You are on page 1of 106

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, perkembangan ilmu farmasi sudah semakin maju. Banyak
sekali macam-macam jenis sediaan farmasi yang dikembangkan. Segala
macam penggolongan obat pun sudah semakin diperbaharui. Bidang farmasi
juga terus mengembangkan ilmu dalam menemukan jenis dan khasiat obat-
obatan. Karena masyarakat kita semakin membutuhkan segala jenis obat
dengan kerja yang sesuai di tubuhnya. Kebutuhan obat di kalangan
masyarakat sangatlah penting dan mutlak untuk menunjang kesehatan mereka.
Pelayanan farmasi pun kini semakin baik karena menunjang kepentingan
kesehatan masyarakat. Ilmu yang berkenaan dengan pelayanan farmasi seperti
farmasetika pun terus mengalami perubahan dan peningkatan menjadi yang
lebih baik. Para mahasiswa pun kini dituntut untuk mampu membedakan
segala macam jenis sediaan farmasi dan juga mampu menggolongkan segala
jenis obat berdasarkan beberapa aturannya. Mahasiswa juga dituntut untuk
mampu membuat beberapa sediaan farmasi baik steril maupun non steril untuk
menunjang pekerjaan di masa depan kelak. Mahasiswa juga harus mampu
bertindak dengan tanggap dalam membuat sediaan obat, karena para
mahasiswa diharapkan menjadi seorang perawat yang tanggap, cepat, dan
mampu menolong masyarakat yang membutuhkan obat untuk kesehatannya.

1.2 Rumusan masalah


1.2.1 Bagaimanakah penggolongan obat dalam sistem neurologi?
1.2.2 Bagaimanakah penggolongan obat dalam sistem neuromuskuler?
1.2.3 Bagaimanakah penggolongan obat dalam sistem pernafasan?
1.2.4 Bagaimanakah penggolongan obat dalam sistem jantung?
1.2.5 Bagaimanakah penggolongan obat dalam sistem saluran cerna?
1.2.6 Bagaimanakah penggolongan obat dalam sistem endokrin?

1
1.3 Tujuan penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui penggolongan obat dalam sistem neurologi.
1.3.2 Untuk mengetahui penggolongan obat dalam sistem neuromuskuler.
1.3.3 Untuk mengetahui penggolongan obat dalam sistem pernafasan.
1.3.4 Untuk mengetahui penggolangan obat dalam sistem jantung.
1.3.5 Untuk mengetahui penggolongan obat dalam saluran cerna.
1.3.6 Untuk mengetahui penggolongan obat dalam sistem endokrin.

1.4 Manfaat penulisan


Manfaat (output) yang diharapkan dapat memberikan dua manfaat yaitu
sebagai berikut.
1.4.1 Manfaat Teoritis
a. Manfaat teoritis yang dimaksudkan agar makalah ini dapat
dijadikan sebagai tambahan bahan bacaan serta sebagai
dokumentasi bagi pembaca.
b. Makalah ini dibuat sebagai pengaya wawasan yang menjadi
motivasi bagi penulis untuk melakukan penulisan makalah yang
berbasis keilmuan guna meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya tentang penggolongan obat.
1.4.2 Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi mahasiswa yaitu dapat memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan teori penggolongan obat.
b. Manfaat bagi kampus, diharapkan penulisan makalah ini dapat
dijadikan sebagai salah satu acuan di dalam menyusun materi
khusunya tentang teori dari penggolongan obat.
c. Manfaat bagi dosen, diharapkan penulisan makalah ini dapat dijadikan
sebagai bahan acuan di dalam mengajar sehingga dapat meningkatkan
pemahaman mahasiswa tentang teori penggolongan obat.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penggolongan Obat Dalam Neurologi Dan Neuromuskuler


 Obat-obat untuk syaraf dan kejiwaan
Obat-obat yang berkhasiat pada sistem persyarafan dan kejiwaan terdiri dari:
1. Obat-obat syaraf otonom
2. Obat-obat anti psikotik
3. Obat anti ansietas
4. Obat anti konvulasi
5. Obat anti depresi
6. Obat-obat SSP
a. Perangsang SSP/analeptik
b. Penekan SSP/sedatif-hipnotik
c. Obat narkotik
7. Anestesi lokal
8. Anestesi umum
9. Analgetik narkotik dan non narkotik

1. Obat pada syaraf otonom


Sistem Adrenergik Sistem kolinergik Anti adrenergik Antikolinergik
(Simpatomimetik) (parasimpatomimeti (simpatolitika) (parasimpatolitika/atro
ka) pinik)
Respon: Respon: Cara kerja: Cara kerja:
- Dilatasi pupil - Pupil sempit - Penyekat Menghambat aktivitas
- Dilatasi bronkus (miosis) adrenoreseptor persyarafan
- Peningkatan - Konstriksi alfa dan beta parasimpatik post
denyut jantung bronkus - Penghambat ganglion
- Konstriksi pemb. - Meningkatkan aktivitas simpatik
darah relaksasi mukos - Menghambat SSP

3
otot polos - Menurunkan pada prngatur
gastrointestinal denyut jantung aktivitas
- Relaksasi - Vasodilatasi adrenergik
kandung kencing, - Peningkatan
ureter, uterus. peristaltik
- Kontraksi
kandung
Kemih dan ureter
Neurotransmiter Neurotransmiter
adrenalin dan Asetilkolin
noradrenalin
Efek terapi: Efek terapi: Efek terapi: Efek terapi:
- Tekanan darah - Menurunkan - Menurunkan - Menghambat
naik tekanan darah tekanan darah peristaltik usus
- Motilasi usus - Kelenjar lambung - Menurunkan - Menekan sekresi
turun aktif, HCl naik frekuensi denyut HCl
- Ludah kental - Peristaltik usus jantung dan - Antipasmodik
- Kelenjar lambung meningkat antiaritmia - Medriatik,
inaktif - Produksi kelenjar - Konstriksi spasmolitik
- Dekongestan ludah encer bronkus - Antiparkinson
- Menghambat
bradikardi
- Menekan kel.
keringat
Perangsang Perangsang
farmakologis farmakologis
Efedrin, epinefrin/ Asetilkolin,
norepinefrin, pilokarpin, arekolin,
katekolamin antikolinesterase
Penghambat faali: Penghambat faali;

4
Enzim oksidatif Khalmesterase
MAOI
Penghambat Penghambat
farmakologis farmakologis
Ergot, Atropin,
benzodioksan, skopolamin
dibenamin,
proskolin
Contoh obat : Contoh obat: Contoh obat: Contoh obat:
- Adrenalin Fisotigmin, Metoprolol, Atropin, skopolamin,
- Noradrenalin neostigmin atenolol, pindolol, isopropamid, dll.
- Efedrin labetolol
- Fenilefrin
- Dopamin

a. Obat adrenergik:
Obat yang bekerja dengan merangsang syaraf simpatis atau simpatomimetika
pada satu tempat atau lebih reseptor adrenergik pada otot polos (jantung,
dinding bronkus, saluran gastrointestinal, kandung kencing, otot siliaris dan
adrenalin sebagai neurotransmiter utama.
Ada 4 reseptor adrenergik yaitu: alfa 1, alfa 2, beta 1, dan beta 2.
 Letak dan respon reseptor adrenergik
Reseptor adrenergik Letak Respon fisiologik apabila
dirangsang
Alfa 1 Jaringan pembuluh darah - Meningkatkan kekuatan
dan otot polos kontraksi jantung
- Vasokonstriksi dan
menaikkan tekanan darah
- Medriasis (dilatasi pupil)
- Mengurangi sekresi

5
kelenjar saliva
Alfa 2 Ujung syaraf simpatis - Menghambat pelepasan
post ganglionik epinefrin/norepinefrin
- Dilatasi pembuluh darah
dan hipotensi
Beta 1 Otot jantung Meningkatkan denyut jantung
Bronkus dan kontraksi
Uterus
Gastrointestinal
Beta 2 Otot polos paru, arteri, - Dilatasi bronkus
otot rangka, dan uterus - Relaksasi gastrointestinal
dan uterus
- Relaksasi paru
- Meningkatkan aliran darah
otot rangka
Reseptor lain Arteri ginjal, mesen Dilatasi pembuluh darah,
- dopaminergik terium, arteri koroner, aliran darah meningkat
serebral

 Obat-obat adrenergik (simpatomimetika)


Obat adrenergik Penggunaan Dosis orang ESO/Kontra
dewasa Indikasi
Epinefrin - Reseptor alfa 1, beta IV, IM. SC: 0,2-1 - Kenaikan tekanan
(adrenalin) 1-2 ml darah
- Henti jantung, shock - Takikardi
non hipovolemik, - Palpitasi
shock anafilaksis, - Aritmia kordis
asma akut - Tremor
- Mediator syaraf - Pusing
simpatis, - Mual, muntah

6
vasokonstriksi, - Kesulitan kencing
medriasis
meningkatkan aliran
darah pada arteri
koronaria,
menurunkan tekanan
intra okuler,
relaksasi dan
menurunkan
motilitas lambung-
usus
- Pemberian oral tak
efektif, dirusak
enzim MAOI pada
dinding usus
Efedrin Hipotensi, Oral : 25-50 mg
bronkospasme, IV, IM, SC: 10-
kongesti hidung, 25 mg
hipotensi ortostatik
Reseptor pada alfa 1,
beta 1-2
Norepinefrin Reseptor : alfa 1, beta IV : 4 mg dalam ESO: sama
1 250-500 ml epinefrin hanya
Untuk shock dekstrose 5% atau lebih ringan
(vasokonstriktor kuat), normal salin.
menaikkan tekanan
darah dan curah
jantung.
Dilepas oleh ujung
syaraf simpatis.

7
Efek memacu jantung.
Dopamin Reseptor pada beta 1 IV: mula-mula
Untuk pasien hipotensi 5u/kg bb, tidak
dengan menaikkan melebihi 50u/kg
tekanan darah tanpa bb/ mnt
menurunkan fungsi
ginjal
Fenilefrin Reseptor pada alfa 1 Larutan 0,1-1%
Untuk kongesti hidung
Pseudoefedrin Reseptor pada alfa 1 Obat bebas
dan beta 1
Kongesti hidung
Fenilpropanolamin Reseptor pada alfa 1, Obat bebas
beta 1 gekongestan
hidung
Dobutaman Reseptor beta 1 IV: 2,5-10 u/
Obeisitas kgbb,
ditingkatkan
bertahap maks. 40
u/ kgbb.
Isoproterenol Reseptor beta 1-2 Inhalasi : 1-2 x
Meningkatkan aliran semprot.
darah miokardium dan IV : 5 u/mnt-
curah jantung pada 20u/mnt
payah jantung kongesti
Metaproterenol Reseptor beta 1 dan 2 Inhalasi : 2-3
Untuk bronkospasme semprot, tak
dan blok jantung akut melebihi 12
(bradikardi refrakter semprot/hari
terhadap atropin). Oral: 10-20 mg

8
(3x).
Albuterol Reseptor beta 2 1-2 semprotan, 4- Sama dengan
Bronkospasme pada 6 x/hari epinefrin.
asma bronkiale Oral: 2-4
mg/3x/hari
Terbutalin Reseptor beta 2 Inhalasi 2
Bronkospasme semprotan / 4-6/
hari
Isoetarin Reseptor beta 2 Inhalasi 1-2
Bronkospasme semprotan/ 4x/
hari
Ritodrin Reseptor beta 1 dan 2 Oral: 10-20 mg /
Relaksasi uterus 4-6/ hari tak
melebihi 120
mg/hari
IV: 50-300u/mnt

Efek samping dan toksisitas:


Secara umum berupa kenaikan tekanan darah (hipertensi), takikardi, palpitasi,
aritmia kordis, tremor, pusing, mual-muntah, kesulitan berkemih.
b. Obat penghambat adrenergik
Cara kerja:
1) Menghambat reseptor alfa 1, beta 1 dan 2, sehingga menghambat juga
neurotransmitter nerepinefrin dan epinefrin.
2) Menghambat aktivitas syaraf simptis.
3) Menghambat perangsangan neuron adrenergik sentral SSP yang mengatur
aktivitas simpatis perifer. Obat anti adrenergik dapat menembus barier
plasenta, ditemukan juga pada ASI, dimetabolisasi di hati.
Respon alfa 1 : vasodilatasi dan tekanan darah turun. Takikardia, miosis,
menekan eyakulasi.
Respon beta 1 : menurunkan denyut jantung.

9
Respon beta 2 : konstriksi bronkus dan kontraksi uterus.

Khasiat:secara umum menurunkan tekanan darah, menurunkan frekuensi


denyut nadi, dan konstriksi bronkus. Digunakan pada penderita penyakit
hipertensi, aritmia kordis dan takikardi.
Efek samping obat (ESO) : secara umum antiadregenergik dapat
menyebabkan trombositopeni, oedema paru dan spasme laring.

 Obat penghambat adrenergik (simpatolitika)


Obat penghambat Penggunaan Dosis dewasa ESO
adrenergik
Tolazolin Gangguan pemb. IM, IV : 25 mg
darah tepi dan BBL : IV: 1-2
hipertensi mg/kgbb selama
10 mnt.
Fentolamin Sama di atas IM/IV : 5 mg anak
IM/IV: 1 mg
Prazosin Hipertensi Oral : m 1-5 mg
(3x) tak melebihi
20 mg/hari
Propanolol Hipertensi, angina, Oral : 10-20 mg ESO : bradikardi,
aritmia, paska (dosis individual) hipotensi, depresi, letih,
infark miokard IV: 1-3 mg/dapat mengantuk, sesak, mual,
diulang bila perlu muntah, diare
Toksisitas :
trombositopeni, oedema
paru, laringospasme.
Interaksi obat: digoksin,
penghambat kalsium,
fenitoin, isoproterenol,

10
NSAID, barbiturat,
alkohol, narkotik
Kontra indikasi:
Asma, PPOM, blok
jantung, payah jantung
kongesti, bradikardi,
shock kardiogenik,
penyakit hati dan ginjal
berat.
Ciri lain : absorpsi oral
baik, T1/2 : 3-6 jam,
eliminasi : hati dan ginjal.
Nadodol Hipertensi dan Oral : 40-80
angina mg/hari tak lebih
240 g/hari
Pindodol Hipertensi Oral : 5-30mg/hari
terbagi
Timolol Hipertensi, paska Oral : 10-20 mg
infark jantung (2x) tak melebihi
60 mg/hari
Metoprolol Hipertensi, angina, Oral : 100-450 mg
pasca infark
jantung
Atenolol Hipertensi dan Oral : 50-100
angina mg/hari
Asebutolol Hipertensi dan Oral : 200 mg
aritmia ventrikel

c. Obat kolinergik atau parasimpatomimetika


Neurotransmitternya adalah asetilkolin, terdapat pada ujung neuron
yang mempersyarafi otot. Ada 2 jenis reseptor kolinergik yaitu:

11
a. Reseptor muskarinik : merangsang otot polos dan memperlambat denyut
jantung.
b. Reseptor nikotinik : reseptor yang mempengaruhi otot rangka dan mudah
dirangsang oleh alkaloid nikotin.

Khasiat dan cara kerja:


a. Berpengaruh langsung pada syaraf parasimpatis, sehingga mempunyai
efek:
1) Meningkatkan tekanan darah
2) Meningkatkan denyut nadi
3) Konstriksi bronkheolus
4) Konstriksi pupil
5) Meningkatkan kontraksi saluran kemih
6) Meningkatkan peristaltik usus
b. Bekerja secara tidak langsung, yaitu:
Obat ini bekerja pada reseptor untuk mengaktifasi respon jaringan.
1) Menghambat kerja enzim kolinesterase (antikolinesterase)
2) Meningkatkan tonus otot
Efek terapi
1) Menurunkan denyut jantung, tekanan darah dan memperlambat konduksi
Nodus Atrio Ventrikularis (NAV)
2) Meningkatkan tonus otot polos, serta meningkatkan peristaltik, sekaligus
relaksasi otot spinkter pada saluran gastrointestinal
3) Kontraksi otot kandung kemih, meningkatkan tonus ureter, sekaligus
relaksasi spinkter kandung kemih dan merangsang berkemih
4) Menambah konstriksi pupil dan kemampuan akomodasi
5) Menambah salivasi, produksi keringat dan air mata
6) Merangsang otot polos bronkhial
Efek samping obat (ESO)
Mual, muntah, sering berkemih, penglihatan kabur, diare, kejang abdomen,
bradikardi.

12
 Obat-obat kolinergik (Parasimpatomimetika)
Obat kolinergik Penggunaan Dosis dewasa
Bekerja langsung Meningkatkan berkemih, merangsang Oral: 10-50 mg
Betanekol motilitas lambung
Karbakol Menurunkan tekanan intraokuler dan 0,75-3%, 1 tetes
miosis
Pilokarpin Sama dengan karbakol 0,5-4%, 1 tetes
Bekerja tak langsung, reversible
Fisostigmin Sama pilokarpin, kerja lebih singkat 0,25-0,5%, 1 tetes
Neostigmin Menambah kekuatan otot pada miastenia Oral: awal: 15 mg
gravis (3x) maksimum 50
mg
Piridostigmin Sama neostigmin Oral 60-120mg (3x)
Ambenonium Sama neostigmin Oral : 2,5-5 mg
Edrofonium Mendiagnosis miastenia gravis IM: 10mg, IV:1-2
mg
Bekerja tak langsung, ireversibel
Demekarium Menurunkan tekanan intraokuler pada 0,125-0,25 %, 1
glaukoma, miotikum long acting tetes/12-48 jam
Ekotiofat Menurunkan tekanan intra okuler, 0,03-0,06% (2-3x)
miotikum long acting
Isoflurofat Pengobatan glaukoma Salep 0,25%/8-72
jam

d. Obat antikolinergik
Bekerja dengan cara menghambat tempat-tempat yang dipersyarafi
serabut parasimpatis (kolinergik) post ganglionik.
Efek obat:
1) Menghambat peristaltik usus dan sekresi kelenjar lambung
2) Antispasmodik, medriatik dan antiparkinson
3) Menghambat efek bradikardi

13
4) Menghambat aktivitas kelenjar keringat
Pada dosis kecil berefek ringan yaitu menekan sekresi ludah, kelenjar bronkus
dan keringat. Pada dosis besar menyebabkan dilatasi pupil, gangguan
akomodasi, dan penghambatan vagus pada jantung.
Penggunaan dalam terapi:
Mulai dari dosis kecil, dipantau, baru apabila tak terjadi efek negatif secara
bertahap dosis dinaikkan.
Efek samping obat (ESO):
1) Hambatan vagus sehingga terjadi takikardi
2) Mengurangi sekresi HCl
3) Retensi urine
4) Depresi pernapasan, sementara terjadi perangsangan pada pusat dan terjadi
eksitasi (kegelisahan), disorientasi, delirium, halusinasi, depresi, dan
paralisis medulla oblongata
5) Euforia, amnesia, dan rasa kantuk
Toksisitas obat:
Ditandai dengan rasa pusing, sulit menelan, mulut kering, sulit berbicara, perasaan
haus, penglihatan kabur, daya lihat jarak dekat berkurang karena medriasis
maksimal, kulit terasa panas dan kering (seperti beludru), dan takikardi.
Terjadi meteoristik abdomen, air seni sulit keluar, inkoordinasi, eksitasi,
kebingungan dan otot-otot gerak tak terkoordinasi.
 Obat antikolinergik/parasimpatolitika/antispasmodik
Obat Penggunaan Dosis dewasa
antikolinergik
Atropin Mengurangi salivasi dan sekresi bronkhial, IM: 0,4mg
diberikan prabedah. Dalam dosis >0,5 mg dapat IV: 0,5-2mg
meningkatkan denyut jantung
Disiklomin Antispasmodik pada iritabel bowel sindrom Oral: 10-20 mg
Glikopirolat Prabedah, mengurangi sekresi mukosa dan Oral: 1-2 mg
tukak lambung IM: 0,1 mg pra

