You are on page 1of 19

Dampak Informasi Hoaks Terhadap Mahasiswa

UPN Veteran Jawa Timur

18044010001 Ainas Shalim

18044010002 Wulan Anggit

18044010003 Ananda Putra Fiksis

18044010036 Muhammad Ashanul Hakam

18044010037 Febrizky Akbar

18044010038 Kevin Al-Afgani

Kementerian Riset dan Teknologi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Program Studi Hubungan Internasional

Tahun Ajaran 2018/2019


Daftar Isi
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas rahmat dan hidayat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah ini disusun guna mengetahui bagaimana dampak informasi hoaks terhadap
mahasiswa di lingkungan UPN Veteran Jawa Timur dan bagaimana cara menanggapinya.

Kami ucapkan terima kasih kepada dosen kami yaitu Bapak Dr. Jojok D, S.Sos, M.Si dan
Bapak Budi Prabowo, S.Sos, MM. serta semua pihak yang telah membantu penyusunan
makalah ini.

Kami memohon maaf apabila ada kesalahan kata ataupun ada kata kata yang kurang
berkenan. Besar harapan kami agar anda dapat memberikan kritik dan saran yang
membangun agar kedepannya kami dapat memperbaiki kekurangan kami. Dan semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca maupun penulis.

Surabaya, 18 September 2018

Penyusun
1
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Hingga saat ini manusia menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) akibat dari globalisasi di seluruh dunia. IPTEK dalam kehidupan sehari-hari
memiliki cakupan yang luas. Melalui pendefinisian Ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
dirincikan dari definsi ilmu, pengetahuan, dan teknologi. Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut
metode yang ilmiah yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan menerangkan kondisi
tertentu. Lalu Pengetahuan memiliki arti segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu
yang berkaitan dengan mata pelajaran. Selanjutnya adalah teknologi, teknologi menurut Read
Bain, mengatakan bahwa teknologi ini pada dasarnya mencakup semua alat, mesin, peralatan,
perlengkapan, senjata, perumahan, pakaian, transportasi dan komunikasi perangkat, dan juga
keterampilan, yang akan memungkinkan kita sebagai manusia bisa memproduksinya. Jadi
antara ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki hubungan yang tidak jauh dan saling
berkaitan.

Dalam bahasan kali ini penulis memperhatikan bahwa teknologi telah merubah
banyak hal di bidang ilmu pengetahuan ataupun kegiatan di kehidupan sehari-hari. Teknologi
saat ini telah berkembang pesat dan semakin canggih hingga dapat memudahkan aktivitas
manusia. Sebagai contoh nyata perkembangan teknologi saat ini adalah gawai serta internet
yang telah tersedia mulai dari pelosok hingga perkotaan. Internet merupakan jaringan
komunikasi global yang terbuka dengan menghubungkan jutaan hingga milyaran perangkat di
seluruh dunia.

Internet tidak pernah lepas dari para remaja, meskipun tidak sedikit pula orang-orang
dewasa yang juga memanfaatkannya. Pengguna internet pun memiliki motif dan tujuan yang
bermacam-macam, contohnya adalah untuk tujuan hiburan, pendidikan, ataupun komersil.
Terkadang pengguna internet juga melakukan tujuan yang buruk, seperti tindakan penipuan,
peretasan, dan lain sebagainya. Hal ini yang sulit ditangani oleh pihak-pihak yang berwenang
karena internet memiliki sifat yang bebas dan luas. Sehingga internet menuntut penggunanya
sendiri untuk dapat menyaring informasi-informasi yang tidak bermanfaat. Namun masih
sedikit dari masyarakat yang sadar akan pentingnya menyaring informasi. Di kalangan
mahasiswa juga sangat rentan pengaksesan berita-berita yang tidak valid atau belum
diketahui kebenarannya.

Maka dari itu pada makalah penilitian ini penulis ingin mengetahui lebih dalam
tentang dampak-dampak apa saja yang telah diakibatkan oleh penyebaran berita atau
informasi palsu atau hoaks.

