You are on page 1of 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa kecil atau masa pertumbuhan adalah dari umur 1 bulan hingga 1
tahun. Interaksi antara bayi dan lingkungan sangatlah besar dan sangat bermakna.
Bayi tertawa dan tengkurap dalam menerima respon untuk berinteraksi dengan
lingkungan social mereka dan menerima respon yang besar, kemudian ketika
mereka hanya tersenyum dalam menerima respon pelukan. Selam fase
pertumbuhan dan perkembangan perawat dapat memeriksa potensi adaptif dari
anak-anak karena perubahan kualitatif dan kuantitatif yang terjadi denga cepat.
Anak yang memiliki konsep diri positif, dapat memandang, menilai dan
memiliki persepsi yang positif mengenai dirinya. Konsep diri yang positif
menurut Millie Ferrer dan Anne Fugate dalam karya ilmiahnya, “Helping Your
School Age Child Develop a Healthy Self Concept”, formulasi dari perasaan
nyaman terhadap diri sendiri, rasa diterima oleh lingkungan sekitar, dan rasa
mampu melakukan sesuatu hal dengan baik. “Dia melihat dirinya sebagai orang
yang dicintai dan berharga

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan mahasiswa mampu
mengetahui dan memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan
infant dan anak usia toddler dan mengidentifikasi kemungkinan masalah
kesehatan yang dialaminya.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami konsep pertumbuhan dan
perkembangan.
b. Memahami tentang pertumbuhan dan perkembangan fisik pada
infant .
c. Mampu menjelaskan dan memahami tentang perkembangan
motorik, psikososial, psikoseksual, kognitif, dan moral pada
infant berdasarkan tinjauan para ahli.
d. Mengetahui cara-cara peningkatan kesejahteraan pada infant
toddler.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Infant
Fase Infancy adalah periode pertama kehidupan sesudah kelahiran ketika
individu yang bersangkutan relatif sangat tidak berdaya dan bergantung sekali
pada orang tuanya. Istilah ini biasanya diterapkan hanya pada tahun yang pertama.
Skinner mengemukakan bahwa fase infancy adalah masa dua tahun pertama
setelah kelahiran.Mengemukakan ada serangkaian fase dalam perkembangan
atensi selama masa infancy. Fase ini bukan merupakan fase yang kaku karena
fase-fase tersebut saling tumpang tindih dalam waktu dan situasi. Pada setiap fase
ini, anak menggunakan kemampuan-kemampuan motor yang telah dimilikinya
untuk mengeksplorasi lingkungan.
Infant merupakan tahap perkembangan bayi usia 0-12 bulan dimana pada usia
ini bayi belajar terhadap kepercayaan dan ketidakpercayaan. Masa ini merupakan
krisis pertama yang dihadapi oleh bayi. Dalam masa ini terjadi interkasi sosial
yang erta antara ibu dan anak yang dapat menimbulkan rasa aman dalam diri si
anak. Rasa aman yang dinikmati oleh anak tadi dapat kita lihat dari enaknya ia
makan, nyenyaknya ia tidue, dan mudahnya ia defekasi (Sacharin, RM.2016).
Berkembangnya perasaaan aman ini tidak tergantung dari kuantitas makanan
dan demonstrasi rasa sayang yang diberikan pada anak, tetapi banyak dipengaruhi
kualitas hubungan ibu dan anak. Dari rasa aman ini tumbuh rasa kepercayaan
dasar terhadap dunia luar.Secara umum, ada 3 (tiga) tahap perkembangan
perceptual/ perkembangan atensi pada masa infancy (Gibson, 1998), yaitu :
1. Tahap Pertama (awal kelahiran – 4 bulan)
Bayi telah mampu mengendalikan kepala dan seluruh badannya
sehingga bayi akan dapat mengarahkan penglihatan dan
pendengarannya kepada objek-objek yang dijumpai.
2. Tahap kedua (4 bulan – 7 bulan)
Pada tahap ini bayi telah mampu mengendalikan lengan dan tangannya,
sehingga bayi dapat menjangkau dan menggenggam benda-benda.
3. Tahap ketiga (8 bulan – 12 bulan)
Pada tahap ini atensi bayi meluas kepada susunan stimulus yang lebih
luas karena bayi sudah dapat merangkak, berpindah-pindah tempat