14
bedah
Propantelin Antispasmodik tukak lambung dan iritabel Oral : 7,5-15 mg
bowel sindrom
Skopolamin Obat praanaestsi, mabuk perjalanan, iritabel Oral : 0,5-1 mg
bowel sindrom IM: 0,3-0,6 mg
Isopropamid Tukak peptik dan iritabel bowel sindrom Oral: 5 mg
Mepenzolat Sama isopropamid Oral: 25-50 mg
Oksifenonium Sama di atas Oral: 5-10 mg
Efek pada mata
Homatropin Medriasis dan siklopegia (kehilangan Larutan 2,5%, 1-2
kemampuan akomodasi karena paralisis tetes
siliaris)
Siklopentolat Sama dengan homatropin Lar. 0,5-2%, 1,2
tetes
Tropikamid Sama dengan di atas Lar. 0,5-1%, 1-2
tetes
Neuromuskuler dan antiparkinson
Benztropin Untuk parkinson akibat efek samping Oral: 0,5-6
fenotiazin, dan agen antipsikotik lain mg/hari terbagi
Biperiden Sama di atas Oral : 2 mg
Prosiklidin Sama di atas Oral : 2,5-5 mg
Triheksifinidil Sama di atas Oral : 1 mg/hari
maksimal
15mg/hari terbagi

 OBAT ANALGETIK
Obat kelompok analgetika atau pengurang rasa sakit dibagi menjadi 2
golongan, yaitu analgetik narkotik dan analgetik non narkotik.
1. Analgetik narkotik
Analgetik narkotik merupakan obat penghilang rasa sakit berasal
dari bahan-bahan narkotik yang bekerja melalui susunan syaraf pusat

15
(SSP), mempunyai efek analgesi kuat dan digunakan untuk nyeri dengan
intensitas tinggi, misal: nyeri karena patah tulang, nyeri kanker, nyeri
setelah pembedahan. Analgetik narkotik terdiri dari beberapa kelompok
antara lain:
a. Analgetik narkotik Opioid alamiah, yaitu obat yang diperoleh dari
bahan-bahan alamiah, misal: morfin, kodein, tebain.
b. Analgetik narkotik opioid semi sintetik, merupakan derivat dari
morfin, misal : heroin, dihidromorfin, hidrokodon.
c. Analgetik narkotik opioid sintetik, obat ini secara kimia tidak
berhubungan dengan morfin, tetapi efek farmakologinya sama.
d. Kelompok antagonis opioid, merupakan obat pilihan pada keracunan
akut opioid, bekerja dengan cara menggeser obat agonis dari reseptor
opioid.
Pada umumnya obat-obat opioid selain berkhasiat analgetik juga berefek
penenang (sedasi), menghambat buang air besar (obstipansia), dan
menekan batuk (antitusif). Kekuatan kerjanya seiring dengan tingkat
agonisnya pada reseptor sel, misal: morfin mempunyai tingkat agonis yang
kuat dibanding kodein dan propoksifen. Efek negatif yang perlu
diperhitungkan pada penggunaan obat analgetik narkotik adalah:
a. Terjadinya adiksi pada penggunaan lama. Adiksi adalah gangguan
jasmani dan mental yang muncul berupa gejala fisik, psikologis akibat
dari penghentian obat efek euforia yang telah digunakan dalam dosis
tinggi dan waktunya lama.
b. Terjadinya depresi pernapasan berupa penurunan frekuensi nafas
maupun volume tidal (volume udara yang masuk paru-paru pada setiap
kali bernafas normal).
c. Gangguan-gangguan lain sebagai manifestasi efek pada SSP, baik pada
saluran cerna, urogenital, pernapasan, endokrin, dan lain-lain.
Obat kelompok ini termasuk dalam pengawasan, dan hanya dapat
diperoleh di apotek melalui resep dokter.

16
2. Analgetik non narkotik
Kelompok obat ini selain mengurangi rasa sakit juga berkhasiat
menurunkan suhu maka disebut analgetik – antipiretik. Efek penurunan
suhu dengan cara mempengaruhi hypotalamus yang merangsang pelebaran
pembuluh darah tepi, aktivitas kelenjar keringat meningkat dan terjadi
evaporasi (pengeluaran keringat) dan suhu tubuh lepas bersama keringat.
Efek analgetik dengan cara mempengaruhi thalamus untuk meningkatkan
nilai ambang nyeri dan menghambat prostaglandin yang membawa impuls
nyeri ke pusat dari reseptor nyeri di tepi.
Ada beberapa kelompok analgetik antipiretik antara lain.
a. Kelompok Salisiat dan garam-garamnya (asam salisiat, Na Salisiat,
Salisilamid, methyl salisiliat).
b. Kelompok paracetamol / para aminofenol dan derivatnya (fenacetin,
asetaminofen, hidroksi asetanilid).
c. Kelompok pirazolon (antipirin, aminopirin, fenilbutason,
dipiron/metampiron, piramidon, amidopirin).
d. Derifat asam propionat (fenbufen, fenoprofen, ibuprofen, ketopropen,
naproksen).
e. Derifat asam antranilat (asam mefenamat, asam meklofenamat, asam
flufenamat).
Selain berkhasiat analgetik antipiretik, kecuali parasetamol, kelompok
obat ini juga berkhasiat anti inflamasi (anti radang) terutama pada otot dan
sendi, maka sering disebut sebagai Non Steroid Anti Inflamasi Drugs
(NSAID) atau anti inflamasi bukan steroid.

Obat-obat yang termasuk NSAID (Azwar Agoes, dkk, lab. Farmakologi


Unsri, Catatan Kuliah Farmakologi II, EGC, 1994).
a. Derivat asam salisiat
b. Derifat asam propionat
c. Derifat asam antranilat
d. Asam asetat

17
1) Derivat asam fenil asetat (deklofenak, fenklofenak, dll)
2) Derivat asam asetat/indol (sulindak, tolmetin, indometacin)
e. Asam enolat
1) Derivat pirazolon (fenilbutason, oksifenbutason, azopropason)
2) Derivat oksikam (peroksikam)
Selain digunakan sebagai obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi
obat-obat analgetik non narkotik sering dikombinasi dengan obat-obat
lain yang berefek potensiasi, misalnya pada obat-obat flu.

 OBAT ANTIINFLAMASI NONSTEROID (NON STEROID


ANTIINFLAMASI DRUGS/NSAID)
Obat-obat ini berkhasiat menghambat prostaglandin dan mempunyai
efek analgetik antipiretik sehingga selain berkhasiat sebagai agen
antiinflamasi juga bermanfaat meniadakan rasa nyeri dan demam akibat
proses radang. Pada proses peradangan prostaglandin berperan sebagai
pendatang sistem imun, dimana sel-sel imun akan melepaskan mediator-
mediator kimia yang menyebabkan munculnya gejala peradangan.
Penghambatan prostaglandin berarti menghambat juga fungsi sistem imun
dan berdampak pada pengendalian proses radang. Obat-obat yang tergolong
dalam NSAID mempunyai efek antiinflamasi lebih kuat daripada efek
antipiretiknya.
Ada tujuh kelompok obat NSAID, yaitu:
1. Obat salisilat (aspirin, olsalazin, diflunisal). Khasiat dan penggunaannya
adalah sebagai agen infalamasi tertua, penghambat prostaglandin, dan
berkhasiat juga sebagai antiplatelet, sehingga sering digunakan juga pada
penyakit jantung dan pembuluh darah.
2. Derivat asam paraklorobenzoat/indol (indometasin, sulindak, tolmetin).
Digunakan untuk penyakit rematik, gout, dan osteoartritis, serta
penghambat kuat prostaglandin.

18
3. Derivat pirazolon (fenilbutazon, oksifenbutazon, aminopirin, dipiron).
Digunakan cukup lama untuk artritis rematoid dan gout akut, terutama
apabila artritis berat dan tak berhasil dengan NSAID lain.
4. Derivat asam propionat (ibuprofen, fenopropen, naproksen, suprofen,
ketoprofen, flurbiprofen). Merupakan NSAID yang baru dan lebih kuat
daripada aspirin. Efek iritasi lambung lebih ringan, diskrasia darah jarang
terjadi. Digunakan untuk antiinflamasi artritis rematoid, osteoartritis,
gout, anti nyeri pada dismenoroe, kasus neuromuskuler dan gigi.
5. Fenamat atau asam antranilat (meklofenamat, asam mefenamat.
Digunakan untuk artritis akut dan kronik.
6. Asam-asam fenil asetat (natrium diklofenak atau voltaren). Obat ini
merupakan obat NSAID baru, efek analgetik dan antiinflamasi
menyerupai aspirin, tetapi tidak mempunyai efek antipiretik. Digunakan
untuk artritis rematoid, osteoartritis, spondilitis ankilosing.
Penggunaan obat NSAID tak boleh bersama-sama karena efek samping yang
merugikan dan pemberian kombinasi tak meningkatkan efektifitasnya.

Obat-obat gout:
Gout adalah inflamasi yang menyerang sendi, tendon serta jaringan lain
dan yang paling sering adalah sendi ibu jari kaki. Gout ditandai dengan
gangguan metabolisme purin (produk protein tertentu) sehingga terjadi
peningkatan asam urat dalam darah. Asam urat sulit larut dalam urin bersifat
asam, sehingga dalam jumlah tinggi dapat menimbulkan kristal atau batu urat.
1. Kolkisin : bekerja dengan menghambat migrasi lekosit ke area inflamasi.
Obat ini tidak berkhasiat menghambat sintesis asam urat dan juga tidak
meningkatkan ekskresi melalui ginjal.
2. Alopurinol (zyloprim) : obat ini tidak berkhasiat antiinflamasi, bekerja
dengan cara menghambat biosintesis asam urat sehingga terjadi
penurunan konsentrasi asam urat dalam serum. Digunakan untuk
profilaksis gout dan mengobati gout, hiperurikemia, dan mencegah batu
urat pada saluran kencing.

19
3. Urikosurik (probenesid, sulfinpirazon) : berkhasiat mempercepat ekskresi
dan menghambat reabsorpsi asam urat. Digunakan untuk meringankan
gout kronik. Sulfinpirazon lebih kuat dibanding probensid.

 OBAT ANTIPSIKOTIK, ANTIANSIETAS dan ANTIDEPRESI


A. Obat antipsikotik (neuroleptika/psikotropik atau trangulizer mayor)
Merupakan kelompok obat terbanyak yang digunakan untuk
gangguan mental. Obat digunakan untuk pasien gangguan psikotik yaitu
proses pikir dan perilaku, bukan untuk kecemasan dan depresi.
Berdasarkan teori, terjadinya gangguan psikotik akibat dari
ketidakseimbangan neurotransmitter dopamin pada otak. Antipsikotik
bekerja dengan cara menghambat reseptor dopamin pada otak. Selain itu
antipsikotik juga berefek antiemetik dengan menghambat pusat muntah
pada otak. Karena hambatan dopamin di otak maka dampak paling nyata
dari antipsikotik adalah munculnya reaksi ekstrapiramidal beripa gejala
parkinson, tremor, rigiditas, wajah topeng. Banyak pasien gangguan
mental yang mendapat obat antipsikotik jangka panjang terjadi efek
merugikan berupa parkinson. Efek ekstrapiramidal lain berupa distonia
akut (wajah menyeringai, gerakan bola mata involunter), aktisia
(kegelisahan motorik, terus bergerak), diskinesia tardif (menjulurkan
lidah, gerakan mengunyah dan gerakan involunter tubuh serta
ekstremitas).
Ada empat kelompok besar antipsikotik yaitu: fenotiazin (terbanyak),
tiosantin, butirofenon, dan dibenzodiazepin. Fenotiasin dan tiosantin
bekerja dengan menghambat epinefrin, berefek sedatif dan hipotensiva.
Fenotiazin dibagi menjadi 3 kelompok yaitu 1) alifatik, 2) piperazin, 3)
piperadin. Butirofenon bekerja dengan cara menghambat neurotransmitter
dopamin.
 Obat-obat antipsikotik
Obat Penggunaan Dosis
Fenotiazin Efek sedasi, hipotensi kuat (+++), potensi efek

20
alifatik ekstra piramidal anti emetik sedang (++)
Klorpromazin Efektif untuk psikosis akut dan singultus yang Oral : 25 mg,
hidroklorid tak berhenti. ditingkatkan
Kontra indikasi: gangguan hati, jantung koroner, bertahap
insufisiensi serebral, hipotensi berat. maksimum 1000
ESO : hipotensi, konstipasi, sakit kepala, mulut mg/hari
dan mata kering, penglihatan kabur, gelisah, urin
berwarna merah muda, euforia dan depresi.
Promazin Untuk psikosis Oral : 10-200
hidroklorid mg/tiap 4-6 jam
Triflupromazin Untuk psikosis Oral : 10-50 mg
IM: 60-150
mg/hari
Piperazin Efek antiemetik dan ekstrapiramidal kuat (+++),
efek sedasi (++) dan hipotensi ringan (+)
Proklorperazin Untuk perilaku psikotik ringan, dapat diberikan Oral/IM: 5-10
IM, oral dan rektal. mg, tidak
Kontra indikasi : penyakit kardiovaskuler, melebihi 40
gangguan hati berat, depresi sumsum tulang, mg/hari
glaukoma, kejang
Perfenazin Penggunaan sama di atas, anti mual kuat pada Oral : 4-16 mg
pengobatan kemoterapi
Flefenazin Untuk psikosis sedang sampai berat Oral 1-5 mg (2-
3 kali) lanjut
usia : 1-2,5
mg/hari
Trifluoperazin Untuk psikosis Oral 1-5 mg,
maksimal 40
mg/hari
Asetofenazin Untuk psikosis Oral 20 mg/hari

21
2-3x
Piperidin Efek sedasi dan hipotensi kuat (+++), efek
ekstrapiramidal ringan (+), tak ada efek anti
emetik
Tioridazin Untuk psikosis berat (depresi, putus obat karena Oral 50-100 mg,
alkohol dan nyeri) orang tua: 1/3-
1/2 DOD
Mesoridazin Untuk psikosis (skizofrenia), ansietas berat, Oral 50mg (3x),
sindrom otak kronis lanjut usia dosis
½ DOD
Butirofenon Khasiat farmakologik hampir sama dengan
fenotiazin
Haloperidol Untuk psikosis akut, problem perilaku agresi Dewasa oral 1-5
berat pada anak, menekan gejala putus obat mg (2-3x)
narkotik dan skizofrenia yang tak teratasi dengan Anak 0,05-0,15
obat lain mg/kgbb/hari
terbagi
Droperidol Antiemetik dan menurunkan tekanan darah, Dewasa IV/IM:
meningkatkan denyut jantung. Diberikan sebagai 2,5-10mg, 30-60
obat prabedah, tersendiri atau kombinasi mnt sebelum
narkotik anastesi
Anak: Im/IV
0,088-
0,165mg/kgbb
Tiosantin Efek sedasi dan hipotensi
Klorprotiksen Untuk psikosis dan skizofrenia Oral 25-50mg,
naik bertahap
maksimal 500-
600mg/hari
Tiotiksen Untuk psikosis dan skizofrenia Oral 2 mg, naik

22
bertahap
maksimal 10-25
mg/hari
Dibenzoksazepin
Loksapin Untuk psikosis dan skizofren Oral 10mg
ditingkatkan
bertahap,
maksimal 50-
100mg/hari
Pada usia lanjut
dosis ½-1/3
DOD
Klozapin Antipsikotik terbaru, untuk skizofenia berat Oral/IM
50mg/hari.
Apabila terjadi
toleransi dosis
300-450
mg/hari, terbagi

B. Obat Anti Ansietas (Ansiolitik)


Disebut juga agen sedativ-hipnotik, termasuk kelompok minor
tranguilizer. Obat digunakan untuk kecemasan berat dan mengganggu.
Obat bekerja dengan cara menenangkan dan membuat dapat tidur dengan
baik, tetapi tidak antipsikotik
Ansietas primer disebabkan adanya penyebab dari lingkungan yang
berefek pada intra psikis, sedangkan ansietas sekunder dapat disebabkan
oleh obat-obat, gangguan medis atau spikiatrik. Penggunaan antiansietas
jangka panjang tidak dianjurkan karena menyebabkan toleransi dalam 2-3
bulan. Ansietas akut dan berat ditandai dengan rasa sulit bernafas atau
sesak nafas, rasa tercekik, nyeri dada, palpitasi, pusing, pingsan,
berkeringat gemetar, dan gelisah. Sebelum tindakan farmakologik dengan

23
antiansietas perlu dicoba tindakan lain yaitu meditasi, relaksasi,
psikoterapi dan aktivitas substitusi lain yang mendukung. Benzodiazepin
dan barbiturat merupakan antiansietas utama bekerja dengan menghambat
neurotransmitter Gama Amino Butirat (GABA), efetif untuk menginduksi
tidur, antikonvulsi dan antiansietas. Benzodiazepin mempunyai ESO lebih
sedikit daripada barbiturat.
 Obat-obat antiansietas
Obat Penggunaan Dosis
Benzodiazepin Obat bekerja dengan cara menghambat
neurotransmitter asam gama amino butirat
(GABA).
ESO: sakit kepala, sedasi, mulut kering,
penglihatan kabur, inkontinen urine dan
konstipasi
Klordiazepoksida Efektif untuk gejala putus obat karena alkohol, Ringan 5-10mg
(librium) antiansietas dan ketegangan (3x)
Berat 20-25 mg
Diazepam Antiansietas, gejala putus obat dan alkohol, DDO 2-10mg
(valium) status epileptikus, spasme otot, sedasi, hindari DAO 1-1,25 mg
pemakaian alkohol (dpt 3x)
Usia lanjut 2-
2,5mg
Klorazepat Antiansietas dan gejala putus obat DDO 7,5 mg
(3x)
LU 7,5 mg (2x)
Oksazepam Antisietas ringan-sedang DDO 10-30mg
Lorazepam, Antiansietas jangka pendek, sering digunakan DDO 2-
midazolam untuk premedikasi prabedah dan prakemoterapi 6mg/hari
terbagi
Alprazolam Antiansietas DDO 0,25-0,50

24
mg (3x)
Prazepam Antiansietas DDO 10mg
LU 10-15
mg/hari
Halazepam Antiansietas jangka pendek DDO 20-40 mg
LU 20 mg
Trazolam Untuk sedasi
Temazepam, Benzodiasepin kerja panjang
flurazepam,
quazepam,
prazepam,
klonazepam
Propandiol
Meprobamat Antiansietas jangka pendek, hindari alkohol DDO 400 mg
(3-4x)
DAO 100-200
mg (2-3x)
Antihistamin
Hidroksizin Antiansietas dan ketegangan. Sebagai obat DDO 50-100
prabedah dan paska bedah mg, IM 25-100
mg
DAO 25mg
Barbiturat Pada dosis tinggi menyebabkan depresi
pernapasan dan kardiovaskuler bahkan
kematian. Digunakan untuk kejang epilepsi,
komponen anestesi.
ESO mengantuk, kesadaran kurang, disartria
(gangguan sendi) depresi SSP, laringspasme,
henti nafas.
Pentobarbiturat Dimetabolisme oleh hati, durasi kerja 3-6 jam

25
Amobarbiturat Kerja panjang (10-12 jam), diekskresi oleh
Fenobarbiturat ginjal, banyak digunakan sebagai antikonvulsan
Alloibarbital Kerja sedang 6-8 jam
Tiopental Kerja sangat pendek (3-6 jam)
Tiamilal
Metoheksital
Heksobarbital
Lain-lain Antiansietas dan depresi karena ansietas DDO 15-30
Buspiron mg/hari
hidroklorid
Kloralhidrat Banyak digunakan untuk sedasi pada anak-anak
ESO iritasi mukosa, pusing, malaise dan ataksia
Paraldehid Termasuk sedativ-hipnotik non benzodiazepin
dan barbiturat. Jarang digunakan, cara kerja tak
jelas
Meprobamat Sama paraldehid
Glutetimid Sama paraldehid

C. Obat antidepresi
Ada 3 kelompok depresi yang berespon dengan obat antidepresi
yaitu: depresi reaktif, depresi unipolar (gangguan afektif unipolar) dan
gangguan afektif bipolar (manik-depresif). Ada 3 jenis obat antidepresi
yaitu antidepresi Trisiklik, antidepresi penghambat Mono Amin Oksidase
(MAOI) dan antidepresi baru generasi II.
 Obat anti depresi dan cara kerja obat
Obat Cara kerja obat
Antidepresi trisiklik Menghambat ambilan neurotransmitter norepinefrin dan
seroto nin dalam otak. Respon farmakologik secara klinis
terlihat setelah 2-4 minggu. Efektif untuk depresi unipolar.
Sebaiknya obat diberikan malam hari karena efek sedasi.

