You are on page 1of 5

Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu.

L) 59

Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol


pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L)

Analysis of Concentration of Tannins from Ethanol and Water Extract


at the Pinang Sirih Seed (Areca Catechu L)

Taty Sulastri
Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNM

ABSTRAK
Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L) banyak mengandung komponan
senyawa kimia yaitu, tanin alkaloid, lemak, minyak astiri, air dan sedikit
gula.Tanin merupakan senyawa yang penting penggunaannya dalam bidang
kesehatan dan industry.Tanin diperoleh dengan cara ekstraksi dengan pelarut air
dan etanol karena tanin dapat larut dalam pelarut tersebut.Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kadar tannin pada biji pinang sirih dengan menggunakan
pelarut air dan pelarut etanol. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan
menggunakan metode ekstraksi. Biji pinang sirih dikeringkan dan dihaluskan lalu
diayak. Kemudian serbuk dimaserasi dengan pelarut air dan etanol 96% dengan
suhu 50-60 0C selama 5 jam, kemudian dievaporasi dan dicuci dengan
petroleumeter, dan selanjutnya uji kualitatif dan penentuan kadar tannin. Hasil
penelitian diperoleh kadar tannin dengan menggunakan pelarut air sebanyak
6,45%, dan yang menggunakan pelarut etanol 96% diperoleh sebanyak 8,53%.
Kata Kunci: Ttanin, Pinang sirih

ABSTRAC
Pinang Sirih sedd ( Areca Catechu. L). contains many components
of chemical compound i.e. tannins alkaloid, lipid, atsiri oil, water and less
sugar. Tannins is important compound for health and industry fields.
Tannins is taken by extraction process in water and ethanol as solvent
because of its solved in them. This is experiment research by extraction
method which aimed to know the tannin concentration of Pinang Sirih
seed. Pinang siri seed is dried, refined then sieved. Then powder is
macerated by water and by ethanol in 50-60oC fo 5 hours, then evaporated
and washed by petroleum ether, qualitative tested and determine the
tannin. The research result is obtained tannin rate by water as solvent are
6.45% and by ethanol are 8,53%.
Keyword: Tannins, pinang sirih

PENDAHULUAN dikatakan sebagai tanaman serbaguna


Pinang sirih (Areca Catechu L), karena mulai dari daun, batang, serabut,
merupakan salah satu tanaman obat yang dan biji dapat dimanfaatkan. Daun
banyak dimanfaatkan untuk tujuan tanaman tersebut, banyak mengandung
komersial karena memiliki nilai minyak atsiri, biji buahnya banyak
ekonomis yang tinggi dalam berbagai mengandung tannin dan alkaloid sebagai
bidang, hanya belum banyak dikelola obat dan penyamak pada industri kulit.
(Tjipto soepomo,1994). Tanaman ini Serabut buahnya digunakan sebagai obat

