You are on page 1of 20

USIA BUMI

1. PENGENALAN

Usia Bumi dianggarkan sebagai 4.5 billion tahun daripada meteorit yang diperolehi.

Selama 400 tahun terakhir sejumlah upaya dilakukan untuk secara ilmiah mengitung

umur Bumi berdasarkan tinggi muka laut dan waktu yang dibutuhkan Bumi serta

Matahari untuk mendingin sampai ke suhu saat ini.

Awal abad 20, para ilmuwan menyempurnakan proses pengukuran radiometrik.

Sebelumnya ilmuwan berpendapat bahwa isotop dari sejumlah unsur radioaktif

meluruh menjadi unsur-unsur lain pada tingkat yang mudah diprediksi.

Dengan mempelajari unsur-unsur yang ada, para ilmuwan bisa mengukur kuantiti awal

dan kemudian berapa lama unsur itu meluruh sehingga memungkinkan ilmuwan

menentukan umur batuan itu.

Batuan Bumi tertua yang ditemukan adalah Acasta Gneisses di Kanada dekat Danau

Great Slave. Batuan ini berumur 4,03 miliar tahun.

2. SKALA MASA GEOLOGI

Skala masa geologi atau skala waktu geologi digunakan oleh ahli geologi dan

cendekiawan lain untuk menjelaskan masa dan hubungan antara peristiwa yang terjadi

sepanjang sejarah Bumi. Jadual tempoh geologi yang ditampilkan di halaman ini

disesuaikan dengan masa dan tatanama yang diusulkan oleh International Commission

on Stratigraphy dan menggunakan piawai kod warna dari United States Geological

Survey.
Bukti-bukti dari peninggalan radiometri menunjukkan bahawa bumi berumur sekitar

4,570 juta tahun. Masa geologi bumi disusun menjadi beberapa unit menurut peristiwa

yang terjadi pada tiap tempoh. Setiap zaman pada skala masa biasanya ditanda dengan

peristiwa besar geologi atau paleontologi, seperti kemusnahan. Sebagai contoh, batas

antara zaman Kapur dan Paleogen ditakrifkan dengan peristiwa kehancuran dinosaur

dan pelbagai spesis laut. Tempoh yang lebih tua, yang tidak memiliki peninggalan fosil

yang dapat dianggarkan perkiraan usianya, ditakrifkan dengan usia mutlak.

Skala Masa Geologi


3. KAEDAH PENENTUAN USIA BUMI

Usia Bumi dapat ditentukan dengan pelbagai kaedah.Antara kaedah-kaedahnya adalah

seperti berikut:

i. Kaedah Teori Sedimen

ii. Kaedah Teori Kadar Garam

iii. Kaedah Teori Termal

iv. Kaedah Teori Radioaktif

i. KaedahTeori Sedimen

Pengukuran usia bumi didasarkan atas perhitungan tebalnya lapisan sedimeny ang

membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang

terbentuk tiap tahun dan membandingkannya Dengan tebal batuan segimen yang

terdapat di bumi sekarang ini maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak bumi"

Berdasarkan perhitungan semacam ini, diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun

yang lalu
Batuan Sedimen

ii. Teori Kadar Garam

Cara lainnya adalah dengan memperhitungkan kenaikan kadar garam di laut.

Diasumsikan bahwa mula-mula laut berair tawar. Oleh adanya sirkulasi, air membawa

larutan garam melalui sungai-sungai ke laut. Hal ini berlangsung terus menerus

sepanjang abad. Dengan mengetahui kenaikan kadar tiap tahu, lalu diperbandingkan

dengan kadar garam di laut saat ini yaitu kurang lebih 3% maka didapatkan hasil

perhitungan yang berkesimpulan bahwa bumi telah terbentuk 1000 juta tahun yang

lalu.
iii .Teori Termal

Teori lain yang melandasi perhitungannya dengan cara penurunan

temperatur bumi. Diasumsikan bahwa bumi mula-mula merupakan batuan yang

sangat panas yang lama-kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan

temperatur bumi yang sekarang, ahli fisika Inggris bernama Elfin

memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi batuan yang dingin seperti

sekarang ini dari batuan leleh yang sangat panas pada permulaan, membutuhkan

waktu 20.000 juta tahun.


