Professional Documents
Culture Documents
1. Kewirausahaan adalah kemampuan seseorang untuk melihat atau menciptakan peluang dan
merubah peluang tersebut menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis
2. Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan
hidup (Prawirokusumo)
1. The Improver
Pebisnis gaya improver, berfokus pada menggunakan perusahaan sebagai sarana
untuk memperbaiki dunia. Memiliki moto : perusahaan yang bekerja benar secara
moral akan dihargai sebagai sebuah tujuan mulia. Improvers memiliki kemampuan
yang kuat untuk menjalankan bisnis dengan integritas tinggi dan etika.
Personality Alert: Waspadai sifat Anda yang cenderung menjadi perfeksionis dan
terlalu kritis terhadap karyawan dan pelanggan.
2. Advisor
Pebisnis dengan gaya Advisor memiliki tingkat kepedulian yang sangat tinggi kepada
pelanggan. Motto dari advisor ini yaitu pelanggan adalah benar dan kita harus
melakukan segalanya untuk menyenangkan mereka. Perusahaan dibangun oleh
penasehat yang fokus pada pelanggan.
Personality Alert: Advisor dapat menjadi benar-benar fokus pada kebutuhan bisnis
dan pelanggan mereka, terkadang mengabaikan kebutuhan mereka sendiri.
3. Superstar
Pebisnis tipe Superstar, pusatnya dikelilingi oleh karisma dan energi tinggi dari Sang
CEO Superstar. Dalam membangun bisnisnya, seorang Superstar menggunakan
merek pribadi sendiri.
Personality Alert: bisa menjadi terlalu kompetitif dan gila kerja (workaholics).
Contoh Pengusaha : Donald Trump, CEO Trump Hotels & Resorts Casino.
4. Artist
Pebisnis dengan kepribadian Artist biasanya senang menyendiri tapi sangat kreatif.
Sering ditemukan dalam bisnis menuntut kreativitas seperti desain web dan biro iklan.
Sebagai tipe artist akan cenderung membangun bisnis di sekitar bakat unik dan
kreativitas yang di miliki.
Personality Alert: Anda mungkin terlalu sensitif terhadap respon pelanggan Anda,
walaupun kritik yang konstruktif.
5. The Visionary
Sebuah bisnis yang dibangun oleh seorang visioner sering didasarkan pada visi masa
depan dan pemikiran pendirinya. Anda akan memiliki rasa ingin tahu tingkat tinggi
untuk memahami dunia di sekitar Anda.
Personality Alert: visioner bisa terlalu fokus pada mimpi dengan sedikit fokus pada
realitas. Aksi harus melanjutkan visi.
6. Analis
Jika Anda menjalankan bisnis sebagai seorang analis, perusahaan Anda fokus pada
memperbaiki masalah dengan cara sistematis. Kebanyakan adalah perusahaan ilmu
pengetahuan, teknik atau komputer, perusahaan Analis unggul dalam pemecahan
masalah.
7. The Fireball
Sebuah bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh kepribadian gaya Fireball adalah
penuh kehidupan, energi dan optimisme. Perusahaan Anda adalah energi kehidupan
dan membuat pelanggan merasa mendapatkan perlakuan dengan cara yang
menyenangkan.
Personality Alert: Anda mungkin berlebihan memperlakukan tim Anda dan bertindak
impulsif. Seimbangkan sifat impulsif Anda dengan perencanaan bisnis.
8. Hero
Anda akan memiliki kemampuan luar biasa untuk memimpin dunia dan bisnis Anda
melalui tantangan apapun. Anda adalah inti dari kewirausahaan dan bisa merakit
perusahaan besar.
Personality Alert: Terlalu menjanjikan dan menggunakan taktik kekuatan penuh untuk
mendapatkan cara Anda tidak akan bekerja jangka panjang. Untuk menjadi sukses,
percaya pada keterampilan kepemimpinan Anda untuk menolong orang lain
menemukan jalannya.
Contoh Pengusaha : Jack Welch, CEO GE.
9. The Healer
Jika Anda The Healer (Penyembuh), Anda memberikan pemeliharaan dan harmoni
bagi bisnis Anda. Anda memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan dengan
ketenangan batin.
Contoh Pengusaha : Ben Cohen, Co-Founder Of Ice Cream Ben & Jerry.
10. Friendly
Seorang Pengusaha bertipe Friendly, adalah seseorang yg mampu menjadikan
siapapun sebagai temannya baik dari kalangan bawah, menengah, bahkan teratas.
Peran Seorang Wirausaha adalah sebagai motor penggerak pembangunan nasional, seperti
:
5. Pengusaha sukses menurut saya adalah seseorang yang memiliki tekad yang sangat tinggi,
jeli dalam melihat peluang, kreatif, inovatif, berkomitmen dan berani melangkah untuk
mendapatkan sesuatu dan juga mampu merealisasikan ide-ide yang dia miliki bukan sekedar
menghayal.
Nilai-Nilai Kewirausahaan :
Percaya Diri
Berorientasi pada Tugas dan Hasil
Keberanian Mengambil Resiko
Kepemimpinan
Berorientasi ke Masa Depan
Keorisinilan : Kreatif dan Inovatif
7. Terdapat 2 (dua) motif seseorang berwirausaha, yaitu Need Based (Kebutuhan) dan
Opportunity Based (Kesempatan)
1. Tahap memulai, tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan franchising. Juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di
bidang pertanian, industri / manufaktur / produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha atau diringkas dengan tahap “jalan”, tahap ini seorang
wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup
aspek-aspek : pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang
meliputi bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha, tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai
dengan kondisi yang dihadapi
4. Mengembangkan usaha, tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau
mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah
satu pilihan yang mungkin diambil.
3. Pernyataan Misi
Pernyataan misi mengekspresikan tujuan tertinggi dari perusahaan kita, misalnya
menyediakan layanan ke industri tertentu, menyebarkan teknologi baru, atau meningkatkan
pendidikan. Jika perusahaan kita mempunyai misi, nyatakan secara sederhana dalam satu atau
dua kalimat.
4. Perusahaan
Buat ringkasan perusahaan dengan menjelaskan secara jelas apa yang dijual, melalui
saluran distribusi apa, dan dijual ke siapa/mana.
5. Kepemilikan Perusahaan
Jelaskan bentuk kepemilikan perusahaan kita. Apakah partnership, sole proprietorship,
atau corporation? Publik atau perorangan?
6. Sejarah Perusahaan
Sebutkan kapan perusahaan didirirkan, oleh siapa, dan dengan tujuan apa. Bagaimana
perusahaan berkembang setelah itu? Dimana kita merelokasi kantor, mengembangkan lini
produk atau perubahan signifikan lainnya? Ingatlah untuk memasukkan informasi mengenai
penjualan, barang/jasa, dan pasar yang dilayani serta bagaiman hal-hal tadi berubah atau
berkembang sepanjang waktu. Jika perusahaan kita baru, nyatakan mengapa kita memutuskan
memulai berbisnis.
7. Lokasi dan Fasilitas Perusahaan
Jelaskan dengan ringkas kantor dan lokasi perusahaan, sifat dan fungsinya, luas, status
penyewaan, dan informasi mengenai fasilitas lainnya.
8. Produk/Jasa
Paragraf ini merupakan ringkasan barang dan jasa yang ditawarkan. Ringkasan kita harus
point-point-nya saja. dan menjelaskan barang dan jasa kita. Jelaskan bagaimana barang/jasa
saling melengkapi satu sama lain atau dijual bersamaan, jika ada.
9. Deskripsi Barang dan Jasa
Buat List barang dan jasa secara individual dan jelaskan bagaimana barang/jasa tersebut
bermanfaat untuk pelanggan.
10. Karakteristik dan Perbandingan Kompetitif Barang/Jasa
Jelaskan karakteristik bersaing utama dari barang/jasa kita. Mengapa orang-orang
membeli barang/jasa kita dibandingkan yang lain? Apakah kita menawarkan yang lebih baik
untuk karakteristik, harga,kualitas, atau pelayanannya? Jelaskan sifat penjualan yang khas
yang memberikan daya saing.
11. Layanan Konsumen/Tindak Lanjut Layanan
Jelaskan bagaimana kita menawarkan pelayanan terhadap barang/jasa yang kita jual. Jika
perusahaan kita hanya menawarkan jasa, rubahlah judul diatas dengan tindak lanjut
layanannya dan jelaskan bagaimana kita menyediakan dukungan terhadap pelanggan. Juga
masukkan jam operasi atau kebijakan garansi.
Ketika kita hendak berbicara tentang perawat di era globalisasi, perlu kita harus mengerti arti
demi arti yang dimaksud, sebelum mengerucutkan secara garis besar. Arti perawat itu seperti
apa dan arti globalisasi seperti apa. Karena penafsiran kata demi kata itu sangat perlu dalam
suatu bab yang hendak diangkat, agar tidak ada kesalah pahaman dalam penafsiran. Pada
kesempatan kali ini saya akan memberikan gambaran perawat di era globalisasi.
Untuk yang pertama kita perlu tahu apa itu globalisasi?. Perlu kita ketahui bersama
globalisasi merupakan jaringan kerja global secara bersamaan menyatukan masyarakat yang
sebelumnya terpencar-pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan
dunia. Selain itu globalisasi dapat dikatakan sebagai proses pengintegrasian manusia dengan
segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih
besar.Jadi dengan adanya kehadiran globalisasi tentunya me mbawa pengaruh bagi kehidupan
suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif
dan pengaruh negatif.
Selanjutnya kita perlu tahu juga apa itu perawat?. Secara pengertian perawat merupakan
profesi yang difokuskan pada perawatan individu, keluarga, dan masyarakat sehingga mereka
dapat mencapai, mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yang optimal dan kualitas
hidup dari lahir sampai mati. Selain itu, perawat merupakan salah satu tenaga medis yang
paling banyak berinteraksi dengan pasien secara langsung meskipun secara tidak langsung
hingga saat ini masih banyak pasien atau bahkan keluarga pasien yang memandang rendah
profesi perawat ini. Padahal sebagai profesi yang paling banyak berhubungan dengan pasien,
perawat memegang kunci penting dalam memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan
pasien kepada dokter untuk diambil langkah penanganan yang lebih lanjut.
Lalu harus seperti apakah seorang perawat di era globalisasi?. Dimana perawat yang mampu
menjalankan, melaksanakan dan melakukan tugas-tugasnya secara professional dan dengan
baik serta mampu membarikan pengaruh bagi kehidupan suatu Negara. Disinilah peran
perawat itu dipertanyakan dan diperhitungkan. Peran Perawat merupakan tingkah laku yang
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem,
dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar
profesi keperawatan yang bersifat konstan. Sesuai dengan konsorsium ilmu kesehatan tahun
1989, adapun ranah gerak perawat antara lain: pemberi asuhan keperawatan, advokat,
edukator, koordinator, kolaboratorkonsultan dan peneliti. Selain itu, melihat dari hasil
lokakarya keperawatan tahun 1983 ranah gerak perawat antara lain: pelaksana pelayanan
keperawatan, pendidik dalam keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan dan
pengembang pelayanan keperawatan.