2
(locomotion), serta mengeksplorasi hal-hal yang ada dibalik
tabir/penghalang.
2.2 Perkembangan Infant
a. Perkembangan Emosional
Kepercayaan dasar, urutan pertama dalam psikososialnya Erikson,
berkembang ketika bayi belajar bahwa kebutuhan mendesaknya dipenuhi secara
terus-menerus. Kepentingan emiosional dalam setiap pengalaman tergantung pada
perangai anak itu sendiri dan juga respon orang tua. Bayi diberi makan sesuai
“kebutuhannya” secara konsisten, pengalaman ini menghubungkan dengan rasa
tidak nyaman mereka, kedatangan orang tuan dan perasaan lega dari rasa lapar.
Hampir semua bayi yang diberi makanan sesuai dengan jadwal dengan capat
mengadaptasi siklus rasa laparnya dengan jadwal yang telah ditetapkan. Bayi-bayi
ini sering menunjukkan peningkatan sifat, lekas marah, dan ketidakstabilan
psikologis dan juga masalah tingkah laku di kemudian hari.
b. Perkembangan Motorik
Ketika bayi neonatus dalam keadaan suspensi ventral dengan tangan
dibawah abdomen, hampir tidak terdapat pengendalian kepala. Pada umur sekitar
6 minggu ia mampu untuk mengangkat kepala untuk seketika dalam bidang yang
sama dengan tubuh lainnya. Pada umur 8 minggu ia dapat mempertahankan posisi
ini dan pada umur 12 minggu ia dapat mempertahankan kepalanya diluar bidang
tubuh lainnya.
Pada usia sekitar 2 sampai 3 bulan anggota gerak dapat digerakkan dan
gerakannya menjadi lebih lancar dan kontinu. Tangan terbuka lebih longgar.
Ketika berbaring dalam possisi tengkurap dia dapat mengankat dagunya dari atas
tempat tidur. Pada minggu ke 8 sampai 12 ia menahan dagu dan bahunya diatasa
tempat tidur dengan tungkai sepenuhnya terlentang.Ketika ditahan dalam posisi
duduk ia menahan punggung dalam keadaan lurus, kecuali pada daerah lumbar.
Ketika kakinya ditegakkan pada permukaan yang keras ia melongsor pada
lututnya.
Antara umur 12 sampai 24 minggu ia mampu untutk menganggkat kapala
dari bantal, berangsur-angsur menopang kepalanya. Ia harus mampu duduk
dengan topangan guling pada tempat tidur kecil atau kereta anak-anak dan
menggerakkan kepalanya dari sisi ke sisi.

3
c. Perkembangan Bicara
Walaupun anak belum mencapai ulang tahun pertama, mereka mengetahui
betapa pentingnya kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Pada waktu
mereka menemukan bahwa upaya awal merekauntuk berkomunikasi dengan
menangis atau dengan menggunakan bahasa isyarat tidak selalu dipahami, mereka
memiliki motivasi yang kuat untuk belajar bicara segera setalah mereka siap
melakukan hal itu, mereka berusaha belajar bicara karena meraka telah
mengetahui bahwa bicara merupakan alat komunikasi yang lebih baik ketimbang
tangisan, atau isyarat prabicara ang telah mereka gunakan sebelumnya.Sebelum
mereka mempelajari kata – kata yang cukup untuk digunakan sebagai bentuk
komunikasi, mereka menggunakan empat bentuk komunikasi prabicara, yaitu :
1) Tangisan
Dalam hari-hari awaql kehidupan pasca lahir,sebagian beras suara
bayi adalah menangis.Melalui tangisan bayi memberitahukan
kebutuhannya kepada seseorang untuk menghilangkan rasa : lapar, pedih,
lelah, dan keadaan tubuh yang tidak menyenangkan lainnya untuk
keinginanya diperhatikan.
2) Ocehan dan Celoteh
Ocehan ; bunyi eksplosif awal disebabkan oleh perubahan gerakan
mekanisme suara. Celotehan : jumlah bunyi yang dikeluarkan bayi
meningkat secara perlahan. Karena meningkatnya kemampuannya
mengendalikan arus udara yang melewati pita suara, bayi dapat
mengucapkan bunyi seperti yang diinginkan. Oleh karena itu, celotehan
adalah bentuk senam suara, yang timbul secara spontan, tetapi tidak ada
arti atau asosiasi yang sesungguhnya bagi bayi.
3) Isyarat
Isyarat adalah gerakan anggota badan yang berfungsi sebagai
pengganti atau pelengkap bicara. Sebagai pengganti bicara, isyarat
menggantikan kata atau gagasan yang disampaikan kepada orang lain
melalui gerakan badan atau bagian tubuh tertentu. Sebagai pelengkap
bicara, isyarat menekankan makna kata yang diucapkan.
4) Ungkapan Emosional
Ungkapan emosional adalah bentuk komunikasi prabicara yang
berguna karena alasan kedua, yakni apabila digunakan orang lain mudah