1
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis jabarkan, didapatkan beberapa rumusan
masalah, yaitu :

1. Faktor apa saja yang membuat para mahasiswa masih mempercayai oleh informasi-
informasi palsu
2. Apa saja dampak dari informasi hoaks terhadap mahasiswa UPN Veteran Jawa
Timur?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah diatas, makalah ini bertujuan untuk :

1. Untuk memahami penyebab mahasiswa mempercayai informasi hoaks


2. Untuk mengetahui dampak-dampak yang disebabkan oleh penyebaran informasi palsu
atau hoaks
Bab II

Tinjauan Pustaka

A. Ada beberapa definisi informasi menurut para ahli, yaitu:

1. Abdul Kadir (2002:31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi


sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan
pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.
2. Ashar Susanto (2004:46) di dalam bukunya dalam Sistem Informasi
Akuntansi, menyatakan bahwa informasi adalah hasil pengolahan data yang
memberikan arti dan manfaat.
3. Burch dan Strater menyatakan bahwa informasi adalah pengumpulan atau
pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.
4. George R. Terry berpendapat bahwa informasi adalah data yang penting yang
memberikan pengetahuan yang berguna.
5. Menurut Tata Sutabri, informasi adalah data yang telah diklarifikasikan atau
diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan
keputusan.

Jadi kesimpulannya, informasi adalah data yang telah diproses


sedemikian rupa yang memberikan manfaat berupa pengetahuan yang berguna
bagi orang yang membaca informasi tersebut.

B. Informasi hoaks

Informasi hoaks merupakan sebuah berita atau informasi palsu yang


disebarluaskan oleh pihak tidak bertanggung jawab baik secara langsung maupun
melalui media sosial. Pada hakikatnya berita hoaks dapat tersebar dalam waktu
yang singkat karena pada zaman ini berita hoaks banyak tersebar melalui media
sosial. Beberapa dampak dari berita hoaks yaitu kebencian dan perpecahan, karena
berita hoaks seringkali berisikan informasi yang menjatuhkan pihak tertentu demi
keuntungan sepihak. Selain itu berita hoaks juga membuat sebuah fakta sulit
dipercaya karena masyarakat perlu berhati-hati dalam memilah suatu informasi.

C. Peranan Mahasiswa

Mahasiswa juga sangat berperan penting sebagai agen perubahan (Agent of


change) karen sikap kritisnya yang akan sangat berguna dimasa yang akan
datang. Mahasiswa dalam menerima atau memberikan sebuah informasi haruslah
yang valid dan terbukti kebenarannya karena akan sangat berpengaruh bagi
masyarakat dan mahasiswa harus menyikapi sebuah berita yang didapatnya
dengan bijaksana.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian adalah penentuan metode yang sering pula disebut dengan strategi
pemecahan masalah, karena pada tahap ini memberikan gambaran bagaimana suatu masalah
dalam penelitian yang ada dipecahkan atau ditemukan jawabannya dalam memilih metode
yang tepat dalam memilih metode yang tepat dalam penelitian tergantung dari maksud dan
tujuan penelitian.

Metode kualitatif yang diangkat dalam penelitian kali ini adalah sebuah prosedur yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati. (Bodgan, 2006)

Jadi penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggunakan metode kualitatif,
yang mana maksud dari penelitian ini adalah memperoleh hasil dan gambaran dari Dampak
Penyebaran Berita Hoax di Universitas Pembangunan Negeri Veteran Jawa Timur.

3.2 Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian kualitatif bertumpu pada fokus. Masalah adalah suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
menimbulkan tanda tanya dalam sendirinya. Dalam kata lain fokus penelitian dijadikan jalan
untuk memantau jalannya penelitian yang bertujuan untuk membatasi penelitian sehingga
tidak terjebak pada bidang yang sangat umum.

Adapun aspek yang menjadi fokus penelitian ini adalah Dampak Informasi Hoaks
bagi Mahasiswa Universitas Pembangunan Veteran Jawa Timur dalam melakukan penelitian
yang terdiri atas :

1. Mengadakan sesi diskusi kelompok untuk perumusan masalah yang akan diangkat
sebagai topik
2. Peran mahasiswa Hubungan Intenasioal dengan sasaran kajian dampak berita hoaks
dengan melakukan penelitian yang diharapkan mempunyai manfaat untuk
masyarakat.

3.3 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan
realitas dari keadaan obyek yang diteliti guna memperoleh data. Agar data yang diperoleh
akurat dan mendekati kebenaran yang sesuai dengan fokus penelitian. Dengan ini kita
memilih lokasi penelitian di Universitas Pembangunan Negeri Verteran Jawa Timur, Jalan
Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Gn. Anyar, Kota SBY, Jawa Timur 60294.

