You are on page 1of 7

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah “Tugas Kedua Telekomunikasi
Dasar” .

Makalah ilmiah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua
itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

Magelang, 15 September 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan sistem telekomunikasi mengalami peningkatan yang cukup pesat. Seiring
perkembangan zaman sistem trnsmisi pun mengalami perkembangan. Sistem analog yang
mulanya diandalkan pada saat ini mulai ditinggalkan karena dinilai tidak efisien dan terlalu
memerlukan banyak alat. Media transmisi saat ini yang sedang populer adalah Fiber optik.
Teknologi ini tidak hanya digunakan dalam bidang telekomunikasi saja, melainkan banyak
bidang yang telah menggunakan teknologi ini. Secara umum, kegunaan media transmisi ini
adalah menjadi alat dalam berkomunikasi dari satu tempat ke tempat yang lain. Kelebihan dari
alat transmisi ini adalah mampu mentransmisikan data yang besar serta yang berkeceptan
tinggi. Salah satu yang paling penting dalam dunia telekomunikasi adalah menyediakan media
komunikasi dengan baik pelayanannya. Dengan sistem fiber optik maka dapat meminimalisir
rugi daya yang terjadi. Hal ini terpengaru dengan jarak maksimum yang diperbolehkan antara
transmiter satu dan yang lainnya.
Setiap sistem pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, namun sistem
fiber optik memiliki kekurangan yang minimal. Kekurangan pada fiber optik adalah keadaan
kotor pada bagian fibernya. Hal itu terjadi karena ada zat yang masuk kedalam fiber, mungkin
karena pembungkusnya sudah rusak ataupun pada saat pemasangan ada kotoran yang masuk.
Dengan adanya transmiter fiber optik ini diharapkan peningkatan kualitas telekomunikasi di
indonesia bisa lebih baik lagi, karena dengan memakai fiber optik sangat minimal sekali ada
kendala ataupun kerugian yang terjadi.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu fiber optik
2. Untuk mengetahui bagaimana fiber optik bekerja
3. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dari fiber optik
4. Menambah pengetahuan dan informasi bagi yang membacanya

C. Rumusan Masalah
1. Apa itu fiber optik?
2. Apa saja jenis kabel fiber optik?
3. Bagaiman jalur konfigurasi transmisi (pengiriman) data di fiber optik?
4. Apa saja keunggulan kabel fiber optik?
5. Apa saja kelemahan kabel fiber optic ?

D. Metode Penulisan
Metode Penelitian yang digunakan dalam penulisan jurnal ini adalah metode
literatur.Penulis mendapatkan bahan dari berbagai sumber literatur baik yang tertulis dari buku
maupun dari internet yang berkaitan dengan metode authentikasi pada teknologi fiber optik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengenalan Fiber Optik


Fiber Optik adalah saluran transmisi atau sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau
plastik yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Sumber cahaya yang
digunakan biasanya adalah dari sinar laser atau LED.

Fiber optik adalah bagian dari sistem komunikasi fiber optik. Ia bekerja dengan
dukungan alat-alat lainnya. Yang pertama yaitu pemancar. Pemancar menghasilkan sinyal yang
akan berjalan melalui kabel fiber optik. Regenerator optik dibutuhkan ketika sinyal cahaya
mengalami pelemahan karena berjalan pada jarak yang sangat jauh dan membutuhkan
penguatan kembali. Sebenarnya sinyal cahaya disalin ulang dan sinyal baru dengan
karakteristik yang sama dikirimkan kembali oleh regenerator. Pada ujung kabel serat optik
terdapat penerima optik. Ia menerima sinyal cahaya dan mengubahnya menjadi bentuk yang
dapat dibaca oleh alat kita.

Gambar 1. Potongan Kabel Optik

Fiber optik terdiri dari 100 atau lebih helaian gelas atau kaca yang panjang dan sangat tipis
dengan diameter mendekati tebal rambut manusia. fiber optik tersusun dalam satu kelompok
yang disebut kabel optik dan berguna untuk menyalurkan sinyal cahaya pada jarak yang jauh.
2.2 Prinsip kerja transmisi pada serat optik

Pada serat optik gelombang cahayalah yang bertugas membawa sinyal informasi.
Pertama tama microphone merubah sinyal suara menjadi sinyal listrik. Kemudian sinyal listrik
ini dibawa oleh gelombang pembawa cahaya melalui serat optik dari pengirim (transmitter)
menuju alat penerima (receiver) yang terletak pada ujung lainnya dari serat. Modulasi
gelombang cahaya ini dapat dilakukan dengan merubah sinyal listrik termodulasi menjadi
gelombang cahaya pada transmitter dan kemudian merubahnya kembali menjadi sinyal listrik
pada receiver. Pada receiver sinyal listrik dapat dirubah kembali menjadi gelombang suara.

