You are on page 1of 5

EKUILIBRIUM ISSN : 1412-9124

Vol. 12. No. 2. Halaman : 63 – 67 Juli 2013

PENGGESERAN REAKSI KESETIMBANGAN HIDROLISIS MINYAK


DENGAN PENGAMBILAN GLISEROL UNTUK MEMPEROLEH
ASAM LEMAK JENUH DARI MINYAK BIJI KARET
Dwi Ardiana Setyawardhani*, Sperisa Distantina, Rahmad Budiyanto, Wayan Swarte
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jl. Ir. Sutami no. 36 A, Surakarta 57126 Telp/fax: 0271-632112

*Email: ardiana@uns.ac.id

Abstract: Indonesia is one of the largest rubber producers in the world. Rubber seed is obtained
as agricultural waste. This is a potential feedstock for biodiesel because of its high proportion of
oil. The oil is hydrolyzed to produce saturated and unsaturated fatty acids. Unsaturated fatty acids
such as oleic, linoleic and linolenic acids are good for health. Besides, saturated fatty acids are
suitable for high-quality biodiesel by esterification. Batch process of rubber seed hydrolysis was
conducted on this research to produce fatty acids and glycerine. In case of its reversible reaction,
continuously separation of product or increasing reactant-concentration was needed to achieve
equilibrium conversion. In this batch process, continuously separation of glycerine was done by
settling it stage by stage (multi stages). The objection of this research was to find optimum
condition on multi stages hydrolysis to produce fatty acids. It was processed on hydrochloric-acid
catalyzed, fifty-fifty ratio of oil and water, and reacted in 70oC. In each stage of hydrolysis,
glycerine and water was separated from reaction mixture by settling on 24 hours. The fatty acids
were re-hydrolyzed with fresh water like the stage before. The process was stopped while it
reached maximum conversion (almost completely). Based on this research, we concluded that
for the shorter time of each stage on hydrolysis-process gives higher conversion of oil to fatty
acids.

Keywords: fatty acids, multi stages hydrolysis, Rubber Seed Oil, reaction equilibrium.

PENDAHULUAN dalam bentuk konsentrat). Hal ini diperlukan agar


manfaat asam lemak tersebut dapat diperoleh
Indonesia merupakan negara yang kaya
sesuai dengan kebutuhan.
akan sumber daya alam nabati yang dapat
Asam lemak oleat, linoleat dan linolenat
dimanfaatkan dalam berbagai aspek kehidupan.
merupakan komponen terbesar minyak nabati
Sebagian di antaranya adalah sebagai sumber
pada umumnya, khususnya minyak biji karet.
pangan dan sumber energi yang sangat
Asam-asam lemak tersebut merupakan asam
potensial. Salah satu sumber daya nabati yang
lemak tak jenuh (unsaturated fatty acids) yang
melimpah adalah tanaman karet. Indonesia
lebih kita kenal sebagai asam lemak omega 3, 6
merupakan salah satu penghasil karet terbesar di
dan 9. Asam –asam lemak ini sangat bermanfaat
dunia. Hasil utama perkebunan karet adalah
bagi kesehatan. Sedangkan, asam palmitat dan
latex. Namun di samping itu pohon karet juga
stearat merupakan asam lemak jenuh yang dapat
menghasilkan biji karet dalam jumlah yang cukup
diolah menjadi biodiesel.
besar.
Perlakuan yang tepat terhadap asam
Biji karet, yang sampai saat ini belum
lemak dalam suatu bahan dapat menghasilkan
dimanfaatkan secara optimal, memiliki potensi
konversi yang optimal untuk mendapatkan
ekonomi yang menjanjikan. Hal ini dapat dilihat
sumber pangan dan biodiesel yang berkualitas.
dari komponen yang terkandung dalam biji karet,
Untuk memperoleh asam lemak dari
khususnya kandungan minyak. Kandungan
minyak biji karet, salah satu langkah yang dapat
minyak dalam biji karet cukup tinggi, yaitu setiap
dilakukan adalah dengan cara hidrolisis. Proses
100 g biji karet mengandung 48,5 g minyak.
hidrolisis menguraikan minyak biji karet menjadi
Komponen penyusun minyak biji karet
gliserol dan asam lemak penyusunnya. Asam
terdiri atas asam lemak yang sangat bermanfaat
lemak yang dihasilkan masih berupa campuran
dan bernilai ekonomi tinggi, misal asam palmitat,
antara asam lemak tak jenuh dan asam lemak
stearat, oleat, linoleat, dan linolenat. Agar asam
jenuh (saturated fatty acids). Oleh karena itu
lemak tersebut bisa dimanfaatkan maka harus
untuk memperoleh konsentrat asam lemak jenuh
dipisahkan dari campuran minyak utama (dibuat