Perawat di era globalisasi itu dimana seseorang yang mampu melakukan komunikasi,
memiliki mobilitas tinggi, menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran, meningkatkan
kualitas diri dan mudah memenuhi kebutuhan. Dari sikap-sikap seperti itulah perawat mampu
selalu eksis di masyarakat luas dan siap bersaing dengan profesi lainnya. Ditambah dengan
peran dan tugas perawat yang sudah ada akan semakin meningkatkan kompetensi dan
kreditbilitas seorang perawat serta menciptakan suasana
yang kooperatif.
Selain itu guna menambah profesionalisme seorang
perawat, diperlukan juga etika dan moral perawat itu
sendiri. Karena ketika sudah merambah ke dunia
globalisasi sangat minim sekali sesorang memperhatikan
etika dan moral. Karena kelemahan dengan adanya
globalisasi akan membuat sikap pragmatis dan apatis yang
hanya mementingkan dirinya sendiri. Maka dari itulah
perlu adanya penanaman prinsip etika dan moral dalam
diri seorang perawat, supaya perawat dipangdang sebagai
profesi yang mulia. Melihat di era globalisasi ini pasien
dan keluarga pasien sangat teliti dalam memperhatikan kesehatan. Dari prosedur tindakan,
sarana hingga pelaku kesehatan salah satunya perawat itu sendiri.
Maka dari itu, selain seorang perawat mengerti teknologi, informasi dan komunikasi. Jangan
ditinggalkan pula etika dan moral, karna dua aspek tersebut sangat berpengaruh pada fisik,
psikologi, sosial dan spiritual pasien. Maka sangat penting peningkatakan kualitas etika dan
moral seorang perawat guna menunjang peran dan tugas perawat untuk mencapai
profesionalisme di era globalisasi.
A. Keperawatan
Perawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang di dasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spritual yang komprehensif serta di tujukan kepada individu, keluarga, dan
masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia
(Lokakarya keperawatan Nasional 1986).
1. Ciri-ciri keperawatan ( Shortridge, ( 1985 )
Adapun ciri-ciri keperawatan adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada pelayanan masyarakat
Hal ini berarti kepentingan masyarakat akan pelayanan keperawatan ada diatas kepentingan
pribadi agar kebutuhan klien ( individu, keluarga, dan masyarakat ) akan asuhan keperawatan
terpenuhi. Keperawatan merupakan suatu pelayanan sosial yang esensial dank lien
mempunyai hak menggunakan pelayanan keperawatan dari perawat secara professional.
b. Pelayanan keperawatan yang diberikan didasarkan pada ilmu
Hal ini berarti perawat harus mempunyai ilmu pengetahuan yang kokoh sebagai dasar
pemberian asuhan keperawatan. sebagai suatu profesi, keperawatan mempunyai badan ilmu
body of knowledge yaitu ilmu terapan sebagai sintesa dari berbagai disiplin ilmu.
Ciri utama pelayanan keperawatan didasari ilmu pengetahuan, bila asuhan keperawatan
dilakukan dengan menggunakan metode pemecahan masalah yaitu proses keperawatan.
meliputi pengkajian, diagnose keperawatan, pelaksanaan, evaluasi. Manfaatnya adalah
menjamin efektifitas dan efisiensi asuhan keperawatan serta menggambarkan tanggung jawab
dan tanggung gugat perawat.
c. Adanya otonomi
Artinya profesi keperawatan mempunyai kemandirian, wewenang, dan tanggung jawab untuk
mengatur kehidupan profesi, mencakup otonomi dalam menetapkan standar baku
penyelenggara pendidikan, pelayanan keperawatan serta praktik keperawatan dalam bentuk
legislasi keperawatan. hal ini penting artinya agar perkembangan profesi keperawatan terarah
dan terencana sehingga memudahkan proses evaluasi terhadap kemajuan yang telah dicapai.
d. Memiliki kode etik
Kode etik adalah seperangkat norma dan peraturan yang diyakini oleh profesi dan menjadi
pedoman dan acuan perawat dalam melakukan aktifitas keperawatan sesuai kewenangan dan
tanggung jawab yang diembannya.
2. Landasan Prinsip-Prinsip Asuhan/Pelayanan dan Praktik Keperawatan
a. Berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan
Artinya, pelayanan keperawatan harus dilandasi dan menggunakan ilmu keperawatan dan kiat
keperawatan yang mempelajari bentuk dan sebab tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia serta upaya perawatan dan penyembuhan. Kiat keperawatan (Nursing Arts) lebih
difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan secara
komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat-kiaat tertentu dalam upaya
memberikan kepuasan dan kenyamanan pada klien.
b. Bersifat komprehensif
Pelayanan keperawatan dikatakan bersifat komprehensif jika asuhan keperawatan yang
diberikan berifat menyeluruh meliputi aspek biologi, psikologi, sosial dan spiritual.
c. Ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit
Sesuai dengan ilmu keperawatan yang melandasi praktek keperawatan, asuhan keperawatan
dapat diberikan kepada individu pada institusi pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
poliklinik, klinik keperawatan mandiri dan rumah sakit.
d. Merupakan bagian integral pelayanan kesehatan
Pada hakekatnya pelayanan kesehatan meliputi pelayanan medis (kedokteran), pelayanan
keperawatan dan pelayanan penunjang kesehatan ( gizi, farmasi, laboratorium, dsb). Sebagai
bagian integral pelayanan kesehatan , pelayanan keperawatan tidak dapat dipisahkan dari
pelayanan kesehatan lain. Hal ini bertujuan pemberian asuhan keperwatan sejalan dengan
tujuan pemberian pelayanan kesehatan.
e. Mencakup siklus hidup manusia
Artinya, asuhan keperawatan dapat diberikan kepada klien sejak dalam kandungan sampai
tutup usia. Yaitu sejak konsepsi (pertemuan sperma dan ovum), setelah lahir (bayi), anak,
remaja, dewasa, usia lanjut sampai menjelang kematian.
3. Fokus Praktek Keperawatan Profesional
Praktek keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan sistem
kesehatan nasional. focus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan
target populasi total. Manusia tidak hanya dipandang dari aspek fisik tetapi manusia
dipandang sebagai makhluk bio-psiko-sosio-spiritual. tujuan praktek keperawatan sesuai
yang dicanangkan WHO (1985) harus diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan
kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri dan peningkatan kepercayaan diri.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb,1990) :
a. Peningkatan kesehatan (Health Promotion).
Dalam kegiatan ini, perawat membantu masyarakat mengembangkan sumber–sumber atau
meningkatkan kesejahteraan/kesehatan. Tujuannya adalah mencapai kesehatan yang optimal,
dengan contoh menjelaskan manfaat program latihan bagi pasien.
b. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance).
Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status
kesehatannya. Contoh kegiatan disini adalah mengajarkan atau menganjurkan seseorang usia
lanjut melakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.
c. Pemulihan Kesehatan (Health restoration).
Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah
kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah mengajarkan pasien merawat luka atau
membantu orang cacat mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat dilakukan.
d. Perawatan orang yang menjelang ajal.
Perawat memnerikan rasa nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal.
kegiatan dapat dilakukan dirumah sakit, rumah, dan fasilitas kesehatan yang lain.
B. Enterpreneur
Entrepreneurship atau kewirausahaan, berasal dari entrepreneur (wirausahawan) berasal dari
bahasa Perancis entreprende yang berarti mengambil pekerjaan (to undertake). Konsep
mengenai entrepreneur adalah: the entrepreneur is one who undertakes to organize, manage,
and assume the risk of business.
Kewirausahaan / Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang
ada pada diri kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidup kita.
Kewirausahaan juga berarti, proses menciptakan sesuatu yang berbeda dengan mengabdikan
seluruh waktu dan tenaganya disertai dengan menanggung risiko keuangan, kejiwaan, sosial
dan menerima balas jasa dalam bentuk uang dan kepuasan pribadinya.
Ada kerancuan istilah antara entrepreneurship, intrapreneurship, entrepreurial dan
entrepreneur yaitu:
1) Entrepreneurship adalah jiwa kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara
ilmu dengan kemampuan pasar. Entrepreneurship meliputi pembentukan perusahaan baru,
aktivitas kewirausahaan juga kemampuan manajerial yang dibutuhkan seorang entrepreneur.
2) Intrapreneurship didefinisikan sebagai kewirausahaan yang terjadi di dalam organisasi yang
merupakan jembatan kesenjangan antara ilmu dengan keinginan pasar.
3) Entrepreneur didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga
kerja, material, dan aset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih
besar dari pada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang membawa perubahan,
inovasi dan aturan baru.
4) Entrepreurial adalah kegiatan dalam menjalankan usaha atau berwirausaha.
Kewirausahaan mengacu pada perilaku yang meliputi:
1) Pengambilan inisiatif
2) Mengorganisasi dan reorganisasi mekanisme sosial dan ekonomi untuk mengubah sumber
daya dan situasi pada perhitungan praktis.
3) Penerimaan terhadap resiko dan kegagalan.
5) Semakin besar ukuran dan kontrol terhadap perusahaan, semakin rendah kinerja.
Kewirausahaan memerlukan fleksibilitas tingggi dalam strategi dan taktik. Kontrol dan
keteraturan yang berlebih dapat menghambat kemajuan perusahaan
c. Prinsip Wirausaha III
Setiap manusia akan menghadapi resiko dalam hidupnya. Begitupun dengan entrepreneur,
berikut adalah beberapa resiko yang umum di hadapi entrepreneur yaitu:
1) Resiko Finansial
Pada perusahaan yang baru berdiri, entrepreneur memberikan sebagian simpanannya untuk
modal. Uang ataupun aset lain yang disimpan ini akan hilang jika perusahaan ternyata gagal.
Entrepreneur akan bertangggung jawab menanggung kewajiban perusahaan yang nilainya
mungkin jauh melebihi jumlah simpanan. Oleh karena itu, entrepreneur beresiko
kebangkrutan.
2) Resiko karir
Pertanyaan yang sering ada di benak entrepreneur adalah apakah mereka akan menemukan
pekerjaan atau kembali ke pekerjaannya yang dulu jika bisnisnya gagal. Resiko ini
merupakan pertimbangan utama bagi manajer yang bekerja di perusahaan besar dengan gaji
yang menarik.
3) Resiko keluarga dan social
Memulai usaha baru akan menyerap banyak energi dan waktu dari entrepreneur.
Konsekuensinya adalah bidang kehidupan yang lain akan dikorbankan. Entrepreneur yang
sudah menikah, terutama yang memiliki anak, akan beresiko tidak bisa hadir sepenuhnya
untuk keluarganya. Kehidupan sosialnya mungkin akan terganggu juga.
