Professional Documents
Culture Documents
“INFILTRASI”
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
KELOMPOK 8 :
NAMA : WINARTI
NIM : 3162131006
KELAS : C REGULER
DOSEN PENGAMPU :
DR. DWI WAHYUNI NURWIHASTUTI, S.SI.M.SC
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
“Infiltrasi” ini dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan-
kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun dalam susunan kalimat dan tata
bahasnya. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritikan atau saran dari pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah kami ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
1.4 Manfaat...................................................................................................... 2
3.2 Saran.......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
a. Untuk menjelaskan pengertian infiltrasi
b. Untuk menjelaskan proses terjadinya infiltrasi
c. Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi mempengaruhi laju infiltrasi
d. Untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi perhitungan infiltrasi
e. Untuk menjelaskan bagaimana pengukuran dan metode perhitungan debit infiltrasi
1.4 Manfaat
a. Dapat mengetahui tentang pengertian infiltrasi
b. Dapat mengetahui tentang proses terjadinya infiltrasi
c. Dapat mengetahui tentang faktor yang mempengaruhi laju infiltrasi
d. Dapat mengetahui faktor yang mempengaruhi perhitungan infiltrasi
e. Dapat mengetahui tentang bagaimana pengukuran dan metode perhitungan debit
infiltrasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Proses terjadinya infiltrasi
Ketika air hujan jatuh di atas permukaan tanah, tergantung pada kondisi biofisik
permukaan tanah, atas sebagian atau seluruh air hujan tersebut akan mengalir masuk ke
dalam tanah melalui pori-pori permukaan tanah permukaan tanah. Proses mengalirnya air
hujan kedalam tanah disebabkan oleh tarikan gaya gravitasi dan gaya kapiler tanah. Laju
air yang di pengaruhi oleh gaya gravitasi dibatasi oleh besarnya diameter pori-pori tanah.
Pada sisi yang lain, gaya kapiler bersifat mengalirkan air tersebut tegak lurus ke atas, ke
bawah, dan ke arah horizontal (lateral). Gaya kapiler tanah ini bekerja nyata pada tanah
dengan pori-pori yang relatif kecil. Pada tanah dengan pori-pori besar, gaya ini dapat
diabaikan pengaruhnya dan air mengalir ke tanah yang lebih dalam oleh pengaruh gaya
gravitasi. Infiltrasi yang terpengaruh oleh tegangan kapiler disebut infiltrasi terbuka dan
infiltrasi yang hanya dipengaruhi oleh gravitasi umumnya disebut infiltrasi tertutup.
4
Jumlah air tanah mempengaruhi kapasitas infiltrasi. Ketika air jatuh pada tanah
kering, permukaan atas dari tanah tersebut menjadi basah, sedang bagian bawahnya
relatif masih kering. Dengan demikian terdapat perbedaan yang besar dari gaya
kapiler antara permukaan atas tanah dan yang ada di bawahnya. Karena adanya
perbedaan tersebut, maka terjadi gaya kapiler yang bekerja sama dengan gaya berat,
sehingga air bergerak ke bawah (infiltrasi) dengan cepat. Dengan bertambahnya
waktu, permukaan bawah tanah menjadi basah, sehingga perbedaan daya kapiler
berkurang, sehingga infiltrasi berkurang. Selain itu, ketika tanah menjadi basah koloid
yang terdapat dalam tanah akan mengembang dan menutupi pori-pori tanah, sehingga
mengurangi kapasitas infiltrasi pada periode awal hujan.
c. Pemampatan oleh hujan
Ketika hujan jatuh di atas tanah, butir tanah mengalami pemadatan oleh butiran air
hujan. Pemadatan tersebut mengurangi pori-pori tanah yang berbutir halus (seperti
lempung), sehingga dapat mengurangi kapasitas infiltrasi. Untuk tanah pasir,
pengaruh tersebut sangat kecil.
d. Penyumbatan oleh butir halus
Ketika tanah sangat kering, permukaannya sering terdapat butiran halus. Ketika hujan
turun dan infiltrasi terjadi, butiran halus tersebut terbawa masuk ke dalam tanah, dan
mengisi pori-pori tanah, sehingga mengurangi kapasitas infiltrasi.
e. Tanaman penutup
Banyaknya tanaman yang menutupi permukaan tanah, seperti rumput atau hutan,
dapat menaikkan kapasitas infiltrasi tanah tersebut. Dengan adanya tanaman penutup,
air hujan tidak dapat memampatkan tanah, dan juga akan terbentuk lapisan humus
yang dapat menjadi sarang/tempat hidup serangga. Apabila terjadi hujan lapisan
humus mengembang dan lobang-lobang (sarang) yang dibuat serangga akan menjadi
sangat permeabel. Kapasitas infiltrasi bisa jauh lebih besar daripada tanah yang tanpa
penutup tanaman.
f. Topografi
Kondisi topografi juga mempengaruhi infiltrasi. Pada lahan dengan kemiringan besar,
aliran permukaan mempunyai kecepatan besar sehingga air kekurangan waktu
infiltrasi. Akibatnya sebagian besar air hujan menjadi aliran permukaan. Sebaliknya,
pada lahan yang datar air menggenang sehingga mempunyai waktu cukup banyak
untuk infiltrasi.
g. Intensitas hujan
Intensitas hujan juga berpengaruh terhadap kapasitas infiltrasi. Jika intensitas hujan I
lebih kecil dari kapasitas infiltrasi, maka laju infiltrasi aktual adalah sama dengan
5
intensitas hujan. Apabila intensitas hujan lebih besar dari kapasitas infiltrasi, maka
laju infiltrasi aktual sama dengan kapasitas infiltrasi.