4.Teori Radioaktif

Teori yang dianggap paling benar yang diikuti sekarang ini adalah yang berlandaskan

perhitungan waktu peluruhan zat-zat radioaktif.

Prinsip perhitungan berdasarkan :

1. Pengetahuan tentang waktu paroh dari unsur-unsur radioaktif. Waktu paroh

adalah waktu yang dibutuhkan dari zat radioaktif untuk meluruh atau berurai

sehingga massanya tinggal separohnya. Contoh : n gram Pb radioaktif à ½ n gram Pb

radioaktif + Pb tak radioaktif + zat lain. Reaksi ini membutuhkan waktu a tahun. Maka

waktu paroh Pb radioaktif itu = a tahun. Dalam bentuk grafik dapat digambarkan

sebagai berikut :
1. Dengan mengetahui perbandingan kadar zat radioaktif dengan zat hasil

peluruhnya dalam suatu batuan dapat dihitung unsur dari batuan tersebut.

Contoh: 1 gram U238 mempunyai waktu paroh 4,5 x 109 tahun, meluruh menjadi

0,5 gram U235 + 0,0674 gram helium dan 0,4326 gram Pb206.

Bila dalam suatu batuan terdapat perbandingan berat antara U238 dan Pb206

seperti contoh tersebut di atas, maka ini berarti bahwa batuan itu umurnya sama

dengan waktu paroh U238 yaitu 4,5 ribu juta tahun.

Cara lain juga didapat dari perbandingan antara Pb207 dengan Pb206. Hasil yang

didapat kira-kira sama, yaitu antara 4,5 sampai 5 ribu juta tahun. Atas perhitungan

seperti tersebut di atas didapatkan kesimpulan bahwa umur bumi berkisar 5 sampai

7 ribu juta tahun. Dari penelitian batuan meteorit yang datang dari angkasa luar ke

bumi juga dapat dihitung bahwa umur batuan tersebut adalah antara 9 sampai 10 ribu

juta tahun. Angka-angka tersebut di atas sampai sekarang menjadi pegangan

menetapkan umur dari tata surya kita.

4. BERKOMUNIKASI MENGENAI FOSIL

4.1 Pengertian Fosil

Apa Itu Fosil? Fosil dapat berumur semuda 10.000 tahun, atau setua 3,5 miliar tahun.

Fosil dapat sebesar Seismosaurus, atau sekecil amoeba. Fosil bisa berupa mamut beku

Siberia yang ditemukan lengkap dengan rambut, atau hanya berupa jejak. Fosil dapat

berisi material dari organisme aslinya, atau tidak sama sekali. Jadi apa itu fosil? Fosil

adalah sisa-sisa atau bukti kehidupan dari waktu geologi sebelumnya / purba. Pada

umumnya semua fosil memberi kita petunjuk tentang dunia lampau. Berkat fosil, kita

tahu bahwa berbagai bentuk kehidupan telah menduduki planet ini. Fosil menceritakan
kita bahwa kehidupan telah berkembang dari waktu ke waktu. Fosil telah

berkontribusi dalam penyusunan skala waktu geologi.

4.2 Jenis-jenis Fosil

Fosil Fosil tubuh / body fossils –

Ahli paleontologi mendefinisikan sebagai fosil-fosil yang terdiri dari sisa-sisa

material organisme aslinya, seperti; cangkang, tulang, dan gigi. Dimana tulang sebagai

bagian keras dan jaringan organik sebagai bagian lunak. Mereka juga mendefinisikan

hewan tanpa tulang sebagai organisme bertubuh lunak. Istilah-istilah ini adalah cara

yang berguna untuk membezakan tulang dan jaringan haiwan.

