Professional Documents
Culture Documents
VOLTAMMETRI
Oleh
Nama : Yovita Eky Safitri
NIM : 151810301048
Kelompok :2
Asisten :
4.1 Hasil
4.1.1 Titrasi NaOH 10-2 N dengan HCl 10-2 N
t Volume Konduktansi rata-rata
10 2,43 2224,975586
20 4,86 2023,925781
30 7,29 1867,736816
40 9,72 1725,170898
50 12,15 1612,451172
60 14,58 1499,54834
70 17,01 1408,984375
80 19,44 1320,910645
90 21,87 1244,628906
100 24,3 1182,189941
110 26,73 1113,342285
120 29,16 1037,866211
130 31,59 976,8920898
140 34,02 930,4199219
150 36,45 897,6074219
160 38,88 871,6430664
170 41,31 849,4873047
180 43,74 833,7768555
190 46,17 857,6538086
4.2 Pembahasan
Praktikum elektroanalisis kali ini adalah titrasi konduktansi. Konduktansi
yaitu suatu ukuran kemampuan bahan untuk menghantarkan suatu arus listrik.
Kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik diakibatkan oleh
aktivitas elektron pada bahan tersebut. Pengukuran arus tersebut dapat
menggunakan metode titrasi konduktansi. Titrasi konduktansi dapat dilakukan
dalam penentuan kadar ion, dengan syarat ion tersebut terlibat dalam reaksi kimia.
Keterlibatan tersebut membuat terjadinya penggantian ion satu dengan ion lain
yang mana nantinya terjadi perubahan konduktivitas. Larutan yang digunakan
dalam titrasi ini ialah larutan elektrolit, karena dapat menghantarkan arus listrik.
Hal lain yang menjadi dasar larutan elektrolit digunakan ialah larutan tersebut
dapat diukur konduktivitasnya. Percobaan kali ini bertujuan untuk menunjukkan
analisis kuantitatif menggunakan teknik konduktometri dan menghitung
konsentrasi elektrolit dengan titrasi.
Langkah pertama yang dilakukan sebelum dimulainya titrasi yaitu
mengkalibrasi alat terlebih dahulu. Kalibrasi merupakan penentuan kebenaran
nilai yang ditunjukkan oleh alat dengan membandingkannya menggunakan larutan
standar yang telah menjadi standar nasional untuk suatu ukuran. Fungsi
dilakukannya kalibrasi yaitu agar tercapainya pengukuran yang akurat. Kalibrasi
alat diawali dengan mencelupkan alat konduktivitas probe ke dalam larutan
standar. Larutan standar yang digunakan yaitu KCl. Alasan penggunaan larutan
KCl adalah KCl memiliki mobilitas ion-ionnya yang begitu tinggi. Hal tersebut
membuat tetapan sel dapat ditentukan. Konduktometer pada saat kalibrasi
dilakukan harus tetap tercelup hingga ruang yang ada pada konduktometer berisi
penuh larutan. Hal tersebut agar pengukuran dapat terbaca. Hasil yang didapat
saat kalibrasi yaitu 1,410 mS/cm.
Langkah selanjutnya yaitu titrasi konduktansi. Metode titrasi ini dilakukan
dengan empat larutan. Titrasi pertama menggunakan larutan NaOH dengan HCl.
Titrasi kedua menggunakan larutan HCl denga NH3. Titrasi ketiga menggunakan
larutan NH3 dengan CH3COOH. Titrasi pertama menggunakan larutan NaOH
yang mana merupakan basa kuat, sedangkan larutan HCl merupakan asam kuat.
Larutan NaOH nantinya akan berlaku sebagai titrat. Larutan HCl nantinya akan
berlaku sebagai titran. Titrasi konduktometri ini tidak memerlukan indikator
seperti titrasi biasanya. Hal tersebut dikarenakan titik ekuivalen dapat mudah
diamati melalui grafik antara volume titran yang ditambahkan dengan besarnya
konduktansi larutan hasil titrasi. Titrasi ini hanya dapat dilakukan menggunakan
larutan elektrolit. Larutan yang telah disebutkan di ata merupakan larutan
elektrolit.
Proses untuk titrasi yang pertama yaitu menggunakan larutan NaOH
dengan HCl. Larutan NaOH dimasukkan 25 mL ke dalam gelas beker, yang
berlaku sebagai titrat. Larutan HCl dimasukkan ke dalam buret sebanyak 50 mL
yang berlaku sebagai titran. Larutan NaOH awal kali diukur nilai konduktansinya.
Larutan NaOH kemudian diberi stirer yang berfungsi untuk menghomogenkan
larutan saat penambahan larutan HCl dilakukan. Kemudian larutan NaOH yang
ditambahkan stirer diletakkan pada hot plate dan dilakukan proses titrasi. Proses
titrasi dilakukan dengan penambahan larutan HCl yang dicatat volume setiap 10
detiknya. Hal tersebut untuk mengetahui titik ekuivalennya. Setiap penambahan
HCl, nilai konduktivitasnya dicatat. Pencatatan nilai konduktivitas dilkukan
dengan alat konduktometri tanpa tersentuh stirer, yang bertujuan agar stirer tetap
berputar sehingga reaksi terus berjalan dan larutan tetap akan homogen.
Pengukuran ini dilakukan duplo. Kurva yang didapatkan yakni 3 kurva yang
terdiri dari kurva t vs konduktansi (gambar 4.1), kurva t vs volume (4.2) untuk
menentukan konsentrasi elektrolit dan kurva volume vs konduktansi (4.3) untuk
mengetahui hasil kurva yang terjadi. Kurva titrasi HCl dengan NaOH ditunjukkan
sebagai berikut:
Gambar 4.1 Kurva t vs konduktansi (duplo)
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Beringer, P. 2006. The Science and Practice of Pharmacy. USA : Mc Graw Hill.