3.4 Sumber Data

Sumber data merupakan tempat peneliti dapat menemukan data dan informasi yang
diperlukan berkenaan dengan penelitian ini yang diperoleh melalui informan, peristiwa, dan
dokumentasi. Sesuai dengan fokus penelitian yang menjadi batasan dalam penelitian ini,
maka sumber datanya adalah :

1. Informan, dipilih secara acak yang atas subjek yang menguasai permasalahan,
memiliki data dan bersedia untuk memberikan data yang benar dan relevan dengan
fokus kajian. Adapun informan yang bersedia adalah :

a. Nama : Rina Jum’ati


Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2018
b. Nama : Christina Nathania
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2018
c. Nama : Ajeng Winda Rosianti
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2018
d. Nama : Achmad Habib
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2018
e. Nama : Delvia
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2017
f. Nama : M.W Prakasa
Jurusan : Hubungan Internasional
Angkatan : 2017
g. Nama : Frizie Febriani
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Angkatan : 2018
h. Nama : Abdhi Gusti
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Angkatan : 2018
i. Nama : Moch. Sugiharto
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Angkatan : 2018
3.5 Jenis Data

Dalam penelitian yang dilakukan untuk memperoleh jawaban dalam permasalahan,


dapat digunakan jenis data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari responden
atau narasumber. Data primer untuk penelitian didapat dari hasil wawancara beberapa
Mahasiswa Universitas Negeri Pembangunan Veteran Jawa Timur.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian terdapat teknik yang digunakan untuk menulis penelitian dengan
benar. Yaitu sebagai berikut :

1. Observasi
Mendatanghi objek pengamatan secara langsung dengan objek yang diteliti dan
mencatat data dari objek yang diteliti.

2. Wawancara
Jika peneliti ingin melakukan pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang
akan diteliti maka peneliti tersebut harus melakukan wawancara. Wawancara ini
dilakukan kepada mahasiswa UPNV JATIM.

3. Dokumentasi
Metode pengumpulan data dilakukan secara pencatatan sistematis terhadap data,
arsip, laporan dan dokumen yang berkaitan dengan kajian yang diteliti dan berfungsi
untuk mendapatkan informasi dari instansi yang menjadi objek penelitian.

3.7 Analisis Data

Pada penelitaian kualitatif analisa data dilakuan sejak penelitian dimulai dan proses
penelitian berlangsung. Terdapat pula tahap-tahap anlisis data yaitu sebagai berikut :

1. Pengumpulan data

Data penelitian dikumpulkan kemudian diproses dengan metode pengumpulan


data melalui pencatatan, pengetikan dan penyuntingan

2. Reduksi data

Data penelitian yang didapat dari lokasi penelitian data lapangan dituangkan
kedalam laporan yang terperinci dan lengkap.
3. Penyajian data

Penyajuan data bertujuan untuk memudahkan peneliti melihat gambaran bagian-


bagian tertentu atau keseluruhan dari penelitian.

4. Vertifikasi

Dilakukan secara terus menerus selama proses penelitian berlangsung. sejak


memasuki lapangan dan proses pengumpulan data peneliti mencari makna dan
menganalisis makna dari data yang diperoleh, seperti Dengan mencari pola, tema,
hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul didalam kesimpulan-kesimpulan
tentative. Dengan kata lain kesimpulan yang dibuat harus melewati vertivikasi selama
penelitian berlangsung.

3.8 Keabsahan Data

Setiap penelitian diperlukan untuk menentukan derajat kebenarannya atau


kepercayaannya dari hasil penelitiannya.

1. Derajat kepercayaan

Pada kriteria ini berfungsi untuk melakukan penyelidikan sedemikian rupa


sehinggatinggkat kepercayaan penemuannya dapat tercapai serta menunjukan derajat
Kepercayaan hasil penelitiandengan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda
yang sedang diteliti.
Terdapat beberapa cara yang dilakukan untuk menentukan derajat
kepercayaan. Yaitu pengamatan terus menerus, melakukan triangulasi, dan
mendiskusikannya Dengan orang lain.

2. Keahlian

Sebagai permasalahan empiris yang berkaitan dan memiliki kesamaan antara


konteks pengirim dan penerima.

3. Standar ketergantungan

Pemeriksaan ketetapan analisa data dan pengumpulan data.

4. Kepastian

Untuk mewujudkan kepastian dalam suatu penelitian , peneliti harus


berdiskusi Dengan dosen pembimbing maupun konsep atau tahap penulisan. Selain
mendapat masukan, dapat juga menambah kepastian dari hasil penelitian. Selain
berguna untuk menguji penelitian hal ini juga dapat memenuhi syarat kepastian
Bab IV

Pembahasan

4.1 Hasil Penelitian

Dalam penelitian kali ini kita mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan kepada
para informan. Pertanyaannya yaitu :
1. Apakah kalian pernah mengecek/menelusuri lebih lanjut keaslian sebuah berita?
2. Seberapa sering kalian membaca/ mendapat berita hoax?
3. Pada media apa penyebaran itu terjadi?
4. Seberapa sering kalian membagiakan uulang berita-berita (yang kepastiannya
belum jelas) ?
5. Bagaimana tanggapan kalian tentang berita berita hoax saat ini ?
6. Apa Saran untuk mahasiswa lain terhadap penyebaran berita ini ?

