You are on page 1of 9

METODELOGI PENELITIAN AKUNTANSI

“Teknik Probability Sampling & Non Probability Sampling”

Oleh:

Quita Amelia Budiana 1607531123

I Gede Teo Basudewa 1607531125

Ida Ayu Wayan Uttamagana 1607531138

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Uniersitas Udayana

2018
Secara umum sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang memiliki
karakteristik populasi dalam penelitian. Dalam sebuah penelitian baik itu skripsi,tesis maupun
desertasi keberadaan sempel penelitian dijadikan sebagaii sumber pengambilan data baik itu
secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling
untuk menentukansampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling pada
dasarnya di bedakan menjadi dua, yaitu probability sampling dan non probability sampling.
Probability sampling memberikan kesempatan yang sama pada setiap unsur untuk dipilih.
Menentukan ukuran sempel merupakan bagian dari teknik sampling, dimana jumlah anggota
sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili
populasi adalah sama dengan populasi. Pengambilan sampel harus tepat dan benar, karena hal
ini memiliki pengaruh yang besar dalam keberhasilan proses penelitian. Oleh karenanya,
dalam menentukan populasi dan sampel peneliti hendaklah mempehatikan hal- hal yang
memang berkaitan dengan populasi dan sampel sehingga didapatkan yang tepat

PROBABILITY / RANDOM SAMPLING

Terdapat beberapa alternatif cara pengambilan sampel. Menurut Kuncoro (2009:126),


secara umum desain sampel terdiri atas dua macam, yaitu desain probabilitas dan desain
nonprobabilitas.

Table perbedaan sampel Probabilitas dan Nonprobabilitas

Jenis Desain
Pertimbangan
Probabilitas Nonprobabilitas
Biaya Lebih Mahal Lebih Murah
Akurasi Lebih Tepat Kurang Tepat
Waktu Lebih Lama Lebih Cepat
Penerimaan Hasil Penerimaan Universal Penerimaan Masuk Akal
Kemampuan Generalisasi Baik Jelek

Para peneliti dan manajer perlu memberikan perhatian pada kelima jenis
pertimbangan ini karena menentukan biaya total dan kualitas hasil penelitian. Pertimbangan
memilih sampel probabilitas atau nonprobabilitas tergantung dari apakah masalah
keterwakilan sampel merupakan aspek penting yang dipertimbangkan atau tidak.

Sampel probabilitas mengandung arti bahwa setiap sampel yang dipilih berdasarkan
prosedur seleksi dan memiliki peluang yang sama untuk dipilih. Terdapat lima jenis desain
sampel probabilitas, yaitu: sampel random sederhana, sampel sistematis, sampel stratifikasi,
sampel kluster, dan sampel multitahap (Kuncoro,2009:127).

a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling)

Sampel random sederhana merupakan desain pemilihan sampel yang paling sederhana
dan mudah. Prinsip pemilihan sampel dalam desain ini adalah setiap elemen dalam populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih (Kuncoro,2009:127). Menurut Jogianto
(2013:95), pengambilan sampel secara random sederhana dilakukan dengan mengambil
secara langsung dari populasinya secara random. Untuk membuat banyak angka random
sederhana adalah sebagai berikut (Davis E Cosenza,1993:227-231):

1. Tentukan populasi penelitian dan dapatkan unit pemilihan sampel;


2. Tentukan besar sampel yang dikehendaki;
3. Ambil sampel secara acak dari unit pemilihan sampel;
4. Ulangi proses c sampai dengan jumlah sampel yang sama dengan besar sampel yang
dikehendaki.

Dalam hal ini, yang terpenting adalah prinsip bahwa seluruh elemen memperoleh
kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Beberapa kelebihan dan kelemahan
dari pemilihan random sederhana adalah sebagai berikut (Kuncoro,2009;127):

Kelebihan : (1) Prosedur pemilihan sampel sangat mudah; (2) Unit pemilihan sampel hanya
satu macam; (3) Kesalahan klasifikasi dapat dihindarkan; (4) Cukup dengan gambaran garis
besar dari populasi; (5) Merupakan desain sampel yang paling sederhana dan mudah.

Kelemahan : (1) Gambaran umuum populasi yang mungkin sudah diketahui peneliti tidak
dipergunakan seluruhnya; (2) Dengan mengguunakan jumlah sampel yang sama, tingkat
ketelitian dan kecermatan penelitian menjadi lebih rendah daripada pemilihan random
stratifikasi.

b. Sampel Sistematis (systematic Random Sampling)

Suatu periode yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan cara anggota pertama
saja yang diambil secara random, sisanya dipilih secara sistematis menurut pola tertentu.
Penarikan sampel sistematis dilakukan melalui tiga tahap:

 Mencek keadaan daftar populasi, harus dalam keadaan acak


 Menetapkan jarak interval yang akan digunakan atau menetapkan angka kelipatan
 Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan sampel.

c. Sampel Stratifikasi (stratified Random Sampling)

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat menggunakan metode penarikan
sampel secara strtatifikasi:

 Kriteria yang jelas yang akan digunakan sebagai dasar penentuan strata
(kelas/kelompok/lapisan).yang menjadi patokan adalah variabel yang akan diteliti.
 Informasi mengenai sifat populasi yang digunakan sebagai kriteria untuk
membuat strata. Misal: jenis kelamin, status sekolah dan lainnya.

