You are on page 1of 11

KETAHANAN BETON MUTU TINGGI DI LINGKUNGAN ASAM

Jaya Alexander Pandiangan


Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293
e-mail: alex.pandiaz@gmail.com

Monita Olivia
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293
e-mail: monitawibisono@yahoo.com

Lita Darmayanti
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293
e-mail: litlit98@yahoo.com

ABSTRACT
This research studies the durability of high strength concrete in acidic environment likes peat
water and sulfuric acid solution. The high strength concrete will immersion in that both
solution. After that, concrete will testing by mechanics and physical behavior likes compressive
strength test, permeability test, porosity test, mass lost, visual changes, and acidic depth
penetration by age of concrete. The main indictor of acidic solution in this reseach is point of
hydrogen (pH) by solution. The range of pH by peat water are 4.00 – 5.00 and sulfuric acid is
is 5.00. The limited of compressive strength of the test spesimen is 50 MPa. This research gives
the decrease of compressive strength by age in peat water immersion, whereas in sulfuric acid
immersion this research shows the increase of compressive strength by age. The value of
permeability of concrete in peat water immersion show the increase of permeability by age, but
in sulfuric acid immersion the value of permeability increase in 28 days immersion and then
decrease in 91 days immersion. Percent of porosity increase in 28 days immersion and decrease
in 91 days immesion in peat water and sulfuric acid solution. Weight change test shows the
dercrease of weight of the test speciment from all solution. The visual inspection changes test
gives colouring changes onlyin test specimen in acidic solution and the result of depth
penetration acid test is not showed the different result.

Keyword: Peat water, sulfuric acid, high strength concrete, mass lost, compressive strength,
acidic penetration, permeability, pH, porosity, visual inspection

