Professional Documents
Culture Documents
Sistem perkemihan
Disusun oleh :
Prodi S1 Keperawatan
Tahun Akademik
2017/2018
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT , yang mana atas
rahmatnya kami dapat penyelesaikan makalah tentang “Gagal Ginjal Kronik” ini.
Tugas ini kami buat untuk melengkapi tugas dalam mata kuliah Sistem
Perkemihan.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronis biasanya merupakan akbat terminal dekstruksi
jaringan dan kehilangan fungsi ginjal yang berlangsung berangsur-angsur.
Keadaan ini dapat pula terjadi karena penyakit progresif cepat disertai
awitan mendadak yang menghancurkan nefron dan menyebabkan
kerusakan ginjal yang irreversible.
Beberapa gejala baru timbul sesudah fungsi filtrasi glomerulus yang
tersisa kurang dari 25%. Parenkim normal kemudian memburuk secara
progresif dan gejala semakin berat ketika fungsi ginjal menurun. Sindrom
ini akan membawa kematian jika tidak ditangani dengan baik, namun
terapi rumatan dengan dialisi dan transplantasi ginjal dapat
mempertahankan kehidupan pasien.
Gagal ginjal kronik gejala yang muncul secara bertahap, biasanya
tidak menimbulkan gejala awal yang jelas, sehingga penurunan fungsi
ginjal tersebut sering dirasakan, tiba-tiba sudah pada tahap parah dan sulit
diobati.
Gagal hinjal kronik atau penyakit tahap akhir adalah penyimpangan
progresif, ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan tubuh untuk
mempertahankan keseimbangan metabolic, cairan dan elekrtolit
mengalami kegagalan, yang mengakibatkan uremia ( Alam Syamsir dan
Hadibroto iwan, 2007).
Menurut WHO, secara globall lebih dari 500 juta orang mengalami
penyakit gagal ginjal kronik (Ratnawati,2014).
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
prevelensi gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 0,2%. Prevalensi
kelompok umur ≥75 tahun dengan 0,6% lebih tinggi dari kelompok umur
lainnya. Prevelensi gagal ginjal kronik (GGK) di SulawesiUtara sebesar
0,4% dimana lebih tinggi dari prevalensi nasional. Berdasarkan data yang
1
2
dirilis PT. Askes pada tahun 2010 jumlah pasien gagal ginjal ialah 17.507
orang. Kemudian meningkat lagi sekitar lima ribu lebih pada tahun 2011
dengan jumlah pasti sebesar 23.261 pasien. Pada tahun 2012 terjadi
peningkatan yakni 24.141 pasien, bertambah hanya 880 orang. Menurut
Yayasan Peduli Ginjal (Yagudi), saat ini di Indonesia terdapat 40.000
penderita gagal ginjal kronik (GGK). Namun dari jumlah tersebut, hanya
sekitar 3.000 penderita yang biasa menikmati pelayanan cuci darah atau
hemodialisa. Sisanya, hanya bisa pasrah menjalani hidupnya, karena pada
dasarnya penderita gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa
tidak bisa sembuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan gagal ginjal
kronik?
2. Apa definisi dari gagal ginjal kronik?
3. Apa etiologi dari gagal ginjal kronik?
4. Apa saja tanda dan gejala gagal ginjal kronik ?
5. Apa manifestasi klinis dari gagal ginjal kronik?
6. Bagaimana patofisiologi dari gagal ginjal kronik?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada pasien gagal ginjal kronik?
8. Bagaimana pemeriksaan diagnostic pada pasien gagal ginjal kronik?
9. Apa komplikasi dari gagal ginjal kronik?
10. Bagaimana asuhan kepeawatan pada pasien gagal ginjal kronik?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan
gagal ginjal kronik
2. Untuk mengetahui definisi dari gagal ginjal kronik
3. Untuk mengetahui etiologi dari gagal ginjal kronik
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala gagal ginjal kronik
3
PEMBAHASAN
1.1 Anatomi dan Fisiologi
a. Ginjal
4
5
B. Medulla renalis
Merupakam bagian tengah ginjal, terdiri dari 8-18 piramida, bagian
apeks dari piramida adalah papilla, piramida terdiri dari Tubulus dan
Duktus kolektipus dari Nefron. Tubulus dalam piramida berperan dalam
Reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi. Urine berjalan dari medulla ke kaliks
minor, kaliks mayor dan renal pelvis. Dari renal pelvis urine ke ureter dan
masuk ke kandung kandung kemih.
