You are on page 1of 11

MIKROBIOLOGI DAN VIROLOGI

Infeksi Virus Zika

Dosen : Vilya Syafriana, M.Si.

Disusun Oleh :

1. Chyntia Yuliawati 15330132


2. Siti Hidayattul ulum 15330133
3. Tiah Marliyah 15330148
4. Diah Ayu Kurnia P.U 15330153

Kelas D

Fakultas Farmasi

Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta


Jl. Moh. Kahfi II Bumi srengseng Indah-Jagakarsa

Jakarta Selatan
2016

0
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim,
Segala puji bagi Allah SWT atas segala petunjuk dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa
pertolongan Dia, mungkin penulis tidak akan sanggup menyelesiakan dengan baik,
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas yang diberikan oleh Ibu Vilya Syafriana,
M.Si. dalam mata kuliah Mikrobiologi dan Virologi di Fakultas Farmasi Institut Sains
dan Teknologi Nasional.
Makalah ini penulis susun berdasarkan data dari berbagai sumber dan penulis
mencoba menyusun data-data itu hingga menjadi sebuah karya tulis ilmiah sederhana
yang berbentuk makalah.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyusun makalah ini, terutama teman satu kelompok penulis yang
membantu penulis dalam mengumpulkan data.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunannya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, itu semua tidak luput dari kodrat penulis sebagai manusia biasa
yang tidak luput dari suatu kesalahan dan kekeliruan. Sehingga kritikan dan masukan
yang bersifat membangun dari pembaca merupakan suatu yang berharga demi
perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Jakarta Selatan, 24 Desember 2016

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………….…..……………...…………………………………1
DAFTAR ISI………………………...…….……...………..……………………………2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah...………...….…..……………………………………..3
1.2 Rumusan Masalah……………..……….………………………………..………3
1.3 Tujuan Penulisan…………………...……………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN………………..………………………………………………
2.1 Sejarah Virus ZIKA……….…………………………..…...……………………4
2.2 Virologi dan Patogenesis…………..………………………..…………………..5
2.3 Transmisi Virus ZIKA…………………………………………………………..6
2.4 Tanda dan Gejala………………………………………………………………..7
2.5 Potensi Komplikasi……………………………………………………………...7
2.6 Diagnosa Penyakit ZIKA………………………………………………………..8
2.7 Pencegahan Penyakit ZIKA……………………………………………………..9

BAB III PENUTUP…………………………………………………...…………...…….


3.1 Kesimpulan…………..………………………………………………….…......10
3.2 Saran…………………………………………………………………………...10

Daftar Pustaka……………………………………………………………….……….11

BAB I

2
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Belakangan ini penyakit Zika begitu banyak dibicarakan dan diberitakan
diberbagai media. Infeksi virus Zika terjadi melalui perantara gigitan nyamuk
Aedes, terutama spesies Aedes aegypti. Virus Zika adalah sejenis virus dari
keluarga flaviviridae dan genus flavivirus yang disebarkan oleh nyamuk Aedes
yang terinfeksi.
Virus Zika yang telah menginfeksi manusia akan dapat menimbulkan
beberapa gangguan pada tubuhnya. Beberapa gangguan yang mungkin
dinampakan diantaranya adalah demam, mata merah (konjungtivitis), nyeri
dibagian persendian dan juga ruam dibagian kulit. Gejala-gejala penyakit Zika
dapat menyerupai gejala penyakit dengue dan chikungunya, serta dapat
berlangsung beberapa hari hingga satu minggu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu virus zika?
2. Bagaimana Virologi dan Patogenesis ZIKV ?
3. Bagaimana Transmisi, Tanda, dan Gejala ZIKV ?
4. Bagaimana Cara mendiagnosa Penyakit Zika ?
5. Cara pencegahan Virus Zika ?

