Professional Documents
Culture Documents
Meningioma Intrakranial
ICD-10: D32.0
1. Pengertian Tumor ekstra aksial yang berasal dari arachnoid cap cell, umumnya jinak dan tumbuh lambat.
(Definisi) Berdasarkan lokasi meningioma intracranial dibagi menjadi :
a. Meningioma Konveksitas: Meningioma pada semua daerah di konveksitas, paling
sering pada daerah sutura coronaria dan dekat parasagital
b. Meningioma Spheno-Orbita: Meningioma yang tumbuh dari dura di sphenoid wing dan
bisa meluas ke sinus cavernosus, Fissura Orbitalis Superior, atap orbita, dan
konveksitas.
e. Meningioma Falx: Meningioma yang tumbuh dari falx cerebri, terlingkupi penuh
dengan jaringan otak
f. Meningioma Clinoid: Meningioma yang tumbuh dari area processus anterior clinoid
g. Meningioma Cavernous: Meningioma yang tumbuh dari sinus cavernosus dan bisa
meluas ke meckel’s cave, anterior,medial dan infra temporal fossa
k. Meningioma Tentorial: Meningioma yang tumbuh dari tentorium dan bagian posterior
n. Meningioma Ventrikel 3: Meningioma yang tumbuh dari arachnoid cap cells di atap
dari ventrikel 3
o. Meningioma Ventrikel 4: Meningioma yang tumbuh dari choroid plexus dan tela
choroidea, paling banyak di daerah midline dalam ventrikel
p. Meningioma Optic Nerve Sheath: Meningioma yang berlokasi di orbita atau kanalis
optikus atau ekstensi dari intrakranial meningioma
Konveksitas
4. Kriteria Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan klinis, radiologis atau imaging, dan patologi anatomi atau
Diagnosis histopatologi.
Walaupun karakteristik imaging dapat memperkirakan jenis meningioma secara spesifik,
namun pemeriksaan patologi anatomi tetap diperlukan untuk diagnosis definitif
5. Diagnosis Meningioma (ICD-10: D32.0)
Kerja Berdasar Klasifikasi histopatologi meningioma menurut WHO :
Meningothelial, Fibrous (fibroblastic), Transitional (mixed),
WHO grade I Psammomatous, Angiomatous, Microcystic, Secretory,
Lymphoplasmacyte-rich metaplastic
WHO grade II Chordoid, Clear cell (intrakranial), Atipikal
WHO grade III Papillary, Rhabdoid, Anaplastik
6. Diagnosis 1. Neurofibromatosis type 2 ( NF2), terutama meningioma multiple
Banding 2. Pleomorphic xanthastrocytoma ( PXA)
3. Rosai-Dorfman disease.
7. Pemeriksaan Pemeriksaan imaging
Penunjang
Rekomendasi Grade
No Pemeriksaan Ref
Rekomendasi
Dosis dexamethason :
a.Pasien yang belum mendapat steroid sebelumnya
Dewasa : 10 mg loading intravena, diikuti dosis rumatan 6 mg peroral
atau intravena tiap 6 jam. Pada kasus dengan edema vasogenik yang berat
maka dosis dapat ditingkatkan sampai 10 mg tiap 4 jam.
Anak :0,5 - 1 mg/kg loading intravena, dilanjutkan dosis rumatan 0,25 – 0,5
mg/kg/hari (peroral/intravena) dalam dosis terbagi tiap 6 jam. Hindari
pemberian jangka panjang karena efek menghambat pertumbuhan.
b. Pasien dengan terapi kortikosteroid sebelumnya :
Pada kondisi penurunan kesadaran akut, maka perlu dicoba diberikan dosis dua
kali lipat dari dosis yang biasa diberikan.
Jenis kortikosteroid yang dapat digunakan dengan equivalen dosis sebagai berikut :
Glucocorticoid
Relative Mineralo
Nama Obat Approximate Biologic Half
Corticoid Activity
Equivalent Dose
Cortisone 25 mg 8 - 12 ++
Hydrocortisone 20 mg 8 - 12 ++
Prednisolone 5 mg 18 - 36 +
Prednisone 5 mg 18 - 36 +
Methylprednisolone 4 mg 18 - 36 0
1) Pembedahan:
Indikasi pembedahan adalah :
a. Massa tumor yang menimbulkan gejala dan atau tanda penekanan maupun destruksi
parenkim otak dan asesibel untuk dilakukan pembedahan.
b. Pada pemeriksaan imeging serial didapatkan tanda pertumbuhan tumor dan atau
didapatkan gejala akibat lesi tumor yang tidak dapat terkontrol dengan medika mentosa.
2) Radioterapi
3) Terapi lain sifatnya suportif guna meningkatkan ketahanan dan meningkatkan kualitas
hidup.