You are on page 1of 33

3

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selaras dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi,

dan seiring dengan perkembangan serta kemajuan di bidang

elektronika terutama dalam bidang mikrokontroler, berbagai alat

diciptakan untuk mempermudah dan menambah kenyamanan manusia

dalam mencukupi kebutuhannya. Salah satunya adalah di bidang kesehatan

yang saat ini sudah maju sangat pesat.

Kemajuan tersebut diharapkan dapat membantu pekerjaan seorang

dokter untuk memantau kondisi pasiennya. Salah satunya adalah

dalam menangani pasien koma. Bagi orang awam, koma itu sendiri

adalah suatu kondisi hilang sadar dari seorang pasien. Pasien koma

tidak dapat dibangunkan, tidak memberikan respons normal terhadap

rasa sakit atau rangsangan cahaya. Seorang pasien yang sedang

mengalami koma tidak dapat diprediksi kapan pasien tersebut akan sadar.

Oleh karena itu keadaan pasien koma harus selalu dipantau secara tepat

dan tepat oleh tenaga medis untuk menghindari hal yang tidak

diinginkan. Biasanya, dokter akan melakukan beberapa jenis

pemantauan diantaranya suhu tubuh pasien, detak jantung pasien, napas

pasien dan sebagainya. Termometer air raksa dan stetoskop merupakan

alat yang biasa digunakan oleh dokter. Alat-alat tersebut diatas memang
4

sudah lazim digunakan oleh tenaga medis. Akan tetapi alat-alat tersebut

digunakan secara terpisah dalam penggunaannya.

Perkembangan serta kemajuan di bidang elektronika terutama

dalam bidang mikrokontroler berkembang sangat pesat, berbagai alat

diciptakan untuk mempermudah dan menambah kenyamanan

manusia dalam mencukupi kebutuhannya. Salah satunya adalah di

bidang kesehatan yang saat ini sudah maju. Kemajuan tersebut diharapkan

dapat membantu pekerjaan seorang dokter dalam memantau kondisi

kesehatan pasiennya. Salah satunya adalah dalam menangani pasien

koma. Alat-alat seperti termometer dan stetoskop memang sudah lazim

digunakan oleh tenaga medis untuk memantau pasien koma. Akan tetapi

alat-alat tersebut digunakan secara terpisah dalam penggunaannya Dari

masalah inilah kemudian didapatkan gagasan untuk merancang dan

menggabungkan alat pendeteksi suhu tubuh, detak jantung dan napas

manusia dengan mikrokontroler berbasis Arduino Uno.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang di atas, maka

masalah yang akan di bahas dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai

berikut:

1. Bagaimana menjelaskan prinsip kerja Perancangan Alat Pemantau Pasien

Koma Berbasis Arduino?


5

2. Bagaimana merancang Perancangan Alat Pemantau Pasien Koma Berbasis

Arduino?

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan lebih terfokus, maka dilakukan pembatasan

masalah. Pokok permasalahan yaitu alat pemantau kondisi kesehatan

manusia dengan berbasis mikrokontroler Arduino nano. Indikator yang

dipantau oleh seorang dokter untuk menentukan status keadaan pasien

memang banyak, akan tetapi indikator yang diambil yaitu hanya

pemantauan detak jantung, suhu tubuh dan frekuensi nafas

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Agar dapat memahami prinsip kerja dari Perancangan Alat Pemantau

Pasien Koma Berbasis Arduino

2. Agar dapat merancang Perancangan Alat Pemantau Pasien Koma

Berbasis Arduino

1.4.2 Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan sebagai panduan dalam merancang Perancangan Alat

Pemantau Pasien Koma Berbasis Arduino

2. Memberikan peluang kepada peneliti-peneliti untuk mengkaji lebih

dalam, serta mengembangkan dari hasil penelitian ini.

1.5 Metode Perancangan

1. Studi Literatur (Literature Study)


6

Yaitu studi yang dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan

serta landasan teori dari berbagai buku, referensi, dan sumber lainnya

yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.

2. Metode Konsultasi

Yaitu dengan mendiskusikan data atau sumber mengenai


perancangan alat ini dengan dosen dan orang-orang yang telah
mendalami dan menguasai hal tersebut.

3. Studi Lapangan (Field Study)

Yaitu bagaimana menjelaskan mengenai konsep perancangan yang

akan digunakan serta pengumpulan komponen-komponen yang akan

dipakai dalam pelaksanaan penelitian.