4
ditafsirkan bayi. Bayi dengan segara mengetahui adanya perubahan
ekspresi wajah dan tekanan suara orang lain.
d. Perkembangan Kognitif
Bayi belajar dari banyak pengalaman dan manipulasi lingkungan.
Perkembangan keterampilan motorik dan peningkata perubahan pada lingkungan
bayi dan, dengan perkmbangan visual atau penglihatan dan kemampuan
mendengar,menambah perkembangan kognitif. Kemampuan berbicara adalah
aspek yang sangat penting dari pengamatan yang berkembang selama 1 tahun.
Bayi berprilaku dari menangis dan tertawa untuk menirukan suara, memahami arti
dari perintah singkat dan mengulang kata yang mereka mengerti seperti halnya
menyubutkan 2-3 kata termasuk juga kata da-da, ma-ma, dll.
Perawat membutuhkan kesempatan untuk menggunakan dan
mengembangkan perasaan mereka. Perawat harus mengevaluasi kelayakan dan
mencukupi kesempatan itu.
e. Perkembangan Psikososial
Selama satu tahun, bayi mulai membedakan dirinya dari yang lain seperti
mampu menjadi dirinya sendiri. Awalnya, bayi tidak tahu batas dirinya, tapi
seluruh pengalamanya diulang dari lingkungan, mereka belajar dimana akhir dari
dirinya dan dimulainya dunia luar.Bayi mempercayakan pada orangtua mereka
untuk perawatan fisik dan emosional. Meskipun bayi memiliki kemampuan yang
tidak nyata untuk beralasan, mereka yang tiba-tiba merasakan emosi dan tingkah
laku orang disekitar mereka.Tahap percaya versus tidak percaya merupakan arti
atribut yang paling penting, perkembangan kepribadian yang sehat adalah
kepercayaan (trust). Pada tahap ini bayi sudah membangun rasa percaya kepada
seseorang, baik orangtua ataupun orang yang mengasuhnya. Kesalahan dalam
mengasuh atau merawat dapat menimbulkan rasa tidak percaya.
Erikson menggambarkan krisis perkembangan psikososial dari bayi seperti
kepercayaan versus ketidakpercayaan. Dia menjelaskan bahwa kualitas dari
interaksi antara orangtua dan bayi menentukan perkembangan dari kepercayaan
dan ketidakpercayaan. Orangtua yang memenuhi kebutuhan kehangatan,
kenyamanan, cinta, perlindungan, dan makanan ketika bayi menyatakan
peningkatan kebutuhan perasaan dari kepecayaan, sedangkan memenuhi
kebutuhan bayi pada kesenangan diri mereka sendiri atau tidak pada semua
perasaan untuk perkembangan dari ketidakpercayaan.