4) Resiko kesehatan
Jam kerja yang panjang menyebabkan terancamnya kesehatan entrepreneur. Uang dapat
digantikan, keluarga dapat beradaptasi, namun kesehatan yang terganggu lebih sulit untuk
diperbaiki.
20 Juni 2017
Para pemimpin bisnis mengatakan bahwa mengambil risiko adalah bagian penting untuk
melangkah maju di zaman sekarang. Jika itu bukan gaya Anda, bagaimana Anda bisa merasa
lebih nyaman masuk ke dunia yang tidak Anda ketahui?
Butuh beberapa tahun bagi Binta Niambi Brown untuk memutuskan keluar dari kehidupan
nyaman pada tahun 2013 yang telah dia bangun untuk dirinya sendiri sebagai pengacara
perusahaan. Dia akan memulai bisnisnya sendiri, di bisnis yang sulit dan dengan banyak
kompetisi.
Pada tahun 2015, dia telah meluncurkan Fermata Entertainment, sebuah perusahaan
manajemen produksi dan manajemen artis yang berbasis di Brooklyn, New York. Label
rekamannya, Big Mouth Records, pun tidak lama kemudian diluncurkan.
"Saya bisa saja bekerja untuk perusahaan label rekaman sebagai eksekutif dan tentu saja ada
peluang untuk pekerjaan itu," kata Brown. "Tapi ada masalah khusus yang ingin saya
selesaikan dan saya yakin bisa mendapatkan solusinya. Saya merasa harus mencobanya dan
melihat apakah saya bisa membangun sesuatu dan sukses dalam hal itu."
Tahun lalu, label rekaman Brown memenangkan penghargaan Grammy pertamanya dan
menghasilkan lagu yang telah diputar puluhan juta kali.
Ceritanya bisa menjadi inspirasi bagi orang lain yang juga bermimpi melakukan perubahan
cara hidup dari zona mudah dan aman menuju zona yang tidak diketahui.
Dalam kehidupan di mana pekerjaan yang terjamin merupakan permata langka, jalur karir
konvensional tidak lagi ada di kebanyakan negara maju.
Jadi, apakah ini berarti kita harus mengambil risiko untuk melangkah maju? Bill Aulet, dosen
senior di Massachusetts Institute of Technology Sloan School of Management, percaya hal
ini. Dia menegaskan bahwa selalu melakukan hal-hal atau kebiasaan di situasi yang tidak
pasti adalah "hal paling berisiko yang mungkin Anda lakukan."
Sikap ini mungkin tercermin dari cara kita memandang para pengambil risiko. Apakah itu
lebih baik atau lebih buruk, mereka yang cukup berani untuk mengambil risiko sering
dihargai.
Bagaimanapun, 'bermain dengan aman' tidak membuat sebuah cerita yang hebat.
Apakah Elon Musk akan diidolakan oleh para pengusaha di seluruh dunia seperti dia saat ini
jika tidak mengambil spekulasi yang membuat perusahaannya meroket dari kondisinya yang
hampir bangkrut pada tahun 2008 hingga menjadi perusahaan bernilai miliaran dolar yaitu
Tesla dan SpaceX?
Jadi mungkin kita tidak perlu heran melihat pengambilan risiko menjadi fenomena global
yang modern.
Budaya start-up yaitu "lakukan hal besar atau mundur saja" telah menumbuhkan mentalitas
yang mengatakan bahwa hanya mereka yang mau mengambil risiko besar dapat menuai hasil
besar.
Mereka yang tidak berani mengambil risiko berada di jalan menuju "jaminan kegagalan",
menurut pendiri Facebook, Mark Zuckerberg.
Tapi apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang pengambil risiko? Dan mungkinkah
mengubah diri Anda menjadi salah satunya?
Hak atas foto Getty Images Image caption Mereka yang tidak berani mengambil risiko berada di jalan
menuju "jaminan kegagalan", menurut Mark Zuckerberg.
Kemampuan kita untuk mengambil peluang dan merasa nyaman dengan hasil yang tidak
diketahui dipengaruhi oleh susunan psikologis kita sendiri, fungsi fisiologis di tubuh kita,
budaya di mana kita dibesarkan, dan dukungan masyarakat yang lebih luas terhadap perilaku
berisiko.
Karena pria cenderung memiliki kadar testosteron lebih tinggi daripada wanita, mereka sering
kali lebih bersedia untuk bertindak impulsif berdasarkan informasi yang parsial - walaupun
keduanya memiliki selera risiko yang sama.
"Ketika Anda bersiap untuk bertengkar atau Anda telah mengambil risiko dan hasilnya
terbayar dengan setimpal, tingkat testosteron Anda meningkat dan Anda menjadi lebih
percaya diri," kata Dr Tara Swart, seorang ilmuwan syaraf dan pelatih kepemimpinan yang
berbasis di London, Inggris.
Di sisi lain, ketika usaha berisiko Anda menyebabkan kegagalan, kadar testosteron Anda
turun.
"Otak Anda sebenarnya akan mencegah Anda (untuk mengambil lebih banyak risiko) dengan
memberi Anda lebih banyak kenangan saat mengalami kegagalan," tambah Swart.
Pengalaman kita sendiri dan kondisi riwayat emosional masing-masing individu juga akan
mempengaruhi seberapa besar kita mengambil risiko.
Orang tua Anda mungkin sangat menghindari risiko selama mengasuh Anda, atau dulu Anda
mungkin pernah mengambil risiko yang tidak berhasil, sehingga membuat Anda berhati-hati
saat menghadapi keputusan "sebaiknya ambil risiko atau tidak ya?"
Dan juga ada faktor budaya. Anda mungkin berasal dari masyarakat atau kelompok sosial
yang menghargai kesuksesan yang stabil dan aman dalam kehidupan profesional, finansial,
atau pribadi seseorang, dibandingkan pada penghargaan atas pengambilan kesempatan yang
melibatkan uji-coba.
Bagi mereka yang bukan pengambil risiko, ada beberapa cara untuk membuat diri Anda lebih
nyaman dalam mengambil peluang tersebut. Sampai batas tertentu, Anda dapat mengubah
respon fisiologis yang mungkin membuat Anda menghindari risiko dengan mengatasi
beberapa masalah psikologis juga.
Swart merekomendasikan praktik yang dia sebut sebagai "membungkam pikiran." Teknik ini
dirancang untuk mengurangi "obrolan di dalam otak" dengan melatih otak agar tetap berada
pada saat ini (pikiran tidak ke mana-mana).
Entah Anda sedang berjalan, makan, atau bernafas, dengan fokus pada pemandangan, suara,
dan sensasi fisik pada momen tertentu dapat membantu meredam kebiasaan kita untuk
mengulangi kesalahan dan kekhawatiran, kata Swart.
Hak atas foto Getty Images Image caption Dr Tara Swart mengatakan kesadaran penuh dapat
membantu Anda mengambil keputusan yang bijak.
Praktik melatih perhatian penuh seperti itu, bersamaan dengan menjalani gaya hidup sehat,
telah terbukti mengendalikan tingkat adrenalin dan kortisol, hormon stres yang dilepaskan
saat Anda berada di bawah tekanan yang terkait dengan pengambilan risiko.
Dengan kata lain, perhatian penuh dapat membuat kadar kortisol dan adrenalin Anda turun,
sehingga Anda bisa cukup berpikiran jernih untuk membuat keputusan cerdas - bahkan
mengambil beberapa risiko yang diperlukan untuk sukses di dunia bisnis yang tak menentu
seperti saat ini.
Mengambil risiko juga berarti mengatasi beberapa respon alami Anda terhadap
ketidakpastian dan kecemasan.
Srini Pillay, penulis buku Think Less, Learn More: Unlock the Power of the Unfocused Mind
dan asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School, mengatakan bahwa biologi
memainkan peran yang sangat kecil dalam kemampuan pengambilan risiko dibandingkan
dengan faktor lingkungan.
Dia percaya salah satu cara paling efektif untuk membangun ketahanan terhadap kecemasan
dalam pengambilan risiko adalah menggunakan kekuatan pikiran yang tidak fokus.
Otak sadar melatih kita untuk fokus dan menggunakan pelajaran dari pengalaman masa lalu
untuk membuat keputusan yang lebih baik.
Namun menurut Pillay, kebanyakan ahli termasuk Michael S. Gazzaniga, salah satu ahli
syaraf kognitif terkemuka di dunia, berkata bahwa antara 90% sampai 98% aktivitas mental
adalah pikiran bawah sadar.
Agar menjadi pengambil risiko yang lebih baik, sangat penting untuk membiarkan alam
bawah sadar Anda mengambil alih sesekali, membantu otak Anda untuk menggunakan
kenangan-kenangan lama dan menghubungkan gagasan-gagasan, kata Pillay.
Hak atas foto Getty Images Image caption Di Silicon Valley, pengambilan risiko adalah salah satu
kunci kesuksesan.
Beberapa langkah praktis yang dia berikan untuk melibatkan pikiran bawah sadar kita
meliputi kegiatan beristirahat, tidur siang, dan bahkan mengadopsi persona - sebuah studi dari
tahun 2016 menemukan bahwa orang lebih berhasil dalam memecahkan masalah dan mau
tidak mau, berlatih mengambil risiko secara cerdas, ketika mereka berperilaku seperti seorang
penyair eksentrik daripada pustakawan yang kaku.
"Otak dirancang secara optimal untuk mengambil risiko dan juga kepastian, fokus dan tidak
fokus dan setiap manusia penting sekali untuk belajar bagaimana menyeimbangkannya," kata
Pillay.
Ketika menghadapi pengalaman pribadi dan pengalaman buruk kita dengan risiko-risiko yang
ada saat itu, ada tantangan yang tak dapat terhindarkan. Kadang juga tidak mungkin
mempengaruhi pandangan teman, keluarga, dan kolega saat menghadapi risiko.
Tapi apa yang bisa diubah adalah cara kita dalam memikirkan unsur dan reaksi kita
terhadapnya.
Deena Goodman, seorang psikoterapis dan pelatih eksekutif, membantu profesional tingkat
senior dalam mengubah pola berpikir "buruk" mereka dan pola berpikir untuk merasa lebih
nyaman dalam mengambil risiko.
Contoh klasik dari situasi ketidakpastian yang membuat banyak dari kita merasa gelisah
adalah berbicara di depan umum. Jika Anda diminta untuk memberikan pidato pada acara
besar, misalnya, Anda mungkin tahu hal itu dapat memajukan karir Anda, tetapi Anda
mungkin juga takut bahwa semuanya bisa gagal.
Dengan mengkalibrasi pemikiran Anda, Anda dapat belajar bagaimana merasa nyaman
dengan ketidakpastian dan tidak terlalu mementingkan penilaian orang lain.
"Pemikiran yang berujung pada bencana berasal dari kepribadian di luar kendali," kata
Goodman. "Ketika kita berada di luar kendali, kita mencoba mengendalikan situasi dengan
memprediksi hasil terburuk yang mungkin akan terjadi."