4. Perancangan Alat (Implementasi Objek)

Yaitu tahap dimana hasil rancangan yang telah diperoleh dari

berbagai sumber di implementasikan dalam wujud nyata berupa

Perancangan Alat Pemantau Pasien Koma Berbasis Arduino

5. Pengujian (Testing)

Yaitu tahap dimana alat yang telah dibuat akan diuji guna

mengetahui sejauh mana Perancangan Alat Pemantau Pasien Koma

Berbasis Arduino tersebut dapat berfungsi sesuai dengan konsep yang

diterapkan pada alat tersebut.


7

1.6 Sistematika Penulisan

Dalam pembahasan proposal tugas akhir dilakukan dengan membagi tiap –

tiap bab sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab I merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang teori dasar yang mendukung

penelitian ini diantaranya teori dan fungsi dasar dari komponen-komponen

yang digunakan sebagai penelitian ini.

BAB III METODE PERANCANGAN

Pada bab ini akan dibahas tentang cara pembuatan sistem aplikasi dan cara

pembuatan Perancangan Alat Pemantau Pasien Koma Berbasis Arduino,

serta penulis menganalisa secara blok maupun detail Bab III mengenai alat

tersebut, serta melakukan analisa dan pembahasan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tahap ini dimana Perancangan Alat Pemantau Pasien Koma Berbasis

Arduino ini akan di uji guna mengetahui sejauh mana alat tersebut dapat

berfungsi sesuia dengan konsep yang di terapkan.

BAB V PENUTUP
8

Merupakan bab penutup dari penulisan tugas akhir ini di mana isinya

mencakup rangkuman dari data-data yang telah di olah sebelumnya,serta

saran yang yang di berikan untuk menyempurnakan hasil penelitian ini di

masa akan datang.

REFERENSI

Pada bab ini akan menyajikan sumber-sumber literatur baik itu berupa

buku, jurnal nasional dan internasional, serta website.


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai perancangan pendeteksi

gempa telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti. Salah satu penelitian

tersebut ialah: Skripsi Iwan Adi Mulyono, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Teknologi Industri, Universitas Katholik Soegijapranata. Perencanaan dan

pembuatan alat pendeteksi detak jantung dan suhu tubuh berbasis

komputer tahun 2002. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

sistem ini mampu mengukur denyut jantung dan temperatur tubuh

manusia. Pada penelitian ini digunakan komputer sebagai pengendali serta

dua buah sensor yaitu pulse sensor dan sensor suhu LM35. Desain

penelitian alat ini yaitu pulse sensor dan sensor suhu LM35 terhubung

dengan komputer untuk kemudian data pengukuran yang dihasilkan diolah

dan ditampilkan pada monitor komputer.

Skripsi Adi Dwi Kurniawan, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas

Teknik, Universitas Negeri Semarang. Alat Pendeteksi Suhu berbasis

Mikrokontroler. tahun 2010. Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan sistem ini mampu mendeteksi suhu tubuh menggunakan sensor

suhu LM35. Pada penelitian ini digunakan IC Atmega 8535 sebagai

pengendali serta sebuah sensor suhu LM35. Data digital yang didapat dari

sensor suhu LM35 kemudian diolah oleh mikrokontroler Atmega 8535

dan ditampilkan, sehingga didapatkan suatu informasi mengenai suhu


12

tubuh manusia dengan satuan oC pada sebuah LCD. Skripsi Mohamad

Sofie, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri

Semarang. Pencacah Denyut Jantung dengan Sensor Jari tahun

2003. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sistem ini mampu

mendeteksi denyut jantung manusia. Pada penelitian ini digunakan sensor jari

berupa photodiode dan LED sebagai sensor detak jantung, kemudian dikuatkan

oleh rangkaian Op-Amp. IC555 sebagai timer 60 detik untuk menghasilkan sinyal

permenit (BPM).

2.2. Kerangka Berfikir

2.2.1. Sirkulasi Darah dalam Tubuh

Jantung adalah organ yang berupa otot, berbentuk kerucut,

berongga, dengan pangkal diatas dan puncaknya di bawah miring

kesebelah kiri. Jantung terletak di dalam rongga dada diantara kedua paru-

paru, dibelakang tulang dada, dan lebih menghadap ke kiri daripada

ke kanan. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh

melalui pembuluh darah. (Pearce, 2000: 125)

Ketika darah dipompa keluar dari jantung pada arteri atau dikenal

dengan pembuluh nadi teraba suatu gelombang denyut dan denyut ini dapat

teraba pula pada tempat dimana pembuluh arteri melintas, misalnya arteri

radialis yaitu disebelah depan pergelangan tangan dan ujung jari. Saat

keadaan ini volume darah pada ujung jari bertambah atau menggumpal.
13

Kemudian sebaliknya pada saat jantung tidak memompa darah volume

darah pada ujung jari menjadi lebih kecil. (Pearce, 2000: 127)

Dengan meraba gelombang denyut pada arteri, dapat dihitung

kecepatan jantung yang berbeda-beda karena dipengaruhi oleh aktifitas

seseorang dan juga oleh makanan, umur, dan emosi. Perbedaan denyut

jantung manusia (Pearce,2000: 127-128) ditunjukkan dalam tabel 2.1.