5
Perawat menaksir ketersediaan dan kelayakan dari pengalaman membantu
perkembangan psikososial. Rawat inap bagi bayi mungkin mempunyai kesulitan
menetapkan batasan fisik karena mengulangi sensasi nyeri. Batas pengalaman
negatif itu dan ketersediaan sensasi kesenangan adalah menghalangi dukungan
pada awal perkembangan psikologi. Memperluas jarak dari orangtua akan
menyulitkan proses penyaluran kasih sayang dan peningkatan angka atau jumlah
dari perhatian. Idealnya orangtu harus memberikan banyak perhatian selam
dirumah sakit.

2.3 Perkembangan Bayi Selama Masa Bayi


a. Bulan I
Motorik; Memilih posis fleksi dan pelvis tinggi tetapi lutut tidak
dibawah abdomen bila telungkup (pada saat lahir,lutut fleksi di bawah
abdomen). Dapat memutar kepala dari satu sisi ke sisi lain bila
telungkup.Mengangkat kepala sebentar dari tempat tidur,Mengalami
head lag yang nyata, khususnya bila menarik kepala dari posisi berbaring
ke poisi duduk .Menahan kepala sebentar secara pararel dan dalam garis
tengah dan tertahan dalam posisi telungkup. Menunjukkan posis refleks
leher tonik asimetris bila terlentang, bila menahan dalam posisi berdiri,
tubuh lemas pada lutut dan panggul. Pada posisis duduk,punggung
memutar secar bersamaan,tidak ada control kepala. Tangan tertutup
secara umum. Refleks menggenggam kuat tangan mengatup pada kontak
dengan mainan.
Sensori; Mampu memfiksasi objek bergerak dalam rentang 45 derajat
bila digendong pada jarak 20 sampai 25 cm. ketajaman penglkihatan
mendekati 20/100. Mengikuti sinar sampai garis tengah. Diam bila
mendengar suara.
Vokalisasi; Menangis untuk mengekspresikan ketidaksenangan.
Membuat bunyi kecil dengan suara tenggorok. Membuat bunyi selama
makan.
Sosialisasi; Ada dalam fase sensorimotorik tahap I, penggunaan refleks-
refleks lahir (lahir sampai 1 bulan) , dan tahap II, reaksi sirkular utama (1
sampai 4 bulan). Memandang wajah orang tua secara terus-menerus saat
mereka bicara pada bayi.

6
b. Bulan II
Motorik; Menunjukkan posisi yang kurang fleksi bila telungkup-
punggung datar,kaki terekstensi,lengan fleksi,kepala ke satu sisi. Head
Lag berkurang bila menariknya keposisi duduk. Dapat mempertahankan
kepala dalam kesejajaran yang sam dengan posis tubuh yang lain ketika
ditahan dalam suspensi ventral. Bila telungkup, dapat mengangkat kepala
hamper 45 derajat dari meja. Bila digendong dalam posis duduk, kepala
ditahan ke atas tetapi menunduk kedepan. Mununjukkan posisi reflek
leher tonik asimetris secara intermiten. Tangan sering terbuka. Refleks
menggenggam menghilang.
Sensori; Mulai memfiksasi binocular dan konvergen pada odjek dekat.
Bila terlentang , mengikuti mainan yang tergangtung dari satu sisi ke titik
garis tengah. Secara visual mencari untuk melokalisasi bunyi. Memutar
kepala ke satu sisi bila bunyii dibuat pada ketinggian telinga.
Vokalisasi; Bersuara, berbeda dari menangis ,tangisan menjadi berbeda,
mendekut, bersuara pada wajah yang dikenal.
Sosialisasi; Menunjukkan senyum social sebgai respon terhadap berbagai
stimulus.
c. Bulan III
Motorik; Mampu menahan kepala lebih tegak bila duduk, tetapi masih
menunduk kedepan. Hanya sedikit mengalami head lag yaitu bila
menarik kepala ke posisi duduk. Mendapatkan posisi tubuh simetrik.
Mampu mengangkat kepala dan bahu dari posisi telungkup sampai sudt
45-90 derajat dari meja, menahan berat badan pada lengan bawah. Bila
digendong pada posis berdiri, mampu menahan sedikit fraksi beban berat
badan pada kakinya. Memegang tangan sendiri. Secara aktif memegang
mainan tetapi tidak akan menggapi mainan itu. Reflek menggenggam
tidak ada. Tangan tetap tertutup rapat. Menggenggam tangan sendiri,
menarik selimut atau pakaian.
Sensori; Mengikuti objek perifer (180 derajat). Melokalisasi bunyi
dengan memalingkan kepala kesamping dan melihat kearah yang sama.
Mulai mempunyai kemampuan untuk mengkoordinasikan rangsang dari
berbagai organ indera.