26
Hentikan obat secara bertahap untuk menghindari gejala putus
obat.
ESO: sedasi, hipotensi ortostatik, efek antikolinergik, aritmia
ventrikel yang fatal. Reaksi alergi berupa ruam kulit, pruritus,
petekie, gejala gastrointestinal (mual, muntah anoreksi, diare,
tidak enak epigastrium), disfungsi seksual (impoten,
amenoroe, ginekomasti), diskrasia darah (lekopeni,
trombositopeni, agranulo sitosis).
Penghambat Enzim mono amin oksidase menonaktifkan nerepinefrin,
Mono amino dopamin dan epinefrin dan serotonin. Dengan menghambat
oksidase (MAOI) MAO maka kadar neurotransmitter tersebut meningkat.
ESO: rangsangan SSP berupa algitasi, gelisah, insomnia,
hipotensi ortostatik dan efek antikolinergik.
Antidepresi generasi Obat dipasarkan tahun 1980, tidak termasuk MAOI dan
II trisiklik. Mempunyai kelebihan dibanding trisiklik yaitu
berkurangnya efek antikolinergik
Litium Efektif untuk gangguan afektif bipolar atau manik-depresif.
Mempunyai efek menenangkan tanpa mngganggu intelektual.
Litium juga cenderung menurunkan kadar natrium darah,
sehingga selain memantau litium serum berkala juga juga
natrium darah. Hati-hati penggunaan bersama diuretik karena
makin memperberat hiponatremia.
ESO yang paling dirasakan pasien: mulut kering, rasa haus,
utin bertambah, rasa kembung, berat badan bertambah, rasa
kecap logam, edema tangan dan mata kaki, mengantuk letargi,
sulit bicara, anoreksi, muntah, diare, hipotensi, nyeri
abdomen, kelemahan otot.
Kontra indikasi: penyakit ginjal, jantung dan hati yang berat
serta dehidrasi berat.

 Obat-obat antidepresi dan penggunaannya

27
Obat antidepresi Penggunaan Dosis
Trisiklik Mengatur reaksi otak terhadap neurotransmitter
non serotonin dan epinefrin.
Amitriptilin Untuk depresi dapat diberikan pada jam tidur. 25mg, dinaikkan
hidroklorida sampai 150
mg/hari
Imipramin Sama di atas 75 mg/hari
hidroklorida
Doksepin Untuk depresi dan ansietas gangguan manik- 75-150 mg/hari
hidroklorida depresif. ESO pada jantung paling kecil tak melebihi
300mg/hari
Desipramin Sama imipramin 25 mg (3x),
hidroklorida naikkan sampai
200mg/hari
LU 25-50
mg/hari, terbagi
Nortriptin Sama imipramin 25mg atau 100
hidroklorida mg/hari, terbagi
Protriptilin Untuk depresi. Efek sedasi ringan. 15-40 mg/hari
terbagi, naikkan
bertahap
Klomipramin Depresi dan gangguan obsesif kompulasif
ESO: sangat sedativ. Bloker ambilan serotonin
sangat kuat.
Antidepresi gen II
Amoksapin Depresi dengan ansietas dan depresi reaktif. Efek 50 mg, naikkan
sedasi, antikolinergik dan kardiovaskuler bertahap sampai
minimal. <300 mg/hari
Maprotilin Sama dengan amoksapin, hati-hati untuk 75 mg/hari,
kehamilan terbagi

28
Trazodon Untuk depresi dan agresi, hati-hati pada 75mg/hari atau
hidroklorida kehamilan 50mg/hari (3x)
Penghambat ESO: ruam, hipertensi, takikardi, nafas pendek, tak melebihi 600
ambilin nafsu makan menurun, dan gangguan SSP lain. mg/hari
serotinin
(Reuptake
serotinin
inhibitor)
Fluoksetin Anti depresi baru, untuk depresi, ansietas, adiksi, 20mg/pagi hari
hidroklorida bulimia, dan obsesif kompulsif atau 80mg/hari
Penghambat ESO: mengurangi nafsu makan dan insomnia, terbagi
ambilan meningkatkan usaha bunuh diri. Efektif dalam
serotinin pemakaian 3 minggu.
(reuptake
serotinin
inhibitor)
Sentralin Memblok ambilan kembali serotinin pada pusat
Penghambat dan meningkatkan serotinin pada sinapsis. Untuk
ambilan depresi.
serotinin ESO: mual muntah, diare, mulut kering, pusing,
(reuptake insomnia, impotensi, kelelahan.
serotinin
inhibitor)
Penghambat MAOI
Isokarboksazaid Untuk depresi yang refrakter terhadap trisiklik. 10-20 mg/hari
Hati-hati makanan obat yang menyebabkan
interaksi.
Fenilzin sulfat Untuk depresi, hindari makanan-obat interaktif 15 mg (terbagi)
atau 1 mg/kgbb/
hari terbagi

29
Tranilsipromin Sama di atas 10 mg tidak
melebihi
30mg/hari
Selegilin MAOI tipe B, untuk parkinson.
ESO: mual, halusinasi, bingung, hipotensi,
pusinh, agitasi
Lain-lain
Mianserin Antagonis reseptor serotonin, mekanisme lain
tak jelas. Sedikit efek antikolinergik, sedasi dan
kardiotoksisitas. Efek antikolinergik dan
kardiotoksisitas ringan. Menginduksi sedasi.
Maprotilin Potensi sama dengan kel. trisiklik, mekanisme
kerja belum jelas. Efek entikolinergik sedikit,
dapat menginduksi diskrasia darah.
Alprazolam Termasuk benzodiazepin, antiansietas. Efek
antidepresan belum dapat dijelaskan, biasanya
obat kombinasi dengan trisiklik untuk depresi
dan manik.
ESO: sedasi dan letargi. Sifat antikolinergik tak
ada.
Bupropion Untuk depresi, mekanisme kerja belum
diketahui.
ESO: kejang, hepatotoksis, efek antikolinergik,
tremor, mual, muntah, sakit kepala.
Antimanik
Litium Untuk gangguan afektif bipolar manik-depresif. 600-
karbonat/sitrat Kadar serum toksik: 2,0 mEq/L atau lebih 1200mg/hari
terbagi

30
D. Obat-obat perangsang sistem saraf pusat (stimulan psikomotor)
Obat ini secara medik hanya digunakan untuk penyakit narkolepsi,
gangguan penurunan perhatian pada anak (GPP), obeisitas dan pemulihan
distres pernapasan. Penggunaan untuk indikasi lain masih selektif walaupun
obat yang tersedia cukup banyak. Amfetamin dan cafein adalah obat analeptik
(perangsang SSP utama).
Narkolepsi adalah jatuh tertidur dalam keadaan terjaga, misalnya tiba-tiba
tertidur pada saat mengemudi mobi, berbicara dengan orang lain, dan lain-
lain. Paralisis tidur adalah kelumpuhan otot yang terjadi sewaktu tidur,
biasanya menyertai narkolepsi, ditandai dengan rasa tak dapat bergerak
bahkan pingsan. Gangguan penurunan perhatian (GPP) adalah
ketidakmampuan untuk belajar dan berinteraksi sosial akibat adanya
hiperaktifitas yaitu aktivitas berlebihan tanpa tujuan yang biasa terjadi pada
anak.

 Obat perangsang SSP


Obat Penggunaan Dosis
Amfetamin dan Bekerja dengan merangsang pelepasan
kelompoknya neurotransmitter norepinefrin dan dopamin
dari otak dan syaraf simpatis.
Amfetamin sulfat Digunakan untuk narkolepsi, GGP pada DO 5-20mg
anak. Hati-hati toksisitas jantung dan SSP DA > 6 th: 2,5-
5mg/hari untuk
GPP
Dekstroamfetamin Digunakan untuk obeisitas narkolepsi Sama dengan
amfetamin sulfat
Metamfetamin Untuk GPP. ESO: toksisitas SSP, jantung DA 2,5-5mg/ hari
dapat dinaikkan
sampai 20mg
Obat seperti amfetamin

31
Metilfenidat Untuk GPP anak, narkolepsi DA 5 mg, dapat
dinaikkan sampai
>60mg
Pemolin Untuk GPP pada anak, efek kurang kuat DO 10-60mg/hari
dibandingkan metamfetamin dan Anak >6th
metilfenidat 37,5mg. Rata-rata
50-75mg/hari
d-amfeta-min Bekerja dengan melepaskan amin (dopamin,
serotinin) dari penyimpanan.
Xantin termetilasi
Kafein Antagonis reseptor adenosin. Merangsang 1 cangkir kopi=
SSP, menyempitkan arteriole serebral, 85mg kafein
menginduksi diuresis, merangsang jantung
dan bronkodilatasi.
Digunakan untuk apnoe lama pada bayi
prematur atau bahan kombinasi preparat
analgesik obat bebas untuk sakit kepala.
Teofilin Mekanisme kerja seperti kafein, tetapi
stimulasi SSP lebih banyak. Efek lain :
stimulasi jantung, diuresis, dan
bronkodilator efektif. Digunakan untuk asma
bronkial, apnoe dan bradikardi pada bayi
prematur.
Teobromin Cara kerja : sama dengan kafein, hanya 1 cangkir kokoa =
efeknya lebih lemah. 250mg teobromin

 OBAT-OBAT ANESTESI UMUM dan LOKAL


1. Obat anaestesia umum
Anestesia umum adalah seperangkat tindakan yang bertujuan
meniadakan nyeri secara sentral disertai hilangnya kesadaran yang dapat
pulih kembali atau reversibel.

32
Obat anestesia umum bekerja dengan cara menekan SSP, mengurangi
nyeri dan menyebabkan hilangnya kesadaran. Zat anestesi I adalah
nitrogen mono oksida (gas gelak) pada th. 1800an. Anestesi seimbang
adalah kombinasi obat-obat yang dipakai pada anestesi umum bertujuan
untuk mengurangi dosis obat anestesi, mengurangi masalah
kardiovaskuler dan efek merugikan pada sistem gastrointestinal terutama
mual, muntah. Obat anestesi seimbang terdiri dari obat hipnotik,
analgetik, antikolinergik, relaksan, dan anestesi.
Sasaran anestesi adalah terjadinya amnesia dan hipnotik, analgesia,
relaksasi dan arefleksia vegetatif.
Ciri-ciri obat anestesi yang baik:
1) Bekerja cepat, induksi dan pemulihan atau recovery baik.
2) Cepat mencapai anestesi yang dalam.
3) Indeks terapi lebar (aman dan tidak toksis).

 Periode-periode dalam anastesi


Periode Obat yang diberikan Tujuan dan keterangan lain
1. Premedikasi Parasimpatolitika Menghambat penghasilan
(sebelum (antikolinergik): saliva dan mukosa
operasi) Atropin : 0,3-0,5 mg/IV atau berlebihan yang potensial
IM menyumbat saluran
pernafasan. Hati-hati pada
glaukoma

Skopolamin Pengganti atropin,


menenangkan, amnesia,
menekan sekresi kelenjar.
Hati-hati efek idiosinkrasi.

Ansiolitik dan sedativ Menurunkan disritmia


Barbiturat / bensodiazepin jantung akibat

33
terganggunya konsentrasi
katekolamin dan pasien
tidur tanpa depresi.
Diberikan pada malam hari
sebelum operasi. Obat ini
juga menghasilkan amnesia
retograde.

Analgesik : morfin 5-15mg, Menghambat rasa nyeri,


diberikan 1-1,5 jam sebelum mengurangi dosis obat
induksi anestesi agar efek anestesi, mempertinggi
morfin pada pusat pernapasan kenyamanan dan
telah terlalui pada saat obat menurunkan risiko
anestesi bekerja. komplikasi. Stadium
eksitasi, delirium dan
perlawanan dapat terlalui
dengan baik.

Meperidin 100mg subkutan Obat sebagai pengganti


diberikan 45-90 mnt sebelum morfin. Untuk kasus
anestesi. kebidanan sering
dikombinasi dengan
skopolamin.
Untuk mengurangi rasa
sakit tanpa adanya depresi
pernapasan, konstipasi dan
perubahan pupil.

Antiemetik Untuk mencegah mual dan


muntah setelah operasi.
2. Periode induksi Ada 4 cara pemberian obat:

34
intravena, inhalasi,
intramuskuler dan perektal.
Induksi inhalasi lebih lambat
daripada IV. Induksi inhalasi
banyak digunakan apabila
vena superfisial sulit
ditemukan, operasi anak, dan
operasi darurat. Induksi
inhalasi dan intravena paling
berbahaya karena dapat
langsung masuk ke fase toksis
dan menimbulkan kematian.
3. Periode Sering ditambahkan relaksan Mempertahankan anestesi
pemeliharaan dan analgetik
4. Periode Terjadi perubahan dari tidak
recovery/ sadar menjadi sadar. Ada 3
pemulihan/ tahap, yaitu:
reversal 1) Bangun dari anestesi
2) Awal pemulihan kesadaran
3) Pemulihan kesadaran
sempurna

Metode anestesi
Ada beberapa metode anestesi antara lain.
1. Inhalasi
Digunakan untuk obat anestesi berupa gas atau cairan yang mudah
menguap dan diberikan melalui saluran pernapasan. Efektifitas
anastetiknya ditentukan oleh besarnya kadar obat sampai pada jaringan
otak. Cara inhalasi ada 3 macam :

35
a. Tertutup. Menggunakan kap yang dapat menutup muka, mulut, hidung.
Dalam kap terdapat alat untuk mengatur konsentrasi campuran uap
obat, CO2 dan O2.
Keuntungan: takaran obat lebih tepat, ekonomis karena tak banyak
obat terbuang, dan pernapasan dapat diawasi dengan baik. Contoh
pemberian N2O, Haloten, Etylen.
b. Semi terbuka. Masker terbuat dari karet yang dapat menutup muka
dengan sempurna, tetapi terdapat lubang untuk ventilasi ekspirasi.
Inspirasi terdiri dari gas anestetik + O2 dan ekspirasi ke udara terbuka
melalui ventilasi yang berisi CO2 dan sodium hidroksida. Campuran
antara obat dan gas dalam botol diatur agar dapat mengalir secara
konstan.
c. Terbuka. Dengan kap (memuat gas yang hidropil) dihadapkan pada
penderita.
Obat diteteskan, uapnya dihisap oleh pasien dan CO2 dikeluarkan.
Cara ini paling sederhana dan dapat digunakan untuk semua jenis obat
anestesi yang mudah menguap, contoh Eter.
2. Intra vena
Pemberian obat anestesi melalui pembuluh darah vena. Cara ini paling
tepat untuk anastesi umum, tahap induksi dan pilihan untuk pembedahan
singkat.
Keuntungan cara ini adalah lebih dapat diterima pasien dan mencapai
tahap tak sadarnya cepat. Kerugian terjadi induksi yang kadang sangat
cepat dan masuk ke tahap toksis.
3. Spinal anestesi
Yaitu menginjeksikan anestesi lokal ke dalam ruang subarahnoid setinggi
lumbal III-IV. Pemberian terlalu tinggi pada columna vertebralis dapat
memngaruhi syarat pernapasan dan menimbulkan gagal napas. Pemberian
blok spinal ke dalam ruang subarahnoid dan pemberian blok subdural
diarahkan pada lapisan luar durameter. Blok kaudal diberikan pada dekat

36
sakrum, blok pelana diberikan pada ujung bawah kolumna spinalis dekat
perineum.

 Obat-obat anestesi umum


Obat Penggunaan
Inhalasi cairan eter Cairan berbau khas, mudah terbakar, efek kardiovaskuler
dan hati lebih ringan, waktu induksi lambat. Khasiat
anestetik tak kuat, relaksan otot baik. Dosis 6-7% tercampur
udara dengan sistem terbuka atau tertutup.
ESO: merangsang mukosa saluran napas, kerja lambat,
recovery tak enak.
Kontra indikasi : penyakit hati, ginjal dan DM. Ekskresi obat
paling banyak melalui paru-paru.
Vinyl eter Cairan tak berwarna, berbau seperti eter, mudah rusak maka
harus ditutup rapat, sekali terbuka harus terpakai dalam 24
jam. Daya anestesi 7 kali lebih kuat dari eter. Cara
pemberian sistem terbuka, tak dapat digunakan untuk operasi
lebih dari 1 jam karena dapat merusak hati dan hipoksia.
Halotan (fluothan) Sifatnya sama dengan kloroform, khasiat 4xeter,
2xkloroform.
Waktu induksi cepat dan nyaman, pemulihan cepat, relaksasi
baik tetapi menurunkan tekanan darah, curah jantung,
menurunkan reflek baroreseptor dan bronkodilator mulai
kerjanya cepat, pemulihannya juga cepat, sering dipakai
untuk anestesi bedah thorax. Tidak digunakan untuk bedah
obstetri. Pada pernapasan terjadi penurunan kontrol ventilasi
volume tidal, frekuensi pernapasan, respon terhadap CO2
dan hipoksia. Terjadi bronkodilatasi kuat.
ESO: hapatotoksis, dan eso lain ringan.
Kontra indikasi : penyakit hati berat.

37
Metoksifluran Waktu induksi lambat, menimbulkan hipotensi.
Kontra indikasi : gangguan ginjal.
Enfluran (ethrane) Sama dengan metoksfluran, waktu induksi cepat, efek pada
kardiovaskuler : depresi miokardium kuat, penurunan curah
jantung dan resistensi vaskuler sistemik, memperlambat
frekuensi jantung. Indeks terapi lebar, kecuali toksisitas
ginjal.
Isofluran Efek minimal pada kardiovaskuler, meningkatkan sedikit
frekuensi jantung, meningkatkan tekanan atrium kanan,
menekan fungsi miokardium, menurunkan resistensi
vaskuler sistemik, tetapi sering menimbulkan distres
pernapasan. Waktu induksi cepat.
Trikloretilen (trilene) Cairan tak berwarna, bau dan rasa seperti koloroform. Mulai
kerja lama, relaksasinya tak lengkap, pemulihan lambat
dengan muntah-muntah. Hanya digunakan untuk
pembedahan kecil. Penyimpanan harus pada tempat bebas
cahaya, udara, dan panas. Hati-hati penggunaan pada
penyakit hati dan jantung.
Kloroform (CHC12) Cairan tak berwarna, bau khas rasa kemanisan, pedas tak
dapat terbakar. Toksis terhadap jantung dan hati, sekarang
jarang digunakan.
Inhalasi gas
Nitrous oksida (gas Gas berbau tak khas, rasa kemanis-manisan, berat 1,5 x
gelak) udara. Tidak merangsang, tak dapat dibakar, masa eksitasi
ditandai dengan tertawa-tawa. Khasiat anestetik lemah,
analgetiknya kuat.
Waktu induksi sangat cepat, pemulihan cepat, efek minimal
pada kardiovaskuler. Diberikan bersama oksigen (20%) semi
terbuka.
Siklopropan Waktu induksi sangat cepat, mudah terbakar dan meledak.