Denyut arteri dapat menjadi lebih cepat atau lebih lambat ketika

seseorang sedang gelisah, hilang kesadaran atau koma, ada gangguan pada

jantungnya atau menderita panas (David Werner, 2010: 47).

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap tenaga medis,

untuk pasien koma mempunyai denyut

jantung yang cenderung lebih lambat dibandingkan manusia normal,

dibawah 60 kali per menit.

Tabel 2.1 Perbedaan denyut jantung manusia

No Umur Jumlah denyut / menit (BPM)


1 Bayi baru lahir 140
2 Selama tahun pertama 120
3 Selama tahun kedua 110
4 Pada umur 5 tahun 96 – 100
5 Pada umur 10 tahun 80 – 90
6 Dewasa 60 – 80

Sumber: Pearce, 2000: 127-128

Berdasarkan sumber dari kri.or.id bahwa kondisi kesehatan


manusia
14

Menurut denyut jantungnya dikelompokkan dalam tiga kelompok ,


diantaranya:

1. Denyut jantung seseorang yang sedang sakit berada dibawah 60

denyutan per menit, tergantung dari sakit yang sedang dideritanya.

2. Denyut jantung manusia sehat sekitar 60-80 denyutan per menit.

3. Denyut jantung manusia yang sedang berolahraga (kondisi

kesehatannya sangat bagus) sekitar 80-100 denyutan per menit.

Dalam alat pemantau kondisi kesehatan manusia ini, untuk

pembacaan denyut nadi per menit dengan memanfaatkan pulse sensor

yang ditempelkan di ujung jari manusia, seperti pada uraian di atas ujung

jari manusia merupakan salah satu tempat melintasnya pembuluh arteri

atau nadi, ujung jari dipilih karena pemasangan pulse sensor lebih mudah.

2.2.2. Mekanisme Temperatur Tubuh Manusia

Temperatur tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang

diproduksi oleh proses tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan

luar. Temperatur tubuh manusia dapat diukur dengan menggunakan

termometer. Temperatur tubuh

manusia yang dapat dibagi beberapa standar penilaian temperatur,

antara lain: normal, hipertermi (38-39o) dan hipotermi (33-36o). Biasanya

hipertermi dialami oleh seseorang yang sedang sakit, misalnya demam

dan sakit ringan lainnya. Hipotermi sering dialami seseorang yang tinggal
15

di daerah kutub yang udaranya lebih dingin. Tubuh manusia mempunyai

temperatur yang konstan yaitu antara 36,5o sampa 37,5o C.

Tubuh manusia mempunyai temperatur yang konstan yaitu antara

36,5o sampai 37,5o C. Ketika seseorang telah meninggal, cadangan panas

lepas pada tingkatan temperatur yang dapat ditentukan hingga

temperatur tubuh setara dengan suhu lingkungan (30oC). (Cameron, 2006:

34)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap tenaga

medis, untuk pasien koma mempunyai temperatur tubuh yang

cenderung lebih rendah atau lebih tinggi dibandingkan manusia normal,

tergantung dari penyebab koma yang dialami pasien.

Tempat yang biasa digunakan untuk mengukur temperatur tubuh manusia

biasanya adalah di mulut, ketiak dan anus. Temperatur normal pada ketiak

sekitar 37o C (98,6o F). Sementara manusia normal mempunyai

temperatur tubuh antara 36,5o C sampai 37,2o C. (David Werner, 2010: 43).

Dalam alat pemantau kondisi kesehatan manusia ini, untuk mengukur

temperatur tubuh manusia dengan memanfaatkan sensor temperatur

DS18B20 yang ditempelkan di ketiak manusia, seperti pada uraian di atas,

temperatur pada ketiak sekitar 37o C.