1. PENDAHULUAN dengan agregat akan semakin berkurang


sehingga terjadi penurunan kuat tekan beton.
Lingkungan asam yang mengandung Lahan gambut adalah salah satu
unsur kimia asam akan merusak beton secara lingkungan asam yang menjadi perhatian
perlahan-lahan mulai dari tepi dan sudut khusus di dunia konstruksi beton.
beton dengan terjadinya pelepasan butiran- Kandungan air gambut memiliki intensitas
butiran partikel beton sehingga beton warna tinggi (coklat kemerahan), pH rendah,
menjadi keropos (Purba, 2006). Jika beton kandungan zat organik tinggi, kekeruhan dan
keropos, maka ikatan antara pasta beton kandungan partikel tersuspensi rendah dan
tingkat kesadahan yang rendah. Air gambut 2. METODOLOGI PENELITIAN
dengan kandungan zat organik yang tinggi 2.1. Pemeriksaan Karakteristik Material
memiliki derajat keasaman (pH) yang rendah Material yang digunakan adalah agregat
dan mengakibatkan air tersebut bersifat asam kasar dan agregat halus asal Sungai Kampar,
(Kusnaedi, 2006). Derajat keasaman dari air Riau. Agregat kasar yang digunakan adalah
gambut dapat menimbulkan masalah korosi batu pecah sedangkan agregat halus yang
pada bahan konstruksi seperti beton. digunakan adalah pasir alam. Adapun jenis
Ada banyak jenis asam yang dapat pemeriksaan yang dilakukan tertera pada
merusak beton, salah satu diantaranya adalah Tabel 1 berikut.
asam sulfat (H2SO4) yang sangat agresif
terhadap beton. Menurut Song (2007), asam Tabel 1. Pengujian Material
sulfat adalah senyawa asam yang terbentuk No. Jenis pemeriksaan Sumber
secara alam di permukakan tanah dan air
1 Kadar lumpur (%) ASTM C 142
tanah dan asam sulfat adalah asam yang
2 Berat jenis (gr/cm3) SNI 03-1970-1990
paling sering dijumpai di lingkungan sekitar
3 Kadar air (%) SNI 03-1970-1990
serta agresifitasnya yang tinggi dibandingkan
4 Modulus kehalusan SNI 03-1970-1990
dengan asam lainnya.
5 Berat volume (gr/cm3) ASTM C29 – C29M
Umumnya beton memiliki tingkat
6 Ketahanan aus (%) SNI 03-2417-1991
proteksi yang tinggi terhadap korosi. Beton
7 Kandungan organik ASTM C-40
yang memiliki faktor air semen yang rendah
dengan perawatan yang baik memiliki 2.2. Perencanaan Mixdesign
permeabilitas yang rendah dimana akan Desain campuran (mix design) beton
mengurangi penetrasi unsur-unsur penyebab pada penelitian ini mengikuti langkah
korosi seperti oksigen (O2), ion klorida (Cl-), perhitungan metode SNI 03-2834-1993 yang
karbondioksida (CO2), ion sulfat (SO4-2), air mengadopsi metode ACI (America Concrete
(H2O) dan banyak lagi. Semakin baik mutu Institute). Mutu beton yang direncanakan
suatu beton maka permeabilitasnya semakin pada penelitian ini adalah beton dengan kuat
rendah. Ini berarti bahwa kemungkinan tekan rencana 50 MPa. Pada penelitian ini
terekspos terhadap lingkungan yang korosif digunakan bahan superplastisizer yang
semakin kecil (Siregar, 2006). berguna untuk mengurangi air dalam jumlah
Beton mutu tinggi menjadi tinjauan besar, memperbaiki workability adukan dan
khusus untuk lingkungan agresif dikarenakan meningkatkan kuat tekan beton.
disamping kekuatannya tinggi, permeabilitas Superplastisizer yang digunakan adalah
dan porositasnya juga kecil yang akan Sikament-NN dengan dosis sebesar 1% dari
mempersulit serangan asam lebih parah lagi berat semen. Komposisi campuran yang
sampai ke inti beton. Meskipun beton mutu didapat tertera pada berikut ini.
tinggi memiliki ikatan antar pasta dengan Semen : 517,95 kg/m3
agregat yang lebih kuat dari beton normal, Air : 189,58 kg/m3
beton mutu tinggi juga masih rentan Agregat Kasar : 874,13 kg/m3
mengalami penurunan durabilitas di Agregat Halus : 773,80 kg/m3
lingkungan asam. Sikament-NN : 5,18 kg/m3
2.3. Pengujian Beton keasaman (pH) adalah indikator utama dalam
penelitian ini. Nilai derajat keasaman dari
Pada penelitian ini terdapat dua tahap
rendaman adalah sebagai berikut; air gambut
perendaman benda uji. Pertama, perawatan
pH = 4,00 – 5,00; asam sulfat pH = 5,00; dan
benda uji (curing) pada genangan air bersih
air biasa pH = 7,00.
selama 28 hari. Kedua, perendaman benda uji
Untuk mengetahui kinerja dari beton ini
pada air gambut, asam sulfat dan air biasa
maka akan dilakukan beberapa pengujian
sebagai kontrol yang dilakukan setelah
terhadap beton yang sudah mengeras
perendaman 28 hari pada air bersih.
tersebut. Adapun setiap jenis pengujian
Perendaman 28 hari pertama dimaksudkan
dilakukan untuk mengetahui perubahan
agar benda uji terlebih dahulu matang,
ketahanan beton pada setiap rendaman uji.
setelah itu benda uji dimasuk ke rendaman air
Pengujian yang dilakukan dalam penelitian
gambut dan asam sulfat.
ini adalah sebagai berikut: pengujian kuat
Dalam penelitian ini, ketiga jenis air
tekan (Gambar 1), pengujian permeabilitas
untuk perendaman yaitu air gambut (peat
(Gambar 2), pengujian porositas (Gambar 3),
water), asam sulfat (sulfur acid), dan air
pengujian kehilangan massa (Gambar 4),
biasa sebagai kontrol penelitian menjadi
pengujian tampak visual (Gambar 5) serta
media perendaman benda uji yang tepat
pengujian kedalaman penetrasi asam
untuk mengetahui kinerja beton mutu tinggi
(Gambar 6) terhadap beton.
pada lingkungan asam. Nilai derajat

