Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia Nya,
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Asuhan Keperawatan dengan
Hipoglikemia. Penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan keluarga
yang membantu memberikan semangat dan dorongan demi terwujudnya karya ini,
yaitu makalah Asuhan Keperawatan dengan Hipoglikemia ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Teknologi
Keparawatan yaitu Ns. Duma Lumban Tobig, M.Kep, Sp.Kep. J atas bimbingan yang
telah diberikan, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
juga membantu penulis dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa teknik penyusunan dan materi yang penulis sajikan
masih kurang sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung dengan tujuan untuk menyempurnakan makalah ini.
Dan penulis berharap, semoga makalah ini dapat di manfaatkan sebaik
mungkin, baik itu bagi diri sendiri maupun yang membaca makalah ini.
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah dibawah
normal (<70 mg/DL). (ADA. 2016)
Hipoglikemia merupakan penyakit kegawatdaruratan yang membutuhkan
pertolongan segera, karena hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai
dengan kematian (Kedia, 2011)
Hipoglikemia adalah suatu keadaan abnormal, dimana kadar glukosa dalam darah
<50/60 mg/dl (Standards of Medical Care in Diabetes, 2009; Cryer, 2005;
Smeltzer& Bare,2003)
Menurut McNaughton (2011), Hipoglikemia merupakan suatu kegagalan dalam
mencapai batas normal kadar glukosa darah dibawah normal yaitu <60 mg/dl.
Jadi kesimpulannya, Hipoglikemia didefinisikan sebagai keadaan di mana kadar
glukosa plasma lebih rendah dari 45 mg/dl– 50 mg/dl.
Pasien diabetes yang tidak terkontrol dapat mengalami gejala hipoglikemia pada
kadar gula darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang normal, sedangkan
pada pasien diabetes dengan pengendalian gula darah yang ketat (sering mengalami
hipoglikemia) dapat mentoleransi kadar gula darah yang rendah tanpa mengalami
gejala hipoglikemia.
Menurut Cryer (2005) & Soemadji (2006), pendekatan diagnosis kejadian
hipoglikemia juga dilakukan dengan bantuan Whipple’s Triad yang meliputi:
Keluhan yang berhubungan dengan hipoglikemia
Kadar glukosa plasma yang rendah (<50mg/dl
Perbaikan kondisi setelah perbaikan kadar gula darah (paska koreksi)
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada DM tipe 1 dengan angka kejadian 10-30%
psien per tahun dengan angka kematian 3-4% (Goldman and Shcafer 2012).
Sedangkan DM tipe 2 angka kejadiannya 1,2% pasien per tahun. (Berber et al 2013).
Rata-rata kejadian hipoglikemia meningkat dari 3,2 per 100 orang pertahun
menjadi 7,7 per 100 orang pertahun pada penggunaan insulin (Cutll et al 2001).
Sebagai penyakit akut pada DM tipe 2, Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh
penggunaan insulin Dan sulfonilurea (PERKENI 2011).
2.3 Etiologi Hipoglikemia
Dosis pemberian insulin yang kurang tepat, kurangnya asupan karbohidrat karena
menunda atau melewatkan makan, konsumsi alkohol, peningkatan pemanfaatan
karbohidrat karena latihan atau penurunan berat badan (Kedia, 2011).
1. Pada Diabetes
Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita
diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya (Overdose insulin)
Asupan makan yang lebih dari kurang (tertunda atau lupa, terlalu sedikit, output
yang berlebihan seperti adanya gejala muntah dan diare, serta diet yang berlebih).
Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal (mis. Hipotiroid)
Aktivitas berlebih
Gagal ginjal
1. Ringan (glukosa darah 50-60 mg/Terjadi jika kadar glukosa darah menurun
dan sistem saraf simpatik akan terangsang, pelimpahan adrenalin ke darah
menyebabkan gejala : tumor, kegelisahan, rasa lapar, dll.
Hipoglikemia spontan pada orang dewasa dibedakan atas dua tipe, yaitu :
1. Hipoglikemia puasa
Hipoglikemia puasa biasanya timbul menyertai penyakit endokrin tertentu,
seperti hipopituitarisme, penyakit Addison, atau mixedema; terkait dengan malfungsi
hepar, seperti alkoholisme akut dan gagal hati; pada orang dengan penyakit ginjal,
terutama pada pasien yang memerlukan dialisis. Pada keadaan ini hipoglikemia nyata
tampilan sekunder. Jika hipoglikemia puasa ini merupakan manifestasi primer, maka
penyebabnya mungkin a) hiperinsulinemia akibat tumor sel b pankreas atau karena
pemberian insulin atau pobat sulfonilurea dosis berlebihan; b) akibat sekresi insulin
tumor ekstra-pankreatik.
Gejala dan tanda dari hipoglikemia merupakan akibat dari aktivasi sistem saraf
otonom dan neuroglikopenia. Pada pasien dengan usia lajut dan pasien yang
mengalami hipoglikemia berulang, respon sistem saraf otonom dapat berkurang
sehingga pasien yang mengalami hipoglikemia tidak menyadari kalau kadar gula
darahnya rendah (hypoglycemia unawareness). Kejadian ini dapat memperberat
akibat dari hipoglikemia karena penderita terlambat untuk mengkonsumsi glukosa
untuk meningkatkan kadar gula darahnya.