1.3 Tujuan Penulisan


 Untuk mengetahui lebih dalam tentang penyakit ZIKV : Virologi dan
Patogenesis ZIKV, Transmisi, Tanda, dan Gejala ZIKV, Cara mendiagnosa
dan Cara mencegahnya.
 Untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah Mikrobiologi dan Virologi di
Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta

BAB II

3
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Virus ZIKA

Virus ini pertama kali ditemui pada tahun 1947 dan berasal dari darah monyet
(Macaca mulatta) di Hutan Zika, Uganda, Afrika. Virus ini diberi nama Zika dimana
kata zika diambil dari nama hutan zika yang merupakan hutan dimana monyet yang
terjangkit virus zika ini untuk pertama kalinya ditemukan. Virus zika sendiri
diketahui mulai menjangkit serta menginfeksi tubuh manusia di tahun 1950
terutama di daerah Afrika serta Asia yang merupakan kawasan khatulistiwa,
sedangkan infeksi virus ini banyak terjadi pada tahun 1968 tepatnya di daerah
Nigeria.
Virus Zika pertama ditemukan pada seekor monyet resus di hutan Zika, Uganda,
pada tahun 1947. Virus Zika kemudian ditemukan kembali pada nyamuk spesies
Aedes Africanus di hutan yang sama pada tahun 1948 dan pada manusia di Nigeria
pada tahun 1954. Virus Zika menjadi penyakit endemis dan mulai menyebar ke luar
Afrika dan Asia pada tahun 2007 di wilayah Pasifik Selatan. Pada Mei 2015, virus
ini kembali merebak di Brazil. Penyebaran virus ini terus terjadi pada Januari 2016
di Amerika Utara, Amerika Selatan, Karibia, Afrika, dan Samoa (Oceania). Di
Indonesia sendiri, telah ditemukan virus Zika di Jambi pada tahun 2015.

2.2 Virologi dan Patogenesis

4
Virus Zika adalah flavivirus yang berhubungan dengan dengue, Yellow fever
virus, Japanese encephalitis virus, dan West Nile virus. Klasifikasi sistematis, ZIKV
termasuk dalam :
Group : Group IV ((+)ssRNA)
Famili : Flaviviridae
Genus : Flavivirus
Spesies : Virus Zika
Virus ini berbentuk icosahedral yang memiliki struktur yang terbuat dari protein
E dan M, memiliki selubung, ukuran diameternya sekitar 18-45 nm. Genomenya
positif strand RNA tertutup kapsid dan dikelilingi oleh membran. Pada RNA
terdapat 10.794 nukleotida yang mengkode 3.419 asam amino. Virus dapat
diinaktivasikan dengan ether, sodium dexoxycholate, dan klorofom.3
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur virus zika di gambar dibawah ini :

Gambar 1. struktur virus yang tergolong genus flavivirus

Patogenesis dari penyakti ini masih belum jelas, namun flavivirus yang
ditularkan melalui nyamuk diduga bereplikasi pada sel dendrit dekat dengan tempat
inokulasi kemudian menyebar ke nodus limfatikus dan ke aliran darah. Walaupun
replikasi flavivirus diduga terjadi di sitoplasma sel, salah satu penelitian
membuktikan bahwa antigen ZIKV dapat ditemukan di nukleus sel yang terinfeksi.

2.3 Transmisi Virus ZIKA

5
Penyakit Zika (Zika disease) ataupun demam Zika (Zika fever) disebabkan oleh
virus Zika. Virus Zika menginfeksi melalui gigitan nyamuk (mosquito-bourne).
Vektor dari virus ini adalah nyamuk Aedes, yang biasanya menggigit pada pagi dan
sore hari, merupakan nyamuk yang sama yang mentransmisikan penyakit dengue,
chikungunya, dan yellow fever. Dapat dalam jenis Aedes aegypti untuk daerah
tropis, Aedes africanus di Afrika, dan juga Aedes albopictus pada beberapa daerah
lain.

Gambar 2. Nyamuk Genus Aedes Memiliki Corak Khas Belang Hitam Putih.