C. Cortex renalis
Paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan area juxtamedullari
.mempunyai kapiler-kapiler menembus medulla melalui pyramid
membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus ginjal yang
mengalirkan urine ke kaliks minor.
1. Nefron
Adalah merupakan suatu unit fungsional yang dimana disetiap ginjal
memiliki 1 juta nefron.Setiap nefron terdiri dari kapsul bowman yang
mengitari rumabi kapiler glomerulus, ubulus kontrotus, lengkung henle,
dan tubukulus kontrotus distal.
Bagian-bagian Nefron dibagi menjadi :
a. Glomerulus
Bagian ini yang mengandung anyaman kapiler yang terletak di dalam
kapsul bowman dan menerima darah dari arteriola aferen dan meneruskan
darah ke system vena melalui arteriol aferen.Glomerulus berdiameter
200mm, di bentuk oleh invagiansi suatu anyaman kapiler yang menempati
kapsula bowman dimana cairan di filtrasikan.
6
b. Tubulus
Filtrasi glomerulus yang memasuki tubulus nefron mengalir melalui :
1) Tubulus proksimal
2) Lengkung Henle
Bentuknya lurus dan tebal diteruskan ke segmen tipis selanjutnya
ke segmen tebal, panjangnya 12 mm, total panjangnya ansa henle 2-14
mm. Klorida secara aktif diserap kembali pada cabang asendens gelung
Henle dan natrium bergerak secara pasif untuk mempertahankan
kenetralan listrik.
3) Tubulus distalis
Bagian ini adalah bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan letak
jauh dari kapsula Bowman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari masing-
masing nefron bermuara ke duktus koligentis yang panjangnya 20 mm.
1.2 Definisi
Gagal ginjal merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif
dan lambat pada setiap nefron (biasanya berlangsung beberapa tahun dan
tidak reversible) (nanda dan nicnoc, 2015)
Gagal ginjal kronis merupakan dekstruksi struktur ginjal yang
progresif dan terus menerus. Gagal ginjal kronis dapat timbul dari hampir
semua penyakit. Gagal ginjal kronis akan terjadi perburukan fungsi ginjal
secara progresif yang ditandai dengan penurunan GFR yang progresif.
(corwin, 2009)
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD)
merupakan gangguan fungsi renal dan progresif dan irreversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit menyebabkan uremia (retensi urea dan
sampah nitrogen lain
dalam darah) (KMB Vol 2, 2002)
Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan
fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu
melakukan fungsinya dengan baik (Cahyaningsih, 2009). Gangguan fungsi
ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism
dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga menyebabkan retensi
urea dan sampah nitrogen lain dalam darah. Kerusakan ginjal ini
mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh yang
menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan lemas
sehingga kualitas hidup pasien menurun (Bruner& Suddarth,2001).
12
1.3 Etiologi
a. Obat-obatan
b. Dehidrasi
c. Immobilisasi
d. Batu ginjal
e. Diabetes Miletus type II
f. Hipertensi
g. Penyakit glomerulus yang kronis (glomerulonefritis)
h. Infeksi kronis seperti pielonefritis kronis dan TBC
i. Anomaly congenital (penyakit polkistik ginjal)
j. BPH
k. Penyakit kolagen SLE
l. Nefrolitiasis
1.4 Patofisiologi
Cronic kidney
disense
Penumpakan urin
GFR ↓
Nyeri akut
15
1.5 Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi ginjal
dan homeostatis selama mungkin. Seluruh factor yang berperan pada gagal
ginjal tahap akhir da factor yang dapat dipulihkan.
5. EKG
6. Nilai BUN serum, kreatinin dan GFR tidak normal
7. Radiograf atau ultrasound akan memperlihatkan ginjal yang kecil dan
atrofi.