7
Vokalisasi; Menjerit keras untuk menunjukkan kesenangan.
Mendengkur, menggumam, tertawa. Bersuara bila tersenyum, “bicara “
banyak hal bila diajak berbicara. Menangis berkurang selama periode
terbangun.
Sosialisasi; Menunjukkan minat yang dapat dipertimbangkan terhadap
sekitarnya. Berhenti menangis bila orang tua memasuki ruangan. Dapat
mengenali wajah dan objek yang dikenal, seperti botol minum.
Menunjukkan kewaspadaan terhadap situasi asing.
d. Bulan IV
Motorik; Hampir tidak mengalami head lag ketika menariknya ke posisi
duduk. Keseimbangan kepala pada posisi duduk baik. Punggung sedikit
melengkung, lengkung hanya dalam area lumbal. Mampu duduk tegak
bila disangga. Mampu mengangkat kepala dan dada dari permukaan
sampai sudut 90 derajat. Mengalami posisi simetri utama. Berguling dan
telungkup ke posisi lain. Melihat dan mamainkan tangan , menarik
pakaian atau selimut ke atas walah untuk bermain. Mencoba meraih
objek dengan tangan tetapi melampaui. Menggenggam objek dengan
kedua tangan. Bermain dengan mainan yang ditempatkan di tangan,
mencarinya, tetapi tidak dapat mengambilnya bila dijatuhkan. Dapat
memasukkan objek kemulut.
Sensori; Mampu mengakomodasi pada objek dekat. Penglihatan
binocular cukup baik terbentuk.Dapat memfokuskan pada blok yang
berada pada jarak 1,25 cm. Dimulainya koordinasi mata-tangan.
Vokalisasi;Mebuat bunyi-bunyi konsonan n, k, g, p, h. Tertawa
keras,suara berubah sesuai alam perasaan.
Sosialisasi; Ada dalam tahap III, reasi sirkular sekunder. Menuntut
perhatian dengan rewel, menjadi bosan jika ditinggal sendirian.
Menikmati interaksi sosial dengan orang. Mengantisipasi pemberian
makan bila melihat botol atau ibu bila menyusui dengam ASI,
menunjukkan kesenangan denga seluruh tubuh, menjerit, bernafas
dengan keras. Menunjukkan minat dalam rangsang kuat. Mulai
menunjukkan memori.

8
e. Bulan V
Motorik; Tidak ada head lag ketika menarik kepala untuk posisi duduk.
Bila duduk, mampu menahan kepal tegak dan mantap. Mampu duduk
untuk periode yang lebih lama bila punggung disokong denga baik
punggung tegak. Bila telungkup, menunjukkan posis simetris dengan
lengan ekstensi. Dapat membalik dari posisi telungkup ke terlentang. Bila
terlentang,menempatkan kaki kemulut. Mampu menggenggam objek
secara volunteer. Menggunakan genggaman telapak, pendekatan
bidextrous. Memainkan jari-jari kaki. Mengambil objek secara langsung
ke mulut. Memegang satu kotak sementara memperhatikan kotak lain.
Sensori; Secara visual mengikuti objek yang dijatuhkan. Mampu
melanjutka inspeksi visual terhadap suatu objek. Dapat melokalisasi
bunyi yang dibuat dibawah telinga.
Vokalisasi; Menjerit, membuat bunyi gumaman vocal yang diselingi
dengan bunyi konsonan (misalnya, ah-goo)
Sosialisasi; Tersenyum pada bayangan dicermin. Memegang botol atau
payadara dengan kedua tangan. Lebih antusias bermain, tetapi mungkin
mengalami perubahan alam perasaan yang cepat. Mampu membedakan
orang asing dari keluarga.Memvokalisasikan ketidaksenangan bila objek
diambil. Menemukan bagian-bagian tubuh.
f. Bulan VI
Motorik; Bila telungkup, dapat mengangkat dada dan abdomen bagian
atas dari meja, membebankan berat badan pada tangan. Bila akan
menarik untuk posisi duduk, mengangkat kepala. Duduk pada kursi
tinggi dengan punggung tegak. Berguling dari telungkup ke terlentang.
Bila digendong dalam posisi berdiri, membebankan hamper semua berat
badan.memegang tangan tidak ada lagi. Mengamankan objek yang jatuh.
Menjatuhkan satu kotak bila kotak lainnya diberikan. Menggenggam dan
memanipulasi objek kecil. Memegang botol.
Sensori; Menyesuaikan postur untuk melihat objek. Lebih menyukai
rangsang visual yang kompleks.Dapat melokalisasi bunyi yang dibuat
diatas telinga.Akan memalingkan kepala pada sisi, kemudian melihat
kebawah.