Gambar 1. Uji Tekan Gambar 2. Uji Gambar 3. Uji Porositas


Permeabilitas

Gambar 4. Uji Kehilangan Gambar 5. Uji Tampak Gambar 6. Uji Kedalaman


Massa Visual Penetrasi Asam
Tabel 2. Rincian Jumlah benda uji
Kontrol Visual &
Rembesan Air Kehilangan
Kuat Kuat Tekan Porositas Penetrasi
(Permeabilitas) berat
Rendaman Tekan Asam
28 hari 7 28 91 7 28 91 7 28 91 7 91
*)
awal hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari hari
Air Gambut 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 1 1 3
Asam Sulfat 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 1 1 3
Air Biasa 3 3 3 3 1 1 1 2 2 2 1 1 3
Jumlah 9 27 9 18 6 9
Total 78
Ket: *) Pengujian sesuai umur benda uji pada ASTM C267
pengujian tampak visual dan penetrasi umur
2.4 Benda uji
1, 7, 14, 21, 28, 42, 56, 72, 84, 91 hari
Perencanaan jumlah benda uji yang akan rendaman asam.kedalaman asam. Untuk
dibuat pada penelitian ini berjumlah 78 benda rincian benda uji yang akan dibuat, dapat
uji dengan tiga jenis bentuk benda uji. Benda dilihat pada Tabel 2.
uji berbentuk kubus dengan dimensi 15 x 15 Pengujian kuat tekan kontrol dilakukan
x 15 cm sebanyak 45 sampel yang akan pada umur 28 hari sebelum masuk ke
digunakan untuk pengujian kuat tekan dan rendaman asam. Pengujian kuat tekan,
permeabilitas. Benda uji berbentuk silinder permeabilitas dan porositas dilakukan pada
dengan dimensi diameter 10 cm, tinggi 20 cm umur 7, 28 dan 91 hari rendaman asam.
sebanyak 18 sampel yang akan digunakan Pengujian kedalaman penetrasi asam
untuk pengujian porositas. Benda uji dilakukan pada umur 7 dan 91 hari rendaman
berbentuk kubus 5 x 5 x 5 cm sebanyak 15 asam. Umur rendaman benda uji pengujian
sampel yang akan digunakan untuk kehilangan massa dan perubahan visual pada
pengujian kehilangan massa (mass loss) dan umur 7 dan 91 hari.
Tabel 3. Hasil pengujian karakteristik material
Hasil Hasil
Jenis Pemeriksaan Standar
(ag.kasar) (ag.halus)
Berat Jenis (gr/cm3)
a. Apparent specific gravity 2,66 2,94 2,58 - 2,84
b. Bulk specific gravity on dry 2,56 2,46 2,58 - 2,85
c. Bulk specipy gravity on SSD 2,60 2,62 2,58 - 2,86
d. Absorption (%) 1,41 6,63 2,00 – 7,00
Kadar air (%) 1,01 0,73 3,00 – 5,00
Fine modulus - 3,29 1,50 - 3,80
6,11 - 6,00 – 7,10
Berat Volume
a. Kondisi padat 1,52 1,71 1,40 – 1,90
b. Kondisi lepas 1,39 1,62 1,40 – 1,90
Kadar Lumpur (%) - 3,57 <5
Kandungan zat organik - No.3 No.3
Keausan (%) 30,88 - < 40
3. HASIL DAN PEMBAHASAN berubah sesuai kondisi cuaca dan faktor lain
yang mempengaruhinya. Jadi, dalam
Hasil penelitian yang dapat dibahas
penelitian ini dibuat suatu rentang derajat
meliputi hasil pengujian karakteristik
keasaman (pH) air gambut yaitu 4,00 – 5,00.
material, hasil pengujian kandungan air
Sebelum benda uji direndam ke dalam air
gambut, hasil pengujian kuat tekan beton,
gambut, terlebih dahulu dilakukan pengujian
hasil pengujian permeabilitas beton, hasil
pH secara langsung di lapangan
pengujian porositas beton, hasil pengujian
menggunakan pH-meter. Dalam penelitian
kehilangan massa beton, hasil pengujian
ini terdapat 3 kali penggantian air gambut
penetrasi asam serta hasil pengujian
dengan tujuan agar menjaga kadar pH air
perubahan tampak visual.
gambut tetap. Penggantian air gambut
3.1. Hasil Pengujian Karakteristik dilakukan per 30 hari umur rendaman
Material sehingga terdapat 3 kali pengujian kadar pH