Keterangan;
f : laju infiltrasi nyata (cm/h)
fc : laju infiltrasi tetap (cm/h)
fo : laju infiltrasi awal (cm/h)
k : konstanta geofisik
c. Model Holtan
Model Holtan pada dasarnya serupa dengan model Horton, akan tetapi pada model
ini, Holtan menambahkan faktor vegetasi dalam persamaan sehingga fungsi
matematiknya berubah menjadi fungsi power dan bukan fungsi eksponensial
seperti pada Model Horton. Fungsi matematik model Holtan disajikan sebagai
berikut:
Dengan Fp adalah infiltrasi potensial. a dan n adalah konstanta untuk
vegetasi tanah. Holtan berpendapat bahwa kapasitas infiltrasi berbanding lurus
dengan ruang pori yang tersedia. Model Holtan agak cocok dimasukkan untuk
model batas air dalam ilmu tata air karena dia menghubungkan laju infiltrasi (f)
dengan kelembaban tanah. Kekurangan dari model ini adalah spesifikasi
7
kedalaman permukaan air tanah bebas. Kedalaman mempengaruhi infiltrasi secara
signifikan.
d. Model Overton
Overton pada tahun 1964 merumuskan kembali model Holtan. Dia mencatat bahwa
ruang pori-pori yang tersedia pada awal terjadinya hujan tidaklah selalu terisi
seluruhnya sebelum kapasitas infiltrasi menjadi tetap. Jarak antar ruang pori-pori
yang terisi tergantung pada tumbuh-tumbuhan penutup tanah.
Jika terdapat data yang diteliti mengenai variasi intensitas curah hujan dan data yang
kontinu dari limpasan yang terjadi, maka kapasitas infiltrasi dapat diperoleh dengan
ketelitian cukup tinggi Bila curah hujan (alamiah atau buatan) pada petak percobaan
tersebut lebih besar dari pada kapasitas infiltrasi, maka kurva kapasitas infiltrasi akan
bervariasi sejalan dengan waktu . Infiltrasi juga dapat diukur dengan cara berikut :
a. Dengan infiltrometer
Infiltrometer dalam bentuk yang paling sederhana terdiri atas tabung baja yang
ditekankan kedalam tanah.Permukaan tanah di dalam tabung diisi air.Tinggi air
dalam tabung akan menurun, karena proses infiltrasi. Kemudian banyaknya air
yang ditambahkan untuk mempertahankan tinggi air dalam tabung tersebut harus
diukur. Makin kecil diameter tabung makin besar gangguan akibat aliran ke
samping di bawah tabung. Dengan cara ini infiltrasinya dapat dihitung dari
banyaknya air yang ditambahkan kedalam tabung sebelah dalam per satuan waktu
b. Dengan testplot
Pengukuran infiltrasi dengan infiltrometer hanya dapat dilakukan terhadap luasan
yang kecil saja, sehingga sukar untuk mengambil kesimpulan terhadap besarnya
infiltrasi bagi daerah yang lebih luas. Untuk mengatasi hal ini dipilih tanah datar
yang dikelilingi tanggul dan digenangi air. Daya infiltrasinya didapat dari
banyaknya air yang ditambahkan agar permukaannya konstan. Jadi testplot
sebenarnya adalah infiltrometer yang berskala besar.
c. Lysimeter
Lysimeter merupakan alat pengukur berupa tangki beton yang ditanam dalam tanah
diisi tanah dan tanaman yang sama dengan sekelilingnya, dilengkapi dengan
fasilitas drainage dan pemberian air. Dengan persamaan neraca air (waterbalance)
seperti berikut:
P+I=D+E±S
Keterangan :
I = pemberian (supply) air
8
D= air yang dikeluarkan
E= penguapan (evapotranspirasi)
S= tampungan air dalam tanah
Untuk mencapai tujuan ini lebih baik digunakan lysimeter timbang, dengan
lysimeter timbang besarnya infiltrasi dengan kondisi curah hujan yang sebenarnya
dapat dipelajari. Curah hujan harus diukur dengan alat pencatat hujan (recording rain
gauge) yang harus ditemptkan di dekat lysimeter tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Infiltrasi adalah proses meresapnya air atau proses meresapnya air dari permukaan
tanah melalui pori-pori tanah. Dari siklus hidrologi, jelas bahwa air hujan yang jatuh di
permukaan tanah sebagian akan meresap ke dalam tanah,sabagian akan mengisi cekungan
permukaan dan sisanya merupakan overlandflow. Sedangkan yang dimaksud dengan daya
infiltrasi (Fp) adalah laju infiltrasimaksimum yang dimungkinkan, ditentukan oleh
kondisi permukaan termasuk lapisan atas dari tanah. Besarnya daya infiltrasi dinyatakan
dalam mm/jam ataumm/hari. Laju infiltrasi (Fa) adalah laju infiltrasi yang sesungguhnya
terjadi yangdipengaruhi oleh intensitas hujan dan kapasitas infiltrasi
3.2 Saran
Didalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan, untuk itu penulis
membutuhkan kritik dan saran ynag membangun demi perbaikan tugas ini untuk
kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA
11