2.2.3 Mekanisme PernapasanManusia

Sistem pernapasan atau respirasi adalah proses pengambilan oksigen

(O2) dari udara bebas saat menarik napas. O2 tersebut kemudian melewati
16

saluran napas dan sampai ke dinding alveoli. Sesampainya di kantong

udara, O2 akan ditransfer ke pembuluh darah yang didalamnya mengalir

sel-sel darah merah untuk dibawa ke sel-sel diberbagai organ tubuh lain

sebagai energi dalam proses metabolisme. Setelah metabolisme, sisa-sisa

metabolisme terutama karbondioksida (CO2) akan dibawa darah untuk

dibuang kembali ke udara bebas melalui paru-paru pada saat membuang

napas. (Joko Suryo, 2010: 5)

Pernapasan sangat penting bagi makhluk hidup karena tanpa

oksigen aktifitas dalam tubuh tidak dapat berlangsung. Untuk dapat

menghasilkan pernapasan yang sempurna, diperlukan organ-organ

penunjang yang dikenal dengan alat pernapasan. Alat-alat pernapasan

pada manusia meliputi tiga bagian penting, yaitu: hidung, saluran

pernapasan dan paru-paru. Pada proses pernapasan terjadi dua hal pokok,

yaitu: inspirasi (Kegiatan mengambil udara melalui alat pernapasan) dan

ekspirasi (kegiatan mengeluarkan udara). (Joko Suryo, 2010: 5-6)

Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis terhadap tenaga medis,

pada kondisi rileks frekuensi nafas manusia adalah 14-20 hembusan nafas

per menit. Sedangkan untuk pasien koma mempunyai hembusan

nafas yang cenderung lebih cepat atau lebih lambat dibandingkan manusia

normal, tergantung dari penyebab koma yang dialami pasien.

Berdasarkan sumber dari chiara-sistempernafasanpadamanusia.

blogspot.com pola pernafasan manusia dibedakan menjadi dua

yaitu pola pernafasan yang normal dialami oleh manusia sehat (16-20
17

hembusan per menit), sementara pola pernafasan tidak normal berada

dikisaran kurang dari normal (10- 15 hembusan per menit) atau lebih

dari normal, tergantung dari penyakit yang dideritanya.

Berdasarkan uraian di atas, alat pernapasan terluar yang

bersangkutan langsung dengan inspirasi dan ekspirasi yaitu hidung.

Sehingga cara mudah untuk mengetahui seorang manusia dikatakan

bernapas atau tidak, dapat diketahui dari hembusan napas di hidungnya.

Pada alat pemantau kondisi kesehatan manusia yang dibuat, penempatan

sensor nafas diletakkan di dekat lubang hidung, sehingga dapat

membaca hembusan nafas dengan baik.


12

2.2.4. Pasien Koma

Koma adalah situasi darurat medis ketika penderitanya

mengalami keadaan tidak sadar dalam jangka waktu tertentu.

Ketidaksadaran ini disebabkan oleh menurunnya aktivitas di dalam otak

yang dipicu oleh beberapa kondisi.

Tingkat kesadaran penderita koma tergantung dari seberapa besar

bagian otak yang masih berfungsi dan keadaan ini biasanya berubah

seiring waktu. Ketika berangsur sadar, akan mulai merasakan rasa sakit,

kemudian mulai menyadari keadaan di sekitar dan akhirnya mampu

berkomunikasi. Namun peluang sembuh dari koma akan sangat

tergantung dari penyebab koma itu sendiri. Beberapa kondisi yang dapat

menyebabkan koma, di antaranya: stroke, cedera berat di kepala, diabetes,

infeksi pada otak, misalnya meningitis dan ensefalitis. Pemeriksaan fisik

akan dilakukan dokter sebagai langkah awal mendiagnosis koma,

misalnya: memeriksa temperatur tubuh, memeriksa denyut jantung,

memeriksa pola napas penderita, memeriksa reaksi penderita terhadap

rasa sakit. Tabel 2.2 menunjukkan salah satu data pemeriksaan dokter

terhadap pasien koma yang bersumber dari www.alodokter.com.

Tabel 2.2 Hasil pemeriksaan dari pasien koma


Indikator yang diukur pada Hasil pemeriksaan
pasien koma
Denyut jantung pasien 40-60 denyutan per menit
Temperatur pasien 34o-35oC
12-15 hembusan per menit dan
Frekuensi napas pasien
cenderung tidak teratur
16

2.3 Arduino Uno

Arduino Uno adalah papan sirkuit berbasis mikrokontroler ATmega 328.

IC (integrated circuit) ini memiliki 14 input/output digital (6 output untuk PWM),

6 analog input, resonator kristal keramik 16 MHz, Koneksi USB, soket adaptor,

pin header ICSP, dan tombol reset. Hal inilah yang dibutuhkan untuk mensupport

mikrokontrol secara mudah terhubung dengan kabel power USB atau kabel power

supply adaptor AC ke DC atau juga battery.