Fosil jejak / trace fossils –

ahli paleontologi mendefinisikan sebagai fosil-fosil yang dibentuk oleh aktivitas atau

perilaku organisme pada jaman dulu, seperti; jejak, jalur, liang, pengerekan, sarang,

dan koprolit (fosil kotoran). Setiap sisa-sisa organisme dan segala macam jalur atau

jejak, bahkan jika ahli paleontologi tidak dapat mengidentifikasinya sebagai tanaman

atau aktivitas hewan, akan memenuhi syarat sebagai fosil jika itu dibentuk oleh suatu

bentuk kehidupan dari waktu geologi sebelumnya. Pada umumnya fosil berumur sangat

tua, jutaan dan kadang-kadang lebih dari satu miliar tahun, namun secara teknis

setiap sisa-sisa atau bukti kehidupan yang berumur lebih dari sekitar 10.000 tahun

adalah fosil. Yang jauh lebih penting adalah bagaimana cara objek dipelajari. Tidak

peduli berapa umur sebuah objek, jika dipelajari dengan cara yang sama sebagai fosil

yang berumur tua, sebagai sesuatu yang berasal dari batuan, maka sering dianggap
sebagai fosil. Dengan demikian, dikarenakan jasad beku manusia es yang ditemukan

beberapa tahun lalu di Pegunungan Alpen dipelajari dengan metode biologi dan

antropologi, sebagian besar ahli paleontologi tidak akan menganggap manusia es

tersebut sebagai fosil. Di sisi lain, seorang ahli paleontologi tertarik menafsirkan

interaksi antara organisme dan lingkungan tempat tinggal mereka, mungkin dengan

mempelajari cangkang modern seolah-olah sebagai fosil, bahkan jika suatu organisme

mati hanya beberapa hari yang lalu. Subfossil adalah istilah yang kadang-kadang

digunakan untuk sisa-sisa organisme yang baru saja mati jika ingin dipelajari seolah-

olah sebagai fosil.

4.3 Mahluk Hidup / Organisme yang Terfosilkan

4.3.1 Fosil Invertebrata

Sejauh ini jumlah terbesar ahli paleontologi adalah mereka yang mempelajari fosil

invertebrata, fosil organisme yang tidak memiliki tulang belakang. Hal ini dikarenakan

jenis-jenis fosil invertebrata yang melimpah dan terawetkan dengan baik di berbagai

jenis batuan, berasal dari berbagai jenis organisme, kebanyakan hidup dalam rentang

waktu geologi yang panjang; dan karena jenis fosil ini sering terawetkan secara

keseluruhan (bukan sebagai fragmen).


4.3.2 Fosil Vertebrata

Fosil-fosil hewan bertulang belakang, seperti; ikan, amfibi, berbagai

kelompok reptil, burung, dan mamalia - adalah contoh dari fosil vertebrata.

Tulang dan gigi organisme jenis ini adalah bagian terkeras dari beberapa

bagian tubuh lainnya, dan dengan demikian bagian tersebut cenderung tahan

terhadap erosi, sehingga fosil vertebrata sering ditemukan hanya berupa

tulang-tulang dan gigi-gigi nya saja. Seorang ahli paleontologi vertebrata akan

mendapatkan informasi lebih banyak dari kerangka yang terawetkan

secara utuh dibandingkan dari tulang-belulang dan gigi-gigi yang terpisah.


4.3.3 Fosil Mikro

Ahli paleontologi menggunakan mikroskop untuk mempelajari segala macam

fosil, bahkan tulang-tulang dinosaurus raksasa yang mungkin berukuran

lebih dari beberapa meter dan memiliki berat puluhan kilogram. Sebuah

mikrofosil adalah salah satu yang dapat dipelajari dengan mikroskop karena

ukurannya yang sangat kecil. Mereka yang mempelajari fosil mikro disebut

micropaleontologists, dan banyak dari mereka bekerja untuk perusahaan

minyak karena fosil mikro berguna untuk menentukan usia batuan, dan

cenderung menjadi satu-satunya jenis fosil yang menjadi alasan ketika sumur

minyak dibor.

Bakteri yang terawetkan sebagai fosil jauh lebih banyak daripada yang

diharapkan, mungkin bakteri begitu berlimpah, keras dan karena mereka

dapat mengubah lingkungan mereka dengan cara yang signifikan. Studi

tentang interaksi bakteri dengan batuan disebut geobiologi - merupakan salah

satu bagian dari ilmu geologi yang sedang berkembang pesat saat ini.
4.3.4 Fosil Tanaman

Sebagian besar jenis tanaman tidak memiliki cangkang apapun seperti

yang dimiliki hewan, meskipun beberapa jenis rumput memiliki butiran opal kecil

yang kadang dapat merusak gigi hewan pemakan rumput. Kemungkinan tanaman

terfosilkan sangatlah tipis, tetapi jika berada pada kondisi yang tepat, sebuah

tanaman bisa terfosilkan. Ukuran batang pohon dan kelimpahan daun sangat

berkontribusi terhadap kelimpahan catatan fosil tanaman. Batang pohon yang

berukuran besar dapat memfosil sebelum membusuk; begitu pula halnya daun,

jika terakumulasi dalam jumlah banyak pada satu lingkungan, daun-daun

tersebut dapat mengubah lingkungan sehingga dapat meningkatkan

kemungkinan fosilisasi mereka.