Kami mendapatkan respon yang beragam dari beberapa mahasiswa Universitas


Pembangunan Veteran Negeri Jawa Timur.

a. Delvia :

1. “jarang sihh”
2. “sering bgtt, di ig banyak yg hoax”
3. “media sosial (instagram, twitter, dll)”
4. “sering nya ngeshare quotes ke timeline”
5. ” jangan hoas kalua bisa, nanti kalua aku percaya gimana kalo aku percaya beneran
yaapa”
6. “jangan langsung percaya dengan adanya suatu berita, di check dulu deh
mendingan itu hoaks atau tidak”

b. Habib

1. “Seinginku”
2. “kalau dulu sering, sekarang engga”
3. “forum2 gak jelas”
4. “gapernah”
5.“wah harus dikurangin tuh soalnya hoax gabisa diberantas. belum nemu
penyaringnya”
6. “ya hati2 lah bro”

c. Nia
1. Kadang-kadang, kalo beritanya seru
2. lumayan sering wkwk
3. wa, line
4. gapernah reshare
5. menyesatkan huh
6. jgn mudah percaya, percaya itu sama Tuhan

d. Rina

1. Pernah (sering)
2. Sering (termasuk berita fakemu kam)
3. Medsos (wa line ig)
4. Ga pernah ngeshare
5. Sangat mengganggu, soalnya itu ga pasti (kek dia:v)
6. Tidak ikut ngeshare berita itu dan always ngecek kebeneran berita

e. Ajeng

1. jarang, hampir tidak pernah. tergantung berita ttg apa


2. sering. kebanyakan dari chat grup/temen
3. youtube, ig, line, wa
4. jarang. hampir tidak pernah. berita yg jelas pun jarang ku re-share
5. sangat membuat dilema akan suatu hal, bahkan salah paham smpai condong ke
fitnah
6. jgn gampang dibodohi. 'don't trust what you see, even salt looks like a sugar'

f. Dwiindah

1. Pernah
2. Sangat sering apalagi dari platform online
3. Media sosial
4. Sangat jarang
5. Sangat meresahkan dan menimbulkan polemik.
6. Harap untuk berhati-hati dan kritis terhadap apapun.

g. M.W Prakasa

1. Iya pernah
2. Tidak begitu sering
3. Media sosial
4. Tidak pernah
5. Semua sangat variatif, agak susah membedakan karena arus informasi terlalu cepat
6. Selalu cross check sebelum menyebarkan segala bentuk berita
h. Rafidah

1. Tidak
2. Pernah mendapat tapi saya abaikan
3. Media sosial
4. Tidak pernah share berita
5. Lebih hati2 dalam membaca
6. Lebih bijak dalam menyaring berita2 yg beredar, jika tidak tahu kebenarannya lebih
baik jgn di share / dibaca untuk dirinya saja. Jika ingin tau kebenarannya lebih lanjut
bisa mencari tahu terlebih dahulu

i. Feby

1. Tidak
2. Sering
3. Instagram
4. Jarang bahkan mungkin tdk pernah
5. Tidak berfaedah
6. Cerdas dan kritis serta berfikir sebelum bertindak

j. Debby

1. Pernah
2. Sering banget
3. Broad casting d grup keluarga besar
4. Ga pernah sama sekali
5. Seharusnya kita tidak mudah percaya dengan berita berita yang belom tentu akan
keasliannya. Karna bisa jadi hanya sebagai alat untuk kepentingan bersaing antar
produk jasa atau tidak bermakna hanya iseng misalnya.
6. Jangan mudah percaya. Tanyakan darimana sumber berita yang didapat dan banyak
baca buku.

k. Abdhi

1. Pernah
2. Tidak terlalu sering
3. Share2an WA
4. Tidak pernah
5. Berita2 hoax yang ada saat ini membuat masyrakat lebih tertutup/tidak peduli
terhadap isu2/update2 yang sedang terjadi di masyarakat.
6. Mahasiswa harus lebih kritis terhadap berita2 palsu tersebut. Tidak sumbu pendek
dan gampang percaya melalui omongan orang

l. Sigit

1. Pernah
2. Sering poll
3. Whatsapp
4. Jarang pol, kecuali lak khilaf (haha)
5. Gak iso dikondisikan
6. Stop hoax, dapat,buang