38
Kloretil (chlorethyl) Pada suhu dan tekanan biasa berupa gas, pada tekanan lebih
ringan berupa cairan tak berwarna, mudah menyala. Bau
seperti eter, pedas. Banyak digunakan untuk anestesi lokal
pada pembedahan kecil, karena toksis terhadap hati dan
jantung. Obat ini mempunyai titik didih rendah (12derajat
celcius), maka apabila disemprotkan pada kulit akan timbul
rasa dingin hebat, dan terjadi anestesi lokal untuk beberapa
waktu.
Intravena
Natrium tiopental Merupakan barbiturat intravena yang berkhasiat anestetik.
(pentothal, kemithal, Digunakan untuk induksi anestesi umum, waktu induksi
heksobarbital) cepat. Dapat terjadi gemetar dan tremor pada pasien. Hati-
hati potensial menekan pernapasan, menurunkan tekanan
intra kranial. Menurunkan curah jantung 10-20%, dan
menurunkan tekanan darah.
ESO: hipotensi, takikardi, depresi pernapasan,
bronkospasme, anafilaktik. Obat ini berkhasiat juga hipnotik,
tetapi khasiat analgesi dan relaksannya tak kuat, maka sering
digunakan untuk pembedahan kecil.
Kontraindikasi : pasien gangguan sirkulasi dan hipertensi.
Natrium tiamilal Waktu induksi cepat, sering digunakan untuk induksi
anestesi umum.
Droperidol Sering dikombinasi dengan anestesi umum atau obat
preanestetik. Waktu induksi sedang-cepat.
Etomidat Untuk pembedahan singkat atau induksi anestesi umum atau
pemeliharaan anestesi. Waktu induksi cepat. Serupa
barbiturat, depresi kardiovaskuler minimal.
ESO: muntah post anestesi.
Ketamin (ketalat) Efek analgetik kuat walau dalam dosis rendah, toleransi
jaringan baik sehingga dapat diberikan IM maupun IV, tak

39
menimbulkan hipotensi, baik untuk pasien anak, rentan dan
penderita asma. Berkhasiat analgesi, amnesia, dan hipnotik.
Digunakan untuk anestesi luka bakar, radioterapi, pungsi
sumsum tulang, ortopedik minor, pembedahan singkat atau
induksi anestesi umum. Dapat meningkatkan salivasi,
tekanan darah dan denyut jantung, konsumsi O2 miokard dan
otak waktu induksi cepat.
ESO: peningkatan sekresi oral, mimpi buruk, halusinasi,
peningkatan tekanan intraokuler dan intra kranial,
peningkatan tekanan darah, halusinasi pada fase sadar, mual,
muntah, anoreksi, dan nyeri tempat suntikan.
Propofol Efek 2x lebih kuat dari tiopental. Menimbulkan bradikardi
dan penurunan tekanan darah 15-30%, penurunan konsumsi
O2 dan aliran darah miokard.
ESO: nyeri saat suntik, stimulasi SSP, depresi
kardiovaskuler berat dan hipovolemik pada pasien tua.
Siklopropan Gas tak berwarna, bau dan rasa kemanis-manisan, tak
merangsang, lebih berat dari udara. Khasiat kuat, kerjanya
cepat, pemulihan cepat, sering melompati tahap eksitasi
sehingga berbahaya. Dalam konsentrasi tertentu obat mudah
menyala bersama oksigen.
ESO: ventrikel ekstra sistol, takikardi karena sensitisasi
norepinefrin.

2. Obat-obat anestesi lokal


Obat bekerja dengan cara menghambat penghantaran impuls syaraf
dengan mengurangi permeabilitas membran neuron terhadap natrium,
potensial aksi tak terjadi sehingga perjalanan impuls juga tak berlangsung.
Sensasi sakit biasanya dibawa oleh neuron sensorik (aferen) dari
reseptor pada perifer (kulit dan jaringan) menuju ke pusat sensori pada
otak. Reseptor sensorik pada kulit (vater pasinis bodi) peka dengan

40
rangsang nyeri, panas, tekanan dan rangsang lain yang diteruskan ke otak
dibawa oleh impuls dan neurotransmitter terutama asetilkolin. Obat
anestesi lokal selain menghambat perjalanan impuls juga menghambat
penghasilan asetilkolin. Obat ini berefek menghilangkan rasa sakit lokal
tanpa menghilangkan kesadaran. Biasanya digunakan untuk prosedur
anestesi permukaan, infiltrasi dan blok anestesi, misalnya pencabutan
gigi, penjahitan luka, pembedahan minor lokasi tertentu dan anestesi blok
spinal.
Ciri-ciri obat anestesi lokal yang baik:
a. Cepat diserap oleh kulit dan mukosa
b. Bekerja cepat
c. Reversibel
d. Stabil, tidak mudah rusak
e. Tidak iritatif
f. Mudah larut dalam air
g. Daya kerjanya panjang
h. Tidak toksis
i. Dapat dicampur dengan adrenalin dan berefek potensial

 Obat-obat anestesi lokal


Obat Penggunaan
Alamiah
Cocain Berasal dari daun tumbuhan eritrosilon kokalam,
mempunyai daya kerja pada sentral maupun lokal,
digunakan secara oral maupun parenteral. Pertama kali
digunakan oleh penduduk pribumi Amerika Selatan
untuk menunda kelelahan dalam perjalanan jauh dengan
dikunyah selama perjalanan. Efek permulaan berupa
perangsangan dan peningkatan kondisi fisik. Penggunaan
dosis tinggi terjadi peningkatan reflek, peningkatan

41
denyut jantung, kekejangan dan kelumpuhan syaraf.
Penggunaan parenteral dapat menghilangkan rasa sakit
dengan cara menghambat perjalanan impuls pada ujung-
ujung syaraf sensorik. Walau paruh obat 1 jam, juga
berefek vasokonstriktor dan adiktif, sekarang jarang
digunakan lagi.
Sintetis amida Obat sintetis terdiri dari ester asam benzoat dan ester
asam amino benzoat (PABA).
Lidokain Obat paling sering digunakan, daya kerja cepat dan lama,
mempunyai potensi diatas prokain, lebih stabil dalam
pemanasan dan jarang menimbulkan reaksi
hipersensitivitas.
Untuk anastesi lokal dalam konsentrasi 2% dan dapat
dicampur baik dengan adrenalin. Paling banyak
digunakan secara infiltrasi, blok, epidural dan kaudal
anestesi. Dapat juga diberikan secara topikal untuk
anestesi lokal dan untuk menekan aritmia jantung.
ESO: nyeri kepala, penglihatan kabur, merasa lelah,
hipotensi, blok jantung.
Mulai kerja <1,5 menit, durasi sedang sampai beberapa
jam.
Benzokain Penyerapan lambat, maka hanya digunakan dalam bentuk
salep dan bedak tabur untuk menghilangkan rasa nyeri
dan gatal pada kulit atau luka.
Bupivakain Digunakan untuk anestesi infiltrasi, spinal, epidural dan
blok. Sering digunakan untuk blok epidural selama
persalinan karena durasinya cukup lama.
ESO: sama lidokain. Mulai kerja lambat >10 mnt, tetapi
durasi kerja lama.
Etidokain Sama dengan lidokain.

42
Dibukain Daya kerja paling kuat, hanya digunakan untuk anastesi
spinal dan topikal. Mulai kerja lambat dan durasi sedang.
Obat ini paling toksik.
Mepivakain Untuk anestesi infiltrasi, blok dan epidural. Kurang
menyebabkan kantuk dan amnesia. Mulai kerja cepat,
durasi sedang.
Sintetis ester
Prokain (novokain) Tidak begitu toksis dan cepat terurai dalam tubuh. Hanya
digunakan secara parerental karena absorpsi permukaan
lewat kulit sulit. Ditambah dengan adrenalin mempunyai
efek potensiasi. Kerja ikutan paling berbahaya adalah
hipersensitivitas yang dapat berlanjut pada shock dan
kematian pada dosis 10-100mg. Dosis pemberian normal
dalam konsentrasi 0,5-1%, blok anestesi 1-2%. Impletol
adalah prokain dikombinasi kafein untuk pengobatan
migrain. Dalam dosis tinggi prokain pada SSP akan
menyebabkan stimulasi, dan berdampak menjadi
konvulasi, depresi dan kegagalan pernapasan. Makin kuat
obat makin mudah menimbulkan konvulsi.
ESO:
- Pada jantung menyebabkan depresi miokardium
dan sistem syaraf
- Pada vaskuler menyebabkan dilatasi, penurunan
tekanan darah dan shock
Penyerapan cepat, dilatasi cepat, efek anestesi juga cepat.
Kontraindikasi : epilepsi, penyakit jantung da
hipersensitivitas.
Klorprokain Potensinya rendah, digunakan untuk anestesi infiltrasi,
blok syaraf dan epidural. Hati-hati penggunaan anestesi
spinal dapat menimbulkan kerusakan syaraf permanen.

43
Mulai kerja cepat, durasi singkat.
Tetrakain Merupakan ester paling toksik, daya kerja kuat (2x
prokain) digunakan untuk anestesi spinal.

Obat anestesi lokal adalah basa bebas, sehingga penggunaannya harus


memperhatikan hal-hal di bawah ini:
1. Spuit dan tempat penyuntikan harus kering bebas dari zat alkali atau asam
yang akan mereduksi kekuatan anestetiknya.
2. Tidak boleh ditaburkan atau disuntikan pada daerah beradang atau
bernanah karena akan memperluas radang dan meniadakan khasiat
anestetiknya.
3. Makin tinggi kandungan basanya, makin kuat khasiat anestetiknya dan
makin tinggi toksisitasnya. Maka semakin kuat daya anestetiknya, dosis
harus semakin rendah.

2.2 Penggolongan Obat Dalam Sistem Nuromuskuler


1. Obat Antiparkinson
Penyakit parkinson adalah kelainan neurologis kronis yang mempengaruhi
traktus motor piramidalis dengan ciri utama rigiditas (kekauan karena
meningkatnya tonus otot), bradikinesia gerak lamban dan tremor. Gejala
tersebut terjadi akibat gangguan traktus piramidal yang berfungsi
mengendalikan postur, keseimbangan dan kemampuan bergerak.
Parkinsonisme terjadi karena ketidakseimbangan neuromuskuler,
dopamin, dan asetilkolin yang dapat juga terjadi akibat penggunaan obat
antipsikopatik Fenotiazin dalam waktu lama. Dopamin kurang tetapi
astilkolin berlebihan pada ganglia basalis dari traktur piramidalis. Dalam
keadaan normal dopamin mengendalikan efek asetilkolin dengan
eksitasinya. Pengobatan parkinson diarahkan untuk mengganti kekurangan
dopamin, yaitu:

44
a. Obat antikolinergik untuk menghambta reseptor kolinergik,
mempunyai efek mengurangi rigiditas, dan tremor serta
menghambat pelepasan asetilkolin.
b. Dopaminergik, untuk merangsang reseptor dopamin.
Diperkenalkan pertama th. 1961 (levadopa). Enzim dopa
dekarboksilase mengubah levadopa menjadi dopamin di dalam
otak. Levadopa diubah menjadi Dopamin 99% sebelum mencapai
otak, dan hanya 1% yang diubah menjadi dopamin dalam otak.
Untuk itu agar memperoleh respon farmakologis yang baik
diperlukan dosis besar.
c. Efek samping (ESO):
Pemberian antiparkinson dosis tinggi menyebabkan mual, muntah,
diskinesia, hipotensi ortostatik, aritmia jantung, dan psikosis. Obat-
obat antikolinergik mempunyai efek samping mulut kering,
menurunnya sekresi kelenjar mukos, retensi urine, konstipasi,
penglihatan kabur dan frekuensi nadi lebih cepat. Pada orang lanjut
usia dapt terjadi kebingungan, gelisah dan gangguan mental lain.
Levadopa mempunyai waktu paruh singkat (1-2 jam) sehingga
dapat diberikan 3-4 kali sehari. Awal terapi dengan dosis rendan
dan ditingkatkan bertahap, mencapai efek maksimum dalam 2-4
bulan.

Obat-obat Antiparkinson
Obat antiparkinson Penggunaan dan hal lain Dosis dewasa
yang diperhatikan
Antikolonergik
Benztropin Parkinsonisme, juga Oral; 0,5-1 mg
akibat penggunaan obat.
Untuk mengurangi
dystonia. Kategori

45
kehamilan C
Biperiden Sama di atas, pemakaian Oral: 2 mg
jangka panjang IM, IV; 2 mg setiap 30
menyebabkan toleransi menit sampai 4 dosis
Prosiklidin Sama di atas Oral: 2,5-5 mg
Triheksifiruidil Obat semua jenis Oral awal: 1 mg/hari
Parkinson, paling banyak bertahap; 5-15 mg/hari
dipakai, kategori terbagi.
kehamilan C.
Etopropasin Derifat fenotiasin, efek Oral: 50 mg. maksimum
antikolinergik, untuk 600 mg/hari terbagi 3-4
semua jenis Parkinson, x.
kategori kehamilan C.
Orfenadrin Antihistamin yang Oral: 50 mg.
mempunyai efek
antikolinergik,
merangsang SSP dan
menyebabkan Euforia.
Dopainergik
Levodopa Untuk Parkinson, yang Oral: 0,5-1 gr, naikan
bukan karena obat. dosis bertahap sampai 3-
ESO: 6 gr/haei terbagi.
Menyebabkan rasa tidak
enak pada gastrointestinal,
dimakan bersama makan.
Dalam dosis tinggi
menyebabkan dyskinesia,
hipotensi ortostatik,
aritmia, psikosis paranoia
dan peningkatan libido.

46
Karbidopa-levodopa Parkinsonisme. Levodopa Oral: rasio 1:10 (10
(sinemet) banyak mencaai otak. karbodiopa-100
Diperlukan dosis lebih levodopa) atau (25 K-
rendah. 250 L) atau (25 K-250
Kontraindikasi: psikosis, L).
glaucoma, penyakit
jantung, hati dan ginjal
berat.
Interaksi obat:
Simpatominetika
(adrenergik), penghambat
MAO, Fenotiazin,
diazepam, fenitonin,
reserpine.
ESO: mual, muntah,
anoreksi, disfagi, letih,
pusing, mulut kering, rasa
pahit, palpitasi, hipotensi
ortostatik, penglihatan
kabur.
Toksisitas: psikosis,
agranulositosis, anemia
hemolitik, aritmia, depresi
dan halusinasi.
Agonis Dopamin Bekerja dengan cara
merangsang reseptor
dopamine.
amantadin 1. Untuk Parkinson Oral: 100 mg.
dini, Parkinson
akibat obat dan

47
virus pernapasan
A. efektif untuk
rigiditas dan
bradikinesia, tetapi
kurang efektif
untuk mengurangi
tremor.
Merupakan obat
anti virus.
Bromokriptin Untuk Parkinson, Oral: 1,25 mg/hari
mempunyai respon lebih dinaikkan bertahap 10-
baik dari Amantadin. 40 mg/hari.
Dapat digunakan dalam
kombinasi Levodopa.
Dapat juga untuk
mencegah laktasi,
merupakan kelompok
ergot.

Perawatan pasien dengan obat antiparkinson


Pengkajian:
1. Kaji tanda vital dasar untuk bahan evaluasi.
2. Kaji dengan cermat pola/bentuk parkinsonisme yang terjadi.
3. Dapatkan riwayat penyakit yang berhubungan dengan ESO dan kontra
indikasi obat yaitu: glaucoma, penyakit jantung, tukak lambng, penyakit
hati dan ginjal yang berat, serta psikosis.

Intervensi keperawatan
1. Pantau tanda vital dan EKG terutama pada penggunaan antikolinergik,
levodopa, dan bromokriptin.
2. Kaji adanya hipotensi ortostatik dan lakukan mobilisasi bertahap.

48
3. Berikan obat karbodiopa-levodopa bersama makan dan makanan rendah
protein agar tak menghambat transportasi obat ke SSP.
4. Beri penyuluhan kesehatan
Pada pasien yang mendapat obat antikolinergik
- Tidak mengoperasikan mesin atau pekerjaan yang memerlukan
kewaspadaan tinggi.
- Banyak minum dan diet buah dan makanan tinggi serat.
- Hindari alcohol, karena memperberat depresi SSP.
- Control rutin tekanan intra okuler.
- Bila mulut kering, usahakan menghisap permen karet, atau permen
keras.
- Berkemih sebelum makan obat, agar mengurangi retensi urine.

Penggunaan Levodopa
- Dimakan bersama makan untuk mengurangi rasa tidak enak pada
lambung, tetapi memperlambat penyerapan.
- Jelaskan adanya perubahan warna keringat dan urine menjadi gelap,
tetapi tidak berbahaya.
- Kurangi makanan atau hindari obat yang mengandung vitamin B6
(biji-bijian dan kacang-kacangan).
- Jelaskan bahwa penghentian obat antiparkinson mendadak
menyebabkan gejala Parkinson lebih berat (rebound parkinsonisme).
- Jelaskan ESO dan tanda-tandanya, serta cara melaporkan.
- Pada penderita DM control gula, tanpa urine karena sering
menghasilkan positip palsu atau negatip palsu.

Penggunaan Amatadin dan Bromokriptin:


- Laporkan apabila ditemui lesi kulit, kejang dan depresi.
- Laporkan apabila ada tanda hipotensi ortostatik dan jelaskan tanda-
tandanya.

49
- Ajari pemeriksaan denyut jantung sendiri, laporkan apabila ada
ketidakteraturan atau lebih cepat.

2. Obat Miastenia Gravis


Miastesia gravis disebabkan oleh tidak memadainya atau hilangnya sekresi
asetilkolin karena bertambahnya enzim asetilkolinesterase yang merusak
asetilkolin pada sinapsis atau persambungan ujung syaaf dengan otot
(mioneural).
Hal ini menyebabkan tidak adanya impuls syaraf dan respon otot pada
mioneural dan menyebabkan rasa letih, kelemahan otot pernapasan, otot wajah,
dan ekstremitas. Tanda yang Nampak berupa ptosis (jatuhnya kelopak mata),
kelemahan dan keletihan otot rangka di atas pinggang, kesulitan mengunyah dan
menelan, serta gangguan pernapasan.
Obat Miastenia gravis diarahkan untuk menghambat asetilkolinesterase
(ACE), yang masuk dalam kelompok parasimpatomimetika atau kolinergik.
ESO: gangguan gastrointestinal (mual, muntah, diare, kejang perut), saliva
dan air mata bertambah, miosis dan kenaikan tekanan darah.

Obat-obat miastenia gravis (penghambat asetilkolinesterase/ACE)


Otot Penggunaan dan Dosis dewasa
informasi penting lain
Edrofonium (tensilon) Untuk mendiagnosis IV: 1-2 mg selama 30
Miastenia gravis. Dengan detik. Kemudian 8 mg,
obat ini ptosis harus kalau taka da respon
hilang dalam waktu 1-5 Beri IM: 10 mg.
menit.
Neostigmin (prostigmin) Untuk mengendalikan Oral: 150 mg/hari,
Miastenia gravis. Apabila terbagi, tak lebih 375
ada gangguan menelan, mg/hari IM/IV: 0,5-2 mg.
mengunyah dan

50
pernapasan diberikan
secara parenteral.
Pridostigmin (mestinon, Untuk Miastenia gravis Oral: 60-120 mg/terbagi
regonol) dan pemulihan
kelumpuhan otot paska
bedah akibat hambatan
neuromuskuler.
Ambenoium Untuk Miastenia gravis, Oral: 15-100
penghambat ACE jangka mg/hari/terbagi
panjang.

