Professional Documents
Culture Documents
Pandiangan PDF
Pandiangan PDF
Monita Olivia
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293
e-mail: monitawibisono@yahoo.com
Lita Darmayanti
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293
e-mail: litlit98@yahoo.com
ABSTRACT
This research studies the durability of high strength concrete in acidic environment likes peat
water and sulfuric acid solution. The high strength concrete will immersion in that both
solution. After that, concrete will testing by mechanics and physical behavior likes compressive
strength test, permeability test, porosity test, mass lost, visual changes, and acidic depth
penetration by age of concrete. The main indictor of acidic solution in this reseach is point of
hydrogen (pH) by solution. The range of pH by peat water are 4.00 – 5.00 and sulfuric acid is
is 5.00. The limited of compressive strength of the test spesimen is 50 MPa. This research gives
the decrease of compressive strength by age in peat water immersion, whereas in sulfuric acid
immersion this research shows the increase of compressive strength by age. The value of
permeability of concrete in peat water immersion show the increase of permeability by age, but
in sulfuric acid immersion the value of permeability increase in 28 days immersion and then
decrease in 91 days immersion. Percent of porosity increase in 28 days immersion and decrease
in 91 days immesion in peat water and sulfuric acid solution. Weight change test shows the
dercrease of weight of the test speciment from all solution. The visual inspection changes test
gives colouring changes onlyin test specimen in acidic solution and the result of depth
penetration acid test is not showed the different result.
Keyword: Peat water, sulfuric acid, high strength concrete, mass lost, compressive strength,
acidic penetration, permeability, pH, porosity, visual inspection
terjadi, yaitu (1) kondisi statis (diam) dimana -7 Air Biasa Air Gambut Asam Sulfat
tidak terjadi pergerakan dan perputaran
Gambar 7. Grafik perubahan kuat tekan
siklus pada rendaman; (2) kondisi dinamis
beton
(bergerak) dimana terjadi pertukaran siklus
di dalam rendaman (Bajza dan Zivica, 2002). 3.3. Hasil Pengujian Rembesan
Untuk itu perlu pengadukan setiap hari pada Air/Permeabilitas Beton
air rendaman agar terjadi perputaran siklus Pengujian permeabilitas ini bertujuan
pada rendaman. Proses pengadukan untuk mengetahui angka permeabilitas dari
rendaman ini akan bersifat dinamis dan beton setelah terendam pada rendaman asam
mendekati kondisi yang nyata seperti di sulfat dan air gambut. Untuk setiap umur
lapangan pada lahan gambut yang siklus pengujian telah diuji sebanyak satu (1)
airnya selalu dinamis. sampel uji kubus 15x15x15 cm pada masing-
Berbeda dengan hasil kuat tekan pada masing rendaman. Dari satu sampel tersebut
rendaman asam sulfat. Terjadi penurunan didapatkan hasil angka permeabilitas beton
kuat tekan pada umur 7 hari lalu meningkat seperti pada Gambar 8.
pada umur 28 hari dan 91 hari. Penurunan Pada rendaman air biasa terjadi
pada umur 7 hari terjadi akibat reaksi asam penurunan nilai permeabilitas seturut dengan
sulfat dengan beton tersebut. Asam sulfat pertambahan umur beton. Ini adalah tren
menyerang ikatan struktur beton mulai dari normal pada beton yang disebabkan oleh
tepi permukaan beton hingga masuk ke proses hidrasi di dalam beton yang
dalam dan semakin merusak dan memperbaiki ikatan antar agregat dan semen
melemahkan ikatan antar partikel di dalam yang membuat pori dari beton semakin rapat
beton. Akan tetapi terjadi peningkatan pada dan menyebabkan daya rembes beton
terhadap air semakin kecil seturut dengan 3.4. Hasil Pengujian Porositas Beton
bertambahnya umur beton. Pada rendaman Pengujian porositas beton ini bertujuan
asam sulfat terjadi peningkatan nilai untuk mengetahui angka pori dari beton
permeabilitas dari umur 7 hari menuju umur setelah terrendam pada rendaman asam sulfat
28 hari, lalu menurun lagi pada umur 91 hari. dan air gambut. Pada penelitian ini
Peningkatan yang terjadi pada umur 7 hari ini didapatkan beberapa hasil porositas beton
disebabkan oleh reaksi antara beton dengan berdasarkan rendaman asam masing-masing.
asam sulfat yang berpotensi menggangu Untuk setiap umur pengujian telah diuji
proses hidrasi beton dan memperbesar pori sebanyak dua (2) sampel uji selinder D-10
beton pada umur awal. Penurunan angka cm H-20 cm pada masing-masing rendaman.
permabilitas pada umur 28 dan 91 hari ini Dari kedua sampel tersebut didapatkan hasil
bisa terjadi akibat tertutupinya kembali pori rata-rata angka porositas beton.
beton akibat dari dekomposisi hasil reaksi
9
asam dengan beton yang membuat serangan
8 Air Biasa
asam tidak bisa masuk ke dalam beton
Perubahan Porositas Beton (%)
Air Gambut
7
sehingga proses hidrasi di dalam beton tetap Asam Sulfat
6
berjalan dan membuat terjadinya perbaikan
5
pori di dalam beton dan memperkecil pori
4
beton tersebut.