4.2 Pembahasan

Dari hasil wawancara yang telah penulis lakukan didapat banyak respon yang hampir
sama satu dengan yang lain. Dari dua belas mahasiswa yang telah kami wawancarai, semua
mengatakan jika mereka pernah membaca dan mempercayai informasi-informasi yang belum
valid atau belum terbukti kebenarannya. Diantara mereka juga berpendapat bahwa mereka
menerima informasi hoaks tersebut dari media sosial yang berintegrasi dengan layanan
internet. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia maya sangat rentan sekali adanya
informasi-informasi palsu. Bahkan tempat yang paling rentan dalam penyebaran informasi
palsu adalah sebuah aplikasi terkenal yang sudah dipakai milyaran orang di dunia, yaitu
Whatsapp, Instagram, dan facecook. Media sosial ini sangat rekat hubungannya dengan
aktivitas sehari-hari mahasiswa saat ini. Sehingga informasi-informasi palsu ini sangat cepat
penyebarannya karena pengguna juga setlah membacanya rata-rata akan membagikannya lagi
ke teman-teman media sosialnya masing-masing. Efek parallel inilah yang membuat
informasi hoaks masih sering mahasiswa temui di platform-platform online.

Namun dari jawaban-jawaban narasumber yang semuanya dalah mahasiswa, terdapat


sisi positif meskipun mereka banyak menemui dan membaca informasi hoaks di internet. Sisi
positifnya, yaitu para mahasiswa masih sering mencari tahu atau menulusuri ulang apa yang
telah mereka baca. Hal ini dapat merubah pemikiran awal mereka akan informasi yang telah
dibaca tadi. Penelusuran ulang bermanfaat untuk mahasiswa sehingga mereka mengetahui
mana yang sesungguhnya. Penulis juga menemukan bahwa mahasiswa UPN Veteran Jawa
Timur ini juga jarang membagikan ulang apa yang telah mereka baca. Ini karena sikap kritis
mereka saat akan menanggapi suatu informasi. Sebelumnya, para narasumber sudah
melakukan penulusuran ulang, kegiatan inilah yang membuat mahasiswa menahan diri untuk
membagikan lagi informasi tersebut dan terkadang merekalah juga yang menginformasikan
bahwa apa yang telah mereka baca tadi adalah informasi palsu.

Narasumber kami juga mengatakan bahwa informasi hoaks sangat meresahkan


mereka karena menimbulkan dilemma dan polemik di lingkungannya. Informasi hoaks juga
menimbulkan konflik jika ada dua kubu yang pro dan kontra akan suatu informasi tersebut.
Terdapat pula statement jika informasi hoaks belum mendapatkan solusi untuk
menyaringnya. Hal ini memang benar terjadi, meskipun Kominfo telah berupaya untuk
memblokir halaman-halaman yang tidak dipercaya, tetap saja banyak tumbuh lagi informasi-
infromasi karena di media sosial semua bersifat dinamis sesuai perkembangan yang ada di
masyarakat.

Semua dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir dengan upaya


pengguna-pengguna untuk menyaring informasi-informasi yang mereka dapat dari internet.
Penyaringan ini sangat berguna jika telah dilakukan banyak orang, karena sifatnya yang
parallel atau memiliki efek domino di kalangan pengguna internet. Konflik-konflik tadi juga
dapat ditekan angkanya jika aliran informasi hoaks ini dicegah terlebih dahulu diawal
penyebarannya.
Bab V

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Dari 12 responden yang telah diberikan berupa enam pertanyaan, seluruhnya menjawab
pernah bahkan sering dalam menemui berita hoax. Hal ini menunjukkan bahwa banyaknya
berita hoax yang telah tersebar. Dari 12 responden, seluruhnya juga mengindikasikan bahwa
berita hoax menyusahkan dan tidak perlu ada. Seluruhnya juga setuju pada pengkajian ulang
seluruh berita agar tidak mudah terhasut dan tersulut kepada berita yang tidak jelas
sumbernya atau bahkan berita palsu.

5.2 Saran

Saran kepada pembaca adalah menyaring terlebih dahulu setiap berita yang diserap agar tidak
merugikan bagi setiap pihak. Saran kepada penelitian selanjutnya adalah dengan mengadakan
penelitian bagaimana cara menyaring berita agar tidak tertipu dengan berita hoax.
Daftar Pustaka

You might also like