a
https://doi.org/10.1590/S0104-11692007000400023
Pel, O., & Tlv, A. (2016). Material Safety Data Sheet. Components, 49(973), 14–16.
https://doi.org/10.1351/goldbook.M03757
Prompers, L., Huijberts, M., Apelqvist, J., & Jude, E. (2007). High prevalence of ischaemia ,
infection and serious comorbidity in patients with diabetic foot disease in Europe . Baseline
Sinaga, M., & Tarigan, R. (2012). Penggunaan bahan pada perawatan luka.
Tomov, M., Mitsinaga, L., Johnson, B. D., Nallur, D., & Roberto, R. (2014). HHS Public Access,
Waniczek, D., Kozowicz, A., Muc-Wierzgo??, M., Kokot, T., ??wi??tochowska, E., &
https://doi.org/10.1155/2013/243568