Ketakutan akan "apa yang akan terjadi selanjutnya" cenderung mendorong pikiran irasional
kita tentang diri kita sendiri, tentang bagaimana kita akan dilihat orang lain dan apa yang
akan terjadi pada kita.
Dalam kasus di mana ada beberapa risiko, Goodman menyarankan kliennya untuk
menuliskan pemikiran irasional mereka, lalu untuk setiap skenario terburuk mereka,
berpikirlah seperti 'kalau terjadi hal buruk, lalu bagaimana selanjutnya?'
Dalam kasus pidato, misalnya, 'di pertengahan pidato mungkin lupa apa yang akan Anda
katakan, lalu apa yang terjadi?'
Hak atas foto Getty Images Image caption Pikiran buruk muncul karena kurangnya persiapan
sebelumnya.
Menyelisik masing-masing skenario 'buruk' yang ditakuti ini dapat membantu "seseorang
untuk mengendalikan apa yang rasanya hampir tidak mungkin untuk dikendalikan," katanya.
Dia juga menyarankan untuk memikirkan banyak kemungkinan hasil positif yang didapat
dari pengambilan risiko.
Apa yang dia temukan adalah orang-orang menyadari bahwa mereka akan bertahan dalam
sebagian besar keputusan yang melibatkan beberapa risiko dan mereka menemukan rencana
alternatif jika terjadi sesuatu yang tidak beres.
Mungkin pada akhirnya Anda harus bersedia mengambil kesempatan pada diri Anda sendiri,
untuk menerima bahwa Anda dapat membuat pilihan yang tepat dan mengatasi hal-hal buruk
jika semuanya tidak berjalan semestinya.
Tapi perlu diingatkan bahwa risiko hampir selalu diperlukan untuk inovasi dan kemajuan,
kata Aulet.
Ini bukan tentang mengambil setiap risiko yang datang, tapi melatih otak Anda untuk dapat
mengambil risiko cerdas dan terdidik sambil juga membiarkan diri Anda memikirkan apa
yang akan terjadi jika hal-hal tidak sesuai rencana.
Bagi Brown, ini adalah sesuatu yang dia ingatkan pada dirinya setiap hari.
"Saya berpenghasilan yang sangat baik sebagai pengacara perusahaan, jadi keluar dari
kehidupan tersebut untuk menjadi seorang pengusaha dan belajar bagaimana hidup secara
berbeda dan membuat pilihan dengan cara yang berbeda adalah salah satu pengalaman paling
luar biasa dalam hidup saya."
"Ini lucu karena saya tidak pernah berpikir bisa merasa lebih bahagia dengan mengambil
risiko lebih banyak dan kurang kepastian."
MENGENAL,MENERIMA,DAN
MENGEMBANGKAN DIRI SENDIRI
≈ Tinggalkan komentar
Tag
Kunci proses pengembangan diri adalah mengenal diri sendiri. Ini tidak hanya berlaku
bagi keberhasilan di bidang karier, melainkan juga di berbagai bidang kehidupan lainnya,
termasuk keluarga, sosial masyarakat, dan spiritual. Dengan mengenal diri sendiri,
seseorang mengetahui apa yang mesti jadi tujuan hidupnya. Ia menyadari kemampuan
dan bakat-bakatnya serta tahu bagaimana menggunakannya demi mencapai tujuan
tersebut. Dengan demikian ia lebih mampu menemukan makna dan kepenuhan dari
hidupnya.
Padahal apa yang diketahui tentang dirinya itu berbeda dengan pemahaman orang yang
melihatnya sehari-hari. Mengapa hal seperti itu bisa bahkan sering terjadi? Siapakah diri kita?
Pada hakikatnya semakin yang kita ceritakan tentang diri kita sama dengan apa yang orang
lain dengar itu berarti kita semakin mengenal diri kita, semakin banyak yang berbeda berarti
kita tidak mengenal diri kita. Baik yang menilai dirinya terlalu tinggi maupun terlalu rendah,
keduanya tidak sesuai kenyataan dan itu berarti jelek. Hal ini secara mental atau psikologis
tidak sehat. Orang yang selalu pakai kedok akan capek, lalu memberikan stres yang besar
pada diri sendiri. Dalam psikologi ada konsep yang disebut Johari Window atau Jendela
Johari, yang menggambarkan pengenalan diri kita. Ada empat jendela dalam Jendela Johari.
1. Jendela terbuka. Hal-hal yang kita tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain pun tahu.
Misalnya keadaan fisik, profesi, asal daerah, dan lain-lain.
2. Jendela tertutup. Hal-hal mengenai diri kita yang kita tahu tapi orang lain tidak tahu.
Misalnya isi perasaan, pendapat, kebiasaan tidur, dan sebagainya.
3. Jendela buta. Hal-hal yang kita tidak tahu tentang diri sendiri, tapi orang lain tahu.
Misalnya hal-hal yang bernilai positif dan negatif pada kepribadian kita.
4. Jendela gelap. Hal-hal mengenai diri kita, tapi kita sendiri maupun orang lain tidak
tahu. Ini adalah wilayah misteri dalam kehidupan.
Semakin besar daerah/jendela terbuka kita akan semakin baik, karena berarti kita mengenal
diri secara baik. Orang yang memiliki daerah tertutup lebih besar akan mengalami kesulitan
dalam pergaulan. Adapun mereka yang memiliki daerah buta sangat besar, bisanya akan
membuat orang lain merasa kasihan. Ada dua cara untuk membuat jendela kita terbuka lebar,
yaitu:
1. Bersedialah untuk menerima kritik, saran dan pendapat dari orang lain tentang diri
kita. Kalau ada orang yang memberikan kritik sangat pedas, ada baiknya dikaji. Jika
merasa tidak benar, tanyakan, mengapa dia mengungkapkan hal itu, cari klarifikasi,
dan bukan membalas menghajarnya atau mengkritik balik. Kritik adalah bentuk
umpan balik yang berisi informasi negatif tentang diri kita, yang mungkin kita anggap
kelemahan. Harusnya kritik itu berisi saran, karena kritik itu berarti menunjukkan
kesalahan dan harus bisa memberitahu bagaimana jalan keluarnya
2. Kita juga harus mau lebih membuka diri. Ungkapkan kalau ada uneg-uneg, kekesalan,
kejengkelan dan sebagainya. Bisa lisan bisa tertulis harus diungkapkan terus terang.
Bisa juga kita membuka kekuatan.
Jawablah dengan jujur, apakah anda benar-benar mengenal diri anda sendiri? Ada banyak
metode mengenal diri. Salah satunya adalah dengan mengisi kuisioner. Apa pun bentuk
metode yang dipilih, tuntutan dasarnya adalah seseorang harus jujur pada dirinya sendiri.
Ambil contoh ringan, banyak orang tidak jujur saat mengisi kuisioner mengenai dirinya,
terlebih lagi bila hasil kuisioner tersebut dinilai oleh pihak lain. Mereka mengira dengan
menulis jawaban yang ideal, mereka akan mendapatkan hasil penilaian yang baik, padahal
mereka sedang membohongi diri mereka sendiri, yang justru mengagalkan proses
pengembangan diri. Penyebab utamanya adalah karena banyak orang bersikap untuk
memenuhi harapan orang lain. Ketidakjujuran dan ketidakmampuan untuk bersikap apa
adanya membuat mereka tidak menjadi diri mereka sendiri.
Apakah anda jujur pada diri anda sendiri? Seringkali menjadi jujur pada diri sendiri terasa
menyakitkan. Banyak orang merasa mandek dalam kariernya. Mereka menganggap orang
lain dan lingkungan sebagai sumber kegagalan. Mereka mengingkari bahwa penyebabnya
justru berasal dari dalam diri mereka sendiri. Di lain pihak, seringkali pula orang tidak
mampu jujur pada diri sendiri karena salah dalam memahami keberhasilan yang sedang
diraihnya. Banyak orang berhasil lalu mengira mampu melakukan apa saja. Mereka
mengembangkan kedua belah lengannya lebar-lebar dan menyangka akan berhasil di semua
hal. Mereka tak mau mengakui bahwa ada batas-batas yang tak mungkin dilalui. Jujur pada
diri sendiri adalah bersedia untuk menerima segala sesuatu apa adanya. Mengenali diri
sendiri adalah belajar untuk menilai dan memahami diri sendiri dengan pikiran jernih tanpa
dibebani dengan prasangka, harapan, ketakutan dan perasaan-perasaan lain. Maukah anda
memaafkan segala sesuatu yang telah terjadi, dan menerima sebagaimana adanya dengan hati
lapang?
Mengenal diri sendiri bukan sekedar mengenal nama, alamat, usia, dan apa-apa yang
tercantum dalam curiculum vitae. Mengenal diri sendiri adalah proses dan hubungan timbal
balik antara seseorang dengan dirinya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, orang terbiasa
untuk berhubungan dengan orang lain. Mereka mengembangkan berbagai cara komunikasi
efektif dengan orang lain demi tercapainya tujuan. Demikian pula halnya dengan belajar
mengenal diri sendiri, seseorang harus mengembangkan bentuk komunikasi timbal balik yang
baik dengan dirinya sendiri.
Mereka harus menumbuhkan kemampuan untuk melihat dan mendengar apa yang dikatakan
oleh dirinya sendiri agar mampu memahaminya dengan baik. Proses ini adalah ketrampilan
yang harus diasah terus-menerus. Pada awalnya selalu terasa berat, karena sebelum bertindak
seseorang harus mengkomunikasikannya terlebih dahulu dengan dirinya sendiri, “apakah ini
adalah sesuatu yang sesuai dengan diri saya? apakah ini benar-benar menjadi keinginan diri
saya?” Dengan kata lain proses mengenal diri sendiri adalah proses membangkitkan
kesadaran diri. Dan, bagian terberat dalam proses ini adalah belajar untuk disiplin.
Apakah anda sanggup melakukan disiplin diri? Salah satu bentuk disiplin yang menuntun
pada pengenalan diri adalah mengamati diri secara cermat – mengamati setiap perasaan,
pikiran, harapan, keinginan, kegembiraan dan lain-lain yang terjadi dalam diri sendiri. Para
spiritualis biasa melakukan ini dengan bermeditasi, khusyu’, mengheningkan cipta, atau
berbagai istilah lain. Pengamatan ini menumbuhkan kesadaran yang lebih tenang, yang
mampu melihat secara jernih pikiran dan perasaan yang sedang terjadi, kemampuan, bakat
dan ketrampilan yang dimiliki, kekuatan dan kesempatan untuk menggunakan semua pikiran,
perasaan, kemampuan, bakat dan ketrampilan itu untuk sebaik-baiknya kehidupan karier.
Pengamatan diri ini dapat dilakukan di setiap saat sembari melakukan kegiatan sehari-hari.
Justru dalam kegiatan sehari-hari itulah seseorang berkesempatan untuk menyadari betapa
banyak gejolak pikiran, perasaan yang muncul silih berganti.