Satu fakta yang mengejutkan adalah bahwa meskipun organisme vertebrata

dan tanaman saling ketergantungan dalam banyak hal, merupakan hal yang

sedikit tidak lazim jika menemukan kedua fosil vertebrata dan tanaman
terawetkan bersama dalam jenis batuan yang sama. Kondisi yang diperlukan

untuk fosilisasi keduanya cukup berbeda, oleh karena itu tidak mungkin

terjadi bersamaan. Meskipun kita tahu bahwa mereka umumnya tinggal

bersama, di tempat yang sama.

4.3.5 Palynomorphs

Bagian ini lebih fokus mempelajari apa pun yang berukuran kecil sebagai

spora atau butiran serbuk sari yang terawetkan pada batuan dalam jangka

waktu geologi yang lama, disebut Palynology. Fosil serbuk sari cukup melimpah

dan cukup resisten, ahli paleontologi membedakan fosil serbuk sari dari "fosil

tanaman" meskipun keduanya tentu saja merupakan satu bagian. Berbagai jenis

tanaman memiliki berbagai jenis spora dan serbuk sari yang dapat dibedakan

dengan mempelajarinya dibawah mikroskop. Fosil spora dan serbuk sari

memberikan banyak informasi tentang sejarah evolusi tanaman dan lingkungan

pengendapan.
4.4 Bagaimana Fosil Terbentuk?

Ahli paleontologi sering berhubungan dengan orang-orang yang menemukan

fosil dan ingin tahu lebih banyak tentang fosil. Salah satu pertanyaan pertama yang

mereka tanyakan adalah, "Has it been fossilized?" Ingat bahwa fosil adalah sisa-sisa

atau bukti kehidupan dari waktu geologi sebelumnya. Anything that keeps the remains

from being destroyed by geological processes is a type of fossilization.

Permineralisasi

Pada umumnya tulang memiliki pori dengan derajat yang beda-beda. Tulang yang

berpori adalah tulang manusia dan cangkang-cangkang dari berbagai jenis hewan

invertebrata. Ketika air tanah merembes masuk ke dalam fosil berpori, biasanya air

akan mengendapkan material mineral ke dalam pori-pori, proses ini disebut sebagai

permineralization. Material endapan dari proses ini dapat berkomposisi sama seperti

tulang yang ditempatinya, atau dapat sangat berbeda.

Petrifikasi

Secara harfiah, petrifikasi berarti pembatuan (beralih ke batu). Penggunaan kata ini

menyiratkan bahwa suatu zat yang membatu harus dimulai tanpa mineral yang keras.

Artinya, organisme yang terpetrifikasi adalah organisme yang bertubuh lunak.

Petrifikasi adalah proses dimana bagain lunak dari objek terubah dengan mineral,

contohnya mineral silika dalam bentuk mikrokristalin kuarsa, kalsit atau kadang-

kadang apatit - mineral kalsium fosfat dengan campuran beberapa elemen lain,

terutama fluorine. Contoh fosil yang mengalami petrifikasi adalah fosil kayu /

petrified wood - kayu yang membatu.


Rekristalisasi

Rekristalisasi adalah proses fosilisasi dimana satu jenis mineral mengkristal ke

berbagai jenis mineral lainnya. Contohnya pada cangkang yang tersusun dari mineral

aragonit, dalam proses fosilisasinya mineral tersebut akan merekristalisasikan

mineral kalsit. Kebanyakan keong, kerang, kelompok cumi, dan koral dari era

Mesozoikum dan Kenozoikum memiliki kerangka yang tersusun dari mineral aragonit.