Jurnal Chemica Vo/. 10 Nomor 1 Juni 2009, 59-63


Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L) 60

gangguan pencernaan, sembelit, aderma METODE


dan beri- beri. Sedangkan batangnya A. Variabel dan Defenisi Operasional
dapat di gunakan sebagai bahan Variabel
bangunan, jembatan, saluran air dan Pada penelitian ini variable yang
sebagainya. diteliti adalah jenis pelarut dan kadar
Biji pinang sirih banyak tanin biji pinang sirih, serta variable lain
mengandung beberapa komponen yang berpengaruh terhadap tanin pada
senyawa kimia yang sangat penting yaitu: biji pinang sirih, antara lain : suhu lama
Tanin, alkaloid, lemak, minyak atsiri, air ekstraksi, dan ukuran butiran. Variabel
dan sedikit gula. Tanin adalah salah satu ini di buat konstan.
senyawa yang terkandung dalam buah 1. Ekstraksi adalah proses pemisahan
pinang yang kadarnya cukup tinggi. senyawa tanin dari biji pinang sirih
Tannin diperoleh dengan cara ekstraksi dengan merendam biji pinang sirih
dengan pelarut air dan etanol karena sebanyak 40 gr ke dalam pelarut air
tannin dapat larut dalam pelaryt tersebut. dan ekstrak etanol 96% sebanyak 250
Tanin merupakan senyawa yang sangat ml pada suhu 50 – 600C selama 5 jam
penting penggunaaninya dalam bidang 2. Kadar tanin adalah persen tanin yang
kesehatan dan bidang industri. (Endang diperoleh dari ekstrak air dan ekstrak
suryadi,1984: 3). etanol pada biji pinang sirih.
Kadar tanin yang terdapat pada B. Alat dan Bahan
biji pinang sirih memiliki kandungan Alat yang digunakan dalam penelitian
yang berbeda-beda pada suatu wilayah ini meliputi : blender, neraca analitik,
atau daerah, hal ini disebabkan oleh evaporator, soxlet, labu bundar 1000 ml,
factor keadaann iklim, dan faktor pemanas listrik, gelas ukuran 100ml,
lingkungan tempat tumbuhnya. Factor Erlenmeyer 250 ml cawan Petridis, oven,
iklim seperti keadaan suhu, cuaca dan thermometer 1000C, batang penganduk,
curah hujan. Factor lingkungan seperti tabung reaksi, pipet tetes, kertas saring,
jenis tanah, kesuburan tanah, ketinggian corong buchner, mikro buret 10 ml, buret
tempat tumbuh dan pemeliharaan konvensional 50 ml, corong gelas, pipet
tanaman. Pada umumnya tanaman pinang gondok (10 dan 25 ml), pipet volume,
sirih ini merupakan tanaman liar yang labu takar (50 ml, 100 ml, dan 250
masih kurang dibudidayakan, namun di ml),dan ayakan 45 mesh.
beberapa daerah yang telah mengetahui Bahan yang digunakan adalah biji
nilai ekonomis dari tanaman ini telah pinang sirih yang masak, aquades,
dikembangkan dan dibudidayakan secara petroleum eter, asam sulfat pekat, gelatin,
besar-besaran karena nilai ekonomisnya FeCl3 0,5 M, indigocarmin
yang cukup tinggi. (C16H8N2NO2O8S2) KMnO4 pekat, asam
Berdasarkan uraian tersebut d oksalat pekat (H2C2O.2H2O) etanol 96%.
maka perlu diadakan penelitian mengenai
analisis kadar tanin dalam ekstrak air dan
dalam ekstrak etanol pada biji pinang
sirih (Areca catechu L.) Adapun tujuan C. Prosedur Kerja
penelitian ini adalah untuk mengetahui 1. Pembuatan Larutan Pereaksi
kadar tanin dalam ekstraks air dan a. Larutan indigocarmin
ekstraks etanol pada biji pinang sirih sirih Sebanyak 6 gram indigocarmin di
(Areca catechu L.) larutkan ke dalam 500 ml aquades dan