63
/ tak jenuh saja keduanya perlu dipisahkan. Cara dan 24,21% karbohidrat, sehingga biji karet
yang sederhana adalah dengan pendinginan berpotensi digunakan sebagai sumber minyak.
(chilling) (Setyawardhani, 2007). Akan tetapi, kandungan air yang cukup besar
dalam biji karet dapat memicu terjadinya hidrolisis
Bila tujuan dari hidrolisis adalah
trigliserida menjadi asam lemak. Oleh sebab itu,
memperoleh asam lemak (yang dapat
biji karet perlu dikeringkan terlebih dahulu
terdegradasi bila diproses pada suhu dan
sebelum dipres untuk diambil minyaknya
tekanan tinggi), maka penggunaan tekanan
(Ikwuagwu et. all., 2000).
atmosfir dan suhu rendah akan jauh lebih baik.
Komposisi asam lemak dalam minyak biji
Oleh karena itu, sesuai dengan tujuan untuk
karet terdiri atas 18,9% asam lemak jenuh (
memperoleh asam lemaknya, maka perlu
10,2% asam palmitat dan 8,7% asam stearat)
dilakukan penelitian tentang hidrolisis minyak biji
dan 80,5% asam lemak tak jenuh (24,6% asam
karet pada suhu rendah dan tekanan atmosfir.
oleat, 39,6% asam linoleat dan 16,3% asam
Namun karena reaksi hidrolisis ini merupakan
linolenat).
reaksi reversibel dan cenderung lambat, maka
konversinya cenderung rendah. Untuk itu perlu
Minyak dan Lemak
diupayakan cara-cara untuk meningkatkan
Minyak dan lemak merupakan senyawa
konversi dalam waktu yang singkat.
organik yang terdapat di alam yang tidak larut
Pada reaksi kesetimbangan, reaksi harus
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik
bergeser ke kanan (produk) untuk mendapatkan
nonpolar seperti hidrokarbon, eter, dan
konversi maksimal. Di antaranya adalah dengan
kloroform. Lemak dan minyak adalah trigliserida
meningkatkan konsentrasi reaktan, mengatur
atau trigliserol. Kedua istilah ini berarti “ triester
temperatur reaksi serta pengambilan / pemisahan
dari gliserol “. Pada temperatur kamar, lemak
salah satu produk secara kontinyu.
berbentuk padat dan minyak berbentuk cair.
Pada penelitian ini, tujuan hidrolisis minyak
Sebagian besar gliserida pada hewan berupa
adalah untuk menghasilkan asam lemak. Produk
lemak. Karena itu, biasa terdengar ungkapan
yang diambil / dipisahkan dalam reaksi ini adalah
lemak hewani (lemak babi, lemak sapi) dan
gliserol. Metode pemisahan gliserol untuk reaksi
minyak nabati (minyak kelapa, minyak jagung,
yang berlangsung dalam proses batch dapat
minyak biji bunga matahari, dan lain-
dilakukan dengan mengendapkannya. Hal ini
lain)(Fessenden, 1982).
dapat dilakukan mengingat gliserol dan air tidak
Rumus bangun suatu trigliserida dapat
larut dalam minyak. Pada akhir reaksi dalam
dinyatakan sebagai berikut :
setiap tahap (stage) hidrolisis, gliserol yang
O
terbentuk bercampur dengan sisa air dan akan
II
mengendap di lapisan bawah, sementara asam
H2 - C – O – C – R1
lemak dan sisa minyak akan berada di lapisan
O
atas. dari reaksi hidrolisis di setiap tahapnya.
II
Tujuan penelitian ini adalah untuk
H – C – O – C - R2
mendapatkan kondisi optimum pada hidrolisis
O
multistage untuk memperoleh asam lemak
II
dengan konversi semaksimal mungkin dari
H2 – C - O - C - R3
minyak biji karet. Kondisi ini secara khusus
ditinjau dari variasi waktu pengambilan produk
gliserol (variasi waktu tiap tahap reaksi). Gambar 1. Rumus Bangun trigliserida