Virus Zika disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes yang terinfeksi.
Nyamuk ini menjadi terinfeksi setelah menggigit penderita yang telah memiliki
virus tersebut. Nyamuk ini sangat aktif di siang hari dan hidup serta berkembang
biak di dalam maupun luar ruangan yang dekat dengan manusia, terutama di area
yang terdapat genangan air.
Walaupun jarang, virus Zika dapat ditransmisikan dari seorang ibu ke bayinya.
Virus Zika berkemungkinan ditularkan dari seorang ibu hamil pada janin di dalam
kandungannya. Dapat pula bayi tertular pada waktu persalinan. Walaupun ZIKV
dapat ditemukan pada air susu ibu (ASI) Hingga saat ini, kasus penularan virus Zika
melalui proses menyusui belum ditemukan sehingga ahli medis tetap menganjurkan
ibu yang terinfeksi untuk tetap menyusui bayinya.
Selain itu, terdapat beberapa laporan virus Zika yang penularannya terjadi
melalui tranfusi darah dan hubungan seksual.

2.4 Tanda dan Gejala

6
Periode inkubasi penyakit ini masih belum diketahui dengan jelas, namun dari
laporan kasus dan pengetahuan akan infeksi terkait flavivirus maka diduga masa
inkubasi berkisar antara 3 hari hingga 2 minggu semenjak pasien terpapar virus ini
(terkena gigitan nyamuk penjangkit).
Gejalanya mirip dengan infeksi arbovirus lainnya (misalnya penyakit dengue),
seperti demam akut, ruam pada kulit berupa makulopapular pruritus, konjungtivitis
non-purulent, nyeri otot, nyeri sendi, malaise, dan sakit kepala. Beberapa kesamaan
sebagai gejala awal membuat penyakit ini diidentifikasi secara keliru dengan
penyakit demam berdarah. Namun sejauh ini tidak ada kasus kematian yang muncul
karena infeksi Zika Virus. Penyakit yang masih dalam riset sejauh ini tidak
menandakan sebagai penyakit berbahaya kecuali adanya masalah gangguan sendi,
sakit kepala hebat, dan ruam yang membuat kulit terasa kurang nyaman dan gatal.

2.5 Potensi Komplikasi


Selama wabah yang terjadi di Polynesia Prancis dan Brazil pada tahun 2013 dan
2015, otoritas badan kesehatan nasional Brazil melaporkan potensi komplikasi
neurologis dan auto-imun oleh karena infeksi virus Zika.
Serangan Zika Virus justru muncul pada ibu hamil, karena ibu hamil yang
positif memiliki virus tersebut kemungkinan bisa menularkan virus tersebut pada
janin dalam kandungannya. Dan Zika Virus akan menyerang jaringan otot dan
sistem saraf termasuk sistem saraf pusat di otak dari janin.
Otoritas kesehatan nasional Brazil melaporkan adanya peningkatan kejadian
sindroma Guillian-Barre dengan infeksi virus Zika. Penelurusan lebih lanjut
melaporkan adanya bukti peningkatan kejadian mikrosefali dan berbagai kelainan
oftalmologis dengan infeksi virus Zika. Namun dikatakan hubungan infeksi virus
Zika pada ibu hamil dengan kejadian cacat mikrosefalus (ukuran otak yang kecil)
pada bayi yang dilahirkan belum terbukti secara ilmiah, namun bukti ke arah itu
semakin kuat.
Mikrosefali adalah defek lahir yang serius, sehingga bayi memiliki kepala yang
kecil dan perkembangan otak yang tidak sempurna. hal ini mungkin terjadi saat
wanita terinfeksi ZIKV pada trimester pertama kehamilan. Guillain-Barré
syndrome (GBS) merupakan kelainan yang jarang terjadi, ditandai dengan sistem

7
imun penderita merusak sel-sel saraf sehingga terjadi kelemahan bahkan
kelumpuhan otot.

Gambar 3. Perbandingan kepala bayi normal dan mikrosefali

Sebenarnya Zika telah dikenali sebagai penyakit yang umumnya tidak


berbahaya. Kematian akibat penyatit Zika sangat jarang terjadi. Belum ada laporan
kematian akibat murni infeksi ZIKV. Terdapat satu laporan kematian pada pasien
dengan sickle cell anemia dengan hasil test ZIKV positif.