Apakah anda bersedia menjadi diri anda sendiri? Banyak orang mengaburkan arti
menjadi “diri sendiri” dengan “semaunya sendiri”. Menjadi diri sendiri melalui proses
mengenal diri adalah menumbuhkan pengendalian diri karena dalam mengembangkan dirinya
seseorang harus senantiasa berjalan pada potensi-potensi yang dianugerahkan padanya. Selain
itu, banyak orang menjadi apa yang dikatakan orang lain dan menganggapnya itu sesuai
dengan dirinya. Yang perlu disadari adalah bahwa setiap orang itu berbeda dan unik. Tak ada
orang yang sama. Mereka dianugerahi kemampuan, potensi dan bakat yang berbeda-
beda.Tugas manusia adalah menggunakan semua itu untuk kemajuan kehidupan ini. Tujuan
mengenal diri untuk pengembangan karir adalah mengenal apa potensi-potensi, bakat-bakat,
kemampuan dan ketrampilan yang ada pada diri agar bisa digunakan untuk kemajuan karir.
Selain itu, mengenal diri akan menumbuhkan kesadaran dan pengendalian diri, suatu bentuk
pengembangan emosi dan spiritual yang dibutuhkan untuk mengiringi langkah kemajuan
karir. Diri sendiri (pribadi) adalah milik orang yang paling berharga, karunia Tuhan yang
paling indah, yang memberi ciri khas dan menentukan keunikan setiap orang. Di dalamnya
tersembunyi potensi-potensi yang bisa dikembangkan dan digunakan dalam hidup. Manusia
berkewajiban untuk mengenal, menguasai dan mengembangkan potensi-potensi tersebut dan
memadukannya hingga menjadi satu kesatuan yang kompak dan serasi.
Memahami diri sendiri mencakup memahami seluruh kepribadian kita, yang meliputi:
karakter (watak), minat, kemampuan dan fisik. Tujuannya adalah untuk menerima kenyataan
yang ada lalu berusaha mengembangkannya agar sehat dan memiliki karakter yang baik.
Orang yang tak mau meluangkan waktu untuk mengenal diri sendiri berarti membuang
kesempatan emas untuk menjadikan hidupnya bermakna dan berharga. Pekerjaan ini tidak
mudah.Sering kita tak menyadari kehidupan batin dan kemampuan kita; tak tahu apa minat
kita. Kalau toh sudah tahu ada sifat-sifat yang kurang baik, kita tak mau memperbaikinya,
malah orang lain yang kita suruh menerima kita apa adanya. Memahami diri sendiri penting
bagi guru dan konselor agar mempunyai kesehatan jiwa, karena jika jiwa/mentalnya tidak
sehat, ia tak akan bisa mengajar dengan baik. Bahkan “sakit jiwa” nya itu akan menular pada
anak didiknya. Sedangkan bagi konselor, ia akan membutuhkan waktu yang lebih lama dan
keahlian tertentu untuk menolong kliennya.
Berikut ini ada tipe-tipe manusia menurut Kant yang bisa membantu kita mengenal
diri sendiri.
sering berjanji tapi jarang ditepati, karena tidak dipikir dulu masak-masak.
tak dapat diandalkan.
sukar bertobat, tak pernah kapok, jarang menyesal.
ramah dan periang.
dalam masalah-masalah yang serius cepat bosan, tapi dalam soal hiburan tak bosan-
bosannya.
tidak peka, lamban. Dorongan yang kuatpun tak mampu membuatnya bertindak.
Malas
cenderung bosan dan mengantuk.
Mengenal diri sendiri amat penting dalam hidup ini. Sebab orang yang mengenal dirinya akan
mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Ia akan pandai menempatkan diri dalam
pergaulan. Juga mampu mengelola kelebihannya (potensi) untuk meraih kesuksesan hidup di
masa depan. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengenal diri sendiri adalah :
1. Mencatat kelebihan dan kekurangan kita. Ambil waktu yang luang dan tenang untuk
melakukan hal ini. Lalu biarkan pikiran kita menjelajah masa lalu. Catat prestasi-
prestasi yang pernah kita lakukan, sifat-sifat kita yang baik atau yang kurang baik atau
kesukaan (hobi) yang kita miliki. Bisa juga kita minta bantuan orang yang kita
percayai dan mengenal diri kita secara dekat untuk ditanyai tentang apa sebenarnya
kelebihan dan kekurangan kita.
2. Untuk membantu mengenal kelebihan dan kekurangan diri dekatkan diri kita kepada
Allah SWT. Dengan ibadah, Allah akan memberikan banyak hidayah kepada kita,
termasuk lebih mengenal diri sendiri. “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang
lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri.
Mereka itulah orang-orang yang fasik”. (QS. 59 :19).
3. Gunakan catatan itu untuk memperbaiki kekurangan kita. Sebaliknya, menggunakan
kelebihan yang kita miliki untuk merancang cita-cita yang sesuai dengan potensi
(kelebihan) yang kita miliki.
4. Jangan lakukan mengenal diri hanya dengan mengenal kekurangan diri kita saja.
Sebabnya dampaknya membuat kita menjadi minder. Apalagi jika kekurangan
tersebut adalah kekurangan yang dicapkan orang lain kepada kita. Jangan hidup
dengan label yang diberikan orang lain kepada kita padahal kita belum tentu seperti
itu. Misalnya, kita percaya bahwa kita orang malas hanya karena beberapa orang
mengatakan hal itu, padahal sebenarnya kita adalah orang yang rajin.
5. Mengenal diri sebenarnya bukan hanya siapa diri kita pada saat ini, tapi juga siapa diri
kita di masa mendatang (konsep diri). Oleh sebab itu, kita bisa membentuk diri kita
seperti apa yang kita kehendaki. Caranya, masukkan terus menerus pikiran positif
seperti apa diri kita di masa mendatang. Yakin bahwa kita bisa berubah seperti apa
yang kita maui. Niscaya diri kita di masa mendatang akan lebih baik dari diri kita di
masa kini (terjadinya peningkatan kualitas diri).
Mengungkap Rahasia Tarikh Lahir dengan menggunakan Kaedah Sains Metafizik Ketepatan
Sehingga 90 %. Percayakah Anda, Tarikh Lahir Anda Menceritakan Segalanya. Tip
Mengenal Diri Sendiri Melalui Tarikh Lahir Dr Fadhilah Kamsah.
1. Pemimpin
2. Lembut
3. Kemas ( Cerewet )
4. Rajin
5. Boleh Berbincang
6. Angin
7. Patuh
8. Bisnes
9. Glamour
Cara Perhitungannya 2 + 0 = 2
2 + 0 + 0 + 5 + 1 + 9 + 8 + 1 = 26
Kemudian hasil penjumlahan campur yang lebih dari 9 akan dicampur lagi seperti :
2+6=8
Selepas itu hasil dari kotak pertama akan dicampur dengan hasil kotak kedua yaitu
2 + 8 = 10
Oleh karena hasil campur lebih dari 9 maka dicampur lagi menjadi 1 + 0 = 1
Maka anda sudah cerminkan diri anda mungkin sifat-sifat ini ada dalam diri anda mana tahu
mungkin suatu hari nanti dengan sifat ini anda akan menjadi seseorang yang berguna.
Percayakah anda bahwa dengan Tarikh Lahir kita boleh mengetahui berbagai rahasia diri
sendiri seperti Kerjaya, Perniagaan, Kesehatan, Perhubungan, Kekayaan, Arah Kejayaan dan
banyak lagi.
Berdasarkan Tarikh Lahir seseorang dan dengan menggunakan penemuan sendiri Metedologi
Penyahkod, anda boleh mengetahui tentang diri anda ataupun orang lain secara hamper
menyeluruh. Anda boleh mengetahui perwatakan individu seperti sikap dan personality
seseorang. Dengan membongkar secara lebih mendalam, anda juga dapat mengetahui tentang
kesehataaan, kejayaan, perniagaan, hala tuju terbaik seseorang serta kesesuaian dan
Perhubungan dengan individu lain.
Rahasia Tarikh Lahir akan memainkan peranan sebagai ‘Paksi’ untuk mengimbangkan
kehidupan seseorang dalam mencapai kebenaran diri ( Self – Actualization ). Dengan
menggunakan Metodologi ini anda boleh membantu diri anda serta orang tersayang dengan
lebih baik. Kami percaya Takdir seseorang tidak ditentukan. Berdasarkan Firman Allah Swt
yang menyeru supaya manusia mengubah nasib mereka sendiri, menguatkan lagi bahwa
Takdir kita bukan telah ditentukan.
Firman Allah Swt, Surah Ar-Rad, Ayat 11 yang bermaksud, “Sesungguhnya Tuhan (Allah)
tidak mengubah keadaan sesuatu kaum (hambanya) sehingga mereka mengubah keadaan
(sebab-sebab kemunduran) yang ada pada diri mereka sendiri.”
Kerjaya atau pekerjaan – Adakah anda didalam industri dan memegang jawatan yang
sesuai? Ketahuilah pekerjaan yang paling sesuai untuk anda.
Kesehatan – Dengan menggunakan kaedah motodologi ini boleh member amaran awal
kepada anda tentang penyakit-penyakit yang bakal dihadapi.
Perhubungan – Kesesuaian seseorang adalah kunci kebahagian. Analisis Tarikh Lahir boleh
membantu untuk mengenalpasti pasangan ideal anda semasa didalam perniagaan atau
didalam kehidupan. Perhubungan dengan pasangan atau anak, baik atau buruk akan
didedahkan. Mengetahui sekiranya wujud-wujud perkawinan didalam kehidupan dan
mengambil langkah awalan. Mengetahui kebarangkalian berlakunya penceraian didalam
sebuah rumahtangga.
Kekayaan – Dengan mengetahui Tarikh Lahir anda boleh memperolehi Harta yang
menunjukan turun naik kehidupan anda sejak kecil hingga mencapai umur 120 tahun. Yang
secara jelas dapat menunjukan bilakah peluang akan muncul. Anda seterusnya hendaklah
menggunakan peluang tersebut apabila tiba masanya.
Kata penerimaan diri tidaklah asing lagi untuk diperbincangkan. Menurut Chaplin (1989)
penerimaan diri adalah sikap yang pada dasarnya merasa puas dengan diri sendiri,
kualitas-kualitas serta bakat-bakat sendiri, dan pengakuan akan keterbatasan-
keterbatasan sendiri.Penerimaan diri atau self acceptence merupakan salah satu
komponen untuk menggapai mental yang sehat.
Menurut salah satu tokoh psikologi yaitu Abraham Maslow mengatakan bahwa ciri dari
individu yang mengaktualisasikan diri salah satunya adalah menerima diri apa adanya. Selain
itu Allport berpendapat bahwa individu yang dinyatakan memiliki mental yang sehat yaitu
individu yang mampu menerima kelebihan serta kekurangan pada dirinya apaadanya.