LANDASAN TEORI Dalam rumus bangun trigliserida di atas


R1, R2, R3 adalah asam-asam karboksilat rantai
Biji Karet panjang atau disebut juga asam lemak.
Buah karet berbentuk kotak tiga atau Trigliserida dibagi menjadi 2 macam, yaitu
empat. Setelah berumur enam bulan buah akan trigliserida sederhana jika R1=R2=R3 dan
masak dan pecah sehingga biji karet terlepas dari trigliserida campuran, bila ketiga R berlainan atau
batoknya. Biji karet mempunyai bentuk hanya dua R yang berlainan (Riawan, 1990).
ellipsoidal, dengan panjang 2,5-3 cm, yang
mempunyai berat 2-4 gram/biji. Biji karet terdiri Reaksi Hidrolisis
dari 40-50% kulit yang keras berwarna coklat, Hidrolisis adalah suatu proses reaksi
dan 50-60% kernel yang berwarna putih antara reaktan dengan air agar suatu senyawa
kekuningan. Kernel biji karet terdiri dari 45,63% pecah atau terurai. Pada penelitian ini air yang
minyak, 2,71% abu, 3,71% air, 22,17% protein digunakan berlebih, sehingga perubahan

64 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 63 – 67


konsentrasi air kurang signifikan bila Sistem kesetimbangan terjadi pada reaksi dapat
dibandingkan dengan perubahan konsentrasi balik. Suatu reaksi dikatakan setimbang apabila :
minyak. Dengan demikian reaksi ini merupakan 1. Kecepatan reaksi ke arah produk sama
reaksi orde satu. Ada beberapa jenis reaksi dengan kecepatan reaksi ke arah reaktan.
hidrolisis, yaitu: 2. Konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi relatif
1. Hidrolisis murni, di mana sebagai reaktan tetap.
penghidrolisis hanya air. 3. Terjadi kesetimbangan dinamis (jumlah zat
2. Hidrolisis dengan katalis larutan asam, bisa yang terlibat dalam reaksi tetap tetapi proses
berupa asam encer atau pekat. reaksi terus berjalan).
3. Hidrolisis dengan katalis larutan basa, bisa
berupa basa encer atau pekat. Faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
4. Hidrolisis dengan menggunakan katalis reaksi :
enzim. 1. Konsentrasi
Penambahan konsentrasi pada reaktan akan
Zat – zat mengakibatkan reaksi bergeser ke arah
penghidrolisis: produk.
2. Volume
1. Air Penambahan volume pada reaktan
Kelemahan zat penghidrolisis ini adalah mengakibatkan reaksi akan bergeser ke arah
prosesnya lambat, kurang sempurna dan yang mempunyai nilai koefisien stoikiometri
hasilnya kurang baik. Biasanya untuk proses yang lebih besar.
dalam industri ditambahkan katalisator, di mana 3. Tekanan
zat penghidrolisis air ditambah zat-zat yang Penambahan tekanan, akan mengakibatkan
sangat reaktif. Untuk mempercepat reaksi dapat reaksi bergeser ke arah yang mempunyai
juga digunakan uap air pada temperatur tinggi. koefisien stoikiometri lebih kecil.
2. Asam 4. Suhu
Asam biasanya berfungsi sebagai Penambahan suhu akan mengakibatkan
katalisator dengan mengaktifkan air dari kadar reaksi akan bergeser ke arah endoterm, dan
asam yang encer. Umumnya kecepatan reaksi pengurangan suhu mengakibatkan reaksi
sebanding dengan ion H+ , tetapi pada bergeser ke arah eksoterm.
konsentrasi yang tinggi hubungannya tidak 5. Katalis
terlihat lagi. Di dalam industri asam yang dipakai Penambahan katalis tidak mengubah
adalah H2SO4 atau HCl. H2C2O4 jarang dipakai kesetimbangan, hanya mempercepat
karena harganya mahal, sedangkan HCl lebih tercapainya keadaan setimbang.
menguntungkan karena lebih reaktif
dibandingkan H2SO4. Pada reaksi reversibel konversi maximun
3. Basa dibatasi oleh konversi kesetimbangannya. Ada
Basa yang dipakai adalah basa encer, beberapa faktor yang dapat dilakukan untuk
basa pekat dan basa padat. Reaksi bentuk padat meningkatkan atau menaikan konversi
sama dengan reaksi bentuk cair. Hanya kesetimbangan :
reaksinya lebih sempurna atau lebih reaktif dan 1. Perbandingan konsentrasi umpan
hanya digunakan untuk maksud tertentu, Jika suatu sistem berada pada keadaan
misalnya proses peleburan benzene menjadi kesetimbangan, maka salah satu reaktan
phenol. harus dibuat berlebih agar reaksi dapat
4. Enzim bergeser ke arah kanan atau dengan kata
Suatu zat yang dihasilkan oleh lain dapat menaikan konversi
mikroorganisme, dapat pula digunakan sebagai kesetimbangannya.
katalisator pada proses hidrolisis. Penggunaan 2. Penambahan Inert
dalam industri misalnya untuk pembuatan alkohol Penambahan inert menyebabkan
dari tetes tebu oleh enzim (Groggins,1992). konsentrasi berkurang, sehingga
kesetimbangan bergerak ke arah reaktan dan
Reaksi kesetimbangan menghasilkan konversi ke arah produk
Jenis reaksi dapat dibagi menjadi dua menjadi lebih rendah.
macam yaitu reaksi irreversibel dan reaksi 3. Pengambilan produk selama reaksi.
reversibel. Reaksi irreversibel adalah reaksi yang Konversi kesetimbangan dapat ditingkatkan
tidak dapat balik. Sedangkan reaksi reversible dengan cara memindahkan atau mengambil
adalah reaksi yang dapat balik/bolak-balik. produk (atau salah satu produk) secara
kontinyu dari suatu reaktor (Smith, 1995).