Hasil pengujian karakteristik material di lapangan untuk rendaman yang akan
yang digunakan dalam penelitian ini dapat digunakan. Hasil pengujian pH di lapangan
dilihat pada Tabel 3 di atas. Hasil pengujian secara berturut-turut adalah 4,11 (air gambut
ini akan digunakan untuk perencanaan di bulan I), 4,09 (air gambut di bulan II) dan
campuran (mixdesign) beton uji. 4,20 (air gambut di bulan III). Proses
3.2 Hasil Pengujian Kandungan Air penggantian rendaman ini juga dilakukan
Gambut pada rendaman asam sulfat.
Air gambut yang digunakan dalam 3.2. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton
penelitian ini berasal dari daerah Rimbo
Pada penelitian ini didapatkan beberapa
Panjang, Kabupaten Kampar, Riau. Untuk
hasil kuat tekan berdasarkan rendaman asam
pengujian kandungan air gambut ini
masing-masing. Untuk setiap umur
dilakukan di UPT Pengujian dan Sertifikasi
pengujian telah diuji sebanyak tiga (3)
Mutu Barang, Dinas Perindustrian dan
sampel uji dari setiap rendaman. Dari ketiga
Perdagangan, Pekanbaru. Adapun beberapa
sampel tersebut didapatkan hasil rata-rata
indikator yang diuji beserta hasil uji dari air
kuat tekan.
gambut ini dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.
Hasil kuat tekan pada rendaman air biasa
Tabel 4. Hasil pengujian kandungan air menunjukkan peningkatan kuat tekan seiring
gambut asal Rimbo Panjang, Kampar bertambahnya umur beton. Hasil perubahan
Metode
Karakteristik Satuan Hasil peningkatan kuat tekan pada rendaman air
Pengujian
pH - 4,94 Elektrometri
biasa bisa di lihat pada Gambar 7. Hasil ini
Warna - 400 Tabung nessler disebabkan oleh adanya proses hidrasi beton
Zat Organik mg/L 33,69 Titrimetri yang berlangsung dengan baik di dalam
Sulfat mg/L 37,84 Spektrofotometri beton pada rendaman air biasa. Proses hidrasi
Besi mg/L 0,208 AAS ini mempengaruhi pori beton yang semakin
Sumber: UPT Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang,
DISPERINDAG, Pekanbaru, 2013 kecil seiring bertambahnya umur beton dan
menyebabkan ikatan antar agregat di dalam
Indikator yang paling dibutuhkan dalam
beton semakin rapat. Pori-pori beton
penelitian ini adalah derajat keasaman (pH)
mengecil sehingga menghasilkan kuat tekan
rendaman. Derajat keasaman (pH) dari air
yang meningkat juga seiring pertambahan
gambut ini tidaklah tetap akan tetapi dapat
umur beton (Neville, 1995; Hawlett, 2004).
Hasil yang didapatkan pada rendaman air umur 28 dan 91 hari rendaman asam sulfat.
gambut terjadi peningkatan kuat tekan pada Hasil ini merupakan data yang berbeda dari
umur 7 hari lalu menurun pada umur 28 hari penelitian sebelumnya karena seharusnya
dan 91 hari. Peningkatan kuat tekan pada kuat tekan menurun pada rendaman asam
umur 7 hari ini bisa terjadi karena di dalam sulfat sesuai pertambahan umur. Peningkatan
air gambut terdapat juga mineral, bakteri dan ini mungkin akibat terjadinya perbaikan pori
organik-organik lain yang berpotensi beton seiring berkurangnya kekuatan
menutup pori-pori dari beton. Setelah sifat serangan asam terhadap beton mengingat
asam dari air gambut merusak permukaan beton yang digunakan adalah beton mutu
beton, bahan-bahan organik tersebut akan tinggi dengan kerapatan antara agregat beton
hinggap dan bertahan di pori-pori beton dan yang erat dan kuat.
berpotensi menutup pori-pori tersebut 11
sehingga kerusakan beton tidak sampai ke