Arduino Uno berbeda dari semua board mikrokontrol diawal-awal yang

tidak menggunakan chip khusus driver FTDI USB-to-serial. Sebagai penggantinya

penerapan USB-to-serial adalah ATmega 16 U2 versi R2 (versi sebelumnya

ATmega 8U2). Versi Arduino Uno Rev.2 dilengkapi resistor ke 8U2 ke garis

ground yang lebih mudah diberikan ke mode DFU. Bahasa pemrograman yang

digunakan pada arduino adalah bahasa C/C++ dan menggunakan software

IDE(Integrated Developmnt Enviroenment) sebagai Compiler-nya.

Ringkasan Spesifikasi

Tabel 2.3 Spesifikasi Arduino Uno

Mikrokontroler ATmega328

Operasi tegangan 5Volt

Input tegangan disarankan 7-11Volt

Input tegangan batas 6-20Volt

Pin I/O digital 14 (6 bisa untuk PWM)


17

Pin Analog 6

Arus DC tiap pin I/O 50mA

Arus DC ketika 3.3V 50mA

32 KB (ATmega328) dan 0,5 KB


Memori flash
digunakan oleh bootloader

SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Kecepatan clock 16 MHz

Sumber: Data Sheet Arduino Uno, 2008.

Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau dengan catu daya

eksternal. Sumber daya dipilih secara otomatis. Untuk sumber daya Eksternal

(non-USB) dapat berasal baik dari adaptor AC-DC atau baterai.

Gambar 2.1 Bentuk Fisik Arduino Uno


Sumber: Data Sheet Arduino Uno, 2008
18

Penjelasan Pin-Pin Pada Arduino Uno

a. Pin Daya
Rentang yang dianjurkan adalah 7 sampai 12 volt. Pin listrik yang

tersedia adalah sebagai berikut:

 VIN. Input tegangan ke board Arduino ketika menggunakan sumber

daya eksternal. Anda dapat menyediakan tegangan melalui pin ini,

atau, jika Anda ingin memasok tegangan melalui colokan listrik,

gunakan pin ini.

 5V. Pin ini merupakan output 5V yang telah diatur oleh regulator

papan Arduino. Board dapat diaktifkan dengan daya, baik dari colokan

listrik DC (7 - 12V), konektor USB (5V), atau pin VIN board (7-12V).

Jika Anda memasukan tegangan melalui pin 5V atau 3.3V secara

langsung (tanpa melewati regulator) dapat merusak papan Arduino.

Penulis tidak menyarankan itu.

 Tegangan pada pin 3V3. 3.3Volt dihasilkan oleh regulator on-board.

Menyediakan arus maksimum 50 mA.

 GND. Pin Ground.

 IOREF. Pin ini di papan Arduino memberikan tegangan referensi

ketika mikrokontroler beroperasi. Sebuah shield yang dikonfigurasi

dengan benar dapat membaca pin tegangan IOREF sehingga dapat

memilih sumber daya yang tepat agar dapat bekerja dengan 5V atau

3.3V.
19

b. Pin Input dan Output

Masing-masing dari 14 pin digital Uno dapat digunakan sebagai

input atau output, menggunakan fungsi pinMode(), digitalWrite(), dan

digitalRead(). Mereka beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat

memberikan atau menerima maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-

up internal (terputus secara default) dari 20-50 kOhms. Selain itu, beberapa

pin memiliki fungsi spesial:

 Serial: pin 0 (RX) dan 1 (TX) Digunakan untuk menerima (RX) dan

mengirimkan (TX) data serial TTL. Pin ini terhubung dengan pin

ATmega8U2 USB-to-Serial TTL.

 Eksternal Interupsi: Pin 2 dan 3 dapat dikonfigurasi untuk memicu

interrupt pada nilai yang rendah (low value), rising atau falling edge,

atau perubahan nilai. Lihat fungsi attachInterrupt() untuk rinciannya.

 PWM: Pin 3, 5, 6, 9, 10, dan 11 Menyediakan 8-bit PWM dengan

fungsi analogWrite()

 SPI: pin 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK) mendukung

komunikasi SPI dengan menggunakan perpustakaan SPI

 LED: pin 13. Built-in LED terhubung ke pin digital 13. LED akan

menyala ketika diberi nilai HIGH

Arduino Uno memiliki 6 input analog, berlabel A0 sampai A5, yang

masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang

berbeda). Secara default mereka mengukur dari ground sampai 5 volt,


20

perubahan tegangan maksimal menggunakan pin AREF dan fungsi

analogReference(). Selain itu, beberapa pin tersebut memiliki spesialisasi

fungsi, yaitu TWI: pin A4 atau SDA dan A5 atau SCL mendukung

komunikasi TWI menggunakan perpustakaan Wire.