9
Vokalisasi; Mulai mengikuti bunyi-bunyian.Mengoceh menyerupai
ungkapan satu suku kata – ma, mu, da, di, hi.Memvokalisasi terhadap
mainan,bayangan cermin. Menikmati mendengarkan suara sendiri
(penguatan diri).
Sosialisasi; Mengenali orang tua,mulai takut pada orang
asing.Memegang tangan untuk mengambil. Mempunyai kesuklaan dan
ketidaksukaan pasti. Mulai meniru (batuk,menjulurkan lidah). Senang
mendengar langkah kaki. Tertawa bila kepala disembunyikan ke handuk.
Mencari sejenak objek yang dijatuhkan(mulai menetapkan objek). Sering
berubah alam perasaan dari senang menjadi tertawa dengan sedikit atau
tanpa provokasi.
g. Bulan VII
Motorik; Bila terlentang, secara spontan mengangkat kepala dari meja.
Duduk, menyandar ke depan dengan kedua tangan. Bila telungkup,
membebankan berat badan pada satu tangan. Duduk tegak sebentar.
Membebankan seluruh berat badan pada kaki. Bila digendong dalam
posisi berdiri, meloncat secara aktif. Memindahkan objek dari satu
tangan ke tangan lain. Mempunyai pendekatan unidextrous dan
menggenggam. Memegang kedua kotak lebih dari sebentar. Membanting
kotak ke meja, menggaruk pada objek kecil.
Sensori; Dapat memfiksasi objek yang sangat kecil. Berespon terhadap
nama sendiri. Melokalisasi bunyi engan memalingkan kepala pada
lengkungan. Mulai menyadari kedalaman dan ruang. Mempunyai
kesukaan rasa.
Vokalisasi; Menghasilkan bunyi vocal dan menggabungka suku kata-
baba,dada, kaka. Melokalisasi empat bunyi vocal berbeda. “Bicara” bila
orang lain berbicara.
Sosialisasi; Meningkatkan rasa takut pada orang asing, menunjukkan
tanda kekuatiran bila orangtua menghilang. Meniru tindakan dan bunyi
sederhana. Mencoba untuk mencari perhatian dengan batuk atau
mendengkur. Bermain cilukba. Menunjukkan ketidaksukaan makanan
dengan mempertahankan bibir tetap tertutup. Menunjukkan keagresifan
oral dalam menggigit dan mengunyah. Menunjukkan harapan dalam
respons terhadap pengulangan rangsang.

