You are on page 1of 4

Faktor resiko

Faktor resiko terjadinya meningitis :


1. Infeksi sistemik
Didapat dari infeksi di organ tubuh lain yang akhirnya menyebar secara hematogen sampai ke
selaput otak, misalnya otitis media kronis, mastoiditis, pneumonia, TBC, perikarditis, dll.
2. Trauma kepala
Terjadi pada trauma kepala terbuka atau pada fraktur basis cranii yang memungkinkan
terpaparnya CSF dengan lingkungan luar. Selian itu juga bisa disebabkan oleh operasi bedah
saraf.
3. Defisiensi Imun

Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia
sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh
imunologis.
Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid
menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong
perkembangan bakteri.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan
di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.
Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan
hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis. Radang
juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis bakteri dihubungkan dengan
perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah
pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis. Infeksi
terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan
meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya
kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus
Komplikasi

Penyakit meningokokus adalah kondisi dimana meningitis dan infeksi darah terjadi bersamaan.
Dari seluruh kasus meningitis, diperkirakan 25% orang dengan penyakit meningokokus akan
mengalami komplikasi. Meningitis bakterialis bisa memberi tekanan yang berat pada tubuh dan
otak. Tingkat keparahan komplikasi bisa bersifat sementara atau permanen, serta berbeda-beda
pada berbagai orang.
Risiko komplikasi makin tinggi jika infeksi meningitis makin parah. Komplikasi ini lebih sering
terjadi pada kasus meningitis bakterialis daripada kasus meningitis virus. Berikut ini adalah
beberapa komplikasi yang bisa terjadi:
· Masalah ingatan atau konsentrasi
· Kehilangan pendengaran, bisa parsial atau total
· Kesulitan belajar, bisa sementara atau permanen
· Masalah dengan koordinasi dan keseimbangan
· Masalah dalam berbicara
· Penglihatan hilang, bisa sebagian atau total
· Epilepsi
Mengalami Kehilangan Pendengaran
Komplikasi paling umum dari meningitis adalah kehilangan pendengaran. Tes pendengaran
biasanya akan diberikan untuk memeriksa pendengaran orang yang baru pulih dari penyakit ini.
Tes seharusnya dilakukan sebelum Anda dikeluarkan dari rumah sakit atau dalam waktu empat
minggu setelah Anda merasa cukup sehat untuk melakukan tes. Pembahasan yang lebih lanjut
tentang hasil tes bisa dibicarakan dengan dokter spesialis anak.
Kemunculan Gangren pada Meningitis
Toksin atau racun akan dihasilkan oleh bakteri yang masuk ke dalam darah akan membunuh
jaringan sehat. Jaringan yang rusak parah akan mati dan menjadi gangren. Operasi pengangkatan
jaringan gangren ini disebut sebagai debridemen. Untuk beberapa kasus yang parah, mungkin
perlu mengamputasi satu bagian tubuh. Contohnya mengamputasi jari tangan, jari kaki, atau
lengan.
pemeriksaan diagnostik

 Analisa CSS dari fungsi lumbal :

Meningitis bakterial : Tekanan meningkat, cairan keruh / berkabut, jumlah sel darah putih

dan protein meningkat; glukosa menurun, kultur positif terhadap beberapa jenis bakteri.

Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putih

meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus biasanya

hanya dengan prosedur khusus.

 Glukosa serum

Meningkat (meningitis).

 LDH serum

Meningkat (pada meningitis bakteri).

 Sel darah putih

sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri).

 Elektrolit darah

Abnormal.

 ESR / LED :

Meningkat (pada meningitis).


 Kultur darah / hidung / tenggorok / urine

Dapat mengindikasikan daerah “pusat” infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi.

 MRI / CT-Scan

Dapat membantu melokalisasi lesi, melihat ukuran / letak ventrikel; hematom daerah serebral,

hemoragik atau tumor.

 EEG

Mungkin terlihat gelombang lambat secara fokal atau umum (ensefalitis) atau voltasenya

meningkat (abses).
 Ronsen dada, kepala dan sinus
Mungkin ada indikasi infeksi atau sumber infeksi kranial.

 Arteriografi karotis

Letak abses lobus temporal, abses serebral posterior.

You might also like