Aragonit dan kalsit memiliki komposisi kimia yang sama (CaCO3), akan tetapi kalsit

memiliki struktur kristal yang stabil.

Casts dan Molds

Cast dan mold adalah bentuk tiga dimensi dari hasil pengawetan suatu organisme.

Proses fosilisasi ini dimulai ketika suatu cangkang/kerangka organisme terperangkap

dalam batuan sedimen. Sebagian besar dari kerangka ini terdiri dari zat-zat yang

mudah larut dalam air berkarbonasi. Pada umumnya proses fosilisasi ini terjadi pada

batuan yang berpori, contohnya batupasir. Sifat batuan yang berpori memudahkan air

berkarbonasi untuk melarutkan cangkang dan jaringan asli dari organisme. Cast adalah

bentuk cetakan bagian eksternal organisme, sedangkan mold adalah bentuk negative

imprint dari permukaan organisme.

Karbonisasi

Terkadang suatu jasad organisme terkubur dengan cepat sebelum membusuk. Suksesi

lapisan sedimen terendapkan dengan cepat di atasnya, membuat jasad organisme

terkubur lebih dalam. Kemudian, semua material yang mudah menguap terpanaskan

oleh panas bumi, dan menyisahkan carbon film. Fosil daun merupakan contoh terbaik

dari proses ini.


Mumi

Mumi Firaun Mesir yang terawetkan dalam piramida tidak dianggap sebagai fosil

biasanya, meskipun proses fosilisasinya sama dengan sisa-sisa organisme kuno lainnya.

Ahli paleontologi beranggapan bahwa mumi terbentuk karena proses pengeringan yang

cepat sebelum jasad mumi tersebut membusuk. Proses fosilisasi seperti ini jarang

ditemukan, dan hanya terjadi pada daerah dengan kondisi yang sangat kering (mis;

gurun atau goa). Mumi tidak bertahan lama, maka dari itu tidak ada mumi yang

berumur sangat tua. Perubahan iklim, goa yang runtuh, dan serangan bakteri dapat

menghancurkan mumi.

Frozen Mammoth

Pembekuan adalah jenis khusus dari proses mumifikasi. Lebih spektakuler lagi, fosil

yang dihasilkan dari pembekuan tidak mengalami pengeringan. Pada tahun 1900

beberapa orang berburu fosil gading dari taring mammoth di Siberia Utara, dan

mereka menemukan fosil mammoth yang tertanam dalam permafrost (lapisan es

abadi) di tepi sungai. Dalam beberapa tahun terakhir para ilmuwan melakukan projek

untuk menghasilkan mammonth hidup dengan cara mengumpulkan DNA mammoth beku

dan menggabungkannya dengan DNA gajah. Sejauh ini projek tersebut tidak

menghasilkan banyak kemajuan, para ahli masih optimis, projek ini masih dianggap

sesuatu yang menarik, yang suatu saat akan menghasilkan penemuan-penemuan baru.
Fosil Amber

Amber adalah fosil getah pohon. Beberapa jenis pohon, bila kulit atau batangnya

terkupas, pohon tersebut akan mengeluarkan cairan getah. Mekanisme tersebut yang

membuat serangga terperangkap dalam getah. Amber tertua adalah yang pernah

ditemukan di midcontinent Amerika Utara yang berumur sekitar 300 juta tahun.

Phosphatic fossilization Mineral yang kaya akan fosfat, terutama mineral kalsium

fosfat, terkadang menembus masuk ke ruang pori pada batuan, dan membentuk nodul

fosfat. Ketika hal tersebut terjadi, pengawetan bisa terjadi dengan sangat baik.

Serat otot ikan, larva invertebrata, dan bahkan semua individual bakteri bisa

terawetkan dengan proses ini.

5.Kepentingan Fosil kepada Perkembangan Sains Kini

Fosil (dari bahasa Latin fossus, "digali") ialah bangkai atau kesan tinggalan

haiwan, tumbuhan dan hidupan lain yang diawet sejak zaman purbakala. Keseluruhan

fosil baik yang ditemui mahupun sebaliknya, dan penemuannya dalam pembentukan

batu dan lapisan batuan enapan (strata) berfosil dikenali sebagai rekod fosil. Kajian

fosil merentas masa geologi, pembentukan fosil, dan hubungan evolusi antara tekson

(filogeni) merupakan antara fungsi-fungsi terpenting dalam ilmu sains paleontologi.