Perubahan Kuat Tekan Beton (%)


9
dalam beton dan membuat beton semakin
7
kuat di dalam inti beton.
5
Salah satu faktor yang menyebabkan
3
tertutupinya pori pada permukaan beton oleh
1
organik-organik ini adalah aktifitas yang
terjadi akibat kondisi rendaman yang statis. -1 0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91
Umur Beton (hari)
Dalam prinsip kondisi perlakuan dari -3

kelarutan rendaman terdapat dua model yang -5

terjadi, yaitu (1) kondisi statis (diam) dimana -7 Air Biasa Air Gambut Asam Sulfat
tidak terjadi pergerakan dan perputaran
Gambar 7. Grafik perubahan kuat tekan
siklus pada rendaman; (2) kondisi dinamis
beton
(bergerak) dimana terjadi pertukaran siklus
di dalam rendaman (Bajza dan Zivica, 2002). 3.3. Hasil Pengujian Rembesan
Untuk itu perlu pengadukan setiap hari pada Air/Permeabilitas Beton
air rendaman agar terjadi perputaran siklus Pengujian permeabilitas ini bertujuan
pada rendaman. Proses pengadukan untuk mengetahui angka permeabilitas dari
rendaman ini akan bersifat dinamis dan beton setelah terendam pada rendaman asam
mendekati kondisi yang nyata seperti di sulfat dan air gambut. Untuk setiap umur
lapangan pada lahan gambut yang siklus pengujian telah diuji sebanyak satu (1)
airnya selalu dinamis. sampel uji kubus 15x15x15 cm pada masing-
Berbeda dengan hasil kuat tekan pada masing rendaman. Dari satu sampel tersebut
rendaman asam sulfat. Terjadi penurunan didapatkan hasil angka permeabilitas beton
kuat tekan pada umur 7 hari lalu meningkat seperti pada Gambar 8.
pada umur 28 hari dan 91 hari. Penurunan Pada rendaman air biasa terjadi
pada umur 7 hari terjadi akibat reaksi asam penurunan nilai permeabilitas seturut dengan
sulfat dengan beton tersebut. Asam sulfat pertambahan umur beton. Ini adalah tren
menyerang ikatan struktur beton mulai dari normal pada beton yang disebabkan oleh
tepi permukaan beton hingga masuk ke proses hidrasi di dalam beton yang
dalam dan semakin merusak dan memperbaiki ikatan antar agregat dan semen
melemahkan ikatan antar partikel di dalam yang membuat pori dari beton semakin rapat
beton. Akan tetapi terjadi peningkatan pada dan menyebabkan daya rembes beton
terhadap air semakin kecil seturut dengan 3.4. Hasil Pengujian Porositas Beton
bertambahnya umur beton. Pada rendaman Pengujian porositas beton ini bertujuan
asam sulfat terjadi peningkatan nilai untuk mengetahui angka pori dari beton
permeabilitas dari umur 7 hari menuju umur setelah terrendam pada rendaman asam sulfat
28 hari, lalu menurun lagi pada umur 91 hari. dan air gambut. Pada penelitian ini
Peningkatan yang terjadi pada umur 7 hari ini didapatkan beberapa hasil porositas beton
disebabkan oleh reaksi antara beton dengan berdasarkan rendaman asam masing-masing.
asam sulfat yang berpotensi menggangu Untuk setiap umur pengujian telah diuji
proses hidrasi beton dan memperbesar pori sebanyak dua (2) sampel uji selinder D-10
beton pada umur awal. Penurunan angka cm H-20 cm pada masing-masing rendaman.
permabilitas pada umur 28 dan 91 hari ini Dari kedua sampel tersebut didapatkan hasil
bisa terjadi akibat tertutupinya kembali pori rata-rata angka porositas beton.
beton akibat dari dekomposisi hasil reaksi
9
asam dengan beton yang membuat serangan
8 Air Biasa
asam tidak bisa masuk ke dalam beton
Perubahan Porositas Beton (%)
Air Gambut
7
sehingga proses hidrasi di dalam beton tetap Asam Sulfat
6
berjalan dan membuat terjadinya perbaikan
5
pori di dalam beton dan memperkecil pori
4
beton tersebut.
3
Hasil di rendaman air gambut menunjuk-
2
kan peningkatan angka permeabilitas seturut
1
pertambahan umur beton. Hal ini terjadi
0
akibat proses perusakan asam dari air gambut
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91
yang terus masuk ke dalam beton dan Umur Beton (hari)
menggangu proses hidrasi serta merusak
Gambar 9. Grafik perubahan porositas beton
produk hidrasi tersebut. Hal ini
menyebabkan perbesaran pori beton dan Hasil pengujian porositas beton pada
berpotensi besar untuk mempermudah rendaman air biasa seperti pada Gambar 9
serangan asam masuk lebih dalam lagi ke terjadi penurunan persen pori seiring
dalam beton pertambahan umur beton akibat proses
hidrasi beton yang memperbaiki pori beton
1,6
dan ikatan antar agregat dalam beton.
Perubahan Rembesan Air (cm)