Penggeseran Reaksi Kesetimbangan Hidrolisis Minyak Dengan Pengambilan Gliserol 65


Untuk Memperoleh Asam Lemak Jenuh Dari Minyak Biji Karet
(Dwi Ardiana Setyawardhani, Sperisa Distantina, Rahmad Budiyanto, Wayan Swarte)
pemisahan produk gliserol juga dilakukan tiap 1
METODE PENELITIAN jam.
Bahan
Minyak biji karet hasil ekstraksi biji karet HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan pelarut n-heksan, diperoleh dari Reaksi hidrolisis merupakan reaksi
perkebunan karet di Polokarto (Sukoharjo) dan reversible yang konversi maksimalnya dibatasi
Palembang. oleh konversi kesetimbangannya. Salah satu
Alat cara yang digunakan untuk meningkatkan
Rangkaian alat hidrolisis dengan katalis konversinya adalah dengan cara pengambilan
asam dapat dilihat pada gambar 2. produk yang terbentuk secara kontinyu. Tujuan
pengambilan produk gliserol pada reaksi
hidrolisis ini adalah untuk menggeser reaksi agar
bergerak ke arah produk, sehingga konversi
dapat terus meningkat hingga mencapai konversi
optimum.
Pada penelitian ini produk yang diambil
secara kontinyu adalah gliserolnya. Reaksi
hidrolisis pada penelitian ini dilakukan secara
bertahap, sampai tercapai konversi maksimum
Hasil dari penelitian tentang hidrolisis
minyak biji karet dengan variabel waktu
pengambilan produk gliserol terhadap konversi
dapat dilihat dari tabel 1 dan gambar 3.
Keterangan:
1. Stop Kontak Tabel 1. Konversi tiap waktu pengambilan produk
2. Pemanas Mantel
3. Labu Leher Tiga
4. Pipet Volume Waktu Konversi
5. Termometer (jam) (%)
6. PengadukMerkuri Tiap 1 jam Tiap 2 jam
7. Motor Pengaduk 1 2,55
8. Statif 2 37 5,32
9. Pendingin Spiral
3 38,5
Gambar 2 Rangkaian Alat Hidrolisis 4 41,77 12,30
5 47,09
Cara Kerja 6 53,78 23,27
Minyak biji karet sebanyak 400 ml yang 7 57,38
diperoleh dari ekstraksi biji karet dimasukan ke 8 62,13 20,34
dalam labu leher tiga kemudian ditambahkan 9 69,07
katalis HCl sebanyak 5% berat minyak. 10 74,24 52,10
Campuran minyak dan HCl dipanaskan sampai 11
suhu 700C. Selanjutnya aquadest bersuhu 700C 12 52,92
ditambahkan ke dalam minyak tersebut dengan 13
perbandingan volume 1 : 1. Reaksi hidrolisis
14 n.a.
dilangsungkan pada suhu 700C dengan
kecepatan putar pengadukan 450 rpm selama 2 15
jam. Setelah 2 jam, reaksi dihentikan dan produk 16 63,43
didiamkan sampai terbentuk tiga lapisan. Lapisan 17
pertama berwarna coklat bening (asam lemak 18 78,24
dan sisa minyak), lapisan kedua coklat keruh 19
(gliserol), dan lapisan ketiga bening (air). Lapisan 20 84,08
coklat bening (asam lemak) dipisahkan, n.a. Not analyzed
kemudian dihidrolisis kembali seperti langkah di
atas, berulang-ulang (multi stage) sampai
mencapai konversi maximum. Setelah mencapai Konversi masing-masing variable pada
konversi maximum, langkah diatas diulang untuk tahap pertama nilainya sangat kecil (2,55% dan
variable waktu reaksi 1 jam. Ini juga berarti 5,32%). Hal itu disebabkan karena pada tahap
pertama reaksi hidrolisis dapat dikatakan masih