2.6 Diagnosa Penyakit ZIKA


Infeksi virus Zika dapat diduga berdasarkan gejala dan riwayat berpergian ke
daerah yang dilaporkan terdapat infeksi virus Zika ataupun tinggal di daerah yang
terdapat virus Zika.
Diagnosis virus Zika hanya dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium
untuk mendeteksi ada tidaknya RNA virus Zika pada darah. Beberapa pemeriksaan
laboratorium dapat dilakukan untuk mendeteksi infeksi ZIKV. Deteksi asam nukleat
dengan reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR) menargetkan
pada regio genom non-sruktural protein 5, Berguna pada 3-5 hari setelah onset
penyakit. Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan diagnosis primer. Serologi test
dengan ELISA test untuk mendeteksi IgM ZIKV setelah hari ke-5 onset penyakit.
Namun, sensitifitasnya mungkin kurang karena virus ini berkaitan erat dengan virus
dengue dan yellow fever, mungkin akan terjadi reaksi silang tes antibodi dari virus-
virus tadi. Nucleic Acid Amplification Test, merupakan tes amplifikasi asam nukleat
yang digunakan untuk mendeteksi RNA virus. Plaque Reduction Neutralization

8
Assay, Pemeriksaan ini dapat meningkatkan spefisikasi pemeriksan immunoassay,
namun tetap dapat terjadi reaksi silang antibodi pada infeksi sekunder flavivirus.

2.7 Pencegahan ZIKV


Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain :
o Mencegah gigitan nyamuk adalah salah satu tindakan pencegahan awal yang
bisa membantu terhindar dari infeksi virus Zika.
o Mengurangi sumber kembang biak nyamuk serta mengurangi kontak dengan
hewan ini. Bisa dengan menggunakan obat nyamuk, pakaian yang
melindungi sebagian besar tubuh dan sebaiknya berwarna terang, tidur
menggunakan kelambu.
o Sangat penting untuk mengosongkan benda-benda yang dapat menampung
air. Penggunaan larvasida direkomendasikan pada tempat penampungan air
yang besar.
o Pelajari juga informasi mengenai daerah yang akan Anda kunjungi, seperti
fasilitas kesehatan dan area luar ruangan terbuka sebelum waktu
keberangkatan tiba, khususnya area yang terjangkit virus Zika.
o Lakukan tes virus Zika sekembalinya Anda, khususnya perempuan hamil,
dari daerah penyebaran virus Zika.
o Pemerintah yang bertanggung jawab untuk pengawasan kesehatan
masyarakat, harus waspada potensi penyebaran ZIKV dan diingat mungkin
kebingungan diagnostik antara penyakit ZIKV dan demam berdarah.

Walaupun ZIKV diketahui dapat berada pada air susu ibu, world heatlh
organization (WHO) tahun 2016 tetap merekomendasikan ASI bagi bayi pada
ibu dengan infeksi virus Zika, termasuk bayi dengan mikrosefali. Transmisi
virus Zika melalui ASI belum pernah dilaporkan sejauh ini, namun demikian
penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. Saat ini vaksin belum tersedia, namun
penelitian untuk membuat vaksin virus Zika sedang dikembangkan dengan
menggunakan strategi yang sama dengan pembuatan vaksin flavivirus lainnya.
BAB III
PENUTUP

9
3.1 Kesimpulan
Penyakit Zika ditularkan melalui gigitan nyamuk genus Aedes yang
terinfeksi ZIKV. Penyakit ini belakangan baru diketahui berpotensi
menyebabkan bayi lahir cacat mikrosefali dan meningkatkan kejadian Guillain-
Barré syndrome (GBS). Gejala mirip dengan infeksi flavivirus lainnya, berupa
demam akut, nyeri otot, nyeri sendi, ruam kulit, dan konjungtivitis. Tindakan
pencegahan saat ini lebih utama.

3.2 Saran
1. Setiap individu sebaiknya mengerti dan memahami bahaya dari penyakit
virus zika, sehingga setiap individu bisa lebih merasa khawatir dan mampu
menjaga diri dan lingkungannya dari kemungkinan terserangnya virus zika.
2. Perlunya dilakukan Gerakan Mengurangi sumber kembang biak nyamuk,
tidak hanya bila terjadi wabah tetapi harus dijadikan gerakan nasional
melalui pendekatan masyarakat.
3. Segenap pihak yang terkait dapat bekerja sama untuk mencegah
menyebarnya virus zika.

DAFTAR PUSTAKA

10

You might also like