Tugas untuk merubah sinyal listrik ke gelombang cahaya atau kebalikannya dapat
dilakukan oleh komponen elektronik yang dikenal dengan nama komponen optoelectronic pada
setiap ujung serat optik. Dalam perjalanannya dari transmitter menuju ke receiver akan terjadi
redaman cahaya di sepanjang kabel serat optik dan konektor-konektornya (sambungan). Karena
itu bila jarak ini terlalu jauh akan diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang bertugas untuk
memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman.
B. Jenis-jenis Fiber Optik
Adapun serat optic terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
1. Multimode Step Index
Pada jenis serat optik ini penjalaran cahaya dari satu ujung ke ujung lainnya terjadi
dengan melalui beberapa lintasan cahaya dengan panjang gelombang 850- 1300nm, karena itu
disebut multimode. Diameter inti (core) sesuai dengan rekomendasi dari CCITT G.651 sebesar
50 m m dan dilapisi oleh jaket selubung (cladding) dengan diameter 125 m m. Maka pada serat
optik step index (mempunyai index bias cahaya sama) sinar yang menjalar pada sumbu akan
sampai pada ujung lainnya dahulu (dispersi) Hal ini dapat terjadi karena lintasan yang melalui
poros lebih pendek dibandingkan sinar yang mengalami pemantulan pada dinding serat optik.
Sebagai hasilnya terjadi pelebaran pulsa atau dengan kata lain mengurangi lebar bidang
frekuensi. Berikut adalah gambar sederhana struktur serat optik :

Pada jenis multimode step index ini, diameter core lebih besar dari diameter cladding.
Dampak dari besarnya diameter core menyebakan rugi-rugi dispersi waktu transmitnya besar.
Penambahan prosentase bahan silica pada waktu pembuatan. Tidak terlalu berpengaruh dalam
menekan rugi-rugi dispersi waktu transmit.Multimode Step Index mempunyai karakteristik
sebagai berikut:

 Indeks bias core konstan


 Ukuran core besar (50mm) dan dilapisi cladding yang sangat tipis
 Penyambungan kabel lebih mudah karena memiliki core yang besar
 Sering terjadi dispersi.
 Hanya digunakan untuk jarak pendek dan transmisi data bit rate rendah.

2. Multimode Graded Index


Pada serat graded index, serat optik mempunyai index bias cahaya yang merupakan
fungsi dari jarak terhadap sumbu/poros serat optik. Dengan demikian cahaya yang menjalar
melalui beberapa lintasan pada akhirnya akan sampai pada ujung lainnya pada waktu yang
bersamaan.
Pada jenis serat optik multimode graded index ini. Core terdiri dari sejumlah lapisan
gelas yang memiliki indeks bias yang berbeda, indeks bias tertinggi terdapat pada pusat core
dan berangsur-angsur turun sampai ke batas core-cladding. Akibatnya dispersi waktu berbagai
mode cahaya yang merambat berkurang sehingga cahaya akan tiba pada waktu yang
bersamaaan. Multimode Graded Index mempunyai karakteristik sebagai berikut:
 Cahaya merambat karena difraksi yang terjadi pada core sehingga rambatan cahaya sejajar
dengan sumbu serat
 Dispersi minimum sehingga baik jika digunakan untuk jarak menengah
 Ukuran diameter core antara 30 µm – 60 µm. lebih kecil dari multimode step Index dan
dibuat dari bahan silica glass
 Harganya lebih mahal dari serat optik Multimode Step Index karena proses pembuatannya
lebih sulit.
3. Single mode Step Index
Serat optik single mode/monomode mempunyai diameter inti (core) yang sangat kecil 3 –
10 m m, sehingga hanya satu berkas cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm saja
yang dapat melaluinya. Oleh karena hanya satu berkas cahaya maka tidak ada pengaruh index
bias terhadap perjalanan cahaya atau pengaruh perbedaan waktu sampainya cahaya dari ujung
satu sampai ke ujung yang lainnya (tidak terjadi dispersi). Dengan demikian serat optik
singlemode memberi kelebihan kapasitas bandwidth dan jarak yang lebih tinggi, hingga
puluhan kilometer dengan skala bandwidth gigabit.
Pada jenis single mode step index. Baik core maupun claddingnya dibuat dari bahan silica
glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari cladding dibuat demikian agar rugi-rugi transmisi
berkurang akibat fading. Pada single mode step index ini. Index biasnya berubah secara
mendadak seperti pada multimode step index. Singlemode Step Index mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
 Serat optik Singlemode Step Index memiliki diameter core yang sangat kecil dibandingkan
ukuran claddingnya
 Ukuran diameter core antara 2 µm – 10µm
 Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan sumbu serat optic
 Memiliki redaman yang sangat kecil
 Memiliki bandwidth yang lebar
 Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi
 Dapat digunakan untuk transmisi jarak dekat, menengah dan jauh
Untuk jenis single mode ini ada beberapa spesifikasi yang umum digunakan. Yaitu G652,
G653, G665, G662.

C. Jalur konfigurasi transmisi (pengiriman) data


Dalam halini transmisi data dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1. Point to point
Dalam konfigurasi ini media peralatan saling terhubung antara satu peralatan dengan
peralatan lain tanpa terbagi. Konfigurasi ini biasanya digunakan pada beberapa peralatan
komputer seperti printer yang terhubung langsung ke PC.