Jurnal Chemica Vo/. 10 Nomor 1 Juni 2009, 59-63


Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L) 61

dipanaskan. Setelah dingin ditambahkan oven dengan suhu 30 – 5o 0C untuk


aquades sampai satu liter lalu disaring menghilangkan kadar airnya. Biji pinang
(Sudarrnadji,1984) dihaluskan dan diayak dengan ukuran 45
b. Larutan KMnO4 0,1 N mesh, kemudian ditimbang 50 gram, lalu
Di timbang KMNO4 3,2 gram dimasukkan ke dalam gelas piala 1000
kemudian dilarutkan 1 liter aquades. ml. Ke dalam gelas piala ditambahkan air
Dididihkan selama 10-15 menit, 250 ml, kemudian dipanaskan dengan
kemudian disimpan selama satu malam. penangas air yang suhunya dapat
Setelah itu disaring dan diencerkan 1 liter dikontrol (waterbath) sambil diaduk
aquades. Larutan KMNO4 standar peru dengan pengaduk. Suhu ekstraksi 50 –
distandarrisasi sebelum dipakai 600C dan lama ekstraksi 5 jam. Hal yang
(Sudarrnad dkk, 1984). sama juga dilakukan dengan
2. Standarisasi Larutan KMnO4 menggunakan pelarut etanol 96 %. Hasil
- Ditimbang 0,63 gram kristal asam ekstraksi yang diperoleh didinginkan lalu
oksalat dan dilarutkan dalam 100 ml disaring dan dimasukkan ke dalam alat
aquades. evaporator dengan suhu 50 – 600C untuk
- Diambil 25 ml larutan asam oksalat, memisahkan tanin dan bahan pelarut.
ditambahkan 5 ml H2SO4p.a lalu Setelah pelarut tersuling, tanin yang
dipanaskan sampai 700C. terbentuk dicuci dengan petroleum eter,
- Selanjutnya dalam keadaan panas lalu diupkan dikeringkan untuk uji
dititrasi dengan larutan KMNO4 kualitatif dan pententuan kadar tanin.
standar sampai warna ungu dan 4. Uji kualitatif
tetesan larutan permanganate tidak - Filtrat ditambahkan dengan
hilang, lalu dicatat volume titrasi. gelatin terbentuk endapan
- Mengulangi cara kerja (2 dan 3) - Filtrate ditambahkan larutan
sebanyak 3 kali dan masing – masing FeCl3 0,5 M shingga larutan
volume titrasi dicatat. menjadi biru kehitaman kemudian
Reaksi : 2KMnO4 + 5H2C2O4 + 3H2SO4 ditambahkan larutan H2SO4 pekat,
→ 2 MnSO4 + 10CO2 + K2SO4 + 8 H2O terbentuk endapan coklat.
Normalitas larutan standar KMnO4 5. Penentuan kadar tanin
dihitung dengan menggunakan rumus : Penentuan kadar tannin dilakukan
berdasarkan dalam Sudarmadji 1989,
W (mg ) / BMx2 x 25 / 100
KMnO4 = - Ditimbang 1,5 gr tanin, kemudian
V (mL) dimasukkan kedalam gelas piala 100
Keterangan : ml lalu ditambahkan air 50 ml.
W; Berat kristal asarn oklasat yang ditimbang dipanaskan pada suhu 40 – 600C
(mg), BM; Berat molekul kristal asam selama 30 menit. Setelah dingin
oksalat (126), V; (volume titrasi), 25/100; larutan disaring ke dalam labu uukur
Faktor pengeceran, 2; electron valensi asam
250 ml, lalu ditambahkan dengan air
oksalat
sampai tanda garis.
3. Proses Ekstraksi - Dari larutan di atas diambil 25 ml
Buah pinang yang tua dikupas dan dimasukan kedalam Erlenmeyer
diambil bijinya. Biji tersebut dibersihkan ditambahkan 20 ml larutan
dan dipotong – potong, kemudian indigocarmin kemudian dititrasi
dikeringkan atau dimasukkan ke dalam dengan larutan KMnO4 0,1 N, tiap
kali penambahan sebanyak 1 ml