Penerimaan diri ini dibagi menjadi 2 yaitu penerimaan diri bersyarat dengan penerimaan diri
tanpa syarat. Dalam penerimaan diri bersyarat ini, anda akan cenderung menerima diri anda
apabila anda berpendapat bahwa anda tampil dengan baik serta memperoleh persetujuan dari
orang yang ada disekitar anda. Sehingga, ketika anda melakukan sesuatu hal yang tidak
sesuai dan tidak disetujui oleh orang disekitar, anda akan merasa bersalah dan ini akan
menyebabkan anda merasa cemas.
Sedangkan penerimaan diri tanpa syarat merupakan penerimaan diri yang perlu ada pada diri
anda. Sebab dengan penerimaan diri tanpa syarat ini akan banyak mencegah anda untuk
mengalami kecemasan. Apabila anda menerima diri anda tanpa syarat, anda akan menyadari
kelemahan serta kelebihan pada diri anda. Segala sesuatu yang anda lakukan bukan karena
ingin mendapatkan pujian serta persetujuan dari orang lain. Pada umumnya, individu dengan
penerimaan diri tanpa syarat ini akan cenderung mampu menerima kritik dari orang lain serta
tidak akan merasa cemas apabila perilaku yang ia tampilkan tidak mendapat persetujuan dari
orang lain. Karena ia sadar bahwa dirinya itu terdiri dari dua hal yaitu kebaikan serta
keburukan atau kelemahan dan kelebihan. Menurut Albert Ellis (2002) ada beberapa cara
untuk menggapai penerimaan diri tanpa syarat, diantaranya yaitu:
Menerima diri sendiri adalah ketika kita bisa menyadari bahwa setiap mahluk memiliki
kelebihan dan kekurangan, demikian pula dengan diri kita. Selama kita hanya melihat diri
kita ada kelebihan dan tidak memiliki kekurangan, maka kita akan menjadi sombong, dan ini
hasil dari ketidakjujuran. Sebaliknya, kalau kita menjadi minder, karena merasa bahwa diri
kita ini hanya ada kekurangan, dan sedikit mempunyai kelebihan, maka itu juga bagian dari
ketidakjujuran. Orang yang menyadari keseimbangan kelebihan dan kekurangannya sendiri,
maka dia akan memiliki batin yang seimbang pula, dan akan lebih percaya diri, dan inilah
hasil kejujuran pada diri sendiri.
Kalau kita sudah bisa melihat kelebihan dalam diri kita, maka kondisikanlah selalu kelebihan
kita itu bisa terus muncul dan bahkan ditingkatkan, sehingga dengan bertambahnya waktu,
kita pun akan semakin baik kualitas hidup maupun kualitas batinnya.
Sebaliknya, kalau kita telah melihat kekurangan diri kita sendiri, maka kita pun hendaknya
terus berusaha mengendalikan diri agar tidak mengkondisikan keburukan kita muncul dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kelebihan yang kita miliki hendaknya terus
ditingkatkan, sedangkan kekurangan yang dimiliki hendaknya terus diperbaiki. Maka dengan
demikian, kita bukan hanya bisa menerima kekurangan dan kelebihan kita sendiri, namun,
kita juga bisa memperbaiki kualitas diri kita sehingga semakin bertambah usia, semakin baik
kualitas diri kita.
Sikap menerima muncul dari penerimaan diri yang timbl setelah kita memberikan apresiasi
bagi diri kita. Lebih dalam lagi, apresiasi (penghargaan) atas diri tersebut berasal dari
kesadaran diri (konsep diri) Sadar diri/ konsep diri merupakan landasan dari penghargaan dan
penerimaan.
1. Jika kita memiliki kesadaran/ konsep diri yang sehat/ jelas yaitu masing-masing sikap
tersebut di atas memiliki kualitas yang berbanding secara positif dengan sikap yang
mendasari sebelumnya (obyektif), maka kita akan menghargai diri kita secara sehat.
Karena kita mampu menghargai diri secara sehat maka kita memiliki penerimaan diri
yang sehat dan mampu menerima situasi serta kondisi eksternal secara sehat pula.
2. Jika memiliki kesadaran/ konsep diri yang tidak sehat/ jelas (subyektif: terpengaruh
oleh berbagai asunsi atau identitas keliru) maka dapat terjadi dua kemungkinan antara
lain :
1. Kita terlalu tinggi menilai diri sehingga memiliki penerimaan diri yang sempit.
Di sini, yang terjadi adalah kita sering tidak dapat menerima kondisi diri
sehingga selanjutnya kita memiliki toleransi yang rendh terhadap situasi atau
kondisi lingkungan kita.
2. Kita terlalu menganggap rendah diri kita sehingga memilki penerimaan diri
yang terlalu luas. Di sini, yang terjadi adalah kita sering terlalu permisif
(membolehkan) terhadap diri sendiri sehingga selanjutnya kita cenderung
menyerah terhadap situasi atau kondisi lingkungan eksternal.
Ada orang yang dengan mudah dapat menerima diri sendiri, dan ada juga yang aga susah,
berikut ini ada beberapa cara yang dapat menolong untuk dapat menerima diri sendiri :
1. Selalu mensukuri apa yang telah di miliki. Dengan mengucapkan sukur, focus
perhatian kita bukan apa yang belum kita terima, melainkan pada apa yang sudah kita
terima, berupa kebaikan-kebaikan dalam hidup kita. Dengan itu juga tidak
memusatkan perhatian tentang mengapa kita memiliki kelemahan, melainkan
bagaimana kita dapat mengatasi kelemahan secara tepat.
2. Terima pujian. Ketika seseorang memuji kita, perlakukanlah itu sebagai hadiah, dan
berikan pujian kembali. Pujian tidak boleh berlebihan, namun harus mangandung
unsure kebenaran.
3. Kita harus berusaha menggali potensi yang terbaik dan diri kita dengan senantiasa
belajar dan meningkatkan kemampuan diri, dan memanfaatkan kesempatan serta
peluang yang ada.
4. Luangkan waktu dengan orang-orang positif , jika keluaraga tidak bahagia atau
mendukung, maka cari teman yang mendukung dan dapat dipercaya, tapi hati-hati
dalam memilih.
1. Percaya diri
2. Keberhargaan diri
3. Merasa berdaya
4. Merasa nyaman
5. Merasa puas
6. Merasa sejahtera
7. Merasa bebas-merdeka
8. Merasa bahagia
Dalam hidup ini banyak orang yang sering merasa minder alias tidak percaya diri, hingga
banyak hal yang kita lewatkan karena perasaan tersebut.tapi banyak pula yang memiliki
kepercayaan yang tinggi dan dapat menerima dirinya apa adanya, termasuk ke dalam kategori
apakah anda? tentu saja menilai diri sendiri sulit dan sering kita menyimpulkan diri kita
seperti apa atas penilaian dari orang lain, perlu anda ketahui bahwa menerima diri sendiri
merupakan hal yang ada dan perlu kita sadari sangatlah berpengaruh terhadap lingkungan
sosial kita, siapapun diri kita, cantik atau jelek, pintar atau bodoh, atau biasa-biasa saja. kita
bisa melihat dan menilai tanda-tanda dari orang yang dapat menerima dirinya sendiri apa
adanya. Anda perlu dan mengerti akan menerima diri sendiri tersebut. Berdasarkan sumber
atau bacaan yang saya baca ada 10 tanda-tanda bahwa diri kita sendiri menerima apa adanya
sebagai berikut ini :
1. SELALU BAHAGIA, menjadi bahagia adalah dengan apa dan siapa adanya diri anda,
tidak seorang pun yang bisa sungguh-sungguh membuat kita bahagia atau sungguh-
sungguh membuat kita tidak bahagia artinya bukan apa yang ada diluat tetapi apa
yang ada dalam batin kita, tidak membandingkan dengan orang lain dan dengan tidak
mengandalkan orang lain untuk membuat kita bahagia.
2. MUDAH BERGAUL DENGAN ORANG LAIN, kita akan menjadi senang, gembira
dan percaya diri ketika kita bisa menerima diri kita apa adanya. dengan atau dimana
kita berada perasaan senang, gembira dan percaya diri aka ada karena kita selalu
berfikir dan meyakini lingkungan dan orang lain juga menerima anda apa adanya.
3. TERBUKA UNTUK DICINTAI DAN DIPUJI, janganlah berfikir jelek atau negatif
ketika menerima pujian tapi terimalah dengan perasaan enak. dengan menerima diri
kita dan merasa senang kita bisa menganggap bahwa orang lain pun senang, gembira
dan dengan penuh rasa syukur menerima kita, bergulat dengan perasaan bersalah
sangatlah tidak menguntungkan dan merugikan diri kita sendiri.
4. MAMPU MENJADI DIRI KITA YANG SEJATI, kesejatian dan keunikan karena
kemampuan akan menerima diri sendiri itu berarti kita tidak perlu memakai “topeng”
dan menghadapi kenyataan dengan jujur. dengan menjadi diri kita yang sejati kita
akan tulus, jujur serta menjadi lega.
5. MAMPU MENERIMA SAYA YANG SAAT INI, HARI INI, menjadikan apa yang
telah kita lakukan dan lalui sebagai sejarah,apa yang telah kita lakukan termasuk
kesalahan-kesalahan merupakan pelajaran dan membuat kita lebih tau harus seperti
apa, hari ini adalah siapa diri anda dan yang akan datang yaitu hari esok kita tidak tau.
6. DAPAT MENERTAWAI DIRI SENDIRI DENGAN MUDAH, orang yang mampu
menertawai diri sendiri akan menerima dan mengakui kelemahan dan kebodohannya.
terlalu serius dengan diri sendiri merupakan perasaan yang timbul karena adanya
perasaan dalam diri kita yang merasa tidak aman.
7. MAMPU MENGENALI DAN MENGURUSI KEBUTUHAN-KEBUTUHAN
SENDIRI, kebutuhan fisik,emosional, intelektual, sosial, dan spiritual dapat kita
kenali dengan dapat menerima diri kita sendiri, dapat menjaga keseimbangan antara
kebutuhan dan permintaan serta tuntutan orang lain. ia tahu akan keterbatasan dan
kebutuhannya sendiri.
8. MAMPU MENENTUKAN NASIB SENDIRI, mendengarkan apa yang dikatakan
atau dipikirkan orang lain bukan orang yang menerima dirinya sendiri, perasaan
gembira,bahagia berasala dari dalam diri kita yang sudah menerima apa adanya
hingga dapat mengambil petunjuk dari dalam dirinya sendiri bukan dari orang lain.
9. BISA BERHUBUNGAN DENGAN KENYATAAN, melamun dan mengkhayal
adalah sikap tidak menerima diri sendiri, berhubungan dengan kenyataan dapat kita
lakukan dengan menerima diri sendiri, bahagia, tidak membuang waktu dengan
melamun karena kita berurusan dengan diri kita dan orang lain dengan apa adanya.