Perawatan pasien dengan obat penghambat asetilkolinesterase:


1. Kaji tanda-tanda miastenia terutama kseulitan menelan, sulit bernapas,
kelemahan, dan lain-lain.
2. Pantau efek terapi: pulihnya kelemahan otot, perbaikan pernapasan, dan
berkurangnya gejala lain.
3. Pantau ESO. Kalau terjadi efek berat beri antidotumnya yairu Sulfas
atropine.
4. Jelaskan tanda-tanda apabila kambuh dan laporkan.

3. Obat-obat Pelemas Otot Rangka (Relaksan)


Kekakuan otot dapat terjadi akibat cedera traumatic, penyakit berat yang
kronik (sclerosis multiple, stroke, serebral palsi dan cedera medulla spinalis).
Biasanya spastisitas timbul karena hipereksitabilitas (perangsangan berlebihan)
dari neuron.
Obat pelemas otot berkhasiat meredakan spasme dan nyeri melalui sentral
maupun perifer. Kerja sentral dengan menekan aktifitas neuron pada otak dan
medulla spinalis, biasanya pada spasme akut akibat trauma. Kerja perifer dengan
cara langsung pada otot rangka, efekif untuk spastisitas otot akibat gangguan
neurologis.

51
ESO:
Pelemas sentral: mengantuk, pusing, kepala terasa ringan, mual, muntah, diare,
dan rasa tak enak perut.
Pelemas perifer: meningkatnya enzim hari, mengantuk, fotosensitivitasm
anoreksi, mual, muntah, dan meningkatkan kekambuhan/keganasan kanker
mammae.

Obat-obat Relaksan (Pelemas Otot)


Obat pelemas otot Penggunaan Dosis dewasa
Bekerja sentral
Baklofen Spasme otot akibat ORAL: 5 MG (3x)
sclerosis multiple, cedera dilanjutkan 10-20 mg
medulla spinalis. (3x)
Kelebihan dosis
menyebabkan depresi
SSP.
Karisoprodol Spasme otot, tersedia Oral: 350 mg
dalam bentukkombinasi
aspirin dan kodein.
Kloefenisin Spasme otot, pengobatan Oral 800 mg
jangka pendek
Klorzoksazon Spasme otot akut dan Oral: 250-750 mg
berat, diminum bersama
makan.
Sikobenzaprin Spasme otot jangka Oral: 10 mg
pendek, diminum bersama
makan
Metaksalon Spasme akut. Oral: 800 mg
Metokarbamol Spasme otot akut pada Oral 1 gr
tetanus.

52
Orfenadrin Spasme otot akut. Oral 100 mg
Antiansietas
Diazepam Spasme otot akut dan Oral 2-10 mg
kronis
Meprobamat Spasme otot. Oral: 400 mg-1,2 gr/hari
terbagi
Bekerja pada syaraf
perifer
Dantrolen Spasme otot akibat Oral: 25 mg/hari
gangguan neurologis dinaikkan secara
bertahap sampai 100 mg

Perawatan pasien yang mendapat terapi pelemas otot (relaksan):


- Kaji spasme otot: akut-kronik, penyebb, pola, dll
- Kaji obat-obat yang digunakan
- Kaji adanya penyakit lain yang menjadi kontra indikasi
- Pantau kadar enzim hati, terutama pengguna Dantrolen
- Nasehatkan untuk tidak mengoperasikan mesin/pekerjaan dengan
kewaspadaan tinggi
- Nasehatkan penggunaan obat spasme akut sentral tak lebih dari 3
minggu
- Hindarkan dari penggunaan alcohol dan penekan SSP lain karena
memperberat depresi
- Obat dimakan bersama makan, untuk mengurangi rasa tak enak pada
lambung
- Nasehatkan penghentian obat bertahap, apabila mendadak terjadi
rebound spasme (kekejangan lebih berat)
- Hindarkan pemberian obat pada ibu hamil dan menyusui
- Evaluasi efek terapi dan kemajuannya.

53
4. Obat-Obat Antikonvulsi dan Antiepilepsi
Epilepsy merupakan serangan kejang (pada 1% populasi) akibat
abnormalitas muatan listrik pada neuron serebral, yang ditandai kejang-kejang
disertai kehilangan kesadaran. Obat antikonvulsi bekerja dengan menekan impuls
listrik abnormal dari pusat kejang yang disebarkan ke daerah kortek lain tanpa
menghilangkan penyebab kejang.
Serangan kejang diklasifikasikan internasional menjadi 2 yaitu serangan
kejang umum dan serangan kejang parsial, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Ciri-ciri serangan kejang umum Ciri-ciri serangan kejang parsial
- Mengenai kedua hemisper - Melibatkan 1 hemisper otak
otak - Biasanya kesadaran tak
- Kesadaran mungkin hilang hilang
- Kejang tonik-klonik/grand- - Serangan kejang simple:
mal dalam bentuk motoric,
- Kontraksi otot terus sensorik, otonomik, psikik
menerus - Serangan kejang
- Petit mal: kehilangan komplek/psikomotor:
kesadaran singkat (< 10 berasal dari lobus temporalis
detik) berupa bingung, gangguan
- Serangan kejang mioklonik daya ingat, perubahan
(kedutan setempat) 3-10 perilaku, gerakan diulang-
detik ulang (otomatisme)
- Serangan kejang atonik:
kepala jatuh, hilangnya
postur
Obat-obat antikonvulsi
Obat Penggunaan dan dosis
informasi lain
Hidantoin
Fenitoin (dilantin) Untuk serangan kejang Dewasa oral

54
grand-mal dan (DO): 100 mg/3x, dosis
psikomotor. pembebanan: 10-15
ESO: hyperplasia gingiva mg/kg bb.
dan efek SSP IVl: 50 mg/hari
Batas kadar dalam serum maksimal 300 mg/hari
: 10-20 ug/ml Dosis oral Anak
Keterikatan protein (KP): (DA): 4-8 mg/kg bb/hari
85-95% terbagi
T ½ : rata-rata 22 jam, DO awal: 50-100 mg,
eksresi: ginjal, kantung bertahap 100-200 mg
empedu, gastrointestinal. DA: awal 50-100 mg,
Kadar puncak 15-3 jam, meningkat 100-400
lama kerja: 6-12 jam. mg/hari terbagi
Detotoin Sama di atas DO: 1-3 gr/hari (terbagi)
DA: 0,5-1 gr/hari
Barbitural
Fernobarbital Untuk serangan kejang DO: 100-200 mg/hari
grand-mal, psikomotor, terbagi
status epileptikus. DA: 3-6 mg/kg bb/hari
Kategori kehamilan D, T terbagi
½ : 60-120 jam, batas
kadar dalam serum: 15-40
ug/ml. KP: 20-45%,
ekskresi > 50% lewat
ginjal, kadar puncak: 8-
12 jam, lama kerja 6-24
Mefobarbial jam.
DO: 400-600 mg/hari
Serangan kejang grand- DA: 6-12 mg/kg bb/hari
Primidon mal dan petit mal terbagi

55
Sama dengan barbiturate. DO-125-250 mg/hari
Batas serum: 5-10 ug/ml DA:< 8 th: ½ DO
Suksinimid
Etoksimid Serangan kejang petit DO: 250 mg
mal, batas serum 40-100
ug/ml. membuat iritasi
lambung. T ½ : 60 jam
(dewasa), 30 jam; anak,
ekskresi: 25% melalui
urine, tak diubah,
kadarpuncak; > 4 jam,
lama kerja 12-60 jam
Metsuksimid DO/DA: 300 mg/hari
Serangan kejang petil selama 1 minggu
mal, lebih toksis daripada DO/DA: 0,5-1 gr
Fensuksimid etosksimid.
Sama di atas
Oksazolidon
Trimetadion Serangan kejang petit DO: 300-600 mg
mal, banyak ESO, jarang DA: 13 mg/kg bb atau
digunakan, hindari pada 300-900 mg/haro, terbagi
kehamilan.
Parametadion Sama trimetadion Sama trimetadion
Benzodiazepine
(anti ansietas) Petit mal, mioklonus, dan DO: 0,5-1 mg, secara
Klomazepam status epileptikus. Batas bertahap dosis dinaikkan
serum 20-80 ng/ml. T ½ : sampai kejang hilang
20-50 JAM. Ekskresi DA: 0,01-0,03 mg/kg bb/
melalui ginjal dan colon hari

56
(faeces), kadar puncak 1-
2 jam, lama kerja 6-12
jam.
DO: 7,5 mg (3x)
Korazepat Serangan kejang parsial DA: 7,5 mg (2x)
Diazepam Obat pilihan untuk status Dewasa IV: 5-10 mg
epileptikus Anak IV: 1 mg diberikan
dalam 3 menit
Iminostilben
Karbomazepin Serangan kejang grand- DO: 200 MG
mal, psikomotor dan DA: 10-20 mg/kg bb/
campuran. Batas serum 5- hari, terbagi
12 ug/ml. digunakan
apabila antikonvulsan
lain tidak berespon. KP:
75%, T ½ : 25-65 jam,
ekskresi: 75% lewat
urine, 25% faeces. Kadar
puncak: 6-12 jam
Valproate
Asam valproat Serangan kejang grand- DO/DA: 15-60 mg/kg
mal, petit mal, bb/hari, terbagi
psikomotor dan
mioklonik. Batas serum
40-100 ug/ml. hindari
penggunaan pada ibu
hamil. KP: 90%, T ½ : 6-
16 JAM, ekskresi: ginjal,
kadar puncak: 1-4 jam,
lama kerja 24 jam
DO: dosis orang dewasa, DA: dosis anak

57
Efek samping obat (ESO) dan toksisitas:
Hidantoin:
ESO berupa: mual, muntah, konstpasi, sakit kepala.
Efek merugikan lain:
1. Hyperplasia gingiva (pertumbuhan jaringan gusi berlebihan, berwarna
merah muda berdarah)
2. Efek neurologis dan psikologis berupa kesulitan berbicara, bingung,
depresi.
3. Trombositopeni, leukopenia.
4. Menghambat pelepasan insulin sehingga pemakaian lama menyebabkan
kenaikan kadar gula darah.

Barbiturate:
1. Sedasi umum
2. Toleransi

Perawatan pasien dengan pengobatan antikonvulsan:


1. Kaji riwayat sakit dan pengobatan sampai meyakini ditemukannya kontra
indikasi obat-obat yang bereaksi.
2. Kaji jumlah urine 24 jam, apabila < 600 ml/hari berarti gangguan ekskresi
obat dan dapat terjadi kumulasi obat dan toksis.
3. Pantau faal hati dan ginjal melalui pemeriksaan laboratorium terutama
SGOT, SGPT, BUN, GGT untuk melihat adanya gangguan hati dan ginjal.
4. Pantau kadar obat dalam serum, terutama pada pengobatan lama.
5. Pantau adanya kejang, dan efek samping obat, lindungi pasien dari
bencana akibat obat dan kekejangan.
6. Pertahankan status nutrisi pasien karena obat-obat antikonvulsan terutama
fenitonin dan primidon menyebabkan mual, muntah, dan anoreksi.
7. Nasehatkan untuk tidak melakukan pekerjaan yang memerlukan
kewaspadaan dan konsentrasi tinggi.

58
8. Anjurkan pasien untuk melapor kepada perawat atau dokter apabila terjadi
ESO, misal mual, muntah, gingivitis, nistagmus (pergerakan mata cepat).
9. Beritahu pasien yang mendapat Fenitonin bahwa urine akan menjadi
merah muda dan tak berbahaya.
10. Kaji adanya kehamilan, karena diduga obat anti konvulsi terutama
fenitonin dan asam valproate berefek teratogenik.
11. Hindari penggunaan alcohol karena akan memperberat depresi.
12. Nasehatkan agar peghentian obat diakukan secara bertahap/tidak
mendadak karena penghentian mendadak menyebabkan rebounding kejang
sehingga serangan kejang kambuh lagi
13. Jaga hygiene mulut dan gusi terutama pada pengobatan fenitoin.
14. Nasehatkan klien untuk mengkonsumsi obat dari dokter dengan patuh dan
tidak menggunakan obat lain di luar resep.
15. Pantau kadar gula darah pada penderita DM yang mendapat fenitoin.
16. Pantau adanya diskrasia darah melalui gejala mimisan, memar kulit, nyeri
tenggorokan.
17. Nasehatkan untuk makan obat pada waktu yang sama, bersama makan
atau susu. Obat cair harus dikocok dulu.
18. Jelaskan pada pasien adannya ESO dan toksisitas serta cara mengenali,
dan sarankan untuk segera melaporkan pada perawat atau dokter.
19. Pantau efek terapi obat dan laporkan perkembangannya dengan
membandingkan data dasar.

2.3 Penggolongan Obat Dalam Sistem Pernapasan


1. Obat Batuk.
Batuk adalah reflek fisiologis baik dalam keadaan sehat maupun sakit
yang dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab. Reflek batuk muncul karena
adanya rangsangan pada mukosa saluran pernapasan mulai dari Laring sampai
Bronkus.
Pada mukosa saluran pernapasan terdapat reseptor-reseptor yang oeka
rangsngan dan menimbulkan reflek batuk. Batuk berfungsi untuk

59
membersihkan dan mengeluarkan zat-zat perangsang batuk maka batuk adalah
mekanisme perlindungan yang apabila tidak terlalu mengganggu tidak perlu
ditekan.
 Penyebab-penyebab batuk :
a. Karena adanya peradang atau infeksi.
b. Alergi.
c. Sebab-sebab mekanis, misalnya asap rokok, debu, tumor.
d. Perubahan suhu udara yang mendadak.
e. Rangsangan kimia oleh gas maupun bau-bauan.
 Prinsip pengobatan batuk :
a. Menghilangkan penyebab (kausatif).
- Karena infeksi, diberi obat antiinfeksi.
- Karena alergi, obat anti alergi.
- Mekanis, menghindari partikel penyebab batuk.
- Tumor, tindakan operatif atau pengobatan kemoterapi.
- Virus penyebab radang pada saluran nafas, misalnya Common
cold, Influenza, paringitis, bronchitis merupakan invasi jalan
masuknya kuman-kuman lain untuk mengadakan invasi dan
infeksi pada saluran napas melalui kerusakan mukosa yang
dibuat.

b. Pengobatan simtomatis.
1. Mengeluarkan riak/dahak.
Batuk produktif adalah batuk disertai dengan produksi riak yang
banyak. Riak merupkan media tempat tinggalnya kuman dan
penyebab batuk.obat ekspektoransia berkhasiat mengencerkan
riak (bronkosekretomotorik) dan mempermudah riak keluar
(bronkosekretomotorik). Bersamaan keluarnya riak diharapkan
tereleminasi juga penyebabnya rangsang batuk.

60
2. Menekan batuk.
Batuk merupakan reflek perlindungan, sehingga apabila tidak
merugikan sebaiknya hanya dikurangi.

 Kerugian-kerugian akibat batuk :


a. Tekanan akibat batuk menyebabkan penjalaran infeksi ke bagian
paru-paru lain.
b. Menambah beban, menurunkan daya tahan, menimbulkan rasa
sakit, misalnya pada penderita kelemahan jantung, penderita post
operativ, pasien anak-anak.
Obat yang berkhasiat meredakan batuk disebut pereda batuk atau antitusiv
yang bekerja dengan cara mengurangi kepekaan pusat batuk pada medulla
oblongata.

Obat-obat batuk
OBAT PENGGUNAAN DAN INFORMASI LAIN
Ekspektoransia
Bronkosekretolitik
Radik ipekakuanhae Diperoleh dari tumbuhan psikotria kuanhae.
Garam organic Menyebabkan keasaman darah mengingkat,
Ammonium klorid merangsang pusat pernapasan, menaikkan
frekuensi napas, bulu getar pada mukosa bergerak
cepat, peristaltic meningkat sehingga muncul efek
sekretolitik dan sekretomotorik. Pada dosis tinggi
menyebabkan mual dan muntah.
Kalium Yodida Merangsang sekresi cairan dan mukosa bronkus
sering digunakan pada batuk karena asma.
ESO : Yod akne, mual, muntah, hyperkalemia.
Gliserol Iodin Sama dengan Kalium Yodida tanpa efek
hyperkalemia.

61
Kreosot (guayakolat) Turunan fenol yang berkhasiat ekspektoransia,
juga antiseptic mukosa saluran napas.
Guafenisin Untuk obat batuk kering (non produktif) yang
memerlukan pengeluaran riak.
ESO: mual, muntah.
Ekspektoransia
Bronkosekretomotorik
Kamper, kardiasol,
efedrin, sakronin
Pereda batuk adaktif
Alkaloida candu
Kodein Merupakan obat nrkotik gol. II tetapi apabila
dicampur dengan sirup untuk obat batuk menjadi
golongan V. berkhasiat sebagai pereda batuk,
yang dalam pemakaiannya dicampur dengan
ekspektoransia, antihistamin dan dekongestan.
Dikodid Dionin
Hidrokodon Sama dengan kodein.
Pereda batuk non
adiktif (non narkotik)
Karbetapenton
Okseladin
Karamofen
benzonatat
Homorilamin
Difenhidramin Zat antihistamin yang juga meredakan batuk.
Dekstrometorfan Meredakan batuk pada batuk non produktif, tanpa
menekan pernapasan. Mempunyai efek
mengantuk, mual, muntah, tanpa dampak
toleransi. Kontra indikasi : penyakit paru

62
obstruktif kronik (COPD), batuk produktif kronik.
Interaksi obat : alcohol, narkotik, sedative-
hipnotik, barbiturate, antidepresan penghambat
MAO.

2. Obat Dekongestan (Nasal congestion)


Pada proses peradangan, dan alergi dapat menyebabkan dilatasi pembuluh
darah hidung, transudasi cairan ke jaringan sekitar dan pembengkakan rongga
yang menyebabkan hidung tersumbat. Obat dekongestan bekerja dengan cara
merangsang reseptor adrenergic alfa yang menghasilkan vasokonstriksi dan
pengurungan sekresi cairan hidung sehingga rongga hidung jadi longgar.
Dekongestan hidung dapat diberikan dalam bentuk tablet, semprot, tetes
hidung, kapsul dan cairan.
Penggunaan dekongestan sistemik, agonis adrenergic alfa juga tersedia
dalam bentuk cairan, tablet, kapsul, digunakan untuk Renitis alergi.
Dekongestan bentuk semprot dan tetes dapat terjadi toleransi. Biasanya obat
ini digunakan dalam bentuk kombinasi dengan antihistamin, antitusiv,
analgesia yang mempunyai potensial efek terhadap flu.
Efek samping obat: peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah,
dan aktifits kelenjar tiroid. Kontra indikasi : hipertensi, DM, hipertiroid dan
penyakit jantung.

Obat-obat dekongestan
OBAT PENGGUNAAN DAN INFORMASI LAIN
Efedrin Digunakan tersendiri atau dalam bentuk kombinasi.
Merupakan vasokonsriktor mukosa hidung.
Dosis oral: 25-50 mg (3-4 kali)/hari
Fenilefrin Digunakan untuk renitis, kurang kuat dibandingkan
epinephrine.

63
ESO: hipertensi dan sakit kepala sementara. Obat dalam
bentuk larutan 0,25-1%
Fenilpropanolamin Digunakan untuk retinis, dalam bentuk kombinasi. Efek
pada SSP lebih ringan daripada efedrin. Hati-hati
penggunaan pada pasien hipertensi karena menaikkan
tekanan darah.
Dosis oral: 25-50 mh, dalam bentuk kombinasi lebih
kurang 10 mg.
Pseudoefedrin Untyuk Retinis. ESO pada SSP lebih ringan dari Efedrin.
Dosis oral: 60 mg/ 4-6 jam.
Oksimetazolin Dekongestan kerja panjang. Bentuk larutan semprot tau
tetes 0,05% sehari 2 kali, pagi-sore. Hati-hati sering
menimbulkan kongsti rebound.
Nafazolin Dekongestan dalam bentuk semprot (0,05%).
ESO: hipertensi, bradikardi, artimia jantung sementara.
Dapat menyebabkan kongesti rebound.