Jurnal Chemica Vo/. 10 Nomor 1 Juni 2009, 59-63


Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L) 62

KMnO4 hingga warna berubah dari 10( A − B) xNx0.00416


biru menjadi hijau selanjutnya titrasi % Tanin = x100%
Sampel ( g )
dilakukan tetes demi tetes hingga Keterangan:
warna hijau menjadi warna kuning A; volume titrasi tanin (ml), B; volume titrasi
emas. Misalnya diperlukan volume blanko (ml), N; normalitas KMnO4 standar
titran A ml. (N), 10; factor Pengeceran , 1 ml KMnO4 0,1
- Penetapan blanko dilakukan dengan N; setara 0,00416 gram tanin
memipet 20 ml larutan indigocarmin
kedalam erlemneyer dan ditambahkan HASIL DAN PEMBAHASAN
air lalu dititrasi seperti contoh di atas. A. Hasil Penelitian
Misalnya diperlukan volume titran B Berdasarkan hasil eksraksi biji
ml. pinang sirih dengan pelarut air dan
- Kadar tanin dapat di hitung dengan pelarut etanol diperoleh hasil kadar tanin
menggunakan rumus sebagai berikut: sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil ekstraksi biji pinang sirih dengan menggunakan pelarut air
Rata-rata
Bahan Filtrat Titran Kadar Rata-Rata
Sampel sampel I dan II
(gr) (gr) A-B (ml) Tanin (%)
%
2,60 7,215
I 50,00 3,0640 6,52
2,10 5,824
6,45
2,40 6,656
II 50,00 3,0250 6,38
2,20 6,101

Jadi hasil rata – rata kadar tanin dalam dalam pelarut etanol 96% dan pada biji
pelarut air dan pada biji pinang sirih pinang sirih 8,53 %
adalah:6,45 %. Rata – rata kadar tanin

Tabel 2. Hasil ekstraksi biji pinang sirih dengan menggunakan pelarut etanool 95%. :
Rata-rata
Bahan Filtrat Titran Kadar Rata-Rata
Sampel sampel I dan II
(gr) (gr) A-B (ml) Tanin (%)
%
3,5167 3,40 9,429
I 50,00 9,20
0 3,10 8,597 8,53
3,00 8,320
II 50,00 3,9180 8,045
2,80 7,770

PEMBAHASAN Dengan kata lain pelarut memiliki


Persentasi rata-rata kadar tanin dalam peranan penting dalam proses ekstraksi.
pelarut etanol lebih tinggi dibandingkan
dalam pelarur air perbedaan ini KESIMPULAN DAN SARAN
disebabkan karena etanol lebih polar Kesimpulan
dibandingkan dengan air, sedangkan Berdasarkan hasil penelitian
tanin juga bersifat polar sehingga pada tentang analisis kadar tanin dalam ekstrak
proses ekstraksi tanin lebih banyak larut air dan ekstrak etanol pada biji pinang
dalam etanol dibandingkan dalam air. sirih (areca catechu L), dapat
disimpulkan bahwa kadar tanin biji

Jurnal Chemica Vo/. 10 Nomor 1 Juni 2009, 59-63


Analisis Kadar Tanin Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol pada Biji Pinang Sirih (Areca Catechu. L) 63

pinang sirih dengan ekstrak air adalah:


6,45 % dan kadar tanin biji pinanng sirih
dengan ekstrak etanol adalah 8,53 %
Saran
Kepada peneliti yang akan
melakukan penelitian selanjutnya tentang
kadar tanin pada biji pinang sirih,
seaiknya menggunakan pelarut etanol
sebab selain sifatnya polar juga etanol
mempunyai titik didih yang rendah
sehingga mudah dipisahkan dengan zat
yang terlarutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Suryadi E, dkk. 1984. Penelitian
Pembuuatan Tepung Pinang dan
Sifat – Sifat Fisika Kimianya.Balai
Penelitian dan Pengembangan
Industri. Banda Aceh
Roharjo,dkk. 1997. Penelitian Pemisahan
dan Analisis Tanin dari Kulit
Bakau.Balai Penelitian dan
Pengembangan Industri, Makassar.
Soepomo T., Gembong. 1994. Taksonomi
Tumbuhan Obat. Yokyakarta :
Liberty.
Kusuma W,. Hembing. 1993. Tanaman
Berkhasiat Obat di Indonesia Jilid
IV. Jakarta : Pustaka Kartini.
Ansari Y., dkk. 1987, Ekstraksi Tanin
dari Kulit Kayu Bakau untuk
Penyamak Kulit, Balai Penelitian
dan Pengembangan Industri,
Samarinda.

Jurnal Chemica Vo/. 10 Nomor 1 Juni 2009, 59-63

You might also like