3
Hasil di rendaman air gambut menunjuk-
2
kan peningkatan angka permeabilitas seturut
1
pertambahan umur beton. Hal ini terjadi
0
akibat proses perusakan asam dari air gambut
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91
yang terus masuk ke dalam beton dan Umur Beton (hari)
menggangu proses hidrasi serta merusak
Gambar 9. Grafik perubahan porositas beton
produk hidrasi tersebut. Hal ini
menyebabkan perbesaran pori beton dan Hasil pengujian porositas beton pada
berpotensi besar untuk mempermudah rendaman air biasa seperti pada Gambar 9
serangan asam masuk lebih dalam lagi ke terjadi penurunan persen pori seiring
dalam beton pertambahan umur beton akibat proses
hidrasi beton yang memperbaiki pori beton
1,6
dan ikatan antar agregat dalam beton.
Perubahan Rembesan Air (cm)
1,4
Sedangkan pada rendaman air gambut terjadi
1,2 peningkatan persen pori dari umur 7 hari
1,0 menuju umur 28 hari lalu menurun pada
0,8 umur 91 hari. Peningkatan terjadi akibat
0,6
reaksi air gambut yang mengganggu proses
Air Biasa hidrasi beton dan merusak produk hidrasi
0,4
Air Gambut beton. Hal ini akan memperbesar pori dari
0,2
Asam Sulfat beton pada umur awal. Selanjutnya terjadi
0,0 penurunan persen pori beton pada umur 28
0 7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91
Umur Beton (hari) dan 91 hari ini mungkin akibat perbaikan pori
Gambar 8. Grafik perubahan rembesan air di dalam inti beton oleh proses hidrasi. Proses
terhadap beton hidrasi ini kembali bereaksi akibat
tertutupinya kembali pori permukaan beton tanggal pengujian sebanayk satu (1) sampel.
oleh dekomposisi hasil reaksi asam dengan Pengujian ini dilakukan dengan larutan
beton. phenolpthalein yang akan memberi efek
Hasil yang sama juga ditunjukkan pada warna pada benda uji ketika disemprotkan
rendaman asam sulfat. Pada rendaman asam pada benda uji. Pengujian penetrasi
sulfat terjadi peningkatan angka pori pada kedalaman asam bertujuan untuk mengetahui
umur 7 hari menuju umur 28 hari lalu kedalaman serangan atau penetrasi asam
menurun pada umur 91 hari. Mekanisme terhadap beton.
peningkatan pada umur awal lalu menurun
pada umur selanjutnya ini terjadi akibat 0,35 Asam Sulfat Air Gambut Air Biasa
(a) (b)
Gambar 11. Hasil pengujian penetrasi asam beton; (a) umur 7 hari rendaman, (b) umur 91 hari
rendaman
0 hari 7 hari
28 hari 91 hari
Gambar 12. Hasil pengujian tampak visual beton
4. KESIMPULAN DAN SARAN massa beton untuk umur yang lebih lama
4.1 Kesimpulan lagi.
6. Pengujian kedalaman penetrasi asam
Berdasarkan hasil pengujian dan
tidak menunjukkan perbedaan yang
pembahasan yang dilakukan terhadap
mencolok dari pengujian di awal dan di
durabilitas beton di rendaman air gambut,
akhir.
asam sulfat dan air biasa ini, maka diambil
7. Pengujian tampak visual hanya
kesimpulan sebagai berikut.
menunjukkan perubahan warna yang
1. Beton pada rendaman air biasa akan terjadi pada benda uji. Beton terlihat
mengalami peningkatan kekuatan tekan semakin berwarna pekat sejalan dengan
sejalan dengan penambahan umur beton umur rendaman terutama pada rendaman
dan mengalami penurunan porositas dan air gambut.
permeabilitas beton sejalan dengan
penambahan umur beton. 4.2 Saran
2. Tingkat keasaman rendaman (pH) Berdasarkan hasil pengujian yang telah
merupakan salah satu faktor yang dilakukan selama pengujian ini, maka
mempengaruhi ketahanan beton mutu diberikan beberapa saran sebagai berikut.