10. BERSIKAP TEGAS, tegas dalam menyatakan sesuatu merupakan perasaan
tertantangan yang muncul akan keadaan yang menerima diri apa adanya dengan
gembira serta adanya rasa menghormati diri sendiri dan menyatakan secara terbuka
bahwa kita tulus dan berani dalam bersikap.
Ada beberapa manfaat jika kita bisa menerapkan sikap penerimaan diri (self-acceptance)
yaitu antara lain :
1. Jika ketika menerima diri apa adanya, kita merasa senang terhadap diri sendiri, kita
merasa lebih sehat, lebih semangat dan tidak banyak masalah.
2. Dengan menerima diri, merasa diri kita berharga dan sejajar derajatnya dengan orang
lain, karena menyadari bahwa disamping kekurangan2, kita juga meiliki kelebihan2.
3. Menerima diri berarti mnerima kelebihan dan kekurangan kita, namun kekurangan itu
bukan sebagai penghalang untuk maju. Menerima kekurangan bukan berarti
membiarkan kekurangan itu tanpa berusaha memperbaikinya. Tetapi yang lebih
penting adalah mengembangkan kelebihan yang diberikan Alloh SWT pada diri kita
untuk menjadi kekuatan utama kita guna mencapai keberhasilan dalam
menjalankantugas kita masing2 pada kehidupan ini. Akibat berhasil melaksanakan
tugas tersebut sama dengan membangun kesuksesan diri.
4. Orang yang berhasil menerima dirinya dengan baik akan mampu melaksanakan
pekerjaan sebaik orang lain, karena ada kepercayaan pada dirinya. Kepercayaan diri
akan memberikan kekuatan tak terduga, jauh dari perkiraan sebelumnya. Semakin
orang memiliki kepercayaan diri, orang semakin mampu melakukan hal2 di luar
dugaannya.
5. Dengan berhasil menerima diri sendiri berarti kita telah membangun sikap positif
terhadap diri sendiri, dengannya kita mampu memaafkan (berdamai dengan) diri
sendiri. Jika telah melakukan kesalahan yangserius, perasaan bersalah tidak akan
membantu. Tapi dengan belajar yang lebih banyak kita akan melakukan sesuatu hal
yang lebih baik. Hasil dari belajar adalah pemahamna, dan pemahaman membawa/
mendorong perubahan sikap. Jika hanya terus merasa bersalah terhadap diri sendiri,
dan tidak ada usaha untuk memperbaikinya, kita akan menderita.
6. Jika mampu menerima diri sendiri, kita akan mampu menerima orang lain.
Bagaimana kita bisa mengharapkan orang lain menerima diri kita kalau kita sendiri
tidak menerimanya.
7. Ketika kita dapat menerima diri kita, maka kita akan mampu melihat berbagai
potensi2 dalam diri yang dapat dikembangkan.
8. Ketika seorang manusia memiliki pnerimaan diri yang sehat dan obyektif, maka dia
akan juga mampu menerima berbagai kondisi lingkungannya. Toleransi yang sehat
dan wajar ini menimbulkan pola interaksi postif yang bersifat membangun
lingkungan. Karenanya, orang2 semacam ini akan memberikan kontribusi positif
terhadap lingkungannya dan selanjutnya lingkungan tersebut menjadi lebih baik
(menularkan kesejahteraan)
9. Penerimaan diri yang sehat dan obyektif membuahkan kualitas hidup yang sejahtera
dan bahagia baik terhadap diri sendiri maupun lingkungannya.
Penolakan terhadap diri sendiri banyak bersumber dari kekecewaan dan ketidakpuasan
terhadap diri sendiri. Akibatnya, seseorang dalam banyak hal menyembunyikan dirinya yang
sebenarnya dibalik penampilanya yang semu. Tidak jujur pada diri sendiri, menyembunyikan
kegagalan, mencari-cari alasan diluar dirinya, berupaya dengan banyak cara biar bisa menjadi
pusat perhatian dan sebagainya, itu adalah sebagian bentuk dari penolakan diri sendiri.
Sebenarnya apa sih pengertian dari “Menolak Diri”??? Pada waktu kita bercermin tentunya
akan terlihat bayangan tubuh kita. Ketika bercermin, kemungkinan kita akan berlama-lama
didepan cermin itu, apalagi jika sudah melihat bagian-bagian tubuh yang mempunyai
kelebihan, tapi tidak akan berlama-lama jika melihat bagian-bagian tubuh yang dirasa kurang
memuaskan akan membuat kecewa. Nah tanpa terasa sikap kita yang membeda-bedakan
bagian tubuh yang memiliki kelebihan dan bagian tubuh yang memiliki kekurangan
merupakan suatu sikap menolak diri. Jadi simpelnya mungkin menolak diri dapat
diungkapkan seperti ini :
Ciri-ciri orang menolak diri Menurut Andrew Matthew dalam bukunya “Being Happy
Teeneger” mengatakan, Orang yang menolak diri sendiri menerapkan salah satu dari dua
strategi seperti berikut :
1. Sering mengeritik orang lain. Orang seperti ini akan berpikir bahwa dengan
mengeritik orang lain, dia merasa lebih baik terhadap dirinya sendiri. Terkadang dia
tidak menyadari mengapa melakukanya. Oleh karena itu tetep berpikir positif
terhadap kritikan.
2. Sering mengeritik diri sendiri. Orang seperti ini akan berpikir bahwa dengan
mengeritik diri sendiri, orang lain akan membalas dengan memujinya, dan itulah yang
dia harapkan. Contoh : “Mary tidak menyukai dirinya. Dia berkata kepada temannya
“Kau lebih cantik dariku, lebih pintar, tidak ada yang menyukaiku”. Dalam hatinya
dia berharap agar temanya kembali menjawab “Tidak mary! kau pintar, kau cantik,
banyak yang menyukaimu”. Nah kira-kira kita semua akan tahu akibat apa yang
terjadi bila jawaban temanya itu tidak muncul?
Banyak sekali akibat dari sikap menolak diri sendiri, diantaranya adalah :
1. Putus asa. Hal ini disebabkan karena kita selalu menghakimi diri sendiri bahwa kita
kurang beruntung, jelek, gagal, bernasib buruk, kita selalu merasa bahwa kita tidak
memiliki kemungkinan untuk bernasib baik dll.
2. Kecewa dengan diri sendiri. Hal ini karena kita sering membanding-bandingkan
kelemahan-kelemahan kita dengan kelebihan-kelebihan orang lain, sehingga kita
kurang bersyukur atas apa yang sudah kita miliki dalam diri kita.
3. Bunuh diri. Hal ini dikarenakan kita tidak memberi kesempatan pada diri sendiri
untuk berkembang mencapai hasil yang maksimal dalam setiap usaha kita, sehingga
yang ada hanyalah rasa putus asa dan kita mencari jalan pintas untuk mengahiri hidup
karena merasa tidak bisa memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan.
Setelah melihat akibat bila kita menolak dari menolak diri sendiri dan membandingkan apa
manfaatnya kalau menerima diri sendiri, sekarang mari kita periksa batin kita masing-masing.
Sudahkah kita bisa menerima diri apa adanya atau belum?
“Kita harus melakukan sesuatu untuk hidup kita, karena kita sendirilah yang dapat
mengubah hidup kita, bukan orang lain” Berikut ini terdapat indikasi dari penolakan diri
antara lain :
Menjawab pertanyaan ini seharusnya memberikan indikasi mengenai area-area kinerja mana
yang akan digarap. Jawaban itu juga harus menyertakan formulasi sasaran belajar, target
waktu penyelesaian, keputusan mengenai metode-metode yang akan digunakan dan
identifikasi sumber-sumber yang tersedia dan dibutuhkan.
Untuk memonitor perubahan dan perkembangan, dibutuhkan tolok ukur yang tepat. Suatu
sistem dan skala waktu untuk peninjauan secara teratur juga perlu dikembangkan.
Barangkali pertanyaan yang paling sulit adalah yang pertama, khususnya dalam menganalisis
diri, karena sering kali hal tersebut merupakan sesuatu yang baru bagi sebagian besar
individu. Analisis ini terfokus pada kinerja dan penyelesaian tugas. Fokus terhadap aspirasi-
aspirasi pribadi dan karier juga dapat diikutsertakan.
Pada dasarnya segala sesuatu itu mesti tumbuh dan berkembang. Jika tidak maka ia akan layu
dan mati. Demikian juga dengan manusia. Kita perlu dan harus terus meningkatkan kualitas
diri agar bisa tetap survive, tumbuh dan berkembang di tengah dunia yang makin hari makin
cepat perubahan dan perkembangannya ini.
Karena itu pengembangan diri itu wajib hukumnya kalau kita, saya dan anda tidak ingin
tergilas oleh laju roda perubahan yang makin hari makin cepat. Persis seperti bunyi hukum
alam yang terkenal itu. “siapa yang paling kuat, dialah yang akan bisa bertahan dan tetap
hidup” Proses seleksi alam seperti teori Darwin tampaknya berlaku juga dalam proses
pengembangan diri.
Lantas pertanyaannya, sebenarnya pengembangan diri itu dimulai dari mana sih? Jawabannya
sangat sederhana. Pengembangan diri itu dimulai dari diri sendiri yang sadar akan pentingnya
pengembangan diri agar bisa sukses dalam hidup.
Intinya, harus ada kesadaran bahwa pengembangan diri itu tidak instant. Tidak sekali jadi
(one – off action) atau terjadi dalam waktu yang singkat. Tidak ada “sim salabim” dan “ada
kadabra.” Tidak ada keajaiban. Karena pengembangan diri itu tidak mudah.
Setelah itu? Apakah cukup dengan sekedar sadar saja? Jawabannya sudah pasti tidak.
Kesadaran hanyalah awal. Selanjutnya anda harus tetap belajar dan terus bertindak. Karena
jika tidak, kesadaran tidak akan menjadikan anda sukses. Hanya dengan terus belajar dan
bertindaklah yang akan menjadikan anda sukses. Keep ACTION to Success.
Pada dasarnya, manusia dalam melakukan suatu hal akan berkembang. Manusia akan selalu
mengembangkan diri demi mencapai tujuan atau cita-citanya. Ada berbagai cara untuk
mengembangkan diri, mulai dari proses yang lama sampai yang cepat. Proses yang lama
contohnya belajar berjalan. Ini akan memakan waktu dari kecil hingga dapat berjalan, tidak
mungkin saat kecil kita sudah bisa berjalan. Jadi kalau kita ingin dapat melakukan suatu hal,
kita harus melatihnya terlebih dahulu.Nah, kalau proses yang cepat adalah proses yang
berhubungan langsung dengan otak. Dengan cara merangsaang zat dalam otak yang dapat
meningkatkan kualitas diri, ataupun implansi memori lewat mata dengan radiasi yang besar.
Sekarang kita akan membahas beberapa unsure yang harus dilakukan.