1,4
Sedangkan pada rendaman air gambut terjadi
1,2 peningkatan persen pori dari umur 7 hari
1,0 menuju umur 28 hari lalu menurun pada
0,8 umur 91 hari. Peningkatan terjadi akibat
0,6
reaksi air gambut yang mengganggu proses
Air Biasa hidrasi beton dan merusak produk hidrasi
0,4
Air Gambut beton. Hal ini akan memperbesar pori dari
0,2
Asam Sulfat beton pada umur awal. Selanjutnya terjadi
0,0 penurunan persen pori beton pada umur 28
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91
Umur Beton (hari) dan 91 hari ini mungkin akibat perbaikan pori
Gambar 8. Grafik perubahan rembesan air di dalam inti beton oleh proses hidrasi. Proses
terhadap beton hidrasi ini kembali bereaksi akibat
tertutupinya kembali pori permukaan beton tanggal pengujian sebanayk satu (1) sampel.
oleh dekomposisi hasil reaksi asam dengan Pengujian ini dilakukan dengan larutan
beton. phenolpthalein yang akan memberi efek
Hasil yang sama juga ditunjukkan pada warna pada benda uji ketika disemprotkan
rendaman asam sulfat. Pada rendaman asam pada benda uji. Pengujian penetrasi
sulfat terjadi peningkatan angka pori pada kedalaman asam bertujuan untuk mengetahui
umur 7 hari menuju umur 28 hari lalu kedalaman serangan atau penetrasi asam
menurun pada umur 91 hari. Mekanisme terhadap beton.
peningkatan pada umur awal lalu menurun
pada umur selanjutnya ini terjadi akibat 0,35 Asam Sulfat Air Gambut Air Biasa

proses reaksi kimia dari asam dengan beton. 0,30

Perubahan Berat (%)