tinggi. Semakin rendah pH rendaman, 1. Untuk semua jenis pengujian yang
semakin tinggi daya serang terhadap berhubungan dengan suhu ruangan,
beton dan sebaliknya. harus dikontrol agar suhu ruangan tetap
3. Beton di rendaman air gambut dengan ketika proses pengujian.
nilai pH = 4,0 – 4,5 akan cenderung 2. Untuk proses pembuatan benda uji
menurunkan kekuatan beton, sedangkan disaranakan untuk melakukan perlakuan
beton pada rendaman asam sulfat dengan yang sama terhadap setiap benda uji agar
nilai pH = 5,0 cenderung tidak tidak terjadi perbedaan sifat mekanik
menurunkan kekuatan beton serta antar beton.
durabilitas beton dikarenakan nilai pH 3. Kontrol terhadap nilai derajat keasaman
yang rendah dan beton mutu tinggi yang (pH) rendaman harus lebih diperhatikan
memiliki kekedapan beton yang tinggi. sebagai indikator utama pengujian.
4. Beton pada rendaman air gambut
cenderung meningkatkan porositas dan UCAPAN TERIMA KASIH
permeabilitas beton seturut dengan
Terima kasih diucapkan kepada semua
pertambahan umur beton sedangkan
pihak yang telah membantu selama peneliti-
beton pada rendaman asam sulfat
an terutama kepada: Dosen Pembimbing, Ibu
cenderung menurunkan porositas dan
Monita Olivia dan Ibu Lita Darmayanti untuk
permeabilitas beton seturut dengan
saran dan bimbingan yang membangun.
pertambahan umur beton.
5. Hasil dari pengujian kehilangan massa
menunjukkan hasil cenderung DAFTAR PUSTAKA
peningkatan massa beton pada umur ACI Committee 318 (1999), "Building Code
awal lalu diikuti dengan penurunan Requirement for Reinforced Concrete
(ACI 318-99) and Commentary (ACI
318R-99)", American Concrete Penyerapan Air Agregat Kasar.
Institute, Farmington Hills, Mich., Bandung: Badan Standarisasi
391 pp. Nasional.
American Concrete Institute (ACI). 2008. SNI 03-1970-1990. (1990). Metode
Guide for Selecting Proportions for Pengujian Berat Jenis dan
High- Strength Concrete Using Penyerapan Air Agregat Halus.
Portland Cement and Other Bandung: Badan Standardisasi
Cementitious Materials. Farmington Nasional.
Hills: ACI SNI 03-1971-1990. (1990). Metode
ASTM C 29 – C29M. 2006. Standard Test Pengujian Kadar Air Agregat.
Methods for Bulk Density (“Unit Bandung: Badan Standardisasi
Weight”) and Void in Aggregate. Nasional.
United States: ASTM. SNI 03-1974-1990 (1990). Metode
ASTM C 40. 2006. Standard Test Methods Pengujian Kuat Tekan Beton.
for Organic Impurities in Fine Bandung: Badan Standardisasi
Aggregates for Concrete. United Nasional.
States: ASTM. SNI 03-2417-1991. (1991). Metode
ASTM C 267. 2006. Standard Test Methods Pengujian Keausan Agregat dengan
for Chemical Resistance of Mortars, masin Abrasi Los Angeles. Bandung:
Grouts, and Monolithic Surfacing Badan Standardisasi Nasional.
and Polymer Concretes. United Song, Xiujiang. 2007. Development and
States: ASTM. Performance of Class F Fly Ash
Bajza, A & Zivica V. 2009. Acidic attack of Based Geopolymer Concretes against
cement-based—a review Part 2. Sulphuric Acid Attack. Sydney,
Factorsof rate of acidic and Australia: The University of New
protective measure. Slovak Republic: South Wales
Slovak Univesity of Technology.
Kusnaedi. 2002. Mengolah Air Gambut
dan Air Kotor untuk Air Minum.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Purba, Parhimpuan. 2006. Pengaruh
Kandungan Sulfat terhadap Kuat
Tekan Beton. UNDIP: Jurnal Teknik
Sipil PSD III, UNDIP
Siregar, Atur P N. (2006). Laju Korosi
Tulangan pada Mutu Beton yang
Berbeda. SMARTek: Jurnal Teknik
Sipil, Mesin, Arsitektur, Elektro
SNI 03-1968-1990. (1990). Metode
Pengujian Tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar. Bandung:
Badan Standarisasi Nasional.
SNI 03-1969-1990. (1990). Metode
Pengujian Berat Jenis dan