Ada beberapa pin lainnya yang tertulis di board:

 AREF. Tegangan referensi untuk input analog. Dapat digunakan

dengan fungsi analogReference().

 Reset. Gunakan LOW untuk me-reset mikrokontroler. Biasanya

digunakan untuk menambahkan tombol reset.

2.2.1 ADC (Analog To Digital Converter) Pada Arduino

Analog To Digital Converter (ADC) adalah pengubah input analog

menjadi kode – kode digital. ADC banyak digunakan sebagai Pengatur proses

industri, komunikasi digital dan rangkaian pengukuran/pengujian. Umumnya ADC

digunakan sebagai perantara antara sensor yang kebanyakan analog dengan sistim

komputer seperti sensor suhu, cahaya, tekanan/ berat, aliran dan sebagainya

kemudian diukur dengan menggunakan sistim digital (komputer).

Pin analog Arduino dapat menerima nilai hingga 10 bit sehingga dapat

mengkonversi data analog menjadi 1024 keadaan (2^10= 1024). Artinya nilai 0

merepresentasikan tegangan 0 volt dan nilai 1023 merepresentasikan tegangan 5

volt. Angka 1023 diperoleh karena perhitungannya dimulai dari angka 0 bukan

angka 1, sehingga nilai terbesar adalah 1023. Data yang sebelumnya analog

dikonversi menjadi data digital. Proses konversi dari nilai analog menjadi digital
21

ini disebut proses ADC (Analog to Digital Conversion). Bagaimana jika tegangan

5 volt dikonversi menjadi data digital 10 bit, berikut perhitungannya.

5 𝑉𝑜𝑙𝑡
= 0,004887585
1023

Artinya setiap 1 angka desimal mewakili tegangan sebesar 0,004887585 volt.

Berapa besar tegangan yang diwakili angka 512, berikut perhitungannya.

5 𝑉𝑜𝑙𝑡
512 𝑋 = 2,50244 𝑣𝑜𝑙𝑡
1023

2.4 Sensor Suhu DS18B20

DS18B20 adalah sensor temperatur digital yang dapat dihubungkan

dengan mikrokontroler lewat antarmuka 1-Wire. Sensor ini dikemas secara

khusus sehingga kedap air, cocok digunakan sebagai sensor di luar ruangan / pada

lingkungan dengan tingkat kelembaban tinggi. Dengan kabel sepanjang 1 meter,

penempatan komponen sensor elektronika ini dapat diatur secara fleksibel.

Gambar 2.2 menunjukkan bentuk fisik dari sensor suhu DS18B20.

Protokol 1-Wire hanya membutuhkan 1 kabel koneksi (selain ground) untuk


mentransmisikan data. Berikut ini adalah ringkasan fitur dari IC DS18B20:

a. Antarmuka 1-Wire yang hanya membutuhkan 1 pin I/O untuk komunikasi

data.

b. Tidak membutuhkan komponen eksternal tambahan selain 1 buah pull-up

resistor, artinya hanya menambahkan sebuah resistor yang tersambung dari

pin data ke pin Vcc sensor suhu DS18B80


22

c. Dapat mengukur suhu antara -55°C hingga 125°C dengan akurasi 0,5°C
pada -10°C s.d. +85°C

d. Kecepatan pendeteksian suhu pada resolusi maksimum kurang dari 750

Gambar 2.2 Sensor suhu DS18B20

Berikut ini adalah contoh cara menyambungkan IC DS18B20 ke

1-wire bus pada moda catu daya eksternal:

Gambar 2.3 Koneksi DS18B20 ke


mikrokontroler

Sensor suhu DS18B20 digunakan sebagai pendeteksi temperatur

tubuh pada alat pemantau kondisi kesehatan manusia. Sensor ini dipilih

karena memiliki kelebihan tahan terhadap air (waterproof), karena

penggunaan sensor ini hanya ditempelkan pada ketiak manusia, sehingga

tahan terhadap keringat manusia. Dalam aplikasinya sensor ini

dihubungkan ke pin digital arduino uno.


23

2.5 Pulse Sensor

Pulse Sensor pada dasarnya adalah alat medis yang berfungsi untuk

memantau kondisi denyut jantung manusia. Rangkaian dasar dari sensor ini

dibangun menggunakan phototransistor dan LED. Sensor ini bekerja

berdasarkan prinsip pantulan sinar LED. Kulit dipakai sebagai permukaan

reflektif untuk sinar LED. Kepadatan darah pada kulit akan mempengaruhi

reflektifitas sinar LED. Aksi pemompaan jantung mengakibatkan kepadatan darah

meningkat. Pada saat jantung memompa darah, maka darah akan mengalir

melalui pembuluh arteri dari yang besar hingga kecil seperti di ujung jari.