10
h. Bulan VIII
Motorik; Duduk dengan mantap tanpa sokongan.Membebankan berat
badan pada kaki dengan segera bila disokong, dapat berdiri berpegangan
pada perabot. Menyesuaikan postur untuk meraih objek.Mulai
menggenggam dengan menggunakan jari telunjuk, jari keempat, dan
kelima terhadap bagian tungkai bawah.Melepaskan objek sesuai
keinginan.Membunyikan bel dengan tujuan. Memegang dua kotak dan
menginginkan kotak ketiga. Mengamankan objek dengan menarik.
Meraih secara mantap mainan yang berada di luar jangkauan.
Vokalisasi; Membuat bunyi konsonan t, d, dan w, mendengar secara
selektif kata-kata yang dikenalnya. Mengungkapkan tanda penekanan
dan emosi. Menggabungkan suku kata, seperti dada tetapi tidak
menunjukkan artinya.
Sosialisasi; Meningkatkan ansietas terhadap kehilangan orang tua,
terutama ibu, dan rasa takut terhadap orang asing. Berespon terhadap
kata tidak. Tidak menyukai pakaian, penggantian popok.
i. Bulan IX
Motorik; Creeps on hands and knees.Duduk dengan mantap dilantai
untuk waktu lama (10 menit). Mengatasi keseimbanganbila bersandar
kedepan tetapi tidak dapat melakukannya bila bersandar ke samping.
Menarik badan ke posisi berdiri dan berdiri berpegangan pada
perabot.Menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dalam menggenggam
kasar. Menyukai menggunakan tangan yang dominan mulai terlihat.
Menggenggam kotak ketiga, membandingkan dua kotak membawanya.
Sensori; Melokalisasi bunyi dengan memalingkan kepala secara diagonal
dan secara diagonal dan secara langsung terhadap bunyi. Persepsi dalam
meningkat.
Vokalisasi; Berespon terhadap perintah verbal sederhana, memahami
“no – no”.
Sosialisasi; Orang tua (biasanya ibu) makin penting untuk pencariannya.
Menunjukkan peningkatan minat dalam menyenangkan orangtua. Mulai
menunjukkan rasa takut terhadap pergi tidur dan menjadi sendiri.
Menempatkan tangan di depan wajah untuk menghindari dicuci
wajahnya.

11
j. Bulan X
Motorik; Mengubah dari telungkup menjadi duduk. Berdiri sementar
memegang perabot, duduk dengan menjatuhkan diri. Melakukan
keseimbangan dengan mudah pada saat duduk. Saat berdiri, mengangkat
salah satu kaki untuk melangkah.Pelepasan sederhana terhadap suatu
objek mulai. Menggenggam objek dengan tangan.
Vokalisasi; Mengatakan “dada”, “mama” dengan makna, memahami
“daag-daag”, dapat mengatakan satu kata (misalkan: hai, daag, tidak).
Sosialisasi; Menghambat perilaku untuk perintah verbal dari tidak atau
nama sendiri. Meniru ekspresi wajah, melambaikan untuk daag-daag.
Menunjukkan mainan pada orang lain tetapi tidak akan memberikannya.
Membangun objek permanent.
k. Bulan XI
Motorik; Bila duduk, berputar untuk meraih objek. Meluncur atau
berjalan memeganga perabot atau dengan kedua tangan dipegang.
Menjelajahi objek lebih seksama. Memiliki genggaman lebih erat.
Menjatuhkan objek dengan sengaja untuk mengambilnya. Menempatkan
suatu objek setelah objek lain di dalam satu wadah.Mampu memanipulasi
objek untuk memindahkannya dari penjepit paha yang erat.
Vokalisasi; Meniru bunyi pasti.
Sosialisasi; Mengalami kesenangan dan kepuasan jika tidak dikuasai.
Bertindak terhadap pembatasan dengan frustasi. Menggelindingkan bola
pada orang lain sesuai permintaan. Mengantisipasi gerak irama pengasuh
dikenal atau cerita diceritakan. Memainkan permainan ke atas ke bawah,
“besar” atau cilukba. Menggelengkan kepala untuk tidak.
l. Bulan XII
Motorik; Berjalan dengan satu tangan dipegang, Meluncur dengan baik.
Dapat berusaha untuk berdiri sejenak, dapat berusaha melangkah pertama
sendiri. Dapat duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan. Melepaskan kotak
kedalam cangkir. Berusaha untuk membangun dua blok menara tetap
gagal. Mencoba untuk memasukkan butir-butir ke dalam leher botol yang
sempit tetapi gagal. Dapat membalikkan halaman buku, banyak dalam
sekali waktu