8. pH plasma rendah
1.7 Komplikasi
1. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem
rennin-angiotensin-aldosteron
2. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel
darah merah dan kehilangan darah selama hemodialisis
3. Payah jantung akibat terjadi hipertrofi ventrikel kiri akibat preload
meningkat dan beban jantung ikut meningkat
4. Penyakit tulang serta klasifikasi metastik akibat retensi fosfat, kadar
kalsium serum yang rendah, metabolisme vit D abnormal, dan
peningkatan kadar aluminium
5. Edema karena penumpukan cairan diseluruh tubuh akibat retensi urine
6. Gangguan pembekuan darah akibat menurunnya produksi vitamin D
yang tidak mengaktifkan 1,25 dihidroksikolekalsiferol yang
mengakibatkan terjadinya reabsorbsi kalsium
Kasus
Tn. G (46 tahun) dirawat di Ruang Bedah Umum sejak 1 minggu yang lalu dan
sempat dilakukan hemodialisis 1x dan ditransfusi PRC 4. Hasil pemeriksaan lab
sebelum hemodialisis ; Hb 8 gr%, ureum 189, kreatinin 7,6. Hasil pemeriksaan
urine ; terdapat calsium posfat, hasil BNO IVP terdapat neprolithiasis kiri 2,5 x 3
cm dan kanan 6 x 7 cm. BP 160/100 mmHg, RR 24x/mnit, HR 98x/mnt, suhu
37⁰c.
Hasil lab post HD ; 10 gr%, ureum 67, kreatinin 2,7. Saat pengkajian, klien baru
datang dari OK post neprolitotomy e.c neprolithiasis on CKD. Narkose spinal.
Terpasang infus tramadol drip 2 ampul dalam NaCL 0,9% 20 gtt/mnt, terdapat
luka jahitan post neprolitotomy sekitar 7 cm tertutup wound dressing dan slang
neprostomy pada area costovertebra kanan dengan produksi cairan 300 cc warna
kuning jernih tidak berbau , terpasang folley kateter dengan produksi urine 200 cc
warna kuning keruh.
Klien dalam keadaan compos mentis dan tampak kesakitan pada are luka post
operasi sehingga tampak ketakutan bila bergerak, skala nyeri 6 (0-10). Saat ini
klien tidak boleh merubah pososi tidur atau bangun karena harus tidur terlentang
selama 24 jam post operasi. Klien sudah dianjurkan minum minimal 1500 cc/24
jam. TTV BP 150/100 mmHg, RR 22x/mnt, HR 98x/mnt, Suhu 36⁰C.
Riwayat pekerjaan klien yaitu supir truk yang secara rutin mengirim kertas dari
bandung ke surabaya seminggu 2 kali. Selama ini klien memang sering mengeluh
panas pada pinggang, mual, tidak nafsu makan, dan mengeluh mudah lelah, tetapi
klien selalu mengatasinya dengan cara minum obat warung. Hal ini sudah
dirasakan kurang lebih 5 bulan terakhir, tetapi kemudian 1 minggu yang lalu klien
merasa sangat kesakitan dan merasa panas pada daerah pinggang hingga keluar
keringat dingin banyak sekali dan muntah-muntah saat pulang dari surabaya. Di
pinggang kanan teraba bengkak. Klein dibawa ke puskesmas dan sempat disuntik
obat pereda sakit per inrtamuskular kemudian dirujuk ke rumah sakit. Klien tidak
memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.
18
I. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS
1) Identitas pasien
Nama : Tn.G
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Status Marital : menikah
Pendidikan :-
Pekerjaan : sopir truk
Agama :-
Suku Bangsa : Indonesia
Tanggal Masuk RS :-
Tanggal Pengkajian :-
No Medrek :-
Diagnose Medis : CKD
Alamat :-
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama :-
Umur :-
Jenis Kelamin :-
Pekerjaan :-
Alamat :-
Hubungan dengan klien :-
b. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri dibagian pinggang , nyeri yang dirasakan terasa
panas.
tidak berbau , terpasang folley kateter dengan produksi urine 200 cc warna
kuning keruh.
Klien dalam keadaan compos mentis dan tampak kesakitan pada are luka
post operasi sehingga tampak ketakutan bila bergerak, skala nyeri 6 (0-10).