3. Obat-obat pada gangguan saluran pernapasan bawah akut kronik.


Penyakit utama pada alat pernapasan bawah adalah Cronic Obstruction
Pulmonale Deseases (COPD) atau Penyakit paru Obstruksi kronik atau
Penyakit Paru Obstruktif Menahun (PPOM) dn penyakit paru restriktif.
a. COPD
Disebabkan oleh obstruksi saluran nafas karena meningkatnya tahanan
aliran udara ke jaringan paru. Penyakit paru restriktif yitu adanya
pengurangan kapasitas vital dan total paru karena adanyan akumulasi
cairan atau hilangnya kelenturan jaringan paru.
COPD mencakup 4 penyakit paru utama yaitu :
1. Asma bronkial
Penyakit paru obtruktif kronik yang ditandai dengan
bronkospasme, kesulitan bernapas dan mengi. Terjadinya

64
bronkospasme atau bronkokonstriksi dipengaruhi oleh 4 faktor
utama yaitu:
a. Lingkungan eksternal, berupa: kelembaban, perubahan tekanan
dan temperature udara serta pekerjaan.
b. Kondisi emosi dan stress.
c. Polutan: polusi udara, asap mobil, indrustri dan zat tertentu.
d. Substansi alergik baik dari makanan, hewaan, tanaman, dan
obat-obatan.
Faktor-faktor di atas merangsang pelepasan mediator kimiawi yaitu
serotin, histamine, eosinophil, yang berefek pada bronkokonstriksi,
oedema bronkial, peningkatan sekresi bronkial. Obat-obatan yang
mencetuskan bronkokonstriksi terutama kelompok asetil salisilat,
indometasin, dan ibuprofen.
2. Bronchitis kronis.
3. Emfisema paru.
4. Bronkiektasis.
b. Penyakit paru restriktif dapat terjadi karena adanyan penyakit oedema
paru, fibrosis paru, pneumo nitis, tumor paru, scoliosis dan gangguan
otot dinding thorak.

2.4 Penggolongan Obat Dalam Sistem Jantung


A. Hal-hal pokok yang harus diketahui
1. Jantung adalah pompa yang memompa darah melalui sistem pembuluh
darah.
2. Setiap kali berdenyut, sama dengan setiap kali memompa, menghasilkan
kapasitas volume (stroke volume) yang terbatas (normal pada orang
dewasa: 7075 cc), volume dalam satu menit disebut kardiak output (75 cc
kali lebih kurang 80x berdenyut= 6000 cc atau 6 liter/dewasa).
3. Sistem penghantaran elektrik baik intrinsic maupun ekstrinsik memelihara
frekuensi dan irama denyut jantung.
4. Sel oyoy jantung (myocardium) membutuhkan oksigen.

65
B. Dari hal pokok di atas, gangguan fungsi jantung yang dapat diperkirakan
1. Gagal jantung atau kelemahan jantung (Desompetatio cordis), terjadi
apabila jantung bekerja terlalu keras dalam waktu lama dan pada
puncaknya tidak mampu lagi memompa darah dalam jumlah cukup
keperluan metabolisme sel seluruh tubuh.
2. Hipertensi terjadi apabila desakan isi pembuluh darah arteri terhadap
dinding arteri tinggi, dapat disebabkan karena volume pembuluh darah
lebih besar dari volume lumen pembuluh darah (isi lebih besar daripada
wadah), atau hilangnya elastisitas pembuluh darah karena usia tua dan
pengendapan lemak.
Tekanan arteri rata-rata= volume curah jantung dan tahapan peririfer.
Tekanan dinding arteri dipengaruhi oleh kekuatan kontraksi otot jantung,
retensi air atau natrium dan frekuensi denyut jantung.
Tahapan perifer ditentukan oleh vasokontriksi dan elastisitas pembuluh
darah.
3. Aritmia terjadi apabila jalur konduksi elektrik jantung tidak berfungsi.
4. Nyeri jantung/dada (angina pektoris) adalah tanda bahwa sel-sel otot
jantung kekurangan oksigen, mungkin aliran darah menuju sel otot
jantung tertentu terganggu karena pembuluh darah jantung tersumbat atau
menyempit.
5. Infark jantung (Myocard Infark) terjadi apabila daerah otot jantung yang
kekurangan oksigen sudah mati atau mengalami nekrosis.

C. Prinsip Pengobatan Jantung


Prinsip Pengobatan Jantung

No. Gangguan Prinsip Obat yang Efek obat


jantung pengobatan digunakan
1. Gagal jantung Memperbaiki Digitalisasi Meningkatkan influks
kemampuan (digitalis, kalsium ke dalam sel
konraktilitas lanoksin, jantung.

66
otot jantung. digoksin)
Meningkatkan produksi
Debutamin cAMP.
Menghambat
Amrinon penurunan cAMP.
cAMPadalah zat
pembawa pesan
biokimia yang
merangsang jantung
Menurunkan Nitrogliserin - Menurunkan
beban awal dan tonus vena.
(preload turunannya - Dilatasi arteri
jantung) (isosorbida, koronaria.
Keterangan : pentanitrol, - Peningkatan
Preload (beban pentrium) suplai darah ke
awal) jantung.
dikurangi.
Preload adalah
volume darah
yang mengisi
ventrikel selama
diastolis) yang
meningkatkan
beban jantung
Menurunkan Deuretik Meningkatkan volume
beban akhir air yang diekskresi
jantung lewat ginjal.
(afterload) Kaptropil Vasolidator
Keterangan:
Afterload

67
adalah beban Hidralazin Relaksasi arteriole
akhir jantung
berupa tekanan
yang harus
diatasi agar
jantung dapat
memompa
darah baru
yang sudah
teroksigenasi
kedalam sistem
arteri.
2. Hipertensi menurunkan Diuretik dan
volume kaptopril.
kelebihan beban
(overload)
Menurunkan Klonidin Menghambat aliran
aliran keluar keluar simpatis dan
syaraf simpatis menghambat pelepasan
otak. norepinefrin.
Memblok Atenolol Antagonis reseptor
reseptor adrenergic,
adrenergic menurunkan frekuensi
jantung. jantung.
Mendilatasi Prasosin Vasolidator
pembuluh Nifedipin Memblok kalsium,
darah. mencegah kontraksi
Hidralazin Relaksasi arteriole
3. Angina Menurunkan Nitrogliserin - Dilatasi vena
kerja jantung - Menurunkan

68
beban awal
Atenolol Menurunkan kerja
miokardium
Nifedipin Vasodilatasi,
menurunkan tekanan
darah
4. Myocard Mengembalikan Streptokinase Menghancurkan
Infark perfusi darah bekuan
pada jaringan Antingina (lihat antiangina)
iskemik.
5. Aritmiakordis Mensinkronkan Obat (lihat table belakang)
kontraksi antiarhitmia
miokardium
6 Oklusivaskuler Mencegah Antikoagulan Menghamat koagulasi.
koagulasi (Heparin,
Warfarin)
Mencegah Aspirin Menghambat agregasi
pembentukan trombosit.
bekuan Tiklopidin Menghambat agregasi
trombosit ke
Menghancurkan fibrinogen.
bekuan yang Streptokinase Menghancurkan
telah terbentuk bekuan dengan
mengubah plasminogen
menjadi plasmin.

D. Pengobatan Kelemahan Jantung/Gagal Jantung


1. Pengertian
Gagal jantung adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah
beroksigen cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic tubuh.Gagal jantung
merupakan keadaan klimaks dari kompensasi yang tidak teratasi (Decompensatio

69
cordis), diawali dengan kelemahan kontraktilitas otot dan berakhir dengan
kegagalan.Kondisi ini umumnya disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya
elastisitas otot jantung sehingga peran sebagai pompa tidak dapat dilakukan
dengan baik.

2. Tanda-tanda
Akibat dari kegagalan pemenuhan kebutuhan tubuh akan darah yang
beroksigenasi cukup maka akan menimbulkan akibat yang berupa tanda-tanda
sebagai berikut:
a. Hipoksia dan sianosis yang terlihat jelas pada ujung distal anggota tubuh.
b. Frekuensi jantung meningkat, karena menurunnya kardiak output.
c. Pembesaran jantung (kardiomegale).
d. Penurunan jumlah kencing karena aliran darah ke ginjal berkurang.
e. Sesak napas.
f. Oedema dimulai dari bagian paling bawah sampai asites.

Payah jantung yang diikuti oleh pembendungan cairan pada jaringan


perifer serta paru-paru disebut payah jantung kongesti.Payah jantung dapat terjadi
pada janung sisi kiri (ventrikel kiri) dan sisi kanan (ventrikel kanan).Payah
jantung kiri mengakibatkan kegagalan ventrikel kiri memompa darah melalui
aorta ke seluruh tubuh, sehingga terdapat timbunan darah pada paru-paru dan
atrium kiri yang menunggu dipompakan.Payah jantung kanan berakibat
menumpuknyadarah pada sistem pembuluh balik (vena) dan jaringan perifer
karena menunggu kontraksi dari ventrikel kanan.Payah jantung kiri dapat
mempengaruhi terjadinya payah jantung kanan atau sebaliknya.

3. Prinsip Pengobatan
Pengobatan payah jantung pada prinsipnya adalah mengembalikan otot
jantung yang lemah (tidak elastis) menjadi elastis kembali, sehingga berfungsi
kembali sebagai pompa yang baik.Obat yang terpilih adalah Glikosida digitalis
dan turunannya, berasal dari tumbuhan Foxglove ungu dan putih, dipakai sejak

70
tahun 1200.Efek digitalis yang utama adalah mengembalikan elastisitas otot
jantung sehingga mempunyai kekuatan berkontraksi normal dan disebut
Cardiotonica.Obat ini bekerja dengan menghambat pompa kalium-natrium,
meningkatkan kalsium intravaskuler otot jantung sehingga serabutnya mampu
berkontraksi secara efisien.
Ada 3 khasiat preparat digitalis yaitu:
a. Inotropic positif, meningkatnya kontraksi miokardium.
b. Kronotropik negative, memperlambat denyut jantung.
c. Dromotropik negative, mengurangi hantaran sel-sel jantung.

Efek dititalis dalam dosis berlebihan akan menimnulkan toksisitas jantung


berakibat pada peningkatan kontraktilitas otot bahkan sampai kejang otot jantung.
Fibrilasi atrial terjadi apabila kontraksi miokardium cepat, tak terkoordinasi
diikuti dengan aritmia.Flutter atrial terjadi apabila kontraksi otot jantung sangat
cepat (200-300 kali/menit) diikuti aritmia.

4. Kebersihan Terapi Digitalis


Keberhasilan terapi dapat dilihat dari dampak klinis kembalinya otot
jantung berfungsi normal sebagai pompa, diawali dengan pulihnya elastisitas dan
meningkatnya volume curah jantung, yang ditandai:
a. Menurunnya frekuensi nadi.
b. Hilangnya hipoksia dan sianosis.
c. Hilangnya oedema.
d. Hilangnya sesak napas.
e. Jumlah urine 24 jam meningkat dan menjadi normal.
f. Kembalinya ukuran jantung ke ukuran semula.

E. Pengobatan Anti Angina


Angina adalah nyeri jantung akibat kurangnya oksigen pada otot-otot
jantung yang dapa disebabkan ole penyempitan atau sumbatan pada pembuluh
darah koronaria. Angina merupakan tanda adanya kepucatan (iskemik jantung),

71
dan apabila berlanjut akan terjadi nekrosis atau kematian otot jantung yang
disebut Miocard Infark.
Ada 3 jenis angina yaitu
1. Angina stable (stabil/klasik): hipoksia dan iskemia otot jantung sementara
yang tidak menimbulkan kerusakan. Nyeri dada yang timbul dicetuskan
oleh stres atau kelelahan dan menghilang setelah istirahat. EKG: depresi
segmen S-T.
2. Angina unstable (tak stabil). Nyeri dada timbul waktu istirahat terjadi
sepanjang hari episodnya lebih berat, kadang-kadang menimbulkan
kerusakan permanen pada miokarium (pra infark).
EKG: Depresi segmen S-T, pembalikan gel T.
3. Angina Varian (Prinametal). Terjadinya hipoksia dan iskemik miokardium
disebabkan oleh vaso spasme (kekakuan pembuluh darah), bukan karena
penyempitan progresif arteria koronaria. Episode terjadi pada waktu
istirahat atau pada jam-jam tertent tiap hari. EKG: Peningkatan segmen S-
T.

Tanda-tanda umum angina


1. Digambarkan ole pasien sebagai tekanan berat pada dada.
2. Nyeri seperti ditusuk pada dada kiri menjalar ke lengan kiri, makin
banyak aktivitas semakin nyeri.
3. Nyeri epigastrium, mual dan muntah.

Prinsip terapi angina dan Miokard Infark


1. Memperlancar aliran darah dan oksigen melalui pembuluh darah koronaria
menuju ke Miokardium yang hipoksia, dengan cara:
a. Vasodilatasi pembuluh jantung dengan cepat, misal obat-obat
nitrogliserin dan nitrat yang lain, sublingual.
b. Menghilangkan sumbatan/thrombus pada pembuluh darah dengan
antikoagulan untuk mencegah proses pembeukan, (misalnya
heparin, warfarin), mencegah pembentukan bekuan (misal aspirin

72
dan tiklopidin), dan menghancurkan bekuan yang sudah terbentuk
(misal streptokinase).
2. Menurunkan kerja jantung, dengan menurunkan beban awal atau perload,
misal: nitogliserin. Menurunkan kerja otot jantung, misal atenolol.
Menurunkan tekanan darah, misal nipedipin.
Ada cara nonfarmakologis untuk mengurangi angina yaitu: makan tidak
terlalu kenyang, tidak merokok, tidak berada pada perubahan suhu yang
ektrim, tidak kelelahan dan tidak terangsang emosi.

F. Pengobatan Hipertensi
Prinsip pengobatan hipertensi:
Mengurangi besarnya desakan isi pembuluh terhadap dinding arteri, dengan cara :
1. Mengurangi besarnya volume isi pembuluh arah.
2. Membuat pembuluh darah lebih relaks, tidak spasme/kejang.
3. Melearkan mpembuluh darah (vasolidator)

Obat diuretika dan peranannya dalam pengobatan hipertensi.


Obat diuretika berperan dalam mengurangi besarnya volume isi pembuluh arah,
menghilangkan retensi natrium dan memperkeciloedema perifer, paru-paru dan
jantung kongesti melalui penambahan jumlah kencing (diuresis) yang mekanisme
kerjanya pada ginjal.

Batas abnormalitas tekanan darah tidak jelas, berbagai pedoman penentuan sistolis
normal adalah usia ditambah 100 (mmHg). Nilai diastolis mempunyai makna
klinis lebih daripada nilai sistolis.Batas normal diastolis paling tinggi 90
mmHg.Peningkatan tekanan darah dapat terjadi hanya terbatas pada sistolis saja,
diastolis saja atau pada sistolis dan siastolis.
Akibat yang ditimbulkan oleh hipertensi:
1. Hipertropi otot jantung akibat hiperfungsi.
2. Penebalan dinding pembulu darah (arteriosklerosis) karena usaha menahan
naiknya tekanan pada dinding pembuluh.

73
3. Meningkatnya fragilitas pembuluh darah, sehingga rentan terjadi rupture
dan perdarahan pada otak maupun organ lain.

Obat hipotensiva (antihipertensi) diarahkan pada:


1. Menekan SSP misalnya: tranguilizer, sedative, dll.
2. Menghambat kerja simpatis dengan cara:
a. Merintangi ganglion simpatis, sehingga jalur impuls hipotalamus
ke pembuluh darah terhalang dan terjadi vasodilatator.
b. Simpatolitika dengan menghambat produksi adrenalin dan
noradrenalin pada ujung arteriole, sehingga efek simpatis berupa
vasokontriksi dapat dihambat.
3. Diuretika untuk mencegah retensi natrium dan air dalam pembuluh darah
dan mengeluarkan bersama urine. Dengan demikian volume intra vaskulr
berkurang dan tekana pada dinding arteri juga menurun.

Contoh obat hipotensiva: Reserpin, Metildopa, Guanetidin, Hidralasi, laloida


veratum, Pentolinium, Pempidin, dll.

G. Obat Vasodilatansia
` Adalah obat yang berkhasiat melebarkan pembuluh darah, dengan cara:
1. Mempengaruhi langsung dinding pembuluh darah (persenyawaan nitrat,
asam nikotinat, Theofilin, papaverin, Cylandelat).
2. Menghambat efek syaraf simpatis atau simpatolitika dengan perintang
ganglion dan menghambat perangsangan simpatikus pada pusat (Tolazolin,
Premilamin, Isosuprin, Benziodiron, dipridamol).

Obat-obat vasodilatasi
No. Obat Penggunaan
1. Theofilin (dimetil cantin) 1. Menurunkan tekanan darah
Tersedia turunan yang lebih udah dengan vasodilatansi, tetapi
diserap yaitu Aminofilin/Eufulin, berefek antagonis karena

74
oxtrifilin, diprofilin pengaruh pusat terjadi
vasokontriksi sehingga diikuti
naiknya tekanan darah.
2. Spasmolitik saluran nafas dan
menstimulasi pusat pernapasan
sehingga digunakan untuk
pengobatan asma bronkiale.
3. Peningkatan kardiak output.
2. Nitrogliserin Penyerapan oral tak efektif.
Penyerapan sublingual paling efektif
dalam beberapa menir. Digunakan
untuk serangan akut angina pectoris.
3. Asam nikotinat (xantinol, Ronicol, Juga digunakan untuk asidosis.
complamin)
4. Papaverin Merupakan alkaloida candu,
digunakan untuk meredakan
ketegangan otot, terutama pembuluh
darah arteri. Khasiat spasmolitik
langsung tanpa melalui sistem
persyarafan. Sering juga digunakan
untuk kekejangan usus, Rahim dan
bronkus pada asma.
5. Cyclandelat Berkhasiat spasmolitik, digunakan
pada gangguan sirkulasi permukaan,
dan kekejangan lambung-usus, saluran
empedu, dan saluran kencing.
6. Tolazolin Vasodilatansia perifer, berefek juga
menstimulus jantung dan kelenjar
lambung.
7. Prenilamin Vasodilatansia arteri koronaria,

75
digunakan untuk angina pectoris, dan
gangguan sirkulasi jantung yang lain.

H. Obat Diuretika
Obat diuretika adalah obat yang berkhasiat menambah jumlah kecing yang
bekerja langsung pada ginjal. Ada jenis obat yang mempunyai efek diuresis tetapi
tidak bekera pada ginjal, misaya obat-obat Glikosida jantung, derifat Xantin
(teofilin, Teobromin, Kafein) dan Dopamin tidak dikelompokkan dalam diuretika.
Ketiga obat tersebut menambah diuresis dengan cara meningkatkan aliran
darah ke ginjal melalui stimulasi kontraksi jantung dan vasodilatasi pembuluh
darah ginjal (Dopamin). Obat diuretic digunakan untuk: 1) mengurangi oedema
pada gangguan jantung, hati, dan ginjal, 2) pengobatan hiperkalemia dan
hiperkalsemia, 3) menurunkan tekanan darah.