Hipoglikemia
Respons Simpatoadrenal
Hipoglikemia Berulang
2.9 Pemeriksaan Penunjang Hipoglikemia
1. Dekstrosa
Untuk pasien yang tidak mampu menelan glukosaoral karena pingsan, kejang, atau
perubahan status mental. Pada keadaan darurat dapat pemberian dekstorsa dalam air
pada konsentrasi 50% adalah dosis biasanya diberikan kepada orang dewasa,
sedangkan konsentrasi 25% biasanya diberikan kepada anak – anak.
2. Glukagon
Sebagai hormon kontra – regulasi utama terhadap insulin, glukagon adalah
pengobatan pertama yang dapat dilakukan untuk hipoglikemia berat. Tidak seperti
dekstrosa, yang harus diberikan secara IV dengan perawatan kesehatan yang
berkualitas profesional, glukagon dapat diberikan oleh subcutan atau intramuskular.
2.10 Komplikasi Hipoglikemia
Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yang berubah selalu
dapat menyebabkan gangguan pernafasan. Selain itu hipoglikemia juga dapat
mengakibatkan kerusakan otak akut. Hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan
dapat menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan
neuropsikologis berat karena efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat
yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal (Jevon, 2010) .
Menurut Kedia (2011), hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan koma sampai
kematian.
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN ASKEP
Seorang klien dirawat diruang perawatan umum rumah sakit swasta, klien
dirawat dengan keluhan tubuhnya lemas nyaris pingsan. Akhir – akhir ini klien sering
mengeluh haus, sering BAK , sering merasa lapar , berat badan turun 4 kg dalam satu
bulan ini dan BB klien sekarang 68 kg. Keluhan yang dirasakannya klien adalah
mudah lelah, suka terasa kesemutan pada jari-jari tangan atau kaki, serta merasa nyeri
saat beraktivitas dan terasa senat senut pada kepala bagian tengah dengan skala nyeri
yang diperoleh yaitu 6. Keluarga mengatakan bahwa Tn.T memiliki riwayat penyakit
DM 4 tahun yang lalu. Akral klien dingin, klien tampak pucat, mukosa klien tampak
kering, dank klien tampak tremor. Hasil pemeriksaan Gula darah 41mg/dl.
Sebelumnya klien diberikan insulin dan metformin. Diagnosa medis klien :
Hipoglikemia, perawat dan dokter serta paramedic lainnya yang terkait melakukan
perawatan secara integrasi untuk menghindari /mengurangi resiko komplikasi lebih
lanjut.
1. DATA FOKUS
2. ANALISA DATA
DATA OBJEKTIF :
BB sebelum : 72 kg
2 DATA SUBJEKTIF: Nyeri akut Agens cedera
biologis
1. Klien mengatakan
pusing
2. Klien mengatakan nyeri
kepala
P: Saat beraktivitas
Q: Terasa senat senut
R: Nyeri di Kepala
S : Skala 6
T : <20 menit
DATA OBJEKTIF :
1. Klien tampak pucat
DATA OBJEKTIF:
1. TTV klien :
S :35°C
DATA OBJEKTIF :
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan mengabsorpsi nutrien
2 Nyeri akut b.d agens cedera biologis
3 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d Diabetes militus
4 Keletihan b.d kelesuan fisiologis : hipoglikemia
4. INTERVENSI
DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
nutrisi kurang dari keperawatan selama 2x24 jam,
kebutuhan tubuh b.d diharapkan masalah 1. Monitor asupan
ketidakmampuan ketidakseimbangan nutrisi kurang makanan kalori harian
mengabsorpsi nutrien dari kebutuhan pada klien dapat 2. Monitor berat badan
teratasi, dengan kriteria hasil : klien secara rutin
3. Kaji GDS klien sebelum
1. BB klien normal kembali dan sesudah 1 jam
2. Hasil GDS normal : <200 pemberian makan
mg/dl 4. Timbang pasien pada
3. Klien tidak mengonsumsi jam yang sama setiap
obat anti diabetes dalam hari
dosis berlebih 5. Kaji makanan
kesukaan pasien, baik
itu kesukaan pribadi
atau yang dianjurkan
budaya dan agamanya
6. Bantu pasien untuk
makan atau suapi
pasien
7. Ciptakan lingkungan
yang menyenangkan
dan menenangkan
8. Sajikan makanan
dengan menarik
9. Beri penjelasan
kepada klien/keluarga
klien dalam
mengonsumsi obat
anti diabetes sesuai
dosis yang dianjurkan
Kolaborasi :
Kolaborasi:
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam pemberian asupan
makanan yang berenergi ti
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 SARAN
Saran yang dapat disampaikan dari isi makalah ini yakni diharapkan dapat
meningkatkankinerja perawat dandapat memberikan asuhankeperawatan
kegawatdaruratan khususnya pada pasien hipoglikemia secara cepat dan tepat. Dan
diharapkan bagi mahasiswa untukdapat menggunakan kesempatan ini sebaik
mungkin untuk serius mencari pengetahuan dalam perawatan penderita hipoglikemia
DAFTAR PUSTAKA
PERKENI 2011
Jurnal UNDIP
Jurnal UNAIR
http://nightingalecare.blogspot.com/2017/05/asuhan-keperawatan-hipoglikemia.html