Langkah dasar untuk meningkatkan kualitas diri baik dari segi pengetahuan umum,
kemampuan khusus, sampai pada keinginan untuk mencapai kemampuan yang melebihi
kemampuan orang rata-rata, tidak menjadi penting. Jika seseorang “merasa”bahwa apa yang
dilakukannya sekarang, sudah cukup. Statusnya sekarang tidak lagi membutuhkan
peningkatan-peningkatan khusus. Jadi buat apa melakukan semua itu. Biarlah seperti apa
adanya.
Pemikiran seperti itu, adalah sikap yang sombong, skeptis dan apatis. Menutup diri atas
segala kemungkinan. Alangkah sempitnya argumentasi seseorang, jika mengatakan bahwa
kualitas dirinya akan terbentuk dengan sendirinya.Ada berbagai cara yang bisa kita lakukan
untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah pada pembenahan dan peningkatan
kualitas diri kita masing-masing.
Hilangkan Malas
Antara lain dengan memelihara disiplin, menetapkan tujuan, terus berlatih, mengerjakan pada
kesempatan pertama, berkumpul dengan orang orang positif, tekun dsb. Namun justru disitu
letak persoalannya, biasanya para pelaku “malas” merasa tidak berdaya untuk keluar dari
“penjara” malas.
Rasa malas menjadi tidak terkendali akan berubah menjadi kebiasaan, Sama seperti proses
terbentuknya kebiasaan buruk lainnya, hal tersebut dapat diawali dari keyakinan salah yang
dipupuk terus menerus.
Anda harus segera berubah, karena kebiasaan malas mengikuti pola “thanatos” yaitu siklus
yang semakin lama semakin menghancurkan seperti : rasa malas – menunda pekerjaan –
kualitas pekerjaan buruk – marah pada diri sendiri / dimarahi atasan – menghukum diri
sendiri – merasa tidak mampu – semakin malas – semakin menunda pekerjaan dst.
Penundaan hanya akan membuang waktu Anda, mengancam karir dan masa depan Anda.
Percaya Diri
Percaya diri itu dinamis, ia bisa naik dan turun, berubah dan berkembang. Apa yang perlu
Anda lakukan, adalah menjaganya agar tetap berada di tingkat yang optimal dan sehat.
Percaya diri datang dari kemampuan berkomunikasi secara verbal, dengan berbicara. Dengan
berbicara, anda akan berbicara pada diri sendiri dan berbicara pada orang lain. Berbicara
kepada diri sendiri akan menjalankan proses manajemen diri. Andalah orang yang paling tahu
harus mengatakan apa pada diri sendiri.
Berbicara kepada orang lain akan menjalankan proses manajemen diri orang lain.
Jadi, mulailah segala keberhasilan Anda dengan percaya diri saat berbicara.
Otak
Otak terdiri dari jutaan sel neuron, dan masing-masing sel mempunyai inti sel (nukleus) dan
sejumlah tangan syaraf (tentacle) yang menyebar ke segala arah, dimana masing-masing
tangan (tentacle) memiliki ribuan tonjolan (prouberans).
Jika otak dirangsang, berapapun usianya, maka otak akan membentuk lebih banyak tonjolan
pada setiap tangan syaraf sel-selnya, dan akan meningkatkan jumlah total hubungan-
hubungan antar syaraf yang terdapat di dalam otak. Bila belahan otak yang lebih lemah
dirangsang dan disuruh bekerja bersama belahan otak yang lebih kuat (bersinergi) akan
tercipta kemampuan dan efektivitas otak yang jauh lebih tinggi dari 5 sampai 10 kali lipat.
Ada banyak cara meningkatkan kemampuan otak. Ada banyak cara untuk mensingkronkan
sel-sel saraf dalam otak. Ada yang menggunakan terapi fisik, psikologis, dan stimulasi
gelombang otak.
Tahukah anda, bahwa Endorphin dihasilkan ketika kondisi gelombang otak berada pada fase
antara alpha dan theta ataupun saat olahraga. Endorphin tidak hanya membuat anda merasa
bugar dan bersemangat. Zat endorphin juga dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi dan
daya ingat anda.
Anda tahu, bahwa endorphin bisa dihasilkan dalam kondisi gelombang otak tertentu, dan
untuk mencapai kondisi gelombang otak yang tepat tersebut, ada banyak cara, diantaranya
latihan meditasi, relaksaksi, dan lain sebagainya. Cara yang paling cepat adalah dengan
stimulasi gelombang otak. Naah, sekarang kita tahu apa yang harus dilakukan agar diri kita
berkembang. Diantaranya yaitu membaca, mendengar, konsentrasi, percaya diri, tidak malas,
dan berolahraga. Ataupun dengan cara stimulasi gelombang otak. Manakah yang akan kamu
kerjakan??
Kata motivasi semakin sering digunakan akhir-akhir ini. Baik itu di buku-buku populer,
seminar-seminar atau lainnya, terutama dalam hal yang menyangkut pengembangan diri. Apa
sebenarnya motivasi itu, dari mana dan kenapa perlu motivasi terutama dalam pengembangan
diri? Bila anda mempunyai keinginan, maka anda perlu motivasi untuk memanifestasi
keinginan tersebut. Hanya dengan afirmasi atau niat, tanpa motivasi, belum cukup untuk
mewujudkannya.
“Saya bermotivasi tinggi untuk memperbaiki diri sendiri” sebuah contoh kalimat yang
digunakan untuk menaikkan motivasi pada diri kita sendiri, untuk sesuatu yang kita
inginkan.
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Motivasi adalah sebuah
energi pendorong yang berasal dari dalam kita sendiri. Motivasi adalah daya pendorong dari
keinginan kita agar terwujud. Energi pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan
dapat terwujud. Motivasi erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah
satunya tidak ada, motivasi pun tidak akan timbul.
Banyak dari kita yang mempunyai keinginan dan ambisi besar, tapi kurang mempunyai
inisiatif dan kemauan untuk mengambil langkah untuk mencapainya. Ini menunjukkan
kurangnya enrgi pendorong dari dalam diri kita sendiri atau kurang motivasi.
Motivasi akan menguatkan ambisi, meningkatkan inisiatif dan akan membantu dalam
mengarahkan energi kita untuk mencapai apa yang kita inginkan. Dengan motivasi yang
benar kita akan semakin mendekati keinginan kita.
Biasanya motivasi akan besar, bila orang tersebut mempunyai visi jelas dari apa yang
diinginkan. Ia mempunyai gambaran mental yang jelas dari kondisi yang diinginkan dan
mempunyai keinginan besar untuk mencapainya. Motivasilah yang akan membuat dirinya
melangkah maju dan mengambil langkah selanjutnya untuk merealisasikan apa yang
diinginkannya.
Lakukan apapun dalam pengembangan diri anda dengan motivasi, baik itu karir, hubungan,
spiritual, pekerjaan, menulis, memasak, membeli rumah, mendapatkan pacar, mengajar anak
atau apapun. Motivasi ini akan ada, bila ada visi yang jelas dari apa yang anda akan lakukan,
mengetahui apa yang akan anda lakukan dan percaya akan kekuatan yang ada pada anda
sendiri. Ia akan merupakan kunci sukses dari apapun yang anda lakukan.
Untuk termotivasi, ketahui terlebih dahulu apa yang anda inginkan selanjutnya anda harus
dapat meningkatkan energi keinginan itu dan siap untuk melakukan apa saja agar keinginan
dapat tercapai.
Motivasi berkaitan erat dengan tercapainya sesuatu keinginan. Sering kita gagal mencapai
apa yang kita lakukan, misalnya berhenti minum kopi, merokok dan lainnya karena
motivasinya kurang.
Dalam kehidupan kita, kita sering meniatkan untuk melakukan pengembangan atau merubah
kondisi yang kita miliki, tapi sering tidak dilakukan dan berhenti hanya sebagai niat saja.
Kenapa berhenti? Itu terjadi karena kurangnya motivasi, antusiasme, keinginan, determinasi,
kemauan dan disiplin.
Cobalah setelah membaca tulisan ini untuk benar-benar mengembangkan atau merubah
kondisi yang tidak sesuai yang ada dalam diri anda, anda pasti bisa. Apakah anda sudah
termotivasi?
Selama dunia masih berputar, kehidupanpun akan terus mengalami proses perubahan. Proses
perubahan ini juga terjadi di semua bidang kehidupan dan aktivitas manusia. Akibatnya
manusia harus terus mengikuti perubahan yang terjadi jika tidak ingin tertinggal.
Untuk mengikuti perubahan itu manusia perlu terus mengembangkan diri. Agar
pengembangan diri berjalan sesuai dengan arah yang dikehendaki, maka dibutuhkan metode-
metode maupun pendekatan-pendekatan.
Beberapa Metode Pengembangan Diri Selain metode-metode formal seperti misalnya kursus-
kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan
dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum digunakan adalah:
ü Observasi
Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati prilaku orang lain. Sebagai
contoh adalah area kemampuan interpersonal di mana mengamati kemampuan seorang
negosiator yang efektif akan sangat bermanfaat. Target-target pengamatan dapat dimulai dari
manajer, rekan-rekan dan bawahan-bawahan individu tersebut.
ü Refleksi
Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil observasi. Ini juga mencakup
refleksi pada prilaku, kinerja dan alasan-alasan utama dari individu itu sendiri. Ini merupakan
aspek penting pengembangan diri.
ü Bacaan Penuntun
Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel merupakan cara yang mudah
untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta saran dari orang yang lebih berpengalaman akan
sangat bermanfaat dalam penghematan waktu, uang dan usaha. Seperti misalnya jika kita
mengalami kesulitan dalam pengontrolan keuangan, maka saran seorang akuntan haruslah
menjadi acuan, disamping bacaan tentang keuangan.
ü Kunjungan/ikatan
Menggunakan waktu sehari atau dua hari untuk mengamati dan mengadakan pembicaraan
dengan staf di bagian personalia, pemasaran, ataupun keuangan akan meningkatkan
pengetahuan mengenai fungsi-fungsi tersebut maupun pengertian akan kontribusi mereka.
Mencari umpan balik merupakan hal yang penting dalam proses belajar dan pengembangan
diri, khususnya dalam pengembangan keterampilan walaupun metode ini sedikit lebih
beresiko. Umpan balik juga dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal
yang penting dalam metode ini adalah memilih target-target umpan balik dengan hati-hati.
ü Mencari Tantangan
Jika individu tidak yakin dengan kemampuannya, biasanya dia akan menghindari aktivitas
tersebut. Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus kalau individu itu tidak ingin pengembangan
dirinya terhambat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha lain untuk lebih sering ikut terlibat
dalam aktivitas tersebut. Jika didukung dengan persiapan, misalnya melalui bacaan penuntun,
dan dengan analisis kinerja, metode ini akan menjadi metode yang paling pas untuk
pengembangan diri, misalnya memberikan presentasi dan memimpin pertemuan-pertemuan.
Saat ini sudah banyak dijual paket-paket belajar otodidak siap pakai dari berbagai yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pengembangan diri. Kesadaran dan kemauan diri.