Perlakuan yang terjadi pada benda uji sama 0,25
seperti yang tertera pada penjelasan benda uji
0,20
di air gambut.
0,15
3.6 Hasil Pengujian Kehilangan Massa
0,10
Beton
Pada pengujian kehilangan massa ini 0,05
menguji sebanyak 3 sampel kubus berukuran 0,00
5 x 5 x 5 cm (ASTM C 267) yang akan 0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98
dilakukan proses penimbangan massa pada Umur Beton (hari)
umur 0, 1, 7, 14, 21, 28, 42, 56, 72, 84, dan Gambar 10. Grafik perubahan massa beton
91 hari. Dari ketiga sampel yang diuji,
Pada pengujian ini, indikator perubahan
didapatkan massa rata-rata untuk setiap umur
warna beton setelah disemprot menjadi acuan
pengujian.
untuk pembeda antara bagian beton yang
Pada Gambar 10 ditampilkan hasil yang
telah terserang asam dengan bagian yang
didapatkan pada pengujian kehilangan massa
belum terserang. Jika beton berubah menjadi
yang sangat fluktuatif akan tetapi cenderung
warna ungu maka hal ini menunjukkan beton
menunjukkan penuruan massa dari spesimen
bersifat basa. Jika beton tidak berubah warna
uji. Penurunan ini terjadi akibat reaksi yang
(bening) maka hal ini menunjukkan beton
terjadi antara rendaman asam dengan beton.
bersifat asam (terserang asam). Dari hasil
Reaksi yang terjadi menimbulkan efek lemah
yang ditunjukkan, tidak terlalu kelihatan
dan melembutkan ikatan antar partikel di
perubahan warna pada inti dalam benda uji
dalam beton yang menyebabkan sebagian
setelah pada umur 7 dan 91 hari pengujian
partikel itu rusak dan terlepas dari ikatan
seperti pada Gambar 11.
antar partikel di beton tersebut. Terlepasnya
beberapa partikel ini jelas akan mengurangi 3.8 Hasil Pengujian Perubahan Tampak
massa dari beton itu sendiri. Untuk Visual
penjelasan berdasarkan grafik bisa dilihat Inspeksi tampak visual ini akan
pada Gambar 10 dibawah ini. memperlihatkan perubahan warna beton,
kerusakan seperti retak tepi pada
3.7 Hasil Pengujian Kedalaman Penetrasi
permukaanan beton serta perubahan bentuk
Asam
permukaan beton setelah terpapar pada
Pengujian penetrasi asam dilakukan
rendaman asam. Reaksi antara asam dengan
pada umur uji 7 dan 91 hari untuk setiap
beton mempengaruhi warna dan tekstur kecoklatan. Sedangkan pada rendaman asam
permukaan dari beton. sulfat dan air biasa tidak terjadi perubahan
Terlihat jelas perubahan warna yang warna benda uji karena kedua rendaman ini
terjadi pada benda uji di rendaman air tidak berwarna/bening. Untuk lebih jelasnya,
gambut. Benda uji semakin berwarna kuning hasil pengujian ini bisa di lihat pada Gambar
setara dengan bertambahnya umur rendaman 12.
benda uji. Hal ini terjadi karena air gambut
secara visual memiliki warna merah

(a) (b)
Gambar 11. Hasil pengujian penetrasi asam beton; (a) umur 7 hari rendaman, (b) umur 91 hari
rendaman