Beberapa jenis diuretic bedasarkan cara kerjanya:


1. Menghambat reaborpsi Natrium dan air dari Tubulus Ginjal dan Ansa
Henle, misalnya:
a. Tiazid dan deriatnya (Chlortalidon, hidroklorotiazid, Indopamid,
Sipamid).
Merupakan diuretica potensi sedang, mampu mengekresikan 5-10%
Natrium yang difiltrasi glomerulus.Penggunaan klinik pada payah
jantung kongesti, hipertensi, hiperkalsemia idiopatik, diabetes mellitus
nefrogenik.
Efek samping yang sering terjadi adalah hipokalemia, hipokalsemia,
hipomagnesia, hiperglikemia, hiponatremia, hiperlipidemi,
hiperkolesterolemi, urtikaria, paraestesi, sakit kepala, mual, muntah,
konstipasi, alkalosis metabolic, diskrasia darah.
b. Diuretik loop atau high celling (furosemid, bumetanid, asam etakrinat)
Diuretik kuat dibanding tiazid, dapat mengekskresikan 15-30%
natrium yang difiltrasikan glomerulus, dan bekerja banyak pada ansa
henle asenden (loop). Penggunaan klinis: oedema paru, oedema payah

76
jantung, hipertensi, penyakit hati, hiperkalsemia, lemah ginjal (renal
failure). Penggunaan harus hati-hati karena sering menimbulkan
dehidrasi.
Efek samping obat : hipotensi ortostatik, hipokalemia, hipokalsemia,
alkalosis, gangguan kulit, hipokloremia, trombositopeni, tuli
sementara, pembesaran prostat.
2. Diuretik osmotik yaitu menarik cairan jaringan peritubuler menuju
tubulus dan menambah jumlah kencing karena adanya perbedaan
tekanan osmotis antara intratubuler dan peritubuler. Diuretik jenis ini
tidak mengganggu sekresi dan absorpsi ion dalam ginjal. Conto:
manitol, sorbitol, dekstrose 40% (diberikan secara intravena).
Penggunaan klinis terbatas untuk gagal ginjal akut, oedema cerebri,
peningkatan tekanan intrakranial, dan glaukoma.
3. Antagonis aldosteron (spironolakton)
Digunakan untuk diuretik, pengurangan oedema, hiperaldosteron
primer maupun sekunder.
4. Inhibitor karbonik anhidrase (asetazolamid, diklorfenamid,
metazolamid).
Bekerja dengan cara menghambat enzim anhidrase dan mencegah
reabsorpsi bikarbonat sehingga urin bertambah.
Penggunaan klinik : menurunkan tekanan intraokuli pada glaukoma,
antikonvulsi pada epilepsi, hiperventilasi paru.
Efek samping : gangguan kulit, fotosensitivitas, hiperglikemia,
mengantuk, disorientasi mental, paraestesi, asidosis metabolik.
Berdasarkan dampaknya terhadap ion kalium:
1. Diuretik hemat kalium (amiloris, triamteren): meningkatkan ekskresi
natrium dan air tetapi menahan kalium, dengan mengurangi
permeabilitas membran.
Penggunaan klinis: oedema, hipertensi, nefrosis, cirosis hepatis.
Efek samping : hiperkalemia, gangguan gastrointestinal.

77
2. Diuretik boros kalium : efek diuresis tanpa menahan kalium keluar
ikut diekskresi.
Misal, obat-obat kelompok tiazid dan diuretik loop.

I. Obat antiaritmia (antidisritmia)


Aritmia atau disritmia kordis dimengerti sebagai setiap penyimpangan
frekuensi atau pola denyut jantung dari normal, meliputi bradikardi, takikardi, dan
disritmik atau tak teratur.
Kejadian aritmia dapat diketahui dari rekaman EKG:
Gelombang P: menunjukkan kegiatan atrium.
Kompleks QRS: depolarisasi ventrikel.
Gelombang T: repolarisasi ventrikel (kembali kepotensial membran sel untuk
istirahat setelah depolarisasi).
Interval P-R: waktu hantar atrioventrikuler.
Interval QT: lama aksi potensial ventrikel.
Dampak disritmia atrium akan menganggu ketepatan pengisian ventrikel dan
penurunan volume curah jantung sampai 30%. Disritmia ventrikel menyebabkan
pengisian ventrikel tidak efektif, curah jantung berkurang atau habis sama sekali
sehingga sangat mengancam jiwa. Takikardi ventrikel memicu timbulnya fibrilasi
ventrikel yang sangat membahayakan. Disritmia jantung sering diikuti miokard
infark, hipoksia, hiperkapsia dan ketidakseimbangan elektrolit.
Pada dasarnya terjadinya gangguan ritme denyut jantung disebabkan oleh
terganggunya sistem hantaran impuls pada pusat-pusat automasi jantung dari
nodus satu ke nodus yang lain. Ada beberapa jenis aritmia berdasarkan lokasi
yang menimbulkan gangguan:
1. Bradikardi sinus: berdenyut terlalu lambat.
2. Takikardi sinus, ventrikel, depolarisasi prematur atrium atau ventrikel
serta flutter atrium.
3. Takikardi multifokal, fibrilasi atrium, fibrilasi ventrikel: berdenyut
otomatis tanpa pengaruh nodus S-A.

78
4. A-V reentry, sindrom Wolff-Parkinson-White: impuls berjalan sepanjang
jalur asesorius (luar jantung) ke jantung.

Obat antiaritmia bekerja dengan mempengaruhi sifat konduksi jantung melalui


pengubahan konduksi ion sehingga irama kembali normal. Antidisritmia
diklasifikasikan menjadi 4 kategori yaitu:
1. Kelompok I atau IA: penghambat saluran natrium cepat 1 (kuinidin,
prokainamid) untuk penggunaan lama.
Kelompok IB atau II : penghambat saluran natrium 2 juga bersifat
anaestetik lokal.
Obat dengan cepat mengurangi laju natrium memasuki sel jantung,
sehingga menimbulkan respon:
a. Berkurangnya laju hantaran
b. Supresi otomatisitas dan mengurangi fokus ektopik
c. Meningkatkan periode repolarisasi atau refraktori sehingga waktu
pemulihan meningkat
2. Penghambat beta (menghambat rangsangan adrenergik).
3. Memperpanjang repolarisasi.
4. Menghambat saluran kalsium.
Elektrolit-elektrolit tersebut mengiritasi sel dan menimbulkan kontraksi,
maka jalurnya harus dihambat untuk menekan kontraktilitas otot jantung.

2.5 Penggolongan Obat Dalam Sistem Saluran Cerna


1. OBAT-OBAT GASTROINTESTINAL
A. Antiemetik (antimuntah)
Muntah (emesis) merupakan reflex lambung berupa gerakan
antiperistaltik untuk mengelurkan isi lambung melalui mulut.
Mual adalah suatu sensasi muntah yang mendahului proses muntah.
Mual dan muntah adalah gelaja penyakit yang dapat ditimbulkan oleh
bermacam-macam penyebab antara lain :
1. Karena gerakan (motion sickness) : mabuk perjalanan

79
2. Infeksi dan gangguan saluran pencernaan
3. Intoleransi makanan
4. Gangguan atau cedera persyarafan
5. Pembiusan dan pembedahan
6. Kehamilan
7. ESO dari penggunaan obat tertentu
8. Gangguan metabolism
9. Gejala dari penyakit tertentu sehingga merangsang pusat mutah
Anti emetic hanya berperan menutupi gejala muntah, sehingga untuk
pengobatan yang tuntas perlu dicari penyebabnya. Ada 2 pusat yang
berkaitan dengan muntah pada SSP yaitu :
1. Chemoreseptor Trigger Zone (CTZ) : menerima kebanyakan
rangsangan dari obat, toksin dan vestibuler serta meneruskan ke
pusat muntah pada medulla.
2. Pusat muntah, beradap pada medulla yang apabila terangsang akan
terjadi reflek muntah.
Dopamine dan Levodopa merupakan neurotransmitter yang
merangsang CTZ dan diteruskan ke pusat muntah. Beberapa
impuls sesoris diteruskan ke pusat muntah, misalnya bau, rasa dan
iritasi mukosa lambung.
Obat-obat anti muntah yang berkhasiat anti muntah :
1. Antihistamin (dimenhidrinat, siklizin, meklisin, difenhidramin).
Dapat dibeli tanpa resep , digunakan untuk mual, muntah dan
vertigo karena mabuk kendaraan.
ESO : mengantuk, mulut kering dan konstipasi.
Obat antihistamin antiemetic yang tak dapat diperoleh dengan
bebas (harus diresepkan) adalah :
 Hidroksisin: untuk mual paksa oprasi dan vertigo. Kadang
diberikan bersamaan preedikasi.
 Prometasin: digunakan untuk mual, muntah paksa oprasi,
vertigo dan mabuk perjalanan.

80
2. Larutan karbohidrat hyperosmolar, menurunkan mual dan muntah
dengan mengubah pH lambung, contohnya emetrol.
3. Antikolinergik (Skopolamin), digunakan untuk mabuk perjalanan,
dipasang dibelakang (patch) telinga, efektif selama tiga hari.
ESO: seperti pada penggunaan obat antikolinergik lain.
4. Antiemetic Fenotiazin (perpenazin, klorpromasin, proklorperazin,
flufenazin, tietilperazin, triflupromasin).
Digunakan untuk mual dan muntah berat, paksa pembedahan,
anastesi, terapi antineoplastic dan akibat radiasi. Obat fenotiazin
adalah obat antipsikotik yang berefek anti emetic dengan
dosislebih rendah. Klorpromasin (largactil) dan prokloperasin
merupakan tranguilizer pertama yang digunakan untuk antipsikotik
sekaligus anti emetic. Obat ini bekerja dengan cara menghambat
CTZ.
Obat Fenotiazin berinteraksi dengan obat antihispertensi, alcohol,
nitrat, akan menyebabkan depresi SSP berat. Pengunaan bersama
antihistamin, antikolinergik membuat efek antikolinergik
berlebihan. Dalam pemeriksaan enzim hati, jantung, kolesterol dan
gula akan terjadi peningkatan.
ESO: sedasi sedang, hipotensi, gejala ekstrapiramidal
(parkinsonisme), efek SSP (gelisah, lemah, distonik, agitasi), dan
efek antikolinergik ringan (mulut kering, retensi urine, konstipasi).
5. Kannabiod : kandungan aktif mariyuana, disetujui penggunaanya
tahun 1985, untuk menghilangkan mual, muntah karena
pengobatan antineoplastic. Obat digunakan apabila dengan
antiemetic lain tidak berefek. Ada 2 kannabioid yang
direkomendasikan yaitu Dronabinol dan Nabilon.
6. Anti emetic lain (Benzquinamid, meklopramid, difenidol,
trimetobenzamid). Efek anti emetic tidak sekuat antihistamin,
antikolergik maupun fenotiazin. Bekerja dengan menekan impuls
CTZ.

81
ESO: meningkatkan curah jantung, tekanan darah, mengantuk dan
gejala antikolinergik lain.

Perawatan pasien dengan pengobatan antiemetic :


1. Kaji dengan certam riwayat muntah dan dapatkan kemungkinan
factor penyebabnya.
2. Kaji riwayat penyakit yang diderita pasien saat ini terutama yang
berhubungan dengan efek pengobatan antiemetic.
3. Periksa tanda vital dasar sebagai evaluasi.
4. Pantau ESO obat.
5. Beri nasehat agar tak mengendarai kendaraan atau mengoprasikan
mesin selama terapi.
6. Beri penjelasan untuk tidak minum alcohol selam terapi.
7. Hindarkan ibu hamil trimester I untuk minum obat nti emetic.
8. Pengunaan untuk mabuk perjalanan harus sebelum mulai
perjalanan.
9. Hati-hati penggunaan Fenotiazin pada pasien gangguan hati.
10. Sebelum penggunaan obat usahakan mengatasi muntah dengan
cara-cara nonfarmakologik, missal: minum the encer, makan
biscuit dan roti panggang kering.

B. Obat emetic.
Adalah obat yang berkhasiat untuk induksi muntah digunakan padap
pasien yang memerlukan muntah agar mengeluarkan racun atau bahan dari
lambung sebelum diserap oleh usus.
Ada beberapa cara menginduksi muntah :
1. Mencolokkan jari pada reflex muntah yang berada di dinding
belakang tenggorokan.
2. Sirep Ipeka, bekerja dengan merangsang CTZ dan bekerja
langsung pada mukosa lambung. Ipeka sirup dapat diminum
bersamaan minuman lain tetapi tidak boleh bersamaan dengan susu

82
atau minuman berkarbon. Muntah terjadi dalam 15-30 menit
kemudian. Apabila tak menimbulkan muntah, berarti ipeka terserap
dan toksis, maka perlu segera diberi arang aktif dan bilas lambung.
Induksi muntah tidak boleh dilakukan apabila bahan yang tertelan
adalah bahan korosif (missal: ammonia,kaporit, larutan akali,
fenol, minyak tanah, minyak cat, gasoline), karena regurgitasi dan
aspirasi muntah akan memperberat iritasi oesofagus dan
tenggorokan. Dosis ipeka 15 ml, diulang 30 menit apabila belum
muntah.
3. Apomorfin, adalah defirat morfin, diberikan secara intramuskuler
atau subkutan (4-10 mg/dewasa, anak>1th 0,07-0,1 mg/kgbb).
Muntah terjadi dalam 15 menit. Karena termasuk obat narkotik
maka berefek samping pada penekanan SSP, menekan pernapasan
dan menurunkan tekanan darah, maka tidak boleh diberikan pada
pasien dengan pengobatan yang sudah berefek penekanan SSP
missal opium, barbiturate dan alcohol. ESO obat ditandai dengan
gelisah, tremor, hipotensi, euphoria, mual, salivasi, berkeringat,
pengeluaran air mata. Tidak boleh diulang pemberiannya apabila
tidak muntah.

C. Obat diare
Prinsip pengobatan diare :
1. Temukan penyebab dan obati penyebabnya (pengobatan kausatif).
Diare dapat disebabkan oleh factor makanan, toksin bakteri, reaksi
obat, infeksi usus, penggunaan pencahar, stress, dan kecemasan,
sindrom malabsorpsi, tumor, dan lain-lain.
2. Tekanan peristaltic.
3. Pengobatan dampak diare (nyeri perut, dehidrasi, dll).

Obat-obat anti diare


NO OBAT PENGGUNAAN DAN DOSIS ESO

83
1. Kel. Opiat  Bekerja dengan cara menurunkan - Karena efek
(Tingturaopii motolitas usu dan menurunkan menekan SSP
, paregoric, peristaltic. maka timbul
kondein)  Untuk diare akut dan non rasa mengantuk,
spesifik. euphoria dan
 Oral 0,6 ml atau 10 tetes di ketergantungan
campur dengan air. fisik.

 Kodein oral : 15-30 mg


 Paregoric: dewasa : 5-10 ml/oral,
1-4x/hari.
 Anak: 0,25-0,5 ml/oral, 1-
4x/hari.
2. Agen opiate  Obat sintetik yang berkaitan - Efek SSP.
related dengan Meperidin. Bekerja - Mual, muntah,
Difenoksilat seperti pada opium. kembung, rasa
dengan  Untuk diare akut non spesifik. kantuk, mulut
Atropin  Dosis dewasa : kering, lemas,
(lomotil) Oral:2,5-5 mg/kgbb ruam kulit,

 Anak >2th ; oral: 0,3-0,4 penglihatan

mh/kgbb/hari terbagi 4. kabur, retensi


urine.
Loperamid  Dewasa oral : 4mg/ tidak - Penggunaan
(Imodium, melebihi 16 mg/hari. lama dapat
Lodia) menimbulkan
Takikardi, Ileus
paralitik, retensi
urine dan
ketergantungan
fisik.

 Anak (5-8 tahun) oral : 2 mg, - Obat atropine

84
tidak melebihi 4 mg/hari. ditambahkan
untuk mencegah
penyalahgunaan
obat.
- Kontra indikasi:
penyakit hati,
ginjal,
glaucoma,
ketidakseimban
gan elektrolit.
- Interaksi obat:
alcohol,
antihistamin,
narkotik,
hipnotik,
sedative.
- Pada
pemeriksaan
laboratorium
dapat terjadi
peningkatan
enzimhati dan
amylase serum.
=

3. Adsorben  Bekerja dengan cara menyerap


air, racun dan gas pada saluran
pencernaan, sehingga feses
menjadi lebih pekat.
Kaolin-  Antidiare ringan, termasuk obat
pektin (kao-

85
pektat) bebas. Penggunaannya dalam
Garam bentuk kombinasi dengan anti
Bismut diare lain.
 Untuk diare, digunakan setiap
kali sehabis diare sesuai leaflet.
 Juga digunakan untuk gangguan
lambung.
Kolestiramin  Bekerja dengan menyerap garam
empedu dan toksin. Digunakan
untuk diare yang disebabkan
asam empedu.
4. Kombinasi Lihat diatas.
opiate-agen
opiate
related-
adsorben
5. Kortikosterio  Anti radang, digunakan untuk
d diare karena colitis ulserativa,
dan peradangan pada bagian usus
lain.
6. Antikolinerg  Mengahambat sekresi saluran - ESO :
ik cerna dan menurunkan peristaltic. pengunaan
Digunakan pada diare karena antikolinergik
iritabilitas usus dan ulkus (sama seperti
peptikum. obat
antikolinergik).
7. Obat kasual  Dalah obat yang diberikan
antidiare dengan tujuan menghilangkan
penyebab diare :
1. Infeksi: Antibiotika dan

86
antimikroba
2. Stress: antiansietas
3. Tumor: tindakan operativ
4. Keracunan: antidotum
5. Obat: hentikan pengobatan
Obat antimikroba diberikan
apabila didapatkan darah dan
leukosit pada tinja.

D. Obat Antikonstipasi
Konstipasi adalah keadaan dimana terjadi penimbunan tinja pada usus
kasar dan mengeras.
Konstipasi dapat disebabkan oleh:
1. Kurang minum dan kebiasaan makan buruk (kurang serat)
2. Pengerasan tinja
3. Obstruksi usus
4. Penggunaan laksansia kronis
5. Gangguan neurologic
6. Sering menunda keinginan buang air besar (BAB)
7. Kurang olahraga
8. Pengaruh dari penggunaan obat tertentu

 Penyelesaian konstipasi:
1. Cara non farmakologi : banyak minum, makan makanan tinggi serat,
olahraga teratur, buang air besar secara teratur.
2. Cara farmakologi, yaitu penggunaan obat laksansia.

E. Obat Laksansia
Obat laksansia adalahobat yang berkhasiat untuk mengeluarkan tinja.
Obat katartika adaah obat yang berkhasiat melunakkan tinja. Obat

87
laksansia kadang juga berkhasiat katartika. Ada 4 jenis obat laksansia,
yaitu:
1. Laksansia osmotic (salin osotik).
Garam hiperosmitik menari cairn menuju ke lumen colon sehingga
menambah besar volume isi usus dan merangsang dinding usus
untuk berkonraksi. Tinja akan berbentuk setengah cair dan mudah
dikeluarkan. Termasuk kelompok ini adalah garam (salin),
laktulosa dan gliserin.
2. Laksansia kontak atau iritan atau stimulant.
Obat ini meningkatkan peristaltic usu dengan mengiritasi ujung-
unjung saraf sensoris pada mukosa usus. Termasuk obat kelompok
ini adalah fenolptalein, bisakodil, cascara sagrada, senna, minyak
kastor.
3. Laksansia pembentuk bulk (feses).
Terdiri dari bahan yang membentuk dan meningkatkan ukjran tinja
dalam colon sehingga terjadi reflex peristaltic pada dinding usus.
Defikasi terjadi dalam 8-24 jam. Obat diminum dengan melarutkan
dalam segelas air atau air buah tanpa gula.
4. Emoli (pelican)2
Berfungsi melumas, memperlunak dan melicinkan tinja sehingga
mudah dikeluarkan. Biasanyan digunakan untuk konstipasi pada
pasien dengan Infark miokard, dan pasca operasi.

 Kerugian penggunaan obat laksansia:


1. Gangguan absoprsi zat-zat makanan dalm usus.
2. Gangguan sintesa vitamin dari dalam usus.
3. Terganggunya absorpsi mineral penting sehingga terjadi kekurangan
mineral dan menimbulkan kelemahan pada otot.
Kontra indikasi umum penggunaan laksansia yaitu Ileus, radang usus,
wanita hamil, penyakit saluran empedu.