12
Sensori; Mendiskriminasi bentuk geometrik sederhana. Ambliobia dapat
terjadi dengan kurangnya binokularitas. Dapat mengikuti objek yang
bergerak dengan cepat. Mengontrol dan menyesuaikan respons terhadap
bunyi, mendengarkan bunyi berulang.
Vokalisasi; Mengatakan tiga sampai lima kata di samping “dada”,
“mama”. Memahami makna beberapa kata. Mengenali objek berdasarkan
nama. Meniru bunyi binatang. Memahami perintah verbal sederhana.
Sosialisasi; Menunjukkan emosi seperti cemburu, perasaan marah,takut.
Menikmati lingkungan yang dikenal dan menggali dari orang tua. Rasa
takut dalam situasi asing,memegang erat orang tua. Dapat
mengembangkan kebiasaan “selimut keamanan” atau mainan favorit.
Memiliki peningkatan penentuan untuk praktik keterampilan lokomotor.
Mencari objek seolah-olah tidak disembunyikan, tetapi mencari dimana
objek terlihat terakhir.
2.4 Ringkasan Perilaku Infant
a. Karakteristik Perilaku
1. Karakteristik Normal
a) Menangis ketika ditinggalkan oleh ibunya.
b) Menangis saat basah, lapar, haus, dingin, panas, sakit.
c) Menolak atau menangis saat digendong oleh orang yang tidak
dikenalnya.
d) Segera terdiam saat digendong, dipeluk atau dibuai.
e) Saat menangis mudah dibujuk untuk diam kembali.
f) Menyembunyikan wajah dan tidak langsung menangis saat bertemu
dengan orang yang tidak dikenalnya.
g) Mendengarkan musik atau bernyanyi dengan senang.
h) Menoleh mencari sumber suara saat namanya dipanggil.
i) Saat diajak bermain memperlihatkan wajah senang.
j) Saat diberikan mainan meraih mainan atau mendorong dan
membantingnya.
2. Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan
infant

13
b. Intervensi
1. Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis.
2. Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit).
3. Memberi selimut saat bayi kedingingan.
4. Mengajak berbicara dengan bayi.
5. Memanggil bayi sesuai dengan namanya.
6. Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda,
memperlihatkan benda berwarna menarik, benda berbunyi).
7. Keluarga bersabar dan tidak melampiaskan kekesalan atau kemarahan
pada bayi.
8. Segera membawa bayi kepada pusat layanan kesehatan bila bayi
mengalami masalah kesehatan atau sakit.
9. Stimulasi Permainan sesuai usia. Pada usia ini perkembangan anak mulai
dapat dilatih dengan dengan adanya refleks: melatih kerja sama antara
mata dan tangan atau mata dan telinga dalam berkoordinasi; melatih
mencari objek yang ada tetapi tidak kelihatan; serta melatih mengenal
suara, kepekaan perabaan, dan ketrampilan, dan ketrampilan dengan
perabaan yang berulang.

14
BAB III
PENUTUP

Fase pertama tahap kesejahteraan pada masa perkembangan infant adalah


kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dari rasa aman ini tumbuh rasa
kepercayaan dasar terhadap dunia. Bila karena suatu sebab kepercayaan ini tidak
berhasil tumbuh dalam diri anak, maka akan timbul rasa tidak aman dan tidak
percaya terhadap dunia luar dan sesama manusia. Dalam psikopatologi,tidak
adanya kepercayaan dasar ini dapat kita amati pada anak yang menderita
skizofrenia, sedangkan kurangnya kepercayaan dasar terhadap dunia luar dapat
kita lihat pada orang dewasa yang seringkali menarik diri kedalam dunianya
sendiri (skizoid) dan mengalami depresi bila mendapat stress.

15
DAFTAR PUSTAKA

Markum,AH dkk 2011.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta: Fakultas


Kedokteran Indonesia.

Sacharin, RM.2016. Prinsip Keperawatan Pediatrik Jakarta : EGC

Wahab, AS.2011. Ilmu Kesehatan Anak, Jakarta : EGC

Wong, DL. 2013. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik , Jakarta : EGC

16

You might also like