Perkembangan sains dan teknologi mendorong kepada kewujudan pelbagai jenis

sumber alternatif bagi membantu manusia. Sumber alternatif ini dapat membantu

dalam masalah negara yang berhadapan dengan kehabisan bahan fosil seperti

petroleum, arang batu,dan gas asli. Sungguhpun bahan fosil ini akan merumitkan

Negara serta kehidupan orang ramai sekiranya ia mengalami kehabisan ,sumber

alternatif akan dapat membantu. Antara sumber alternatif yang telah berjaya
dihasilkan ialah tenaga suria, tenaga biomas, tenaga nuklear, tenaga hidro elektrik,

tenaga ombak, dan tenaga angin.

Sumber alternatif yang berjaya dihasilkan oleh pakar penyelidik mempunyai banyak

kelebihan kepada kehiupan manusia. Antara kelebihan sumber alternatif kepada

negara dan kehidupan manusia ialah mengatasi krisis tenaga. Malaysia yang juga tidak

lari dalam masalah pada masa akan datang iaitu kehabisan bahan fosil. Sememangnya

bahan fosil ini membantu masyarakat dalam menjalankan kegiatan seharian. Bahan

fosil membantu kepada kenderaan, arang batu banyak digunakan dalam perindustrian

dan sebagainya. Dengan kewujudan sumber alternatif ini dapat mengurangkan

penggunaan bahan fosil yang semakin kepupusan. Oleh itu, bahan fosil ini akan dapat

diwarisi kepada generasi akan datang.

Selain itu, kewujudan sumber alternatif memberi kebaikan dari segi mutu kebersihan

alam sekitar. Hal ini kerana sumber alternatif ini tidak mencemarkan alam sekitar

berbanding dengan bahan fosil yang menjejaskan alam sekitar. Penggunaan bahan fosil

yang tidak terkawal dan sampai ke tahap maksimum akan memudaratkan alam sekitar.

Misalnya, tenaga hidroelektrik banyak digunakan dalam penjanaan tenaga elektrik.

Empangan hidroelektrik banyak membantu masyarakat untuk mendapatkan tenaga

elektrik yang mencukupi dan ia tidak melibatkan pencemaran alam sekitar sebalilnya

kegiatan pembersihan perlu dilakukan untuk penjanaan elektrik yang sempurna.

Sumber tenaga alternatif yang dapat dikitar semula juga dapat mengurangkan

bebanan ekonomi negara di mana terpaksa menggunakan modal yang besar untuk

mewujudkan sumber alternatif yang baru. Penjimatan penggunaan bahan yang tidak

boleh dikitar semula adalah langkah yang positif ke arah mengekalkan adanya bahan-

bahan penting itu. Contohnya bahan sisa buang biojisim yang boleh diproses untuk

menghasilkan gas metana ataupun tenaga elektrik.


Di samping itu, sumber alternatif juga boleh digunakan dalam perubatan. Apabila

pembangunan Negara dalam sains dan teknologi dikecapi, ramai pakar-pakar dalam

bidang penyelidikan dapat dilahirkan. Hasil daripada penyelidikan di dapati bahawa

tenaga nuklear mampu digunakan untuk tujuan perubatan. Tenaga nuklear yang

digunakan dalam perubatan misalnya untuk mengenal pasti penyakit yang berkaitan

dengan bakteria-bakteria halus dalam badan dan mengesan penyakit barah. Dengan

kejayaan ini,masyarakat akan dapat mengesan penyakit yang berbahaya pada tahap

awal. Hal ini juga akan mengurangkan pergantungan masyarakat untuk mendapatkan

rawatan di luar negara.

Kesimpulannya,sumber alternatif ini mempunyai banyak kebaikan daripada

keburukannya. Oleh itu, sumber alternatif ini perlu dijaga dan dipelopori oleh semua

pihak untuk memastikan sumber bahan fosil dapat dikekalkan daripada mengalami

kepupusan. Dengan itu, negara kita akan dipandang tinggi oleh masyarakat dunia

sekiranya Malaysia mempunyai pelbagai sumber tenaga alternatif yang diwujudkan.

You might also like