88
Obat-obat laksansia

NO OBAT PENGGUNAAN DAN DOSIS PERAWATAN


1. Salin-  Untuk konstipasi, Umum:
osmotik diminum dengan 1 - Kaji riwayat
Magnesium gelas air pagi atau sore konstipasi dan
hidroksida hari. temukan
 D.oral: 15-30 ml. penyebabnya.
- Nilai fungi
Magnesium  Untuk konstipasi dan ginjal,
sitrat. pembersihan usus yang terutama
baik sebelum penggunaan
pemeriksaan atau laksansia
operasi. osmotic dan

 D.oral:120-240 ml. hati-hati


pemberiannya
Magnesium  Pembersihan sempurna pada
sulfat sebelum operasi dan gangguan

pemeriksaan. ginjal.

 D.oral: 3-15 gram - Pantau


keseimbangan
Natrium cairan,
 Untuk konstipasi,
bifosfat temukan
D.oral: 15-30 ml
tandn awal
dicampur air.
dehidrasi dan
Laktulosa kekurangan
 Untuk konstipasi dan
elektrolit.
pembuangan ammonia
- Hindari
pada penyakit hati.
laksansia salin
 D.oral: 15-30 ml/hari.
pada pasien
dengan

89
Gliserin  Untuk konstipasi, muntah, mual
diberikan dalam bentuk dan nyeri
supositoria. abdomen.
- Nasehatkan :
 Banyak
minum
hubunganya
dengan
konstipasi.
 Diet
makanan
yang tinggi
serat.
 Hindari
penggunaan
laksansia
dalam waktu
lama atau
dosis
berlebihan.
 Beritahu
bahwa
penggunaan
obat yang
mengandung
fenolptalein
dapat
merubah
warna urine
menjadi

90
merah dan
itu bukan
darah.
 Jelaskan
dengan baik
cara
penggunaan
laksansia dan
efek negative
apabila tidak
dipatuhi.
 Hati-hati
penggunaan
pada pasien
penyakit
jantung
coroner
(PJK),
terutama
Natrium
Biofosfat,
karena akan
menyebabka
n retensi
Natrium.
2. Laksansia  Untuk konstipasi,
kontak diberikan secara oral
Bisakodil maupun supositoria per
rektal.
 D.rektal : 10 mh/sup,

91
oral: 5-15 mg
 Per oral: mulai kerja 6-
8 jam.
 Per rektal: 15-30 menit.

 Untuk konstipasi akut.


Urine menjadi
Fenolptalein kemerahan.

 Untuk konstipasi akut,


mulai kerja 6-12 jam.
Kaskara Oral tablet 325 mg.
sagrada

 Untuk konstipasi akut.


Tersedia dalam bentuk
sirup, granul, dan
Senna supositoria.
 D.oral: 1-4 tb/ 1-4
sendok the dilarutkan
dalam air.

 Khasiat katartik kuat,


digunakan sebagai
Minyak
preparat usus sebelum
kastor pemeriksaan
 D.oral: 15-60 ml.
3. Pembentukan  Untuk konstipasi,
Bulk berupa serat kering
Psiliun yang harus dilarutkan
hidrofilik dalam 1 gelas penuh

92
musiloid air, segera diminum
dan disusul dengan
minum air putih lagi.
 D.oral: 1-2 sendok the
dalam 1 gelas air 3x
sehari.

Polikarbofil  Untuk konstipasi.

Metilselulosa  Untuk konstipasi,


D.oral : 5-20 ml.
4. Emolin  Kandungan Natrium
Nnatrium tinggi, digunakan
Dokusat untuk mencegah
konstipasi.
 D.oral: 50-300 mg/hari
 Anak >6th : 40-120
mg/hari.
Kalsium
dokusat

 Sda, D.oral: 240


Kalium mg/hari.
Dokusat

Emolin  Sda, D.oral: 100-300


lubrikan mg/hari.
(minyak
mineral)  Sda, D.oral: 15-30 ml.

D : dosis, Sup : supositoria, Sda : sama dengan atas

93
F. Obat tukak
Tukak atau borok dapat terjadi di lambung, oesopagus dan usus halus.
Tukak duodenum lebih sering terjadi (10x) dibandingkan tukak lambung
dan oesopagus. Tukak lambung disebabkan oleh hipersekresi HCL, dan
pepsin, yang mengiritasi mukosa lambung dan usus di bawahnya.
Hipersekresi ini akibat dari pengaruh histamine, gastrin dan asetil kolin
pada sel kelenjar lambung terutama pada sel parietal. pH lambung
dipertahankan 2-5, bila pH meningkat menjadi 5 maka aktivitas pepsin
menurun, demikian sebaliknya. System pertahanan lambung terhadap hal-
hal diatas adalah :
1. Adanya sawar mukosa lambung (barrier mukosa) berupa materi
tebal berlendir yang melapisi mukosa lambung dari kontak sekresi
gastrik yag asam.
2. Otot spingter baik kardia, maupun pylorus yang berfungsi
mempertahankan agar tidak terjadi refluk cairan asam ke
oesopagus maupun duodenum.
Terjadinya tukak pada oesopagus dan duodenum disebabkan oleh
kurang baiknya fungsi spingter, hipermotilitas lambung dan kurangnhya
buffer yang mentralisir asam. Factor predisposisi terjadiya tukak:
1. Factor genetic, berupa jumlah sel parietal, kerentanan mukosa
terhadap penetrasi asam, kerentanan terhadap asetilkolin dan
histamine.
2. Gangguan mekanik, berupa inkompetensi spinter, hipertensi HCL
dan pepsin, kurangnya sawar lambung, hipermotilitas lambung.
3. Factor lingkungan, terutama makanan, minuman yan mengandung
cafein, lemak, bumbu,alcohol,rokok, dan keadaan stress,
kehamilan, pembedahan serta trauma.
4. Obat, teruama obat-obatan asam dan iritatif, misalnya asetil
salisilat (aspirin), NSAID lain, asam indometasin, vitamin C,
kortikosteroid, garam-garam kalium dan obat antineoplasmatik.

94
 Ada 6 golongan tukak, yaitu :
1. Obat penenang (tranguiliser) untuk mengurangi aktifitas
vegal.
2. Anti kolinergik, menghambat asetilkolin.
3. Antacid, menetralisir asam lambung.
4. Penghambat histamine (AH2) yang memblok reseptor
histamine.
5. Penghambat sekresi HCL lambung.
6. Penghambat pepsin.
Golongan dan Obat Kerja Obat Penggun ESO Dosis
aan
Tranguilizer Mengurangi Menenan
Biasanya obat perangsangan gkan dan
antinsietas vagus, ansiolitik
 Benzodiazep menurunkan
am kecemasan
 Barbiturat
Antikolinergik Parasimpatolit Untuk  Mulut Oral: berupa
 Tingtur ik mengurangi tukak, kering tts/dlm air
beladona sekresi HCL mengura  Takikar
ngi di Oral 15 mg
 Propantelin produk  Retensi (3x)
bromin HCL Urin
 Konstip Oral 1 mg
 Glikopirolat asi (2x)/i.m/ iv.
0,1-0,2 mg
Klidinum bromida
Oral 2,5-5 mg
(3x)
Antasida Sistemik: Menetralisir Untuk Hipernatre Pemberian

95
Natrium bikarbonat asam lambng, tukak mia, retensi tablet kunyah
mempercepat lambung air harus disertai
penyembuhan Kelebihan minum (tidak
luka lambung bikarbonat terlalu banyak
menyebabk agar tidak
an alkalosis mempercepat
metabolik pengosongan
(jarang lambung)
dipakai)
Kalsium karbonat Antasid kuat Untuk Hiperkalemi Pemberian
dalam tukak a dan terjadi ideal: 1-3 jam
menetralisir milk alkali sesudah makan
asam. sindrom, pada saat
Antasid Non Bekerja cepat lebih sekresi asam
Sistemik: (sbl. Makan) diperberat lambung
Aluminium dan 3 jam apabila maksimal.
hidroksida apabila dimakan
Aluminium karbonat diberikan bersama
setelah produk
makan. susu.
Kasus berat
Magnesium Mempunyai menyebabk
hidroksida kemamouan an
Magnesium Fosfat menetralisir kristaluria
asam lebih dan gagal
kuat daripada ginjal.
aluminium. ESO lain:
Konstipasi.

Sembelit.
Penggunaan

96
aluminium
lama
menyebabk
an
hipofosfale
mia dan
encefalopati
karena
penimbunan
aluminium
pada otak.

Diare
Apabila ada
gangguan
ginjal
Adsorben Menyerap gas
Simetikon pada lambung,
Arang aktif mengurangi
kembung.
Antihistamin 2  Menghamb Sebaikny Kontra Dewasa oral:
Simetidin ambat a indikasi: 300 mg
histamin simetidin Penyakit bersama
pada diberikan ginjal dan makanan.
reseptor. 1 jam hati berat.

½
Menghamb sebelum T : 2-3
at refluk atau jam.
asam ke sesudah Interaksi I.V: 300 mg/6-
Oesophagu antasid. obat: 8 jam
s Bila Simetidin: diencerlan

97
 Menguran diberikan teofilin, dalam 50 ml
gi sekresi bersama antikoagula diberikan
dan antasid n oral, lambar (15-30
konsentrasi akan diazepam, mnt).
asam meniadak fenitoin,
 Menghamb an antidistrimi
at 70% khasiat a, antasid,
sekresi simetidin rokok
asam . Ranitidin:
dalam 4 antkoagulan
jam, 50- oral, antasid
80% Simetidin:
diekskresi meningkatk
lewat an BUN dan
ginjal. kreatinin
serum.
Ranitidin Lebih baru
Famotidin dari simetidin. ESO umum: Ranitidin:
Nizatidin Khasiat lebih Sakit Dewasa Oral:
kuat kepala, 150 mg/12 jam
dibanding kekacauan I.V: 50 mg/ 6
simetidin. mental, jam diencerkan
Lama kerja mual, diare, Famotidin:
panjang, atau Dewasa Oral:
frekuensi konstipasi, 20 mg/12 jam
pemberian depresi, I.V: 20 mg/12
obat dapat ginekomasti jam diencerkan
dikurangi. , penurunan Nizatidin:
libido. Dewasa Oral:
Khusus 150 mg/12
untuk: jam.

98
Simetidin:
pusing,
kram,
bradikardi.
Ranitidin:
ruam kulit
penglihatan
kabur.
Efek toksis:
Simetidin,
agranulosito
sis,
trombositop
eni, anemia
aplastik,
kejan, ileus
paralitik
Ranitidin:
Hepatotoksi
s, distrimia
jantung.
Inhibitor pepsin Untuk Obat ESO: 1 gram 4x
Sukralfat melindungi stabil Sembelit, sehari sebelum
(sukrose mukosa dapat pusing, makan/tidur.
sulfat+aluminium lambung usus bertahan mual, mulut
hidroksida) terutama pada sampai 2 kering.
cedera tahun 90%
mukosa dalam dieksresi
karena obat suhu lewat tinja,
asprin, dan kamar, Interaksi
NSAID lain- dalam obat:

99
tak diabsorpsi. botol Tetrasiklin,
tertutup fenitoin,
baik. Vit. ADEK,
siprofloksas
in, antasid.
Inhibitor sekresi Menghambat Diare, 20mg/hari.
asam lambung sekresi asam mulut
Omeprasol lambung kering, baal,
sampai 90%. pusing.
Antagonis
histamin
Anti tukak analog Mencegah/me Untuk
prostaglandin ngobati tukak. tukak
Misoprostol atau
Meningkatkan keluhan
pembentukan nyeri
mukus, karena
sitoprotektif pengguna
pada lambung an lama
dan usus. obat
NSAID.

2.6 Penggolongan Obat Dalam Sistem Endokrin


Obat sistem endokrin meliputi hormon hipofisis anterior dan posterior,
hormon seks, hormon adrenal, hormon tiroid dan hormon pankreas.
1. Hormon-hormon Hipofisis Anterior (Adenohipofisis)
Kelenjar hipofisis sering disebut pemimpin kelenjar (master Gland),
karena mengatur semua kelenjar endojrin lain ( target gland) pada
tubuh.

100
Hormon Hipofisis Anterior adalah
a. Hormon tropin seks
Hormon yang berfungsi mengendalikan spermatogenesis ( pada pria
disebut hormon ICSH), pembentuksn folikel dan menstrusi (pada wanita).
Hormon tersebut terdiri dari :
1. Luteinizing hormon. Hormon yang merangsang degenerasi badan
merah (corpus rubrum) menjadi bahan kuning (corpus luteum) setelah
ovulasi, dengan menghasilkan hormon progresteron.\
2. Follicle Stimulating Hormon. (FSH) dan ICSH pada pria, hormon
yang merangsang pendewasaan sel telur muda (folikel primarius)
menjadi dewasa (folikel de Graf) dan menghasilkan hormon estrogen
pada wanita, dan spermatogenesis pada pria.
3. Gonadotropin releasing hormon (GrH), berfungsi untuk merangsang
pelepasan LH dan FSH dari hipofisis.
b. Hormon tropin steroid adrenal
1) Corticotropin Releasing factor (CRF), berfungsi merangsang
pelepasan kortikotropin ACTH dari hipofisis agar kortek adrenal
terpacu memproduksi hormon kortikoid.
2) Adrenocoticotropin Hormon (ACTH), hormon tropin yang berfungsi
merangsang korteks glandula suprarenalis menghasilkan hormon
kortikoid.
3) Melanosit stimulating hormon (MSH)
c. Hormon tirotropin
1) Thyrotropin releasing factor (TRH), merupakan hormon dari hipofisis
yang merangsang pelepasan TSH.
2) Thyroid stimulating hormon (TSH), merupakan hormon tropin dan
hipofise yang berfungsi merangsang kelenjar tiroid memproduksi
hormon T3 dan T4
d. Hormon pertumbuhan
1) Somatropin hormon ( Growth hormon) atau GH, merupakan hormon
yang memacu pertumbuhan anak usia tumbuh.

101
2) Growth hormon releasing factor (GRF), hormon dari hipotalamus
yang berfungsi untuk merangsang hipofise menghasilkan GH pada
masa pertumbuhan, sekaligus hormon penghambatnya yaitu hormon
somatostatin.
e. Hormon prolaktin
Adalah hormon hipofisis yang menginduksi sekresi susu dari kelenjar
payudara pada ibu menyusui. Pelepasan prolaktin dirangsang melalui
stimulasi puting susu, dan obat dopamin dapat menghambat pelepasan
prolaktin.

2. Hormon Hipofisis posterior (Neurohipofise)


Menyimpan dan melepaskan 2 peptida yaitu :
1) Vasopresin (peptida Vasopresin Arginin/AVP), berfungsi
meningkatkan reabsorpsi air dari tubulus ( sehingga disebut hormon
antidiuretika) dan membuat vasokonstriksi pembuluh darah.
2) Oksitosin, merupakan peptida yang menginduksi kontraksi uterus
hamil dan merangsang produksi susu pada payudara setelah persalinan.
Hormon hipofise tidak mengendalikan hormon-hormon dari pankreas dan
paratiroid.
3. Hormon Seks
a. Testosteron : dihasilkan oleh sel Leydig testis, dan dalam jumlah kecil
oleh ovarium pada wanita.
b. Steroid anabolik : adalah derivat testosteron yang mempunyai efek
anabolik lebih dari pada efek androgenik.
c. Estrogen, berfungsi menginduksi sintesis protein spesifik, dihasilkan
oleh ovarium.
d. Progestrin hormon yang dihasilkan oleh ovarium, berfungsi untuk
menginduksi sintesis protein spesifik.
4. Hormon Adrenal
a. Glukokorticoid
b. Mineralocorticoid (aldosteron)

102
c. Androgen ( Dehidroepiandrosteron dan Androstenedion)
5. Hormon Thyroid
a. Triiodotironin (T3)
b. Tiroksin (T4)
6. Hormon Pankreas
Insulin
7. Paratiroid
Para thormon adalah hormon yang merespon kadar kalsium dalam darah
dengan menghambat eksresi kalsium dari ginjal sambil meningkatkan
eksresi fosfat, peningkatan reabsorpsi kalsium dari usus dan dari tulang
serta dilepas kedalam darah. Kerja parathormon ini akan dihambat oleh
kalsitonin.

Obat-obat hormonal
Obat
Penggunaan, khasiat, dan informasi
lain
Hormon Hipofisedepan
Somatropin hormon (Growth Pengganti GH, untuk Dwarfisme.
Hormon/GH)
somatren, somatropin Menekan GH dan prolaktin segingga
bromokriptin. juga menekan produksi asi
Tirotropin Untuk mendiagnosis penyebab
hipotiroidisme
Steroid metabolik Bekerja dengan meningkatkan
sintesis protein anabolik. Digunakan
pada pasien anemia refrakter,
penyakit kronis yang membuat
kurus, misalnya : kanker, luka bakar,
osteoporosis, infeksi berat.

103
Hidrokortison Dapat diberikan secara oral, IV, IM.
efek minerallokortikoid lemah,
digunakan untuk terapi pengganti
Prednison Efek glukokortikoidnya 4 kali lebih
kuat. Digunakan untuk terapi
pemeliharaan penderita asma.
Prednisolon Pemberian IV,IM,oral, efek
glukortikoidnya 5 kali lebih kuat,
efek mineralokortikoid lemah.
Digunakan untuk serangan asma
akut secara IV
Mitotan Digunakan terapi paliatif kanker.
Bekerja dengan menghancurkan
adrenal metastatik

104
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Penggolongan obat dalam neurologi terdiri atas obat-obat pada sistem
syaraf otonom, obat analgetik-antipiretik, obat antiinflamasi non steroid (non
steroid antiinflamasi drugs/NSAID), obat anti psikotik, anti ansietas, dan anti
depresi serta obat anestesi umum dan lokal.
Penggolongan obat dalam sistem neuromuskuler, yaitu obat
antiparkinson, obat miastenia gravis, obat-obat relaksan (pelemas otot) serta
obat anti konvulsi.
Penggolongan obat dalam saluran pernapasan, yaitu obat-obat batuk,
dekongestan, obat gangguan saluran nafas bawah akut kronik.
Penggolongan obat dalam sistem jantung, yaitu obat kelemahan
jantung, obat antiangia, dan miokard infark, obat hipertensi, obat vasodilatasi,
obat diuretika, obat antiaritmia.
Penggolongan obat dalam sistem gastrointestinal/cerna, yaitu obat
antiemetik, anti diare, antikonstipasi, laksansia, obat tukak lambung dan usus.
Penggolongan obat dalam sistem endokrin terdiri atas obat hormon
hipofise depan yaitu kortikotropin, hormon hipopise belakang (vasopresin),
testosteron dan derivatnya, steroid anabolik, obat estrogen dan progestin, obat
uterotonika, obat ralaksan uterus, obat-obat infertil, glukokortikoid derivat
kortison. Obat gangguan tiroid, meliputi obat untuk hormon paratiroid,
hormon pankreas.

3.2 Saran
Sebagai seorang perawat, selain memberikan asuhan keperawatan dengan
melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan pasien, penting bagi perawat juga
memahami ilmu farmasi dalam pemberian obat yang tepat agar dapat
memberikan tindakan pengobatan yang optimal untuk menunjang
kesembuhan pasien.

105
DAFTAR PUSTAKA

Ikatan sarjana farmasi Indonesia. 2004. Informasi spesialite obat Indonesia (ISO
Indonesia). Jakarta.

Moh. Anief. 2007. Yang perlu diketahu tentang obat. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Sutedjo, AY. 2008. Mengenal obat-obatan secara mudah & aplikasinya dalam
perawatan. Yogyakarta: Amara Books.

106

You might also like