2. Point to multipoint
Proses multipoint dimana satu alat / media dapat terhubung dengan lainya. Proses transmisi
data yang menggunakan konfigurasi ini seperti pada penyiaran televise, penyiaran radio dimana
satu pemancar dapat diakses atau terhubung dengan beberapa media.

D. Keunggulan transmisi serat optik

Sistem transmisi serat optik ini dibandingkan dengan teknologi transmisi yang lain mempunyai
beberapa kelebihan, antara lain:
1. Redaman transmisi yang kecil.
Sistem telekomunikasi serat optik mempunyai redaman transmisi per km relatif kecil
dibandingkan dengan transmisi lainnya, seperti kabel coaxial ataupun kabel PCM. Ini berarti
serat optik sangat sesuai untuk dipergunakan pada telekomunikasi jarak jauh, sebab hanya
membutuhkan repeater yang jumlahnya lebih sedikit.
2. Bidang frekuensi yang lebar
Secara teoritis serat optik dapat dipergunakan dengan kecepatan yang tinggi, hingga
mencapai beberapa Gigabit/detik. Dengan demikian sistem ini dapat dipergunakan untuk
membawa sinyal informasi dalam jumlah yang besar hanya dalam satu buah serat optik yang
halus.
3. Ukurannya kecil dan ringan
Dengan demikian sangat memudahkan pengangkutan pemasangan di lokasi. Misalnya
dapat dipasang dengan kabel lama, tanpa harus membuat lubang polongan yang baru.
4. Tidak ada interferensi
Hal ini disebabkan sistem transmisi serat optik mempergunakan sinar/cahaya laser sebagai
gelombang pembawanya. Sebagai akibatnya akan bebas dari cakap silang (cross talk) yang
sering terjadi pada kabel biasa. Atau dengan perkataan lain kualitas transmisi atau
telekomunikasi yang dihasilkan lebih baik dibandingkan transmisi dengan kabel. Dengan
tidak terjadinya interferensi akan memungkinkan kabel serat optik dipasang pada jaringan
tenaga listrik tegangan tinggi (high voltage) tanpa khawatir adanya gangguan yang
disebabkan oleh tegangan tinggi.
5. Kelebihan lain, antara lain
Adanya isolasi antara pengirim (transmitter) dan penerimanya (receiver), tidak ada ground
loop serta tidak akan terjadi hubungan api pada saat kontak atau terputusnya serat optik.
Dengan demikian sangat aman dipasang di tempat-tempat yang mudah terbakar. Seperti
pada industri minyak, kimia, dan sebagainya.

E. Kelemahan Transmisi serat optik

Setiap hal pasti memiliki kelemahan walaupun sangat kecil, termasuk fiber optik. Berikut
adalah kelemahan dari teknologi fiber optik.
1. Perawatan dan pemasangan sulit, jika terjadi kerusakan pada kabel fiber optik, maka
harus memanggil orang yang sudah berpengalaman dan sudah ahli pada bidang tersebut.
2. Harga relatif mahal jika dibandingkan dengan kabel jenis lainnya seperti UTP yang
memiliki harga yang terjangkau.
3. Kabel fiber optik tidak bisa diletakkan di belokan yang sangat tajam, ini dikarenakan
fiber optik menggunakan cahaya sebagai penghantar sinyal, jika kabel ditekuk maka
cahaya akan bocor dan akan mengalir ke tekukkan tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fiber optik memang sangat bisa diandalkan untuk jaman seperti sekarang ini. Karena
memiliki banyak kelebihan dan hanya sedikit kekurangan, penggunaan fiber optik
dalam bidang apapun sangat banyak. Kabel fiber optik dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu
single mode step index, multi mode step index dan multi mode gradde index, dimana
pada umumnya tipe multi mode biasanya dipakai untuk jarak yang dekat, smemntara
single mode untuk jarak yang cukup jauh. Fiber optik sendiri sangan besar seklai
kapasitas untuk transfer datanya. Fiber optik sanagt cocok sekali dengan keadaan
geografis di indonesia khususnya di jawa, karena daerahnya tidak terlalu banyak yang
curam. Walaupun cara instalasinya terbilang cukup rumit namun bukan menjadi
penghalang untuk menggunakan serat optik.

B. Saran
Dengan adanya kualitas telekomunikasi yang semakin maju, maka informasi apapun
lebih mudah untuk disampaikan dan mudah didapat sehingga Indonesia bisa menjadi
lebih maju.

C. Daftar Pustaka

1. Jim Hayes, Fiber Optics Technician’s Manual, 1994.


2. Joseph C. Palais, 2001, Fiber Optics Communications.
3. Gatot Santoso, 2008, Teknik Telekomunikasi, Akprind Press, Yogyakarta.
4. Subiyantoro, Seri Diktat Kuliah: Telekomunikasi dan Komputer, Penerbit Gunadarma,
Jakarta.

You might also like