Saat ini klien tidak boleh merubah pososi tidur atau bangun karena harus
tidur terlentang selama 24 jam post operasi. Klien sudah dianjurkan
minum minimal 1500 cc/24 jam. TTV BP 150/100 mmHg, RR 22x/mnt,
HR 98x/mnt, Suhu 36⁰C.
c. PEMERIKSAAN FISIK
General survey
Compos mentis
T : 150/100 mmHg
N : 22 x/mnt
S : 36°C
Pemeriksaan antropometri
BB :-
TB :-
BMI :-
LLA :-
20
1. System pernafasan
RR : 22x/menit
2. System kardiovaskuler
a. Tekanan Darah ; 150/100 mmHg
b, Nadi : 98x/menit
3. System pencernaan
Mual (+) tidak nafsu makan, muntan (+),
4. System integument
Luka hajit (+)
5. System perkemihan
Urin berwarna kuning keruh
6. System indera
a) Pengelihatan
tidak terkaji
b) Pendengaran
tidak terkaji
c) Penciuman
tidak terkaji
d) Pengecapan
tidak terkaji
7. System persyarafan
-
Nervus V
-
Nervus VII
-
Nervus VIII
-
Nervus IX dan X
-
Nervus XI
-
Nervus XII
-
8. System endokrin
9. System musculoskeletal
a) Ekstremitas atas
-
b) Ekstremitas bawah
-
22
E. Riwayat ADL
d. Data Psikologis
1. Status emosi
Tidak terkaji
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
-
b. Harga diri
-
c. Peran diri
-
23
d. Identitas diri
-
e. Ideal diri
-
3. Pola koping
-
4. Gaya komunikasi
-
e. Data social
1. Pendidikan dan pekerjaan
-
2. Gaya hidup
-
3. Hubungan social
-
f. Data spiritual
1. Konsep ketuhanan
-
2. Ibadah praktik
-
3. Makna sehat sakit spiritual
-
4. Support spiritual
-
g. Data penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan :
Jenis Hasil Nilai Satuan Interprestasi
Pemeriksaan Normal
Hb 10 gr% 12-15 Gr/dl Rendah
Ureum 67 15-40 Mg/dl Tinggi
Kreatinin 2,7 0,6-1,2 Mg/dl Tinggi
2) Pemeriksaan lain
Tidak terkaji
24
h. Terapi
No Nama Obat Dosis Tujuan Manfaat
1 Tramadol 50-100 Untuk Meredakan
mg per 4- mengurangi nyeri sedang
6 jam rasa sakit hingga berat
i. Analisis Data
no Data Etiologi Masalah
1 Ds : pasien mengatakan Dilakukan Nyeri akut
nyeri dengan skala 6 (0- pembedahan op
10) nefrolitotomy
Do : Pasien tampak
kesakitan pada area Luka insisi
post op dan tampak
ketakutan bila bergerak
Terputusnya
kontinuitas jatingan
Merangsang
reseptor
Korteks serebri
Hypothalamus
Nyeri akut
Mual
Do:
Klien muntah-muntah
Klien terlihat mudah
lelah Tidak nafsu makan
Ketidak
seimbangan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
3 Ds :klien mengeluh Hilangnya fungsi Resiko infeksi
kesakitan diarea insisi kulit sebagai
Do : terdapat luka insisi protein
dan tampak kesakitan
Mikroorganisme
Tubuh
Resiko infeksi
P : intervensi diteruskan
dengan diberikan distraksi
dan pemberian obat
nutrisi kurang dari kebutuhan 1. Kaji nutisi pasien S : pasien mengatakan mual
2. Anjurkan pasien makan sedikit
tubuh bd perubahan nafsu makan muntah sudah berkurang,dan
tapi sering
3. Kolaborasikan dengan ahli gizi sudah mulai masuk makanan.
mengenai pemberian nutrisi O : klien tampak sudah tidak
yang sesuai untuk pasien lemas lagi.
A : nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d
perubahan nafsu makan,
sudah teratasi sebagian
dengan menganjurkan klien
makan sedikit tapi sering.
P : intervensi lanjutkan dan
kolaborasi dengan ahli gizi
pemberian nutrisi dilanjutkan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
29
DAFTAR PUSTAKA