66 E K U I L I B R I U M Vol. 12. No. 2. Juli 2013 : 63 – 67


merupakan proses degumming (penghilangan DAFTAR PUSTAKA
gum / getah), sehingga reaksi pembentukan
Fessenden, R.J., dan Fessenden, J.S., 1982,
produknya relatif kecil.
Kimia Organik , Edisi Ketiga, Jilid 2,
Dari gambar 3 terlihat bahwa pada waktu
Erlangga, Jakarta
yang sama, pengambilan produk yang lebih
Groggins, 1958, Unit Processes in Organic
sering ( tiap 1 jam) memberikan konversi yang
Synthesis, 5th ed., McGraw-Hill Book
lebih besar dari pada yang diambil tiap 2 jam. Hal
Company, New York
tersebut disebabkan, semakin sering frekuensi
Ikwuagwu, O.E., Ononogobu, I.C., Njoku.
pengambilan produk, pergeseran kesetimbangan
O.U., 2000 . ”Production of biodiesel
reaksi ke arah produk akan semakin cepat. Ini
using rubber [Hevea brasiliensis] seed
terlihat, misalnya pada waktu 10 jam,
oil”. Ind Crops Prod 12 : pp.57-62.
pengambilan produk tiap 1 jam sudah
Riawan, S., 1990, Kimia Organik, Edisi 1,
memberikan konversi 74,24%, sementara pada
Binarupa Aksara, Jakarta
pengambilan tiap 2 jam baru memberikan
Setyawardhani, D.A., Distantina, S., Sulistyo, H.
konversi 52,1%.
And Rahayu, S.S., 2007, “Separating
Fatty Acids from Rubber Seed Oil by
Multi Stages Hydrolisis”, Regional
Symposium of Chemical Engineering,
Jogjakarta.
Smith, R., 1995, Chemical Process Design,
McGraw-Hill Book Company, New York

Gambar 3. Grafik hubungan waktu vs konversi


dalam variasi waktu pengambilan
produk.
Data ini membuktikan kesesuaian dengan
teori yang menyatakan bahwa pemisahan produk
mampu menggeser kesetimbangan reaksi ke
arah produk (kanan). Dengan demikian konversi
kesetimbangan lebih cepat dicapai untuk
pemisahan produk yang lebih sering (waktu tiap
tahap lebih singkat).

KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
semakin cepat waktu pengambilan produk pada
reaksi hidrolisis, konversi minyak menjadi asam
lemak juga semakin besar. Hal ini berarti
kecepatan reaksi ke kanan lebih besar daripada
kecepatan reaksi ke kiri (kesetimbangan
bergeser ke kanan). Pada penelitian ini, kondisi
optimal reaksi hidrolisis adalah pada suhu reaksi
700C, rasio minyak : air 1:1, konsentrasi katalis
HCl 5% berat minyak, kecepatan pengadukan
450 ppm dan waktu pengambilan produk gliserol
(tiap tahap) 1 jam.

Penggeseran Reaksi Kesetimbangan Hidrolisis Minyak Dengan Pengambilan Gliserol 67


Untuk Memperoleh Asam Lemak Jenuh Dari Minyak Biji Karet
(Dwi Ardiana Setyawardhani, Sperisa Distantina, Rahmad Budiyanto, Wayan Swarte)

You might also like