Volume darah pada ujung dari bertambah maka intensitas cahaya yang

mengenai phototransistor akan kecil karena terhalang oleh volume darah,

begitu pula sebaliknya. Keluaran sinyal dari phototransistor kemudian dikuatkan

oleh sebuah Op-Amp sehingga dapat dibaca oleh ADC mikrokontroler. Gambar

2.4 menunjukkan bentuk fisik dari pulse sensor.

Gambar 2.4 Pulse sensor atau sensor detak


jantung
15

2.6 Sensor Sound

Sound sensor adalah sensor yang berfungsi untuk mendeteksi

hembusan nafas dari manusia. Komponen utama dari sensor ini adalah

sebuah kondensor microphone yang berfungsi mengubah getaran

hembusan napas menjadi sinyal listrik, namun sinyal listrik yang

dikeluarkan dari kondensor microphone ini masih sangat kecil. Untuk itu

perlu dikuatkan oleh sebuah rangkaian Op-Amp. Gambar 2.5

menunjukkan bentuk fisik sound sensor.

Gambar 2.5 Sound


sensor
2.7 LCD

LCD merupakan singkatan dari Liquid Cristal Display. LCD ini biasa

digunakan untuk peralatan elektronika seperti Tv, komputer, dan perangkat mobile

lain. Display elektronika yang berfungsi sebagai tampilan suatu data, baik

karakter, huruf ataupun grafik. LCD ( Liquid Cristal Display) merupakan suatu

jenis display elektronik yang dibuat dengan teknologi yang bekerja dengan tidak

menghasilkan cahaya tetapi memantulkan cahaya yang ada di sekelilingnya


16

terhadap front-lit atau mentransmisikan cahaya dari back-lit. LCD berfungsi

sebagai penampil data baik dalam bentuk karakter, huruf, angka ataupun grafik.

Gambar 2.6 Bentuk Fisik LCD


Sumber: International Journal Of Emerging Technology And Advanced Engineering. Vol. 2, No.

11, 2012

Penjelasan Pin-Pin LCD 16x2

Tabel 2.4 Penjelasan Pin-Pin LCD 16x2

No. Nama Pin Deskripsi Port

1. VCC + 5V VCC

2. GND 0V GND

3. VEE Tegangan Kontras LCD

4. RS Register select, 0=Input Instruksi, I=Input Data PD7

5. R/W I= Read ; 0= Write PD5

6. E Enable Clock PD6


17

7. D4 Data Bus 4 PC4

8. D5 Data Bus 5 PC5

9. D6 Data Bus 6 PC6

10. D7 Data Bus 7 PC7

11. Anode Tegangan Positif Backlight

12. Katode Tegangan Negatif Backlight

Register control yang terdapat dalam suatu LCD diantaranya adalah.

 Register perintah yaitu register yang berisi perintah-perintah dari

mikrokontroler ke panel LCD (Liquid Cristal Display) pada saat proses

penulisan data atau tempat status dari panel LCD (Liquid Cristal Display)

dapat dibaca pada saat pembacaan data.

 Register data yaitu register untuk menuliskan atau membaca data dari atau

ke DDRAM. Penulisan data pada register akan menempatkan data tersebut

ke DDRAM sesuai dengan alamat yang telah diatur sebelumnya.

Pin, kaki atau jalur input dan kontrol dalam suatu LCD (Liquid Cristal Display)

diantaranya adalah :

 Pin data adalah jalur untuk memberikan data karakter yang ingin

ditampilkan menggunakan LCD (Liquid Cristal Display) dapat dihubungkan

dengan bus data dari rangkaian lain seperti mikrokontroler dengan lebar data

8 bit.
18

 Pin RS (Register Select) berfungsi sebagai indikator atau yang menentukan

jenis data yang masuk, apakah data atau perintah. Logika low menunjukan

yang masuk adalah perintah, sedangkan logika high menunjukan data.

 Pin R/W (Read Write) berfungsi sebagai instruksi pada modul jika low tulis

data, sedangkan high baca data.

 Pin E (Enable) digunakan untuk memegang data baik masuk atau keluar.

 Pin VLCD berfungsi mengatur kecerahan tampilan (kontras) dimana pin ini

dihubungkan dengan trimpot 5 Kohm, jika tidak digunakan dihubungkan ke

ground, sedangkan tegangan catu daya ke LCD sebesar 5 Volt.


BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1 Waktu Dan Tempat Perancangan

Adapun waktu dan tempat penelitian tugas akhir yang berjudul


“Perancangan Alat Pemantau Kesehatan Pasien Koma Berbasis Arduino” yaitu
mulai tanggal 9 September 2018 hingga selesainya tugas akhir ini, bertempat di
Laboratorium Kendari Robotik, Anduonohu.

3.2 Alat dan Bahan Yang Digunakan

Adapun peralatan-peralatan serta bahan-bahan yang digunakan dalam

perancangan ini adalah sebagai berikut:

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam perancangan ini adalah:

Tabel 3.1 Peralatan Yang Digunakan

No. Nama Alat Jumlah Fungsi

1. Gergaji Besi 1 buah Untuk memotong kaca mika

2. Bor Listrik 1 Set Untuk melubangi Aluminium

3. Tang Potong 1 buah Untuk memotong kabel

4. Cutter 1 buah Untuk memotong kabel dan

tripleks

5. Solder 1 buah Untuk menyambungkan

komponen
3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam perancangan ini adalah:

Tabel 3.2 Bahan Yang Digunakan

No. Nama Bahan Jumlah Fungsi

1. Arduino Uno 1 set Berfungsi untuk menangani sensor

detak jantung, sensor suhu dan

sensor nafas.

2. LCD 16X4 1 buah Berfungsi untuk menampilkan data

pembacaan dari sensor.

3. Sensor Suhu 1 buah Berfungsi untuk mendeteksi suhu

DS18B20 tubuh pasien

4. Sensor Pulse/detak Berfungsi untuk mendeteksi detak

jantung jantung pasien

5. Sensor Sound Berfungsi untuk mendeteksi nafas

pasien

6. Adaptor 1 buah Menyuplai tegangan ke sebesar 12

VDC

6. Baut Secukupnya Untuk pengikat dua objek yang

dijadikan satu

7. Mika Secukupnya Untuk pembuatan maket alat

8. Timah Solder Secukupnya Untuk penyolderan komponen

9. Kabel Secukupnya Untuk menghubungkan komponen

satu dengan yang lainnya.


3.3 Blok Diagram Alat

Blok diagram adalah sebuah metode yang dapat digunakan untuk

menjabarkan sebuah sistem yang rumit. Dengan menggunakan blok diagram maka

suatu sistem dapat dipartisi / dipecah berdasarkan fungsi dan kegunaannya.

Tujuannya adalah agar lebih mudah untuk dipahami. Berikut ini adalah blok

diagram alat yang menampilkan alur dari proses kerja alat .

Sensor

Suhu

Sensor LCD 16x4


Arduino Uno
Nafas
Sensor

Suhu
Sensor

Detak jantung
Sensor

Suhu Power
Supply

Gambar 3.1 Blok Diagram Alat

Penjelasan Blok Diagram Alat

1. Adaptor : Menyuplai daya ke arduino dan komponen yang lain

2. Arduino : Berfungsi untuk menangani sensor yang digunakan

3. Sensor Suhu : Berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh pasien.


4. Sensor Nafas: Berfungsi untuk mendeteksi kualitas nafas pasien

5. Sensor Detak Jantung: Berfungsi untuk mendeteksi detak jantung pasien

6. LCD : Berfungsi untuk menampilkan nilai dari sensor.

3.4 Metode Perancangan

3.4.1 Perancangan Perangkat Keras

Gambar 3.2 Sketsa Perancangan Alat.

Adapun perancangan perangkat keras alat ini dijelaskan pada

gambar 3.2 , Alat ini menggunakan tiga buah sensor yang dapat bekerja

secara bersamaan, yaitu : sensor denyut jantung, sensor temperatur tubuh

dan sensor pendeteksi nafas. Sensor denyut mendeteksi jumlah denyut

jantung permenit (BPM), sensor suhu mendeteksi temperatur tubuh

manusia yang batasan normalnya sekitar 36 – 37oC. Sensor nafas

mendeteksi frekuensi nafas manusia. Keluaran ketiga sensor tersebut akan


dikirim dan diolah oleh mikrokontroller arduino uno. Di dalam

mikrokontroller data akan diolah dan diproses kemudian hasilnya akan

ditampilkan di LCD. LCD driver berfungsi untuk menghemat

konfigurasi pin output dari mikrokontroller. Power supply berfungsi

untuk memberi tegangan ke seluruh rangkaian. Power supply yang

digunakan sebesar 5-12 VDC


11

You might also like