You are on page 1of 8

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI

PRINSIP DASAR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI


1. Faktor teknis
Faktor yang bersifat teknis yaitu kurangnya penguasaan teknis
komunikasi. Teknik komunikasi mencakup .unsur-unsur yang ada dalam
komunikator dikala mengungkapkan pesan menjadi lambang-lambang.
kejelian dalam memilih saluran, metode penyampaian pesan.
2. Faktor perilaku
Bentuk dari perilaku yang dimaksud adalah perilaku komunikan
yang bersifat : pandangan yang bersifat apriori, prasangka yang didasarkan
atas emosi, suasana yang otoriter, ketidak mampuan untuk berubah
vvalaupun salah, sifat yang egosentris.
3. Faktor situasional
Kondisi dan situasi yang menghambat komunikasi misalnya situasi
ekonomi, sosial, politik dan keamanan
4. Keterbatasan waktu
Sering karena keterbatasan waktu orang tidak berkomunikasi, atau
berkomunikasi secara tergesa-gesa, yang tentunya tidak akan bisa
memenuhi persyaratan-persyaratan komunikasi.
5. Jarak Psychologis/status sosial
Jarak psychologis biasanya terjadi akibat adanya perbedaan status,
yaitu status sosial maupun status dalam pekerjaan. Misalnya, seorang
pesuruh akan sulit berkomunikasi dengan seorang menteri karena ada
jarak psichologis yaitu pesuruh merasa statusnya terlalu jauh terhadap
menteri.Selanjutnya, ada orang yang hanya ingin mendengar informasi
yang dia senangi saja, sedangkan informasi lainnya tidak.
6. Adanya evaluasi terlalu dini
Seringkali orang sudah mempunyai prasangka, atau sudah menarik
suatu
kesimpulan sebelum menerima keseluruhan informasi atau pesan. Hal ini
jelas menghambat komunikasi yang baik.
7. Lingkungan yang tidak mendukung
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam
lingkungan yang menunjang, berikut ini beberapa contoh suasana
lingkungan yang tidak menunjang atau mendukung yaitu :
• Keadaan suhu (terlalu panas atau terlalu dingin)
• Keadaan ribut atau bising
• Lingkungan fisik yang tidak mendukung (ruang terlalu sempit/kurang
keleluasaan pribadi)
8. Keadaan si komunikator
Keadaan fisik dan perasaan komunikator sangat berpengaruh
terhadap
berhasil atau gagalnya komunikasi. Misalnya :
• Komunikator sedang mempunyai masalah pribadi hingga pikiran
kacau. Hal ini akan mengakibatkan pesan yang disampaikannya juga
kacau, tidak sistematis hingga membingungkan pendengar/sasaran.
• Komunikator sedang sakit, juga mempengaruhi komunikasi, atau kalau
komunikator mempunyai cacat seperti suara sengau. gagap dan
sebagainya akan mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak jelas
tertangkap oleh sasaran.
9. Gangguan bahasa
a Komponen semantik : Gangguan Semantik ialah gangguang
komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang
digunakan (Blake, 1979).
Gangguang semantik sering terjadi karena :
1. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon bahasa
asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
2. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan bahasa yang
digunakan oleh penerima.
3. Komponen semantik meliputi, pengetahuan objek. hubungan objek,
dan hubungan peristiwa (M.Lahey, 1989).
b Komponen Struktur
1. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya
sehingga membingungkan penerima.
2. Komponen Struktur meliputi, fonologi, morfologi, dan sintaksis
(M.Lahey, 1989).
c Komponen Penggunaan / Pragmatik
Komponen pragmatik meliputi fungsi dan konteks. Penguasaan akan
komponen ini menjadikan mampu mengawali komunikasi, memelihara
komunikasi dan mengakhiri komunikasi (M. Lahey, 1989)
10. Rintangan fisik
Rintangan fisik adalah rintangan yang disebabkan karena kondisi
geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya
sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya.
Dalam komunikasi antar manusia rintangan fisik bisa juga diartikan
karena adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu
panca indra penerima.
11.Rintangan kerangka berpikir
BENTUK KOMUNIKASI
Bentuk-bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dapat dijabarkan sebagai berikut :
a. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara
timbal balik.
b. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi
antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung
tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara
formal.
c. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu
seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam
kedudukan dan bagian (Effendy, 2000 : 17).
Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau
lateral (menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok
atau organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada
komunikasi ini memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan,
menginformasikan kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah
yang memerlukan perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam
kelompok atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada
atasan, menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan
meneruskan masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja
yang sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama,
diantara manajer-manajer pada tingkat yang sama.
Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberrapa factor(potter dan perry,1993)

1. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, perawat harus
mengerti pengaruh dari perkembangan usia baik dari sisi bahasa maupun
proses piker orang tersebut.Cara berkomunikasi dengan anak usia remaja
dan anak usia sangat berbeda .kepada remaja,anda mungkin perlu belajar
bahasa ‘gaul’,sehingga mereka yang diajak bicara akan merasa kita
mengerti dan komunikasi diharapkan berlangsung lancer.
2. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh harapan atau
pengalaman.misalnya,”virus” akan mempunyai persepsi yang berbeda bagi
seorang ahli komputer dan seorang dokter.
3. Nilai
Nilai adalah standard yang mempengaruhi perilaku,sehingga penting bagi
perawat menyadari nilai seseorang.Perawat perlu berusaha untuk
mengetahui dan mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan
dan interaksi yang tepat dengan klien.Dalam hubungan profesionalnya
diharapkan perawat tidak terpengaruh oleh nilai pribadinya.perbedaan nilai
tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut,misalnya Klien memandang
abortus bukan merupakan perbuatan dosa sementara perawat memandang
bahwa abortus merupakan tindakan dosa.Hal ini dapat menyebabkan
konflik antara perawat dengan klien.
4. Latar belakang social budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengarunhi oleh factor
budaya.Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.
Seorang remaja putri ingin membeli makanan khas di suaatu daerah,remja
tersebut berasal dari daerah lain. Pada saat membeli makanan tersebut,si
remja tiba-tiba menjadi pucat ketakutan karena si penjual menanyakan
padanya berapa banyak cabe merah yang dibutuhkan untuk campuran
makanan yang akan diberikan.Apa yang terjadi? Si remaja tersebut merasa
dimarahi oleh si penjual karena cara bertanya si penjual seperti
membentak,padahal si penjual tidak memarahi remaja tersebut. Hal ini
dikarenakan budaya dan logat bicara si penjual memang keras dan tegas
sehingga terkesan marah bagi orang dengan latar budaya yang berbeda.
5. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi
seperti marah,sedih,senangbakan dapat mempengaruhi perawat dalam
berkomunikasii dengan orang lain.Perawat perlu mengkaji emosi klien dan
keluarganya sehingga peerawat perlu memberikan asuhan keperawatan
dengan tepat.Selain itu perawat juga perlu mengevaluasi emosi yang ada
pada dirinya agar dalam melakukan asuhan keperawatan tidak terpengaruh
oleh emosi dibawah sadarnya.
6. Jenis kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda-
beda,Tanned (1990) menyebutkan bahwa wanita dan laki-laki mempunyai
perbedaan gaya komunikasi.Dan wanita pada usia 3 tahun bermain dengan
teman baiknya atau dalam grup kecil dan menggunakan bahasa untuk
mencari kejelasan ,meminimalkan perbedaan ,serta membangun dan
mendukung keintiman,Laki-laki dilain pihak menggunakan bahasa untuk
mendapatkan kemandirian dari aktivitas dalam grup yang lebih
besar,dimana jika mereka ingin berteman mereka melakukannya dengan
bermain.
7. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan akan mempengaruhi komunikasi yang
dilakukan.Seseorang yang tingkat pengetahuannya rendah akan sulit
berespon terhadap pertanyaan yang mengandung bahasa verbal dengan
tingakat pengetahuan yang lebih tinggi.Perawat perlu mengetahui tingkat
pengetahuan klien sehingga perawat dapat berinteraksi dengan baik dan
akhirnya dapat memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada klien.
8. Peran dan Hubungan
Gaya komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan diantara orang yang
berkomunikasi.Cara komunikasi seorang perawat dengan koleganya
dengan cara berkomunikasi seorang perawat kepada klien akan berbeda
tergantung perannya.Demikian juga antara guru dengan murid.
9. Lingkungan
Lingkungan interaksi akan mempengaruhi komunikasi yang
efektif.suasana yang bising tidak ada privacy yang tepat akan
menimbulkan kerancuan,ketegangan dan ketidaknyamanan misalnya
berpacaran di pasar tentunya tidak nyaman.Untuk itulah perawat perlu
menyiapkan lingkungan yang tepat dan nyaman sebelum memulai
interaksi dengan klien.
10. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunikasi,jarak tertentu menyediakan rasa
aman dan control.Dapat dimisalkan dengan individu yang merasa
terancam ketika seseorang tidak dikenal tiba-tiba berada pada jarak yang
sangat dekat dengan dirinya.Hal itu juga yang di alami oleh klien pada saat
pertama kali berinteraksi dengan perawat.Untuk itu perawat perlu
memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan hubungan dengan
klien.
Empat zona jarak dalam berkomunikasi(Stuart dan Sundeen ,1995)
1) Jarak intim :sampai dengan 45,5 cm
2) Jarak personal : 45,5-120 cm
3) Jarak konstultatif-sosial :270-360 cm
4) Jarak public :360 cm

You might also like