0 hari 7 hari

28 hari 91 hari
Gambar 12. Hasil pengujian tampak visual beton
4. KESIMPULAN DAN SARAN massa beton untuk umur yang lebih lama
4.1 Kesimpulan lagi.
6. Pengujian kedalaman penetrasi asam
Berdasarkan hasil pengujian dan
tidak menunjukkan perbedaan yang
pembahasan yang dilakukan terhadap
mencolok dari pengujian di awal dan di
durabilitas beton di rendaman air gambut,
akhir.
asam sulfat dan air biasa ini, maka diambil
7. Pengujian tampak visual hanya
kesimpulan sebagai berikut.
menunjukkan perubahan warna yang
1. Beton pada rendaman air biasa akan terjadi pada benda uji. Beton terlihat
mengalami peningkatan kekuatan tekan semakin berwarna pekat sejalan dengan
sejalan dengan penambahan umur beton umur rendaman terutama pada rendaman
dan mengalami penurunan porositas dan air gambut.
permeabilitas beton sejalan dengan
penambahan umur beton. 4.2 Saran
2. Tingkat keasaman rendaman (pH) Berdasarkan hasil pengujian yang telah
merupakan salah satu faktor yang dilakukan selama pengujian ini, maka
mempengaruhi ketahanan beton mutu diberikan beberapa saran sebagai berikut.
tinggi. Semakin rendah pH rendaman, 1. Untuk semua jenis pengujian yang
semakin tinggi daya serang terhadap berhubungan dengan suhu ruangan,
beton dan sebaliknya. harus dikontrol agar suhu ruangan tetap
3. Beton di rendaman air gambut dengan ketika proses pengujian.
nilai pH = 4,0 – 4,5 akan cenderung 2. Untuk proses pembuatan benda uji
menurunkan kekuatan beton, sedangkan disaranakan untuk melakukan perlakuan
beton pada rendaman asam sulfat dengan yang sama terhadap setiap benda uji agar
nilai pH = 5,0 cenderung tidak tidak terjadi perbedaan sifat mekanik
menurunkan kekuatan beton serta antar beton.
durabilitas beton dikarenakan nilai pH 3. Kontrol terhadap nilai derajat keasaman
yang rendah dan beton mutu tinggi yang (pH) rendaman harus lebih diperhatikan
memiliki kekedapan beton yang tinggi. sebagai indikator utama pengujian.
4. Beton pada rendaman air gambut
cenderung meningkatkan porositas dan UCAPAN TERIMA KASIH
permeabilitas beton seturut dengan
Terima kasih diucapkan kepada semua
pertambahan umur beton sedangkan
pihak yang telah membantu selama peneliti-
beton pada rendaman asam sulfat
an terutama kepada: Dosen Pembimbing, Ibu
cenderung menurunkan porositas dan
Monita Olivia dan Ibu Lita Darmayanti untuk
permeabilitas beton seturut dengan
saran dan bimbingan yang membangun.
pertambahan umur beton.
5. Hasil dari pengujian kehilangan massa
menunjukkan hasil cenderung DAFTAR PUSTAKA
peningkatan massa beton pada umur ACI Committee 318 (1999), "Building Code
awal lalu diikuti dengan penurunan Requirement for Reinforced Concrete
(ACI 318-99) and Commentary (ACI
318R-99)", American Concrete Penyerapan Air Agregat Kasar.
Institute, Farmington Hills, Mich., Bandung: Badan Standarisasi
391 pp. Nasional.
American Concrete Institute (ACI). 2008. SNI 03-1970-1990. (1990). Metode
Guide for Selecting Proportions for Pengujian Berat Jenis dan
High- Strength Concrete Using Penyerapan Air Agregat Halus.
Portland Cement and Other Bandung: Badan Standardisasi
Cementitious Materials. Farmington Nasional.
Hills: ACI SNI 03-1971-1990. (1990). Metode
ASTM C 29 – C29M. 2006. Standard Test Pengujian Kadar Air Agregat.
Methods for Bulk Density (“Unit Bandung: Badan Standardisasi
Weight”) and Void in Aggregate. Nasional.
United States: ASTM. SNI 03-1974-1990 (1990). Metode
ASTM C 40. 2006. Standard Test Methods Pengujian Kuat Tekan Beton.
for Organic Impurities in Fine Bandung: Badan Standardisasi
Aggregates for Concrete. United Nasional.
States: ASTM. SNI 03-2417-1991. (1991). Metode
ASTM C 267. 2006. Standard Test Methods Pengujian Keausan Agregat dengan
for Chemical Resistance of Mortars, masin Abrasi Los Angeles. Bandung:
Grouts, and Monolithic Surfacing Badan Standardisasi Nasional.
and Polymer Concretes. United Song, Xiujiang. 2007. Development and
States: ASTM. Performance of Class F Fly Ash
Bajza, A & Zivica V. 2009. Acidic attack of Based Geopolymer Concretes against
cement-based—a review Part 2. Sulphuric Acid Attack. Sydney,
Factorsof rate of acidic and Australia: The University of New
protective measure. Slovak Republic: South Wales
Slovak Univesity of Technology.
Kusnaedi. 2002. Mengolah Air Gambut
dan Air Kotor untuk Air Minum.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Purba, Parhimpuan. 2006. Pengaruh
Kandungan Sulfat terhadap Kuat
Tekan Beton. UNDIP: Jurnal Teknik
Sipil PSD III, UNDIP
Siregar, Atur P N. (2006). Laju Korosi
Tulangan pada Mutu Beton yang
Berbeda. SMARTek: Jurnal Teknik
Sipil, Mesin, Arsitektur, Elektro
SNI 03-1968-1990. (1990). Metode
Pengujian Tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar. Bandung:
Badan Standarisasi Nasional.
SNI 03-1969-1990. (1990). Metode
Pengujian Berat Jenis dan

You might also like