Metode ini dinilai sebagai metode pemilihan sampel secara acak yang paling efisien
dan lebih relevan dengan maslaah atau pertanyaan penelitian diantara alternatif metode
pemilihan sampel probabilitas. Penarikan sampel ini didasarkan strata yang menakankan pada
homogenitas. Kelemahannya, jika perbedaan jumlah elemen antata strata yang satu dengn
strata yang lain cukup besar, secara proposional ada kemungkinan jumlah subyek pada strata
tertentu terlalu kecil dan pada strata yang lain terlalu besar.

d. Sampel Kluster (Cluster Sampling)

Pengambilan sampel secara kluster (cluster sampling) dilakukan dengan membagi


populasi menjadi beberapa grup bagian. Grup bagian ini disebut dengan cluster. Beberapa
cluster kemudian dipilih secara random. Item-item data yang berada di dalam cluster yang
terpilih merupakan sampelnya. Pengambilan kluster baik untuk sampel yang homogen antara
kluster - klusternya dan heterogen antara item-item di dalam klusternya " (Jogianto, 2013:
97). Alasan yang mendorong digunakannya sampel kluster adalah adanya kebutuhan efisiensi
ekonomis yang tidak bisa diperoleh peneliti jika menggunakan sampel random sederhana,
dan tidak tersedianya kerangka sampel untuk elemen tertentu. Kelemahan sebagian besar
sampel kluster adalah efisiensi statistik yang lebih rendah dibandingkan dengan sampel
random sederhana karena kIuster biasanya homogen. Walaupun demikian, efisiensi konomis
sampel kluster biasanya cukup besar untuk mengatasi kelemahan tersebut (Kunmro, 2009:
134).
Dalam menyusun desain sampel kluster yang di dalamnya termasuk sampel area
terlebih dahulu peneliti harus menjawab penanyaan-pertanyaan berikut (Cooper & Schindler,
2008: 393):

1. Seberapa besar tingkat homogenitas kluster yang ada?

2. Apakah kita akan memilih kluster yang sama atau berbeda?

3. Seberapa besar kluster yang akan diambil?

4. Apakah akan menggunakan single stage atau multistage ciustef?

5. Seberapa besar sampel yang dibutuhkan?

e. Sampel Daerah Multitahap (Multistage Area Sampling)

Multistage area sampling adalah prosedur pengambilan sampel yang melibatkan


pgenggunaan kombinasi teknik sampel probabilitas yang telah dibahas pada bagian terdahulu
(Kuncoro. 2009: 134). Double sampling atau sequentiell sampling atau multiphase sampling
merupakan metode sampling yang mengumpulkan sampel dengan dasar sampel yang ada dan
darli informasi yang diperoleh digunakan untuk mengambil sampel berikutnya . misalnya
data responden dapat dikumpulkan dari survey dan secara random dipilih beberapa untuk di-
interview lebih detail sesuai dengan kriteria tertentu (Jogianto, 2013: 97).

NON PROBABILITY/NON RANDOM SAMPLING

Sampel nonprobabilitas adaiah teknik pengambilan yang tidak memberi


peluang/kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipiiih menjadi sampel
(Sugiono, 2013;120). Hal senada juga dikemukakan oleh Uma Sekaran & Roger Bougie
(2010;276) yang menyebutkan "In nonprobability sampling designs, the elements in the
population do not have an y probabilities attached to their being chosen as sample subjects.
Maksud pernyataan tersebut, ialah dalam desain sampel nonprobabilitas, anggota di dalam
populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel daiam suatu
penelitian.

Kesempatan yang berbeda bagi setiap anggota populasi dalam sampel non
probabilitas ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu (Rahyuda,2004;51):

1. Tidak mungkinnya diperoleh daftar yang lengkap dari populasi.


2. Adanya kondisi yang tidak memungkinkan penelitian memilih anggota populasi
dengan cara memberikan kesempatan yang sama.

Sebelum membahas mengenai teknik teknik sampel nonprobabilitas ada baiknya kita
mengenal beberapa sifat populasi. Menurut Burhan (2005;123) ada beberapa sifat populasi,
yang kalau tidak terjadi tumpang-tindih satu dengan yang lainnya, maka terlihat sifat-sifat
sebagai berikut:

1. Populasi Berstrata

Sifat populasi semacam ini adalah terdiri atas unit-unit yang sifatnya berstrata
(berlapis). Unit populasi adalah golongan-golongan, kelompok-kelompok dan sebagainya
yang memiliki sifat bertingkat atau berlapis yang jelas. Misalnya, Suatu penelitian yang
berpopulasi pedagang di kota Surabaya. Pedagang-pedagang tersebut dapat dibagi menjadi:
pedagang keciI, pedagang menengah, dan pedagang besar.

2. Populasi area

Slfat populasi area adalah mudah ditentukan, asalkan penelitian mengetahui batas-
batas area tersebut. Kalau penelitian menggunakan pembatasan suatu area dilihat dari
pembatasan sistem pemerintahan, maka unit populasi adalah desa,kecamatan, kabupaten dan
seterusnya.

3. Populasi Cluster

Populasi ini menunjukkan unit-unit yang berumpun atau berkelompok, tanpa ada pada
tingkatan masing-masing. Kelompok atau rumpun yang ada, Kalau populasinya adalah umat
beragama, maka ada umat: Kristen, Protestan, Hindu, Buddha dan Islam. Kalau populasi
adalah penduduk berdasarkan etnis, maka ada penduduk: Jawa, Ambon, Batak, Sunda,
,Kalimantan lrian, Sulawesi, Tionghoa,dan sebagainya.

4. Populasi dengan Beraneka sifat

Mungkin peneliti sedikit harus menguras pikirannya, kalau dia menghadapi penelitian
dengan populasi yang beraneka sifat. Karna saat di teliti terhadap keanekaragaman populasi
sekilas seperti jenis populasi tertentu tetapi saat diamati lebih jauh lagi ternyata merupakan
rumpun-rumpun tertentu.
Pengambilan sampel secara nonprobabilitas memiliki banyak teknik yang sering
digunakan dalam penelitian. Menurut Babbie (2013;199) ada empat teknik sampling
nonprobabilitas yang umum digunakan,yaitu :

a. Reliance On Available Subjects (Insidental)

Reliance On Variable Subjects ini sering disebut sebagai penarikan sampel secara
kebetulan (insidental). Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan / insidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel. Cara ini menyebutkan bahwa peneliti dapat memilih orang-orang
terdekat yang bisa dijumpai atau memilih responden yang pertama kali dapat dijumpai dan
dapat digunakan sebagai sampel. Teknik ini dapat dikatakan sebagai salah satu teknik yang
beresiko terutama untuk penelitian yang bersifat sosial. Karena teknik ini tidak dapat
menjamin apakah sampel yang diambil tersebut representatif atau tidak.

Penelitian yang biasanya menggunakan teknik sampling ini adalah penelitian yang
populasinya adalah individu-individu yang sukar ditemui dengan alasan sibuk, tidak mau
diganggu, tidak bersedia menjadi responden, atau alasan lainnya.

b. Purposive Sampling

Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.


Teknik sampling ini digunakan pada penelitian-penelitian yang lebih mengutamakan tujuan
penelitian daripada sifat populasi dalam menentukan sampel penelitian. Teknik ini paling
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif yang tidak melakukan generalisasi. Misalnya
penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan atau ahli gizi dan penelitain tentang kondisi politik di suatu daerah maka sampel
sumber datanya adalah orang yang ahli politik.

c. Snowball Sampling

Snowball Sampling yaitu sebuah prosedur pengambilan sampel dimana responden


pertama dipilih dengan metode probabilitas, dan kemudian responden selanjutnya diperoleh
dari informasi yang diberikan oleh responden pertama. Artinya apabila seorang peneliti
merasa belum lengkap dengan data yang diberikan oleh orang pertama, maka peneliti
mencari orang kedua atau orang lain yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data
dari yang diberikan oleh orang pertama sebelumnya dengan cara mencari reponden ketiga
dan seterusnya melalui rekomendasi dua sampel pertama.

B C

D G H I
E F

J M N O
K L

d. Quota Sampling

Quota sampling adalah jenis kedua dari purposive sampling. Metode ini digunakan
untuk memastikan bahwa subgrup dalam populasi telah terwakili dengan berbagai
karakteristik sampel sampai batas tertentu seperti yang dikehendaki oleh peneliti. Teknik ini
juga digunakan ketika peneliti tidak dapat mengetahui jumlah rinci dari tiap strata
populasinya kemudian dalam penarikan sampel harus sesuai dengan kuota yang telah
ditentukan dan apabila ada subgrup dalam populasi metode ini akan memastikan bahwa
setiap subgrup sudah diwakilkan sesuai kuota yang telah ditentukan.

Teknik sampling ini memiliki sifat yang tidak jauh dari puposive sampling, yaitu
lebih mementingkan tujuan penelitian dalam menentukan sampling penelitian. Sampel
penelitian adalah unit populasi yang ditentukan terlebih dahulu, sehingga kuota sampling
digunakan hanya untuk menentukan unit populasi yang akan dijadikan sampel penelitian. Hal
yang perlu digaris bawahi disini adalah, semua unit populasi yang telah ditentukan sebagai
sampel penelitian, haruslah diinterview atau diberi kuisioner, dengan kata lain semua unit
populasi yang termasuk dalam quota haruslah dijadikan responden dalam penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Ketut Rahyuda. 2016. Metode Penelititan Bisnis. Denpasar :Udayana University Press.

Rahyuda, I Ketut. 2004. Metodologi Penelitian